Anda di halaman 1dari 7

Tugas Kelompok

Mata Kuliah : Akuntansi Keperilakuan

Dimensi Keprilakuan Auditor dan Dimensi Kendali Internal

Oleh
Wahyu Setiawan (1821031030)
Miryati Putri Rahayu (1821031008)

MAGISTER ILMU AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG
2019
BAB 14

1. Pendahuluan

Pengauditan (Auditing) merupakan bidang akuntansi yang membahas prinsip, prosedur, dan
tehnik pengauditan untuk menentukan apakah laporan keuangan telah disajikan secara wajar
sesuai standart. Pengauditan ditujukan untuk member pendapat tentang kewajaran penyajian
laporan keuangan.

Pengendalian internal merupakan suatu cara untuk mengarahkan, mengawasi, dan


mengukur sumber daya organisasi. Pengendalian internal yang efektif dapat mengurangi
adanya suatu perilaku tidak etis. Pengendalian internal yang efektif dapat membuat peluang
untuk melakukan suatu perilaku tidak etis menjadi tertutup. Oleh karena itu, perilaku tidak
etis dapat dicegah dengan sistem pengendalian internal yang baik dan efektif.

2. Definisi Pengauditan

Pengauditan atau auditing merupakan bidang pengetahuan yang tidak dapat dipisahkan dari
pengertian akuntansi dalam arti yang luas.

Beberapa pengertian pengauditan menurut beberapa sumber :

- Menurut AAA (The American Accounting Assosiation)

Pengauditan adalah suatu proses sistematis untuk mendapatkan dan mengevaluasi


bukti yang berhubungan dengan asersi tentang tindakan-tindakan dan kejadian-
kejadian ekonomi secara objektif untuk menentukan tingkat kesesuain antara asersi
tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan dan mengkomunikasikan hasilnya
kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

- Menurut Arens et al., 2010


Bahwa pihak yang melakukan pengauditan adalah pihak yang mampu dan independen
yang disebut auditor indepen.

- Dapat disimpulkan bahwa pengauditan merupakan suatu proses yang dilakukan secara
kritis dan sistematis, oleh pihak yang independen terhadap laporan keuangan yang
telah disusun oleh manajemen dengan tujuan untuk memberikan pendapat mengenai
kewajaran laporan keuangan tersebut.

3. Struktur akuntansi dan lingkup pengauditan


Struktur akuntansi merupakan gambaran variabel-variabel yang membentuk praktik akuntansi
dalam suatu lingkungan tertentu. Struktur akuntansi dapat dijadikan sarana untuk
menjelaskan mengenai hubungan antara peleporan keuangan dan pengauditan, kedudukan
laporan keuangan dan laporan audit serta PABU sebagai pedoman baik untuk menyusun
laporan keuangan maupun untuk menentukan kewajaran penyajian laporan keuangan.

Pada umumnya pengauditan dikelompokkan menjadi tiga golongan, yaitu :

- Audit Laporan Keuangan


- Audit Kesesuaian
- Audit Operasional

Struktur akuntansi menjelaskan bahwa laporan keuangan memiliki aasumsi yaitu suatu unit
usaha berkedudukan terpisah dari pemiliknya sehingga menimbulkan suatu
pertanggungjawaban dalam bentuk laporan keuangan. Laporan keuangan dikattakan efektif
apabila terdapat interprtasi yang sama antara pembuat dengan pemakainya mengenai apa
yang dimuat dalam laporan keuangan. Untuk itu diperlukan acuan yang sama dalam
menyajikan dan menginterpretasikan laporan keuangan yang dikenal dengan Prinsip
Akuntansi Berterima Umum (PABU) atau Generali Accepted Accounting Principels
(GAAP).

4. Proses pengauditan dan peran auditor

Pengauditan merupakan salah satu jasa akuntan public yang berkaitan dengan atestasi yaitu
representasi menejemen mengenai kewajaran laporan keuangan. Jasa atestasi merupakan jasa
akuntan public untuk menerbitkan komunikasi tertulis tentang asersi (pernyataan pihak
tertentu yang harus dipertanggung jawabkan pada pihak lain.

Proses pengauditan meliputi kegiatan-kegiatan yang sistematis untuk mendapatkan dan


mngeevaluasi bukti tentang laporan keuangan, memeriksa bahwa laporan keuangan telah
disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip PABU, dan menyatakan pendapat dalam laporan
keuangan.

DIMENSI PERILAKU DALAM PENGENDALIAN INTERNAL

1. Definisi Dan Lingkup Pengendalian Internal


Pertama kali pengendalian internal didefinisikan tahun 1949 oleh komite American Institute
of Accountants sebagai berikut: 

Pengendalian internal terdiri dari rencana organisasi dan seluruh metode koordinasi dan
pengukur yang diadopsi didalam suatu bisnis untuk mengamankan asetnya mengecek
keakurasian dan reliabilitas data akuntansinya mendorong efisiensi operasional dan
mendukung dipatuhinya kebijaksanaan manajemen. Definisi ini mungkin lebih luas. Dalam
hal ini diakui bahwa suatu "sistem" pengendalian internal lebih luas daripada hal-hal yang
berkaitan langsung dengan fungsi departemen akuntansi dan keuangan. Sistem seperti ini
mencakup pengendalian budgetair, standard costs, laporan operasional periodik, analisis
statistik dan diseminasinya, program pelatihan yang didisain untuk karyawan memenuhi
tanggung jawabnya, dan staf auditor internal untuk memberikan jaminan tambahan pada
manajemen tentang kecukupan prosedur.

Tahun 1958, suatu komite baru dalam American Institute of Certified Public


Accountant (AICPA) mencoba untuk mengklarifikasi definisi pengendalian internal, yaitu:

Pengendalian internal dalam pengertian yang luas meliputi:

a.       Pengendalian akuntansi terdiri dari perencanaan organisasi dan seluruh metode dan
prosedur yang berhubungan langsung dengan keamanan aset dan keandalan pencatatan
keuangan. Pengendalian ini termasuk "pengendalian sistem otorisasi dan persetujuan,
pemisahan tugas berkaitan dengan operasi atau pengamanan aset, pengendalian fisik
atas aset, dan audit internal.

b.      Pengendalian administratif terdiri dari perencanaan organisasi dan "seluruh metode dan
prosedur yang berhubungan langsung dengan efisien operasional dan dipatuhinya kebijakan
manajerial dan biasanya berhubungan tidak langsung dengan pencatatan keuangan.
Pengendalian ini termasuk pengendalian seperti analisis statistik, time and motion
studies, laporan kinerja, program pelatihan karyawan dan pengendalian kualitas.

Revisi dan klasifikasi tahun 1958 tentang pendefisian pengendalian  internal kemudian


membatasi lingkup auditor hanya pada pengendalian akuntansi. Meski demikian, setelah
revisi 1958 masih ada kemungkinan untuk menginterpretasikan secara luas "mengamankan
aset dan keandalan pencatatan keuangan," dan hal ini kemudian menyebabkan auditor harus
menguji beberapa atau seluruh prosedur pembuatan keputusan manajemen. Sebagai
konsekuensinya pada tahun 1972 komite AICPA menerbitkan interpretasi yang membatasi
auditor pada: (1) mengamankan aset dari kerugian yang muncul karena kesalahan baik yang
disengaja maupun tidak disengaja dalam memproses transaksi dan menangani aset yang
berkaitan, dan (2) keandalan pencatatan keuangan bagi tujuan pelaporan eksternal.

Securities and Exchange Commission (SEC)  mendefinisikan pengendalian internal


sebagai  berikut:

Pengendalian internal terdiri dari perencanaan organisasi, prosedur dan pencatatan yarg
memperhatikan keamanan aset dan keandalan pencatatan keuangan dan konsekuensinya
didisain untuk menyediakan jaminan yang beralasan (reasonable) bahwa:

a. Transaksi dilakukan sesuai dengan otorisasi manajemen baik otorisasi umum maupun
spesifik,

b. Transaksi dicatat (1) untuk memungkinkan penyiapan laporan  keuangan yang sesuai


dengan generally accepted accounting principles (GAAP)/prinsip akuntansi
berterima umum (PABU) atau kriteria lain yang dapat diterapkan pada laporan
tersebut, dan (2) untuk memelihara akuntabilitas atas aset.

c. Akses  atas aset diizinkan hanya bila ada otorisasi manajemen

d. Pencatatan akuntabilitas atas aset dibandingkan dengan aset yang ada pada interval
yang reasonable dan bila terjadi perbedaan dilakukan tindakan yang dibutuhkan.

Unsur-Unsur Pengendalian Internal

Ada lima unsur-unsur dalam pengendalian internal perusahaan, yaitu:

a. Lingkungan Pengendalian (Control Environment)

Terdiri dari kebijakan, tindakan, dan prosedur yang mencerminkan sifat menyeluruh
manajemen puncak, direktur pelaksana, komisaris, dan pemilik suatu satuan usaha terhadap
pentingnya pengendalian oleh satuan usaha tersebut. Faktor yang mempengaruhi lingkungan
pengendalian internal suatu perusahaan meliputi, falsafah manajemen dan gaya operasional
manajemen.

b. Prosedur Pengendalian (Control Procedure)

Adalah kebijakan dan prosedur yang diterapkan oleh manajemen dalam lingkungan
pengendalian untuk memberikan cukup kepastian bahwa sasaran perusahaan dapat tercapai.
c. Aktivitas Pengendalian

Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang membantu memastikan bahwa
arahan manajemen dilaksanakan. Aktivitas tersebut memastikan bahwa tindakan yang
diperlukan untuk menanggulangi risiko pencapaian tujuan entitas sudah dilaksanakan.

d. Informasi dan Komunikasi (Information and Communication)

System informasi yang relevan dengan tujuan pelaporan keuangan, yang meliputi system
akuntansi terdiri dari metode dan catatan yang dibangun untuk mencatat, mengolah,
meringkas, dan melaporkan transaksi entitas (baik peristiwa maupun kondisi) dan untuk
memelihara akuntabilitas bagi aktiva, utang, dan ekuitas yang bersangkutan. Kualitas
informasi berdampak pada kemampuan manajemen untuk membuat keputusan semestinya
dalam mengendalikan aktivitas entitas dan menyiapkan laporan keuangan yang andal.
Komunikasi menyangkut penyediaan suatu pemahaman tentang peran dan tanggung jawab
individual yang berkaitan dengan pengendalian intern terhadap pelaporan keuangan.

e. Pemantauan (Monitoring)

Pemantuan adalalah proses penentuan kualitas kinerja pengendalian intern sepanjang waktu.
Pemantauan ini mencakup desain dan operasi pengendalian tepat waktu dan pengambilan
tindakan koreksi.

2. Manfaat Pengendalian Internal

Dari berbagai definisi di atas, tampak bahwa permasalahan pengendalian internal merupakan
masalah perilaku. Artinya permasalahan pengendalian internal disebabkan oleh risiko bahwa
personal yang seharusnya bertanggungjawab dalam organisasi melakukan tindakan tidak
diinginkan atau mereka gagal melakukan tindakan yang diinginkan. Oleh karenanya,
pengendalian internal menjadi penting bagi organisasi karena kemampuannya untuk (1)
mencegah atau paling tidak mengurangi terjadinya perilaku yang tidak diinginkan atau tidak
dilakukannya suatu perilaku yang diinginkan, dan (2) mengurangi biaya akibat terjadinya
perilaku yang tidak diinginkan atau perilaku yang tidak dilakukan.

Karena permasalahan pengendalian internal merupakan masalah perilaku, maka pemahaman


tentang bagaimana dan mengapa pengendalian internal dapat berjalan perlu dilakukan dalam
konteks perilaku, psikologi, (bukan akuntansi atau ekonomi) yang mungkin merupakan dasar
disiplin ilmu yang paling penting yang mendasari teori dan praktik pengendalian internal.
Fakta penting tentang pengendalian internal ini seringkali tidak dinyatakan dalam dokumen
pengendalian internal, dan dokumen tersebut lebih banyak berorientasi pada aspek teknis dan
prosedural.

Pada beberapa orang yang memiliki motivasi tinggi untuk melakukan harapan organisasi,
terdapat kendala tidak dapat melakukan tugas secara sempuma karena adanya keterbatasan
kemampuan. Misalnya tugas yang diberikan mereka sangatlah kompleks sehingga mereka
tidak dapat mengingat informasi penting, atau menjadi bingung dengan detil yang dihadapi.
Karyawan juga mungkin tidak dapat melakukan tugas dengan sempuma karena keterbatasan
pengetahuan mereka yang terjadi ketika karyawan tidak tahu apa yang harus dilakukan atau
bagaimana melakukannya. Misalnya, memberi tugas pada orang yang tidak terlatih untuk
menyiapkan laporan keuangan, atau melakukan rekonsiliasi bank, akan menyebabkan orang
tersebut memiliki probabilitas sukses yang sangat kecil.

Ketiga keterbatasan tersebut akan mungkin ada, baik pada tingkat rendah atau tinggi, pada
seluruh orang yang dipercaya organisasi. Sebagai konsekuensinya, penting bagi manajer
untuk memiliki suatu system pengendalian internal yang kuat dan efektif; jika peluang untuk
melakukan ketidakberesan (irregularities) ada. cepat atau lambat kesalahan dan
ketidakberesan akan terjadi dan cost yang dikeluarkan akan signifikan. Lebih jauh lagi, tipe
pengendalian yang digunakan harus tergantung pada pengetahuan atau asumsi tentang tipe
perilaku menyimpang yang mungkin terjadi, dan bagaimana tipe pengendalian akan
mempengaruhi perilaku para pihak yang terlibat.

Anda mungkin juga menyukai