Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN HASIL PENELITIAN

PENGARUH INTENSITAS CAHAYA TERHADAP


PERKECAMBAHAN DAN PERTUMBUHAN KACANG
HIJAU

Pembimbing :
Ratna Ristianti,S.Si.

Oleh :
Atikah Luthfiana (7)
Audi L Hakim (8)
Herlina Prastiwi (19)
Luthfi Kamal Bangkit S (23)
Salwa Itsnaini (32)

XII IPA 4

SMA NEGERI 1 DEPOK

1
TAHUN AJARAN 2014/ 2015

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat limpahan rahmatNya kami dapat menyelesaikan praktikum serta laporan
mengenai Pengaruh Intensitas Cahaya Terhadap Perkecambahan dan
Pertumbuhan Kacang Hijau. Adapun isi laporan ini berdasarkan hasil penelitian
yang kami laksanakan selama tujuh hari di rumah HerlinaPrastiwi.

Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah
membantu kami dalam menyelesaikan laporan ini, yaitu Ibu Ratna Ristianti selaku
guru mata pelajaran Biologi kelas XII yang senantiasa membimbing dan memberi
masukan untuk kami dalam perbaikan laporan.Ucapan terimakasih yang
selanjutnya kami ucapkan kepada anggota kelompok yang terdiri dari : Atikah
Luthfiana, Audi L Hakim, Herlina Prastiwi, Luthfi Kamal B S, dan Salwa Itsnaini
atas kerjasamanya sehingga laporan ini dapat diselesaikan dengan baik. Berikut
juga teman-teman XII IA 4 yang telah memberikan kami motivasi.

Semoga Laporan Hasil Penelitian ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan pada kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik
serta saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.

Depok, Agustus 2014

Tim Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
…………………………………………………………… 2
DAFTAR ISI
…………………………………………………………… 3

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


…………………………………………………………… 5
1.2 Rumusan Masalah
…………………………………………………………… 6
1.3 Tujuan Penelitian
…………………………………………………………… 6
1.4 Hipotesis
…………………………………………………………… 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kacang Hijau


…………………………………………………………… 7
2.2 Teori Mengenai Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan
…………………………………………………………… 7
2.3 Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan
Tumbuhan
…………………………………………………………… 10

BAB III METODELOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian


…………………………………………………………… 15
3.2 Waktu danTempat Penelitian
…………………………………………………………… 15
3.3 Alat dan Bahan
…………………………………………………………… 15
3.4 Cara Kerja
…………………………………………………………… 15
3.5 Rancangan Penelitian
…………………………………………………………… 17

3
3.6 Variabel Penelitian
…………………………………………………………… 17

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Data


…………………………………………………………… 18
4.2 Uji Hipotesis
…………………………………………………………… 18
4.3 Pembahasan
…………………………………………………………… 19

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan
…………………………………………………………… 20
5.2 Saran
…………………………………………………………… 20

LAMPIRAN

…………………………………………………………… 21

DAFTAR PUSTAKA

…………………………………………………………… 23

4
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pertumbuhan dan perkembangan merupakan proses yang saling


berhubungan. Ada banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan
pekembangan tumbuhan. Faktor-faktor tersebut dikelompokan menjadi 2, yaitu
faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang
meliputi faktor genetis (hereditas) dan factor fisiologis, sedangkan faktor eksternal
atau faktor lingkungan merupakan faktor yang berasal dari luar tubuh tumbuhan
tersebut yaitu dari lingkungan atau ekosistem. Salah satu faktor eksternal yang
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan adalah cahaya.
Cahaya yang dibutuhkan tumbuhan tidak selalu sama pada setiap tanaman.
Ada jenis-jenis tumbuhan yang memerlukan cahaya penuh dan ada pula yang
memerlukan remang-remang untuk pertumbuhannya. Banyak sekali teori yang
menjelaskan tentang pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan tumbuhan. Namun
teori tersebut belum sepenuhnya dapat dipelajari jika kita belum mengetahui
kebenarannya pada lingkungan kita. Selain itu, masing banyak siswa dan siswi
yang belum dapat menjelaskan pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tumbuhan.
Untuk itu, penulis mengadakan penelitian untuk lebih mengetahui dan
membuktikan kebenaran teori tersebut. Dengan berlandaskan teori tersebut,
didalam penelitian ini, penulis akan mengamati pertumbuhan dan perkembangan
biji kacang hijau.

5
Kacang hijau merupakan salah satu tanaman Leguminosae yang berumur
pendek ( kurang lebih 60 hari). Tanaman disebut juga mungbean, green gram atau
golden gram.Kacang hijau (Vigna radiata) adalah sejenis tanaman budidaya dan
palawija yang dikenal luas di daerah tropika.Tanaman ini masuk ke dalam suku
polong-polongan (fabaceae) memiliki banyak manfaat dalam kehidupan sehari-
hari, salah satunya sebagai bahan pangan nabati berprotein tinggi.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan Latar Belakang di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut :
1. Adakah pengaruh perbedaan intensitas penyinaran terhadap perkecambahan dan
pertumbuhan kacang hijau?
2. Bagaimana pengaruh perbedaan intensitas penyinaran terhadap perkecambahan dan
pertumbuhan kacang hijau?

1.3 Tujuan Penelitian

Mengetahui pengaruh intensitas penyinaran terhadap perkecambahan dan


pertumbuhan kacang hijau

1.4 Hipotesis
1. Kekuatan cahaya (dalam satuan watt)
mempengaruhiperkecambahandanpertumbuhan kacang kedelai.
2. Tumbuhanakantumbuhlebihtinggidalamkondisigelap

6
BAB II
ISI

2.1 Kacang Hijau

Kacang hijau merupakan salah satu tanaman semusim yang berumur


pendek(kurang lebih 60 hari). Tanaman ini disebut juga mungbean, green gram
atau golden gram. Dalam dunia tumbuh-tumbuhan, tanaman ini diklasifikasikan
seperti berikut ini:
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Rosidae
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae (suku polong-polongan)
Genus : Phaseolus
Spesies : Phaseolus radiatus L.
Kacang hijau (Phaseolus radiatus L.) adalah sejenis palawija yang dikenal
luas di daerah tropika.Tumbuhan yang termasuk suku polong-polongan (Fabaceae)
ini memiliki banyak manfaat dalam kehidupan sehari-hari sebagai sumber bahan
pangan berprotein nabati tinggi.Kacang hijau di Indonesia menempati urutan
ketiga terpenting sebagai tanaman pangan legum, setelah kedelai dan kacang tanah.

7
Kacang hijau memiliki kandungan protein yang cukup tinggi dan
merupakan sumber mineral penting, antara lain kalsium dan fosfor. Selain itu,
kacang hijau juga mengandung vitamin B1 dan multi protein.Sedangkan
kandungan lemaknya merupakan asam lemak tak jenuh.

2.2 Teori Mengenai Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan


Pertumbuhan dan perkembangan pada tanaman diawali dengan
perkecambahan biji.Perkecambahan adalah munculnya plantula (tanaman kecil
dari dalam biji) karena pertumbuhan embrio di dalam biji menjadi tanaman baru.
Embrio terdiri dari akar lembaga (calon akar = radikula), daun lembaga (kotiledon)
dan batang lembaga (kaulikulus).
A. Struktur Biji
Pada biji tanaman dikotil maupun monokotil: Epikotil (bagian atas
kotiledon) di ujung epikotil terdapat Plumula (ujung batang & calon daun)
merupakan poros embrio yang tumbuh ke atas yang selanjutnya akan tumbuh
menjadi daun pertama, sedangkan Hipokotil (bagian bawah kotiledon) di ujungnya
terdpat radikula (calon akar) adalah poros embrio yang tumbuh ke bawah dan
akan menjadi akar primer.
Pada tanaman monokotil, misalnya jagung, kotiledon mengalami
modifikasi menjadi skutelum dan koleoptil. Skutelum berfungsi sebagai alat
penyerap makanan yang terdapat di dalam endosperma, sedangkan koleoptil
berfungsi melindungi plumula. Selain itu, pada jagung juga terdapat koleoriza yang
berfungsi melindungi radikula.
Pada biji dikotil yang berkecambah, embrio menyerap nutrient dari
endosperma (cadangan makanan) sehingga kotiledon mengecil pada akhirnya kisut
dang lepas.
B. Proses Perkecambahan
- Proses Fisika : terjadi ketika biji menyerap air (imbibisi) akibat dari potensial
air rendah pada biji yang kering.
- Proses Kimia :

8
 Air yang masuk mengaktifkan embrio untuk melepaskan hormone
giberelin (GA).
 Hormon GA mendorong aleuron (lapisan tipis bagian luar endosperma)
untuk sintesis dan mengeluarkan enzim.
 Enzim bekerja menghidrolisis cadangan makanan yang terdapat dalam
kotiledon dan endosperma. Proses ini menghasilkan molekul kecil larut
dalam air, missal enzim amylase menghidrolisis pati dalam endosperma
menjadi gula. Selanjutnya gula dan zat lain diserap dari endosperma oleh
kotiledon selama pertumbuhan embrio menjadi bibit tanaman.
C. Macam Perkecambahan
Berdasarkan letak kotiledon pada saat perkecambahan, ada dua tipe
perkecambahan, yaitu :
1. Perkecambahan Epigeal
Ciri Perkecambahan ini : Terangkatnya kotiledon dan plamula ke permukaan
tanah. Pemanjangan terjadi pada bagian hipokotil (ruas batang dibawah
kotiledon). Perkecambahan ini umumnya terjadi pada biji tanaman
Dicotyledoneae (kecuali kacang kapri), contoh : kacang hijau, kacang kedelai,
kapas.
2. Perkecambahan Hipogeal
Ciri Perkecambahan ini : Tertinggalnya kotiledon didalam tanah, sedang
plamula tetap menembus tanah. Pemanjangan terjadi pada epikotil (ruas batang
diatas kotiledon). Umumnya terjadi pada biji monocotyleddoneae, contoh :
Jagung, padi. dan Dicotyledoneae yaitu hanya kacang kapri.

Pada akhir perkecambahan terbentuk akar, batang dan daun. Selanjutnya,


tumbuhan mengalami pertumbuhan, yaitu :

A. Pertumbuhan Primer
Pertumbuhan yang terjadi karena aktivitas meristem apikal (terdapat pada
ujung batang dan ujung akar), menyebabkan pemanjangan akar dan batang.
B. Pertumbuhan Sekunder

9
Pertumbuhan sekunder terjadi akibat aktivitas pembelahan mitosisi pada
jaringan meristem sekunder (lateral) sehingga mengakibatkan diameter
batang dan akar bertambah besar. Meristem lateral terbagi atas : Kambium
vaskuler (terletak diantara xylem dan floem menyebabkan pembelahan sel
kearah dalam membentuk xylem dan kearah luar membentuk floem. dan
Kambium gabus (jaringan pelindung yang menggantikan fungsi jaringan
epidermis yang rusak/mati). Pertumbuhan sekunder terjadi pada tumbuhan
dikotil.

2.3 Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan


Tumbuhan

Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada


tumbuhan meliputi:

1. Faktor luar
a. Makanan
Makanan adalah sumber energy dan sumber materi untuk menyintesis
berbagai komponen sel.
b. Air
Air berfungsi untuk fotosintesis, mengaktifkan reaksi enzimatik, menjaga
kelembaban, dan membantu perkecambahan biji.
c. Suhu/temperatur lingkungan
Tumbuhan membutuhkan suhu tertentu untuk tumbuh dab berkembang.Tinggi
rendah suhu menjadi salah satu faktor yang menentukan tumbuh kembang,
reproduksi dan kelangsungan hidup dari tanaman.Suhu yang baik bagi
tumbuhan adalah antara 22°C-37°C.Temperatur yang lebih atau kurang dari
batas normal tersebut dapat mengakibatkan pertumbuhan yang lambat atau
berhenti.
d. Kelembaban
Tanah dan udara yang lembab berpengaruh baik terhadap pertumbuhan.Kadar
air dalam udara dapat mempengaruhi pertumbuhan serta perkembangan

10
tumbuhan. Tempat yang lembab menguntungkan bagi tumbuhan di mana
tumbuhan dapat mendapatkan air lebih mudah serta berkurangnya penguapan
yang akan berdampak pada pembentukan sel yang lebih cepat.
e. Cahaya
Tumbuhan membutuhkan cahaya.Banyak cahaya yang dibutuhkan berbeda di
setiap tumbuhan.Sinar matahari sangat dibutuhkan oleh tanaman untuk dapat
melakukan fotosintesis (khususnya tumbuhan hijau).Jika suatu tanaman
kekurangan cahaya matahari, maka tanaman itu bisa tampak pucat dan warna
tanaman itu kekuning-kuningan (etiolasi).
Pada kecambah, justru sinar matahari dapat menghambat proses pertumbuhan.
Pengaruh cahaya bukan hanya tergantung kepada fotosintesis (kuat
penyinaran) saja, namun ada faktor lain yang terdapat pada cahaya, yaitu
berkaitan dengan panjang gelombangnya. Penelitian yang dilakukan oleh
Hendrick dan Berthwick pada tahun 1984, menunjukan cahaya yang
berpengaruh terhadap pertumbuhan adalah pada spectrum merah dengan
panjang gelombang 660nm.
Percobaan dengan menggunakan spectrum infra merah dengan panjang
gelombang 730nm memberikan pengaruh yang berlawanan.Substansi yang
merespon spectrum cahaya adalah fitakram suatu protein warna pada
tumbuhan yang mengandung susunan atom khusus yang mengabsorpsi
cahaya.
f. Mineral
Setiap makhluk hidup memerlukan makanan untuk pertumbuhan dan sebagai
sumber energi dalam proses kehidupannya. Tumbuhan dapat membuat
makanan sendiri melalui peristiwa fotosintesis. Proses fotosintesis ini dapat
berlangsung jika dilingkungan sekitar tumbuhan terdapat cukup gas karbon
dioksida (CO2), air, dan garam-garam, mineral yang terlarut di dalam tanah.
Gas CO2 tersebut masuk dalam tubuh tumbuhan melalui stomata, sedangkan
air dan garam-garam mineral masuk dalam tubuh tumbuhan melalui rambut-
rambut akar.
2. Faktor dalam

11
Faktor dalam adalah faktor yangada dari dalam tumbuhan itu sendiri yaitu gen
dan hormon.
a) Gen
Gen merupakan faktor pembawa sifat yang diwariskan dari induk kepada
keturunannya, gen inilah yang mengendalikan sifat suatu organismetermasuk
aktivitas pertumbuhan, perkembangan dan reproduksi. Gen menempati suatu
tempat pada kromosom di dalam inti sel, berfungsi mengatur reaksi kimia di
dalam sel (misal: sintesa protein).
b) Hormon
Hormon adalah senyawa kimia yang di hasilkan di dalam tubuh.Hormon
berfungsi mengatur dan mengendalikan semua aktivitas tubuh.Seperti
pertumbuhan, metabolisme dan reproduksi. Hormon terbagi atas 7, yaitu:
 Auksin
Hormon ini ditemukan oleh Fritz went, seorang ahli fisiologi Belanda, pada
tahun 1928. Hormon Auksin dihasilkan oleh tanaman pada daerah meristem,
seperti ujung batang dan ujung akar. Auksin dapat pula dijumpai pada tunas,
daun muda, bunga, atau pun buah/ hormon auksin yang paling dikenal
adalah IAA (indole acetic acid) yang strukturnya mirip dengan struktur asam
aminotriprofan. IAA disentesis di meristem apikal, daun-daun muda, dan
biji.Sifat hormon auksin adalah aktivitasnya dihambat oleh adanya cahaya.
Peran hormon auksin bagi tanaman antara lain :
o Berperan dalam pembelahan dan pemanjangan sel.
o Merangsang pembelahan sel-sel kambium lateral, untuk pertumbuhan
sekunder.
o Dapat meningkatkan perkembangan bunga dan buah.
o Merangsang pembentukan akar lateral.
o Untuk menghasikan buah tanpa biji
o Menghambat pembentukan tunas lateral.
o Mencegah rontoknya bunga dan daun.
 Giberalin

12
Hormon giberelin dapat ditemukan hampir pada semua bagian tanaman,
baik akar, batang daun, bunga, maupun buah. Peranan hormon giberelin bagi
tanaman antara lain :
o Merangsang pembelahan dan pemanjangan sel
o Merangsang pertumbuhan batang dan daun
o Menghilangkan sifat kerdil tanaman
o Pada konsentrasi tinggi, merangsang pertumbuhan akar
o Merangsang perkecambahan
o Merangsang pembentukan bunga pada tanaman hari panjang (long day
plant)
o Merangsang perkecambahan serbuk sari dan pertumbuhan buluh serbuk
sari
o Mematangkan dormansi sebagian besar jenis biji
 Sitokinin
Sitokinin ditemukan hampir pada semua jaringan meristem. Peranan
sitokinin antara lain :
o Merangsang pembelahan sel tanaman
o Menghambat dominasi apikal oleh auksin
o Merangsang pemanjangan titi tumbuh
o Mematahkan dormansi biji serta merangsang pertumbuhan embrio
o Merangsang pembentukan akar cabang
o Menghambat proses penuaan (senescence)
 Asam absisat
Asam absisat adalah hormon yang menghambat pertumbuhan tanaman
yaitu dengan mengurangi kecepatan pembelahan sel maupun perbesaran sel
ataupun kedua-duanya.Hormon ini aktif pada saat tumbuhan berada pada
kondisi yang tidak baik.
 Asam traumalat
Asam traumalat juga disebut hormon luka karena berfungsi ketika bagian
tumbuhan ada yang terluka. Peranan asam traumalat, antara lain :

13
o Untuk merangsang pembelahan sel pada luka
o Mempercepat penyembuhan luka
 Kalin
Kalin merupakan hormon yang berfungsi dalam pembentukan organ
tanaman, hormon ini dapat dibedakan menjadi rizokalin, kaulokalin,
filokalin dan antokalin.
o Rizokalin berperan merangsang pembentukan akar
o Kaulokalin berperan merangsang pembentukan batang
o Filokalin berperan merangsang pembentukan daun
o Antokalin berperan merangsang pembentukan bunga
 Etilen
Etilen merupakan satu-satunya hormon tumbuhan yang berbentuk gas,
tidak berwarna, dan berbau seperti eter.Etilen dihasilkan oleh ruas-ruas
batang, bunga yang matang, dan jaringan yang menua seperti daun-daun
yang gugur. Peranan etilen antara lain :
o Mempercepat kematangan buah
o Bersama dengan auksin dapat memacu pembuangan
o Menghambat perkembangan akar

Secara khusus, inti dari penelitian ini adalah keterkaitan antara Hormon
auksin dengan intensitas cahaya matahari yang akan mempengaruhi pertumbuhan
dan perkembangan kacang hijau.

14
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Metode Eksperimen

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian


Tempat : RumahHerlina (Jalan Cidurian Ujung No. 58, Depok Timur)

Waktu : 28 September – 5 Oktober 2014

3.3 Alat dan Bahan


Alat yang diperlukan untuk melakukan penelitian :
1. Gunting
2. Selotip
3. Spidol
4. Penggaris
5. Pensil
Bahan yang diperlukan untuk melakukan penelitian :

15
1. 3 buah kardus bekas botol mineral
2. 3 buah gelas plastik bekas
3. Kapas
4. 30 biji kacang hijau
5. 1 buah lampu 8 watt
6. 1 buah lampu 15 watt
7. Kabel listrik
8. Air secukupnya

3.4 Cara Kerja


Langkah pertama yang harus dilakukan adalah membuat kotak
penyimpanan, berikut cara pembuatannya :
1. Siapkan kardus, gunting, pensil, penggaris dan selotip
2. Buatlah pola 2 buah persegi panjang menggunakan pensil dan penggaris pada
sisi depan bagian bawah kardus dengan posisi kardus vertikal/berdiri berukuran
9x11 cm
3. Buatlah pola 2 buah persegi panjang yang sama besar pada sisi belakang
bagian bawah kardus
4. Gunting pola yang telah dibuat sehingga terdapat 4 lubang berbentuk persegi
panjang
5. Gunting bagian sisi bawah kardus sehingga bagian bawah bersentuhan
langsung dengan tanah
6. Lakukan hal ini pada kedua kardus yang lainnya
7. Lubangi sisi atas kardus berbentuk lingkaran pada kardus 1 dan 2 untuk
penempatan lampu
8. Tempatkan lampu 15 watt (yang sudah tersambung dengan kabel) pada kardus
1 dan lampu 8 watt pada kardus 2 lalu rekatkan dengan selotip
9. Rekatkan bagian sisi atas kardus 3 yang tidak diberi lampu menggunakan
selotip
Langkah selanjutnya adalah menyiapkan media tanam, berikut cara
pembuatannya :
1. Siapkan 3 buah gelas plastik, gunting, dan kapas

16
2. Beri lubang-lubang kecil pada masing-masing bagian bawah gelas plastik
3. Letakkan kapas di dalam gelas plastik
Langkah terakhir adalah penyemaian, berikut cara kerjanya :
1. Ambilah 30 biji kacang hijau yang sudah direndam selama 3 jam
2. Masukkan 10 biji kacang hijau ke dalam masing-masing gelas plastik
3. Siramlah masing-masing gelas plastic secukupnya
4. Tandai A, B, dan C pada permukaan luar gelas plastik
5. Letakkan gelas plastik C ke dalam kardus yang tidak diberikan penyinaran
lampu
6. Letakkan gelas plastik B ke dalam kardus yang diberi penyinaran lampu 8 watt
7. Letakkan gelas plastik A ke dalam kardus yang diberi penyinaran lampu 15
watt
8. Tempatkan ketiga tanaman dalam sebuah ruangan gelap
9. Rawat ketiganya dengan perawatan yang sama (hanya nyalakan lampu pada
jam 5 pagi sampai dengan jam 8 malam)
10. Amati dan catat pertumbuhan kacang hijau secara rutin

3.5 Rancangan Penelitian


Pada penelitian ini, analisis data yang dapat dilakukan adalah
membandingkan hasil pertumbuhan antara satu tempat dengan tempat lain yang
penyinarannya berbeda dengan menggunakan grafik pertumbuhan.

3.6 Variabel Penelitian


 Variabel bebas : Intensitas penyinaran untuk perkecambahan kacang
hijau
 Variabel kontrol : Biji kacang hijau, media tanam, suhu, dan volume
air
 Variabel terikat : Tinggi tanaman kacang hijau

17
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Data


Tabel Tinggi Tanaman Kacang Hijau pada Intensitas Penyinaran
yang berbeda

Hari Ke- 15 watt 8 watt Tanpacahaya


1 Berkecambah Berkecambah Berkecambah
2 1,52 cm 1,5 cm 1,3 cm
3 3,5 cm 3 cm 3,5 cm
4 5 cm 6 cm 5 cm
5 10,5 cm 11 cm 11 cm
6 16,5 cm 18 cm 20 cm
7 17 cm 20,5 cm 24 cm
8 18, 5 cm 20,5 cm 24,5 cm

4.2 Uji Hipotesis

18
Grafik perbedaan Tinggi Tanama Kacang Hijau pada Intensitas yang
Berbeda
30

25

20
15 watt
Tinggi (cm)

8 watt
15
Tanpa Cahaya
10

0
1 2 3 4 5 6 7 8
Hari Ke-

Dengan penelitian mengenai pengaruh intensitas cahaya terhadap pertumbuhan


kacang hijau ini, dapat diketahui bahwa intensitas penyinaran yang berbeda
akanmempengaruhi pertambahan panjang batang tanaman kacang hijau. Jadi, rumusan
hipotesis pertama sesuai dengan hasil penelitian.

Hipotesis kedua menyatakan bahwa tumbuhan akan lebih tinggi dalam keadaan
tanpa cahaya atau gelap. Hipotesis ini sesuai dengan hasil eksperimen, dimana tanaman
lebih tinggi pada kondisi gelap, dan lebih pendek pada intensitas cahaya yang kuat.Foto
dari hasil penelitian terlampir.

4.3 Pembahasan
Setelah diteliti, tanaman kacang hijau pada tempat dengan tanpa penyinaran
sama sekali tumbuh lebih tinggi dibandingkan kedua tanaman lainnya. Diduga hal
ini disebabkan oleh :
1. Adanya hormon auksin pada tanaman kacang hijau yang berfungsi untuk
mempercepat pertumbuhan tinggi kacang hijau.
2. Hormon auksin bekerja secara optimal pada tanaman kacang hijau dengan
tanpa penyinaran(tanaman C) dikarenakan tidak adanya penghambat berupa

19
cahaya yang dapat menguraikan auksin dalam tanaman sehingga tanaman
A dapat tumbuh paling tinggi.
3. Hormon auksin bekerja kurang optimal pada tanaman yang mendapat
penyinaran cahaya lampu. Hal ini dikarenakan adanya cahaya sebagai
penghambat yang menguraikan sebagian hormon auksin dalam tanaman
tersebut(tanaman A dan B). Semakin tinggi intensitas cahaya makahormon
auksin yang terurai oleh cahaya semakin banyak jumlahnya sehingga
berdampak pada terhambatnya perpanjangan batang tanaman.

Jadi, intensitas penyinaran yang berbeda akan mempengaruhi suatu


pertumbuhan. Karena di dalam tumbuhan terdapat hormon auksin yang berperan
dalam pertumbuhan tanaman. Semakin tinggi intensitas cahaya yang diberikan,
maka peran hormon ini akan semakin berkurang.

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Intensitas cahaya dapat mempengaruhi perkecambahan dan kecepatan


pertumbuhan tanaman kacang hijau.Hal ini dikarenakan di dalam tumbuhan
terdapat hormon auksin yang berperan dalam pemanjangan batang
tanaman.Hormon auksin adalah hormon yang peka terhadap cahaya. Hormon ini
akan terurai apabila terkena cahaya. Semakin lemah intensitas cahaya maka
tumbuhan akan tumbuh semakin tinggi, semakin kuat intensitas maka tumbuhan
akan terhambat pertumbuhannya.

Dari penelitian yang telah dilakukan terhadap pertumbuhan dan


perkecambahan biji kacang hijau, biji kacang hijau yang diletakan ditempat gelap

20
dan terang akan mempunyai perbedaan. Biji kacang hijau yang terkena cahaya
matahari secara langsung (terang) pertumbuhannya lebih lambat, daunnya lebar &
tebal, berwarna hijau, batang tegak, kokoh. Sedangkan, biji kacang hijau yang
tidak terkena cahaya matahari (gelap) pertumbuhannya lebih cepat tinggi (etiolasi)
dan daunnya tipis, berwarna pucat, batang melengkung tidak kokoh. Hal ini terjadi
karena cahaya memperlambat/menghambat kerja hormone auksin dalam
pertumbuhan meninggi (primer). Sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis
yang telah dibuat sebelumnya telah benar.

5.2 Saran
5.2.1 Sebaiknya proses pengamatan dilakukan lebih lama lagi, agar lebih
terlihat pengaruh intensitas cahaya lampu terhadap masing-masing
tanaman.
5.2.2 Penelitian bisa dilakukan kembali dengan menggunakan perbedaan
intensitas cahaya menggunakan cahaya matahari terhadap perkecambahan
dan pertumbuhan tumbuhan.

LAMPIRAN

No Foto Hasil Penelitian Keterangan

Tanaman A yang ditempatkan pada


1.
intensitas cahaya lampu 15 watt

2. Tanaman B yang ditempatkan pada


intensitas cahaya lampu 8 watt

21
Tanaman C yang ditempatkan kardus
3.
dengan tanpa penyinaran

Kondisi awal kacang hijau setelah


4.
direndam selama 3 jam

Keadaan tanaman A pada hari ke-7


5.
(pada 15 watt)

6. Keadaan tanaman B pada hari ke-7


(pada 8 watt)

22
Keadaan tanaman C pada hari ke-7
7.
(tanpa penyinaran)

DAFTAR PUSTAKA

Georgina, Canny Siska, 2013. Makalah Penelitian Pengaruh Intensitas Cahaya Terhadap
Pertumbuhan Kacang Hijau

http://id.wikipedia.org/wiki/Kacang_hijau

http://blogshakalya.blogspot.com/

23

Anda mungkin juga menyukai