PENDAHULUAN
1
Kandungan gizi yang terdapat dalam jamur merang antara lain adalah selenium,
natrium, zat besi, tembaga, folat, fosfor, vitamin B5, protein dan serat (Suriawiria,
1999).
Jamur ini banyak digunakan untuk aneka bahan pangan seperti campuran
soup, pasta, pizza, olahan sayuran dan lain sebagainya. Karena rasa, tekstur dan
kandugan gizi jamur semakin banyak digunakan dan nilai ekonomi yang semakin
meningkat, Jamur merang juga merupakan sumber dari beberapa macam enzim
terutama tripsin yang berperan penting untuk membantu proses pencernaan. Jamur
merang dapat juga dijadikan sebagai makanan pelindung karena kandungan vitamin
B-kompleks yang lengkap termasuk riboflavin serta memiliki asam amino esensial
yang cukup lengkap (Sinaga, 2001)
Jamur merang memerlukan persyaratan lingkungan yang khusus serta media
tanam dan pemupukan (Sinaga, 2007). Media tanam jamur sendiri bisa berupa kardus
bekas, serbuk kayu, jerami, katang-katang, ampas sagu, kapur pertanian, bekatul dan
juga bisa memanfaatkan ampas tebu. Ampas tebu memiliki kandungan yaitu
polisakarida : pentosan (Anonim, 2000).
Saat ini budidaya jamur merang dan hanya terbatas pada pemanfaatan jerami
sebagai media tumbuhnya. Sedangkan penggunaan ampas tebu belum banyak
dilakukan, khususnya di Aceh. Sedangkan ampas tebu baik digunakan sebagai media
pertumbuhan jamur merang karena mengandung karbohidrat yang tinggi
(polisakarida : pentosa) yaitu nutrisi utama pada pertumbuhan jamur merang.
Oleh karena itu, dalam penelitian ini menggunakan ampas tebu sebagai media
tumbuh jamur merang dan diharapkan dapat mengatasi masalah lingkungan
penumpukan sampah ampas tebu. Penelitian ini juga diharapkan dapat meningkatkan
perekonomian masyarakat dengan melakukan budidaya jamur merang dengan
memanfaatkan limbah ampas tebu.
2
Berdasarkan latar belakang diatas adapun rumusan masalah dalam penelitian ini
yaitu :
1. Apakah ampas tebu dapat dimanfaatkan sebagai media tanam pada
pertumbuhan jamur merang?
2. Berapa besar pengaruh ampas tebu terhadap pertumbuhan jamur merang?
BAB II
3
TUJUAN PUSTAKA
5
2.2 Syarat Tumbuh Jamur Merang
Syarat tumbuh jamur merang yaitu jamur merang memerlukan persyaratan
lingkungan yang khusus serta media tanam dan pemupukan (Sinaga, 2007). Media
tanamnya biasa berupa jerami, limbah kardus, limbah kapas dan sebagainya (Indra,
2008). Limbah yang digunakan harus terbebas dari kontaminasi, agar yang tumbuh
hanyalah jamur yang ditanam tersebut (Gunawan, 2000).
Tahap perkembangan jamur merang dibagi menjadi tiga tahap yaitu tahap
pertumbuhan miselium, tahap pembentukan tubuh buah, dan tahap pelepasan spora
( widiastuti, 2008). Kehidupan jamur merang berawal dari spora atau disebut dengan
basidiospora yang kemudian akan berkecambah membentuk hifa yang berupa
benang-benang halus. Hifa ini akan tumbuh keseluruh bagian media tumbuh,
kemudian dari kumpulan hifa atau miselium akan terbentuk gumpalan kecil seperti
simpul benang yang menandakan bahwa tubuh buah jamur mulai terbentuk. Simpul
tersebut berbentuk bundar atau lonjong dan dikenal dengan stadia kepala jarum
(pinhead) atau primordia. Simpul ini akan membesar dan disebut stadia kancing kecil
(small button). Selanjutnya stadia kancing kecil akan terus membesar mencapai
stadia kancing (button) dan stadia telur (egg). Pada stadia ini tangkai dan tudung
yang tadinya tertutup selubung universal mulai membesar. Selubung tercabik,
kemudian diikuti stadia perpanjang (elongation). Cawan (Volva) pada stadia ini
terpisah dengan tudung (pileus) karena perpanjangan tangkai (stalk). Stadia terakhir
adalah stadia dewasa tubuh buah (Sinaga, 2005). Jamur biasanay memang hidup
bergerombol dan dapat bertahan hidup pada jerami padi, sagu, serbuk gergaji, dan
tandan kosong kelapa sawit (Gunawan, 2011).
6
1. Jerami
Jerami merupakan bagian vegetatif dari tanaman padi yang meliputi batang,
daun, maupun malai. Jerami merupakan media tumbuh yang mempunyai zat-zat
selulosa dan lignin yang diharapkan dengan aktivitas mikroba (pada saat
pengomposan) dapat merubah menjadi zat-zat karbohidrat yang sederhana seperrti
gula, amilum sampai hidrat arang. Jerami yang digunakan sebaiknya yang
sudahbenar-benar kering sebelum dilakukan pengomposan (Suhartatik,2001).
Termasuk dalam herba dengan batang bawah jenis tumbuhan ini memiliki
akar menjalar, berwarna hijau kecoklatan, daun serabut, batangnya Nampak
seperti lekukan, berbentuk bulat telur. Bunga berwarna ungu dengan warna
batangnya kecoklatan, kemerahan. (Valkenburg dan Bunyapraphatsra (2012)
mengemukakan batang tapak kuda mengandung getah putih, berakar pada ruas-
ruasnya. Bijinya berjumlah 4, membulat memojok tiga dan berwarna hitam.
Tanaman katang-katang merupakan tanaman pantai yang memiliki kandungan
mikoriza dan mampu meningkatkan ketersediaan beberapa hara,seperti fosfor,
nitrogen, kalium, dan selulosa (Saraswati dkk, 2005). Daun tapak kuda memiliki
kandungan kimia terpenoid, steroid, saponin flavonoid, fenolik hidrokuinon,
elkaloid dan tannin (Anandhi, 2013).
3. Ampas sagu
Ampas sagu digunakan sebagai media taambahan untuk pertumbuhan jamur
merang yang merupakan limbah dari pengolahan tepung sagu, meskipun disebut
sebagai ampas tapi masih memiliki kandungan hara bagi pertumbuhan jamur
merang (Syakir, 2010). Aampas sagu atau disebut juga dengan ela sagu
7
merupakan hasil limbah pegolahan sagu yang banyak dimanfaatkan sebagai
campuran pakan ternak, campuran papan partikel, campuran briket arang, dan
campuran media jamur (Louhenapessy, 2006). La Habi (2007) menjelaskan
bahwa, ampas sagu segar mengandung 26% C-organik, 1% N total, 1,03% P
tersedia, 0,29% K, 3,84% Ca dan 0,05% Mg, sedangkan ampas sagu yang telah di
inkubasi selama tiga bulan mengandung 13,90% kadar air, 2,85% C-organik,
0,17% N total, 8,71me 100g-1 Ca, 187 me 100 g-1 mg, 0,53 me 100 g-1 k, 22,30
me 100 g-1 KTK dan 52,40% BK.
5. Bekatul
Bekatul merupakan hasil dari penggilingan padi dan dapat digunakan sebagai
tambahan nutrisi pada jamur, dan bekatul yang digunakan adalah bekatul yang
masih baru, tidak apek, tidak rusak dan struktur bekatulnya masih bagus (Wanda,
2004). Bekatul digunakan sebagai media tanam berfungsi sebagai penyedia
nutrisi, sumber karbohidrat, nitrogen dan karbon pada jamur. Karbon digunakan
sebagai sumber energy utama, sedangkan nitrogen berfungsi untuk membangun
miselium dan membagun enzim-enzim yang disimpan dalam tubuhnya (Siregar
dan Ritonga, 2014). Bekatul tersndiri tersususn dari tiga bagian yang masing-
masing berbeda kandungan zatnya. Ketiga bagian tersebut yaitu :
1 Kulit gabah yang banyak mengandung serat kasar dan mineral.
2 Selaput perak yang kayak an protein dan vitamin B1, juga lemak dan
mineral.
8
3 Lembaga beras yang sebagian besar terdiri drai karbohidrat yang mudah
dicerna.
Bekatul mengandung beberapa nutrisi yang diperlukan dalam pertumbuhan
jamur, yaitu nutrisi yang dibutuhkan dalam bentuk unsur har seperti belarang,
nitrogen, fosfor, karbon serta beberapa unsur yang lain terdapat pada serbuk
gergaji dalam jumlah yang terbatas sehingga diperlukan penambahan nutrisi yang
bisa didapat dari dedak,. Bekatul mengandung protein, selulosa, nitrogen, serat,
lemak dan fosfor (Genders dalam Rochman. AQ. 2015).
9
Tanaman tebu tersendiri mempunyai batang yang tinggi, tidak bercabang dan
tumbuh tegak. Tanaman yang tumbuh baik, tinggi batang tanaman tebu dapat
mencapai 3-5 meter atau bahkan lebih. Pada batang terdapat lapisan lilin yang
berwarna putih dan keabu-abuan. Lapisan ini banyak terdapat sewaktu batang
masih muda. Ruas-ruas batang tanaman tebu di batasi oleh buku-buku yang
merupakan tempat duduknya daun. Pada ketiak daun terdapat sebuah kuncup
yang biasa disebut “mata tunas”. Bentuk ruas batang dan warna batang tebu yang
bervariasi merupakan salah satu ciri dalam pengenalan varietas tebu (Wijayanti,
2008). Tebu memilki daun yang tidak lengkap, karena hanya terdiri dari helai
daun dan pelepah daun saja. Daun berkedudukan pada pangkal buku. Panjang
helaian daun tanaman tebu antara 1-2 meter, sedangkan lebar 4-7 cm, dan ujung
daunnya meruncing (Supriyadi, 1992). Pelepah tumbuh memanjang menutupi
ruas. Pelepah juga melekat pada batang dengan posisi duduk berselang seling pada
buku dan melindungi mata tunas (Miller dan Gilbert, 2006). Pada tanah yang
cocok akar tebu dapat tumbuh panjang mencapai 0,5-1,0 meter. Tanaman tebu
berakar serabut maka hanya pada ujung akar-akar muda yang terdapat akar rambut
yang berperan mengabsorpsi unsur-unsur hara (Wijayanti, 2008). Tanaman tebu
memiliki akar setek yang di sebut juga akar bibit, tidak berumur panjang, dan
hanya berfungsi pada saat tanaman masih muda. Akar ini berasal dari cincin akar
dari setek batang yang di sebut akar primer (Miller dan Gilbert, 2006). Kemudian
pada tanaman tebu muda akan tumbuh akar tunas. Akar tunas ini merupakan
pengganti akar bibit, berasal dari tunas, berumur panjang, dan tetap ada selama
tanaman tebu tersebut tumbuh (James, 2004).
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
10
3.1 Waktu dan Tempat
Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Juli 2020 di Laboratorium
AKAFARMA Akademi Analis Farmasi Dan Makanan Banda Aceh Yayasan
Harapan Bangsa Darussalam.
11
dilakukan di dalam kumbung jamur yang tidak terpapar sinar matahari langsung
(kondisi gelap), dengan suhu 22-28 oC dengan kelembapan berkisar 60-70%.
Media tanam yang sudah disetrilkan pada suhu 30 derajat celcius, di taburi
bibit jamur merang yang di peroleh dari tempat pembibitan khusus jamur merang
kemudian di tutup rapat dengan plastik hingga kelembaban udara 80%. Desain media
tumbuh dapat di lihat pada gambar 3.1 berikut :
Daftar Pustaka
12
Agus, G.T.K., A. Dianawati, E.S. Irawan, & K. Miharja. 2002. Budidaya Jamur
Konsumsi. Agromedia Pustaka. Jakarta.
Andoko. 2008. Budidaya Jamur : Jamur Kuping, Jamur Tiram, dan Jamur Merang.
Riduwan, dkk. 2013. Pertumbuhan dan Hasil Jamur Merang (Volvariella volvaceae)
Pada Berbagai Sistem Penebaran Bibit Dan Ketebalan Media, Volume I, No.
1, Halaman 70-78. Malang : Universitas Brawijaya.
Sinaga. 2001. Jamur Merang dan Budidayanya. Jakarta: Penebar Swadaya Jakarta:
AgroMedia Pustaka.
Sinaga, M.S. 2007. Jamur Merang dan Budidayanya (Edisi revisi). Penebar Swadaya.
Jakarta. 84 hlm.
Sinaga, M.S. 2009. Jamur Merang dan Budidayanya. Jakarta: Penebar Swadaya.
Wirakusuma, I P.G.A. 1989. Pengaruh Jenis Media dan Stadia Benih terhadap
Pertumbuhan Miselia dan Produksi Jamur Merang. Skripsi. Fakultas
Pertanian Universitas Udayana. Denpasar Bali. 49 hal.
13
Proposal Laporan Tugas Akhir (LTA)
Diploma D-III Kesehatan
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar Ahli Madya Analis
Farmasi Dan Makanan Pada Akademi Analis Farmasi Dan Makanan
Banda Aceh
Oleh :
Farida Hayani
Nim : 1340292016052
14
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah
melimpahkan segala rahmat dan hidayah-Nya. Shalawat dan salam kepada
Rasulullah SAW yang telah membawa umat manusia dari alam kebodohan ke alam
yang penuh ilmu pengetahuan, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas
Akhir (LTA) yang berjudul “Pemanfaatan Limbah Ampas Tebu Sebagai Media
Tanam Pada Budidaya Jamur Merang”.
Penulisan Laporan Tugas Akhir ini dengan tujuan untuk memenuhi syarat
tugas akhir dalam menyelesaikan pendidikan pada Akademi Analis Farmasi dan
Makanan (AKAFARMA) Banda Aceh Harapan Bangsa Darussalam.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih yang
sebenar-benarnya kepada pihak-pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungan
serta bimbingannya, sehingga dapat menyelesaikan laporan tugas akhir ini. Maka
penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada:
1. Ibu Fauziah, M.Sc.,Apt, selaku direktur Akademi Analis Farmasi dan Makanan
Banda Aceh Harapan Bangsa Darussalam, dan selaku pembimbing Laporan Tugas
Akhir yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran serta memberikan arahan
dalam penyelesaian Laporan Tugas Akhir.
2. Ibu Azmalina Adriani, M.Si, selaku ketua Program Studi Analisis Farmasi dan
Makanan Banda Aceh.
3. Ibu Irma Zarwinda, M.Pd. selaku penguji I yang telah banyak memberikan saran,
arahan dan masukan dalam penyelesaian laporan ini. 4. Bapak Drs. Iskandar
Sulaiman, Apt. selaku penguji II yang telah banyak memberikan saran, arahan dan
masukan dalam penyelesaian laporan ini.
5. Asisten Laboratorium Akademi Analis Farmasi dan Makanan Banda Aceh yang
telah banyak membantu dalam pelaksanaan selama penelitian.
6. Seluruh staf pengajar dan staf Karyawan Akademi Analis Farmasi dan Makanan
Banda Aceh yang telah mendidik, membekali penulis dengan ilmu pengetahuan
selama dalam masa pendidikan.
7. Seluruh teman-teman angkatan 2016 dan adik-adik di Akademi Analis Farmasi
dan Makanan Banda Aceh yang telah banyak memberikan dorongan dan dukungan.
i
15
8. Teristimewa ibunda Solikah dan ayahanda Ponidi serta keluarga tercinta yang
senantiasa memberikan doa, dukungan dan semangat yang tak terhingga kepada
penulis. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan Laporan Tugas Akhir
ini masih banyak terdapat kekurangan, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat membangun dari seluruh pihak agar Laporan Tugas Akhir ini
menjadi lebih baik dan dapat bermanfaat bagi kita semua. Akhirnya hanya dengan
izin-Nyalah segala sesuatu dapat terwujud. Amin Ya Rabbal’Alamin.
Penulis
ii
16
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................ i
LEMBAR PERSETUJUAN LTA .................................................................. ii
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT .............................................. iii
ABSTRAK ...................................................................................................... iv
KATA PENGANTAR .................................................................................... vi
DAFTAR ISI ................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................. 3
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................. 3
1.4 Manfaat Penelitian ........................................................................... 3
iii
17
DAFTAR TABEL
Halaman
iv
18
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 3.1 ................................................................................................
19