Oleh
Wahyu Setiawan (1821031030)
Miryati Putri Rahayu (1821031008)
1. Pendahuluan
Pengauditan (Auditing) merupakan bidang akuntansi yang membahas prinsip, prosedur, dan
tehnik pengauditan untuk menentukan apakah laporan keuangan telah disajikan secara wajar
sesuai standart. Pengauditan ditujukan untuk member pendapat tentang kewajaran penyajian
laporan keuangan.
2. Definisi Pengauditan
Pengauditan atau auditing merupakan bidang pengetahuan yang tidak dapat dipisahkan dari
pengertian akuntansi dalam arti yang luas.
- Dapat disimpulkan bahwa pengauditan merupakan suatu proses yang dilakukan secara
kritis dan sistematis, oleh pihak yang independen terhadap laporan keuangan yang
telah disusun oleh manajemen dengan tujuan untuk memberikan pendapat mengenai
kewajaran laporan keuangan tersebut.
Struktur akuntansi menjelaskan bahwa laporan keuangan memiliki aasumsi yaitu suatu unit
usaha berkedudukan terpisah dari pemiliknya sehingga menimbulkan suatu
pertanggungjawaban dalam bentuk laporan keuangan. Laporan keuangan dikattakan efektif
apabila terdapat interprtasi yang sama antara pembuat dengan pemakainya mengenai apa
yang dimuat dalam laporan keuangan. Untuk itu diperlukan acuan yang sama dalam
menyajikan dan menginterpretasikan laporan keuangan yang dikenal dengan Prinsip
Akuntansi Berterima Umum (PABU) atau Generali Accepted Accounting Principels
(GAAP).
Pengauditan merupakan salah satu jasa akuntan public yang berkaitan dengan atestasi yaitu
representasi menejemen mengenai kewajaran laporan keuangan. Jasa atestasi merupakan jasa
akuntan public untuk menerbitkan komunikasi tertulis tentang asersi (pernyataan pihak
tertentu yang harus dipertanggung jawabkan pada pihak lain.
Pengendalian internal terdiri dari rencana organisasi dan seluruh metode koordinasi dan
pengukur yang diadopsi didalam suatu bisnis untuk mengamankan asetnya mengecek
keakurasian dan reliabilitas data akuntansinya mendorong efisiensi operasional dan
mendukung dipatuhinya kebijaksanaan manajemen. Definisi ini mungkin lebih luas. Dalam
hal ini diakui bahwa suatu "sistem" pengendalian internal lebih luas daripada hal-hal yang
berkaitan langsung dengan fungsi departemen akuntansi dan keuangan. Sistem seperti ini
mencakup pengendalian budgetair, standard costs, laporan operasional periodik, analisis
statistik dan diseminasinya, program pelatihan yang didisain untuk karyawan memenuhi
tanggung jawabnya, dan staf auditor internal untuk memberikan jaminan tambahan pada
manajemen tentang kecukupan prosedur.
a. Pengendalian akuntansi terdiri dari perencanaan organisasi dan seluruh metode dan
prosedur yang berhubungan langsung dengan keamanan aset dan keandalan pencatatan
keuangan. Pengendalian ini termasuk "pengendalian sistem otorisasi dan persetujuan,
pemisahan tugas berkaitan dengan operasi atau pengamanan aset, pengendalian fisik
atas aset, dan audit internal.
b. Pengendalian administratif terdiri dari perencanaan organisasi dan "seluruh metode dan
prosedur yang berhubungan langsung dengan efisien operasional dan dipatuhinya kebijakan
manajerial dan biasanya berhubungan tidak langsung dengan pencatatan keuangan.
Pengendalian ini termasuk pengendalian seperti analisis statistik, time and motion
studies, laporan kinerja, program pelatihan karyawan dan pengendalian kualitas.
Pengendalian internal terdiri dari perencanaan organisasi, prosedur dan pencatatan yarg
memperhatikan keamanan aset dan keandalan pencatatan keuangan dan konsekuensinya
didisain untuk menyediakan jaminan yang beralasan (reasonable) bahwa:
a. Transaksi dilakukan sesuai dengan otorisasi manajemen baik otorisasi umum maupun
spesifik,
d. Pencatatan akuntabilitas atas aset dibandingkan dengan aset yang ada pada interval
yang reasonable dan bila terjadi perbedaan dilakukan tindakan yang dibutuhkan.
Terdiri dari kebijakan, tindakan, dan prosedur yang mencerminkan sifat menyeluruh
manajemen puncak, direktur pelaksana, komisaris, dan pemilik suatu satuan usaha terhadap
pentingnya pengendalian oleh satuan usaha tersebut. Faktor yang mempengaruhi lingkungan
pengendalian internal suatu perusahaan meliputi, falsafah manajemen dan gaya operasional
manajemen.
Adalah kebijakan dan prosedur yang diterapkan oleh manajemen dalam lingkungan
pengendalian untuk memberikan cukup kepastian bahwa sasaran perusahaan dapat tercapai.
c. Aktivitas Pengendalian
Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang membantu memastikan bahwa
arahan manajemen dilaksanakan. Aktivitas tersebut memastikan bahwa tindakan yang
diperlukan untuk menanggulangi risiko pencapaian tujuan entitas sudah dilaksanakan.
System informasi yang relevan dengan tujuan pelaporan keuangan, yang meliputi system
akuntansi terdiri dari metode dan catatan yang dibangun untuk mencatat, mengolah,
meringkas, dan melaporkan transaksi entitas (baik peristiwa maupun kondisi) dan untuk
memelihara akuntabilitas bagi aktiva, utang, dan ekuitas yang bersangkutan. Kualitas
informasi berdampak pada kemampuan manajemen untuk membuat keputusan semestinya
dalam mengendalikan aktivitas entitas dan menyiapkan laporan keuangan yang andal.
Komunikasi menyangkut penyediaan suatu pemahaman tentang peran dan tanggung jawab
individual yang berkaitan dengan pengendalian intern terhadap pelaporan keuangan.
e. Pemantauan (Monitoring)
Pemantuan adalalah proses penentuan kualitas kinerja pengendalian intern sepanjang waktu.
Pemantauan ini mencakup desain dan operasi pengendalian tepat waktu dan pengambilan
tindakan koreksi.
Dari berbagai definisi di atas, tampak bahwa permasalahan pengendalian internal merupakan
masalah perilaku. Artinya permasalahan pengendalian internal disebabkan oleh risiko bahwa
personal yang seharusnya bertanggungjawab dalam organisasi melakukan tindakan tidak
diinginkan atau mereka gagal melakukan tindakan yang diinginkan. Oleh karenanya,
pengendalian internal menjadi penting bagi organisasi karena kemampuannya untuk (1)
mencegah atau paling tidak mengurangi terjadinya perilaku yang tidak diinginkan atau tidak
dilakukannya suatu perilaku yang diinginkan, dan (2) mengurangi biaya akibat terjadinya
perilaku yang tidak diinginkan atau perilaku yang tidak dilakukan.
Pada beberapa orang yang memiliki motivasi tinggi untuk melakukan harapan organisasi,
terdapat kendala tidak dapat melakukan tugas secara sempuma karena adanya keterbatasan
kemampuan. Misalnya tugas yang diberikan mereka sangatlah kompleks sehingga mereka
tidak dapat mengingat informasi penting, atau menjadi bingung dengan detil yang dihadapi.
Karyawan juga mungkin tidak dapat melakukan tugas dengan sempuma karena keterbatasan
pengetahuan mereka yang terjadi ketika karyawan tidak tahu apa yang harus dilakukan atau
bagaimana melakukannya. Misalnya, memberi tugas pada orang yang tidak terlatih untuk
menyiapkan laporan keuangan, atau melakukan rekonsiliasi bank, akan menyebabkan orang
tersebut memiliki probabilitas sukses yang sangat kecil.
Ketiga keterbatasan tersebut akan mungkin ada, baik pada tingkat rendah atau tinggi, pada
seluruh orang yang dipercaya organisasi. Sebagai konsekuensinya, penting bagi manajer
untuk memiliki suatu system pengendalian internal yang kuat dan efektif; jika peluang untuk
melakukan ketidakberesan (irregularities) ada. cepat atau lambat kesalahan dan
ketidakberesan akan terjadi dan cost yang dikeluarkan akan signifikan. Lebih jauh lagi, tipe
pengendalian yang digunakan harus tergantung pada pengetahuan atau asumsi tentang tipe
perilaku menyimpang yang mungkin terjadi, dan bagaimana tipe pengendalian akan
mempengaruhi perilaku para pihak yang terlibat.