Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN HASIL PENELITIAN

PRAKTEK KERJA LAPANGAN


SOSIOLOGI

DISUSUN OLEH:

AFIFAH YANTIKHA SYARIF

ANINDYA MAHARANI UMARI

AULIA NAFIISAH

AYUNING DHIYAA ARIEF PUTRI

MUHAMMAD RAFI NANDA.P.

NORISH AINNABILLA

SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 5 PEKANBARU

JALAN BAWAL NO 43 KELURAHAN WONOREJO

KECAMATAN MARPOYAN DAMAI

PEKANBARU-RIAU

TP 2016/2017
JUDUL .......................................................................................................................................................

DAFTAR ISI ...............................................................................................................................................

KATA PENGANTAR ...................................................................................................................................

Bab I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .....................................................................................................................................

B. Identifikasi Permasalahan ....................................................................................................................

C. Tujuan dan manfaat .............................................................................................................................

D. Metode Penelitian ...............................................................................................................................

E. Sistematika Penulisan ..........................................................................................................................

Bab II KAJIAN TEORITIS

A. Kajian Teoritis .....................................................................................................................................

Bab III PEMBAHASAN

A. Deskripsi Kasus ....................................................................................................................................

Bab IV KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ..........................................................................................................................................

B. Saran ....................................................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. atas rahmat dan hidayahnya sehingga kami
dapat menyelesaikan Karya Tulis ini.

Atas segala bimbingan dan nasihatnya yang telah kami terima,kami menyampaikan rasa
terima kasih yang tak terhingga kepada guru-guru pembimbing kami dan teman-teman kami.kami
menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan Karya Tulis ini,masih banyak kekurangan baik dari
segi materi maupun penampilan seperti ibarat pepatah “tiada gading yang tak retak” oleh karena itu
kami mengharap kritik dan saran yang bersifat membangun dari berbagai pihak.

Sebagai akhir kata kami hanyalah dapat berharap semoga Karya Tulis ini berguna dan bermanfaat
bagi kami dan pembaca pada umumnya.

Pekanbaru, . . . Februari 2017

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Manusia pada hakikatnya selain sebagai makhluk individu juga merupakan makhluk sosial. Manusia
tidak dilahirkan dalam keadaan yang sama, baik dari segi fisik, psikologis, hingga lingkungan
geografis, sosiologis dan ekonomis. Dari perbedaan itulah muncul interdependensi yang mendorong
manusia untuk berhubungan dengan sesamanya sehingga membuat manusia itu ingin selalu hidup
berdampingan dengan orang lain. Hal inilah yang menimbulkan tata cara, perilaku dan pola hidup
yang dalam waktu lama akan menjadi kebiasaan bersama (common habbit). Kemudian dari
kebiasaan tersebut terciptalah suatu kebudayaan.

Kebudayaan tersebut tidak tercipta dengan sendirinya, tetapi terbentuk dari kebiasaan-kebisaan
masyarakat yang secara turun-temurun terus berkembang sehingga terciptalah kebudayaan. Dari
kebudayaan tersebut terciptalah tujuh unsur kebudayaan universal yang menjadi simbol dari
kebudayaan secara universal. Kebudayaan memberikan petunjuk kepada masyarakat tentang tradisi
atau kebiasaan yang berlaku sehingga tradisi atau adat istiadat yang ada di dalam masyarakat
tersebut bisa dilaksanakan dengan tepat oleh generasi selanjutnya karena kebudayaan berifat turun
temurun.

Dalam sebuah kebudayaan selalu terdapat cultural universal.Cultural universal diterjemahkan


menjadi kebudayaan yang universal atau kebudayaan semesta.Unsur-unsur terbesar dalam satu
kerangka kebudayaan dapat dijumpai pada setiap kelompok pergaulan hidup manusia dimanapun
didunia ini.Ada tujuh unsur kebudayaan universal. Adapun yang merupakan tujuh unsur kebudayaan
universal adalah peralatan dan perlengkapan hidup (teknologi), sistem mata pencaharian hidup
(ekonomi), sistem kekerabatan dan organisasi sosial, bahasa, kesenian, sistem ilmu dan
pengetahuan, dan sistem kepercayaan (religi).

Berdasarkan dari Latar belakang diatas Kami bermaksud ingin mengetahui bagaimana Cultural
Universal pada masyarakat khususnya di Yogyakarta.Maka kami mengambil judul “Cultural Universal
Pada Masyarakat Yogyakarta”sebagai judul makalah kami.

B. Identifikasi Masalah

Masalah yang dapat dianalisis dari latar belakang diatas adalah Unsur-unsur Cultural Universal pada
masyarakat di Yogyakarta. Adapun unsur tersebut meliputi :

1. Unsur Teknologi

2. Unsur Mata Pencaharian

3. Unsur Kemasyarakatan

4. Unsur Bahasa
5. Unsur Kesenian

6. Unsur Pengetahuan

7. Unsur Religi

C. Tujuan penulisan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui Cultural Universal pada
masyarakat Yogyakarta.

D. Metode Penelitian

Penelitian yang dilakukan oleh kami adalah menggunakan metode studi Pustaka yaitu dengan
mencari data diberbagai sumber-sumber tertulis.

E. Sistematika Penulisan

Berikut adalah sistematika penulisan yang kami gunakan dalam penulisan makalah ini yaitu,
Latarbelakang, identifikasi masalah, tujuan penelitian,batasan masalah, kerangka pemikiran, metode
penelitian, sistematika penulisan, kajian teoritis, pembahasan, dan penutup.
BAB II

KAJIAN TEORITIS
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok
orang dan diwariskan dari generasi ke generasi.

Teknologi adalah pembuatan, penggunaan, dan pengetahuan alat, mesin, teknik, pertukangan,
sistem, atau metode organisasi untuk menyelesaikan suatu masalah atau mengerjakan suatu fungsi
tertentu.

Orientasi adalah peninjauan untuk menentukan sikap (arah, tempat, dsb) yg tepat dan benar.

Nontoni (bahasa Jawa) adalah upacara untuk melihat calon pasangan yang akan dikawininya.
Peningsetan adalah suatu upacara penyerahan sesuatu sebagai pengikat dari orang tua pihak
pengantin pria kepada pihak calon pengantin putri.

Tarub (bahasa Jawa) adalah hiasan janur kuning yang dipasang tepi tratag yang terbuat dari
bleketepe.

Upacara nyantri adalah menitipkan calon pengantin pria kepada keluarga pengantin putri, satu
sampai dua hari sebelum pernikahan.

Midodareni berasal dari kata dasar widodari (bahasa Jawa) yang berarti bidadari yaitu putri dari
surga yang sangat cantik dan sangat harum baunya.

Langkahan berasal dari kata dasar langkah (bahasa Jawa) yang berarti lompat, upacara langkahan
disini dimaksudkan apabila pengantin menikah mendahului kakaknya yang belum nikah.

Ijab atau ijab kabul adalah pengesahan pernihakan sesuai agama pasangan pengantin.

Panggih (bahasa Jawa) berarti bertemu, setelah upacara akad nikah selesai baru upacara panggih
bisa dilaksanakan.
BAB III

PEMBAHASAN
A. Sistem Teknologi

Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki perkembangan sistem teknologi yang cukup tinggi, perubahan
teknologinya juga cukup cepat.Hal ini dikarenakan Yogyakarta merupakan salah satu kota pendidikan
yang progresif menerima perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Kota Yogyakarta juga
memiliki banyak universitas yang memiliki orientasi kepada riset dan penelitian, sehingga
perkembangan teknologi dan informasi yang mutakhir dapat didapat dengan mudah. Salah satu
alasan kenapa informasi dapat diakses dengan mudah di kota ini karena persinggungan dan kerja
sama dengan universitas-universitas dari luar negeri.

Salah satu kemudahan untuk mengakses teknologi adalah tersedianya banyak warnet-warnet
(warung internet) di kota Yogyakarta ini. Masyarakat awam dan masyarakat akademik sangat mudah
dalam mengakses internet, sehingga batas-batas informasi dari berbagai negara menjadi sangat
kecil, atau bisa dikatakan masyarakat Yogyakarta sangatmelek informasi.

Namun cepatnya perubahan tentu saja tidak semuanya memberikan dampak yang positif bagi kota
Yogyakarta, ada saja ketegangan-ketegangan yang terjadi antara kultur masyarakat Yogyakata yang
memegang tradisi dan masyarakat Yogyakarta yang modern, hal ini sebagaimana yang diungkapkan
oleh Jaques Delors dan Mudyahardjo, diantara ketegangan yang terjadi di masyarakat Yogyakarta
adalah:

Ketegangan antara global dan lokal

Ketegangan antara universal dan individual

Ketegangan antara tradisi dan kemoderenan

Ketegangan antara pertumbuhan jangka panjang dan jangka pendek

Ketegangan antara perluasan pengetahuan dengan kemampuan manusia untuk mencernanya

Ketegangan antara spiritual dan material

B. Sistem Mata Pencaharian

Sebagian besar sistem mata pencaharian(perekonomian) di Yogyakarta disokong oleh hasil cocok
tanam, berdagang, kerajinan (kerajinan perak, kerajinan wayang kulit, dan kerajinan anyaman),
danwisata. Namun ada juga sebagian warga yang hidup dari ekspansi dunia pendidikan sepertirumah
kost buat mahasiswa.Merupakan pemandangan yang biasa ketika anda sampai di stasiun Yogyakarta
atau di halte khusus tempat perhentian bus-bus pariwisata, anda akandisambut oleh banyak tukang
becak. Mereka akan mengantarkan anda ke tempat tujuan manasaja yang layak untuk anda nikmati
seperti toko baju, toko bakpia, mal, atau sekadar membel cinderamata. Anda pun akan heran
setelah tukang becak itu mengajak anda berkeliling kotaseharian, mereka hanya akan meminta
bayaran yang rendah. Mengapa bisa demikian?Ternyata mereka juga sudah mendapat bagian dari
mengantarkan anda ke toko-toko tadi.

1. Sektor Pertambangan dan Energi

Di bidang pertambangan dan energi, terdapat 28 jenis bahan galian, naik dari golongan Bmaupun
golongan C yang mendominasi adalah batu kapur putih memiliki potensi yang cukuptinggi, yaitu
sebesar 621.073,6 ton, serta beberapa jenis tambang lainnya, seperti andesit(44,097,2 ton),
bentonit/abu bumi (1.699,16 ton), dan kaolin/feldstar (1.225 ton).

2. Sektor Perindustrian

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2008 tentang kebijakan perindustrian nasional
di Indonesia yaitumendorong tumbuh kembangnya industri di daerah.Kebijakan tersebut adalah
memfasilitasitumbuhnya industri tersebut. Berkaitan dengan itu maka dari Kementerian
DepartemenPerindustrian yang diwakili oleh Prof. Dr. Ir. Alex SW Retraubun, M.Sc. (wakil
menteriDepartemen Perindustrian) didampingi oleh Hamdani (kepala biro kepegawaian) dan
SriSundari (Kapusdiklat Industri) mengadakan kunjungan ke salah satu Perguruan Tinggi di bawah
Departemen Perindustrian yaitu Akademi Teknologi Kulit Yogyakarta.

Akademi TeknologiKulit adalah salah satu Perguruan Tinggi Perkulitan satu-satunya di Indonesia
yangmenghailkan Sumber Daya Manusia, SDM tersebut adalah sebagai fondasi untuk rancang
bangun industri nasional 2025 khususnya di bidang industri kulit.

3. Sektor Perdagangan

Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan Tambang Daerah Istimewa YogyakartaBerdasarkan


Surat Keputusan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 100 Tahun2001, Dinas mempunyai
fungsi sebagai pelaksana kewenangan Pemerintahan Daerah di bidang Industri dan perdagangan,
kewenangan dekosentrasi serta tugas pembantuan yangdiberikan oleh Pemerintah Daerah.Untuk
melaksanakan fungsi sebagaimana tersebut di atas, Dinas mempunyai tugas :

Menyusun rencana kegiatan Dinas sesuai dengan Rencana strategis PemerintahDaerah

Merumuskan kebijakan teknis di bidang Industri dan Perdagangan

Memberikan izin usaha di bidang Industri dan Perdagangan kewenangan Propinsidan melaksanakan
pelayanan umum

Melaksanakan pembinaan usaha Industri dan Perdagangan lintas kewenangan propinsi

Memfasilitasi penyelenggaraan Industri dan Perdagangan pemerintah Kabupaten/Kota

Membrdayakan sumberdaya aparatur dan mitra kerja di bidang Industri danPerdagangan

Menyelenggarakan kegiatan ketatausahaan

4. Sektor Kerajinan
1. Batik

Batik adalah salah satu kerajinan khas Indonesia terutama daerah Yogyakarta.Batik yogyaterkenal
karena keindahannya, baik corak maupun warnanya.Seni batik sudah ada diturunkanoleh nenek
moyang, hingga saat ini banyak sekali tempat-tempat khusus yang menjual batik ini.Perajin batik
banyak terdapat di daerah pasar ngasem dan sekitarnya.

2. Perak

Kerajinan perak di Yogyakarta terkenal karena kekhassannya.Kerajinan ini berpusat diKotaGede,


dimana hampir seluruh masyarakat di daerah ini menjadi pengrajin dan penjual perak, banyak para
wisatawan yang datang ke tempat ini bila hendak membeli kerajinan perak.

3. Wayang

Seni wayang banyak terdapat di daerah jawa, khususnya jogjakarta, para pengrajin maupun
pendalang sudah diwariskan secara turun temurun. Pengarajin wayang banyak terdapat didaerah
pasar ngasem, bahan-bahan dari wayang ini terbuat dari kulit sapi atau kerbau,sehingga tidak mudah
rusak dan awet. Wayang mudah di dapat juga di daerah sepanjang Malioboro.

C. Sistem Kemasyarakatan

1. Sistem Kekerabatan

Sistem kekerabatan orang Jawa berdasarkan prinsip keturunan bilateral (garis keturunan
diperhitungkan dari dua belah pihak, ayah dan ibu). Di daerah Yogyakarta bentuk kerabat disebut
alur waris (sistem trah), yang terdiri dari enam sampai tujuh generasi.

2. Sistem Perkawinan

Pada jaman dahulu sistem perkawinan biasanya menggunakan darah keturunan. Pada jaman dahulu,
biasanya para raja-raja dalam suatu kerajaan yang memerintah Daerah Istimewa Yogyakarta saat itu
melakukan sistem pernikahan berdasarkan pada garis ningrat. Jadi dapat dijelaskan pada masa itu,
para pemimpin terbesar kerajaan melakukan sistem perkawinan berdasar pada garis keturunan.
Namun hal itu tidak mengartikan akan adanya sebuah kasta atau tingkatan derajat sosial di
dalamnya.Namun bagi para masyarakat biasa, atau sekelompok orang yang berasal bukan dari garis
keturunan ningrat, maka mereka hanya menerapkan sistem perkawinan berdasarkan pada prinsip
keturunan bilateral biasa, tanpa memperdulikan garis keturunan istimewa (ningrat).

Adapun beberapa tata cara yang digunakan dalam upacara adat perkawinan dalam suku jawa, yaitu
Yogyakarta sebagai berikut:

1. Nontoni

Nontoni (bahasa Jawa) adalah upacara untuk melihat calon pasangan yang akan dikawininya. Dimasa
lalu orang yang akan nikah belum tentu kenal terhadap orang yang akan dinikahinya, bahkan
kadang-kadang belum pernah melihatnya, meskipun ada kemungkinan juga mereka sudah tahu dan
mengenal atau pernah melihatnya. Agar ada gambaran siapa jodohnya nanti maka diadakan tata
cara nontoni. Biasanya tata cara ini diprakarsai pihak pria. Setelah orang tua si perjaka yang
akandiperjodohkan telah mengirimkan penyelidikannya tentang keadaan si gadis yang akan diambil
menantu. Penyelidikan itu dinamakan dom sumuruping banyu atau penyelidikan secara rahasia.
Setelah hasil nontoni ini memuaskan, siperjaka sanggup menerima pilihan orang tuanya, maka
diadakan musyawarah diantara orang tua untuk lamaran.

2. Upacara Lamaran

Melamar artinya meminang, karena pada zaman dulu diantara pria dan wanita yang akan menikah
kadang-kadang masih belum saling mengenal, jadi hal ini orang tualah yang mencarikan jodoh
dengan cara menanyakan kepada seseorang apakah puterinya sudah atau belum mempunyai calon
suami. Dari sini bisa dirembug hari baik untuk menerima lamaran atas persetujuan bersama.Pada
hari yang telah ditetapkan, utusan dari calon besan dengan membawa oleh-oleh. Pada zaman dulu
yang lazim disebut Jodang yang dipikul oleh empat orang pria.Makanan tersebut biasanya terbuat
dari beras ketan antara lain: Jadah, wajik, Rengginang dan sebagainya.Menurut naluri makanan
tersebut mengandung makna sifat dari bahan baku ketan yang lengket dan diharapkan kelak kedua
pengantin dan antar besan tetap lengket. Setelah lamaran diterima kemudian kedua belah pihak
merundingkan hari baik untuk melaksanakan upacara peningsetan.Banyak keluarga Jawa masih
melestarikan sistem pemilihan hari pasaran pancawara dalam menentukan hari baik untuk upacara
peningsetan dan hari ijab pernikahan.

3. Peningsetan

Kata peningsetan (bahasa Jawa) adalah dari kata dasar singset yang berarti ikat, peningsetan jadi
berarti pengikat. Peningsetan adalah suatu upacara penyerahan sesuatu sebagai pengikat dari orang
tua pihak pengantin pria kepada pihak calon pengantin putri. Menurut tradisi peningset terdiri dari:
kain batik, bahan kebaya, semekan, perhiasan emas, uang yang lazim disebut tukon (imbalan)
disesuaikan pada kemampuan ekonominya, jodang yang berisi: jadah, wajik, rengginan, gula, teh,
pisang raja satu tangkep, lauk pauk dan satu jenjang kelapa yang dipikul tersendiri, satu jodoh ayam
hidup. Untuk menyambut kedatangan ini diiringi dengan Gending Nala Ganjur.Biasanya penentuan
hari baik pernikahan ditentukan bersama antara kedua pihak setelah upacara peningsetan.

4. Upacara Tarub

Tarub (bahasa Jawa) adalah hiasan janur kuning yang dipasang tepi tratag yang terbuat dari
bleketepe.Pemasangan tarub biasanya dipasang saat bersamaan dengan memandikan calon
pengantin yaitu satu hari sebelum pernikahan itu dilaksanakan.

5. Nyantri

Upacara nyantri adalah menitipkan calon pengantin pria kepada keluarga pengantin putri, satu
sampai dua hari sebelum pernikahan. Calon pengantin pria ini akan ditempat kan dirumah saudara
atau tetangga dekat. Upacara nyantri ini dimaksudkan untuk melancarkan jalannya upacara
pernikahan, sehingga saat-saat upacara pernikahan dilangsungkan maka calon pengantin pria sudah
siap dit3empat sehingga tidak merepotkan pihak keluarga pengantin putri.

6. Siraman
Upacara Siraman Siraman (bahasa Jawa) memiliki arti mandi.Yang dimaksud dengan siraman adalah
memandikan calon pengantin yang mengandung arti membershkan diri agar menjadi suci dan murni.

7. Midodareni

Midodareni berasal dari kata dasar widodari (bahasa Jawa) yang berarti bidadari yaitu putri dari
surga yang sangat cantik dan sangat harum baunya. Midodareni biasanya dilaksanakan antara jam
18.00 sampai dengan jam 24.00 ini disebut juga sebagai malam midodareni, calon penganten tidak
boleh tidur.

8. Langkahan

Langkahan berasal dari kata dasar langkah (bahasa Jawa) yang berarti lompat, upacara langkahan
disini dimaksudkan apabila pengantin menikah mendahului kakaknya yang belum nikah , maka
sebelum akad nikah dimulai maka calon pengantin diwajibkan minta izin kepada kakak yang
dilangkahi.

9. Ijab

Ijab atau ijab kabul adalah pengesahan pernihakan sesuai agama pasangan pengantin. Secara tradisi
dalam upacara ini keluarga pengantin perempuan menyerahkan atau menikahkan anaknya kepada
pengantin pria, dan keluarga pengantin pria menerima pengantin wanita dan disertai dengan
penyerahan emas kawin bagi pengantin perempuan. Upacara ijab qabul biasanya dipimpin oleh
petugas dari kantor urusan agama sehingga syarat dan rukunnya ijab qobul akan syah menurut
syariat agama dan disaksikan oleh pejabat pemerintah atau petugas catatan sipil yang akan
mencatat pernikahan mereka di catatan pemerintah.

10. Panggih

Panggih (bahasa Jawa) berarti bertemu, setelah upacara akad nikah selesai baru upacara panggih
bisa dilaksanakan,.Pengantin pria kembali ketempat penantiannya, sedang pengantin putri kembali
ke kamar pengantin.Setelah semuanya siap maka upacara panggih dapat segera dimulai.

D. Sistem Bahasa

Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan tempat bertemunya berbagai etnis dengan latar belakang
kebahasaan yang berbeda-beda sebagai akibat julukan kota pelajar yang dimilikinya. Kompleksitas
situasi kebahasaan di daerah ini sebenarnya menjadikan kota ini sebagai area yang kaya akan
permasalahan kebahasaan. Hanya saja sampai sekarang ini belum ada ahli yang ingin atau berminat
untuk secara serius mnggelutinya. Pada kesempatan ini dalam rentang waktu yang sangat terbatas
saya akan mencoba untuk menelusuri seluk-beluknya

1. Bahasa Jawa

Sekurang-kurangnya ada empat ragam bahasa Jawa yang digunakan di daerah ini. Adapun keempat
ragam itu adalah bahasa Jawa Ngoko, bahasa Jawa Krama, bahasa Jawa Madya, dan bahasa Jawa
Indah. Masing-masing varian ini oleh orang yang lebih ahli atau mumpuni masih memungkinkan
untuk dibagi-bagi menjadi berbagai subvarian sehingga ragam-ragam bahasa Jawa ini menjadi sangat
rumit.

Pada masa sekarang disinyalir varian ragam-ragam bahasa Jawa ini sudah banyak yang hilang, atau
tidak dikuasai lagi oleh generasi yang lebih muda. Saat ini dalam situasi bilingual yang diglosik bahasa
Jawa merupakan bahasa atau varian (L) yang digunakan oleh para pemakainya dalam situasi yang
tidak formal. Orang-orang yang telah memiliki hubungan yang akrab biasanya menggunakan bahasa
Jawa ragam ngoko. Orang-orang yang belum memiliki hububungan yang akrab menggunakan bahasa
krama. Tentang bentuk krama mana yang menjadi pilihan masih ditentukan lagi oleh derajat
keakraban penutur dengan lawan tutur. Faktor-faktor sosial seperti umur, jenis kelamin, status
sosial, asal kedaerahan atau tempat tinggal, dan sejumlah faktor lain yang cukup pelik amat
berperanan dalam hubungan ini.

Bahasa Jawa formal atau baku lebih terbatas lagi pemakaiannya. Bahasa Jawa ini digunakan dalam
situasi formal, dalam tulis-menulis, pidato, dan upacara-upacara resmi kedaerahan. Agaknya ada
sedikit perbedaan antara Daerah Istimewa Yogyakarta dan Kota Madya Surakarta di dalam
menentukan laras baku bahasa jawa. Daerah Istimewa Yogyakarta memilih ragam krama, sedangkan
Kodya Surakarta (dapat) menggunakan ragam ngoko.

2. Bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia ragam formal digunakan di dalam situasi situasi yang resmi, seperti rapat-rapat
resmi, surat-menyurat dinas, pendidikan, siaran radio dan televisi baik pemerintah maupun swasta,
dsb. Kota Yogyakarta sebagai pusat administrasi pemerintahan daerah tingkat satu dan kota pelajar
dengan berbagai tempat pendidikan formal maupun informal mengakibatkan semakin
bertambahnya ranah pemakaian bahasa Indonesia formal. Sementara itu, sebagai kota pelajar
mengakibatkan wilayah perkotaan Yogyakarta, khususnya Kabupaten Sleman, Bantul, dan Kota
Madya didatangi oleh berbagai pelajar dari seluruh penjuru tanah air mengakibatkan bahasa
Indonesia dapat leluasa mengembangkan peranannya sebagai bahasa nasional, baik ragam formal
maupun informalnya.

Ragam informal bahasa Indonesia juga berkembang luas di perkotaan. Anak-anak yang tidak
menguasai bahasa Jawa menggunakan bahasa Indonesia informal didalam berkomunikasi dalam
situasi tak resmi. Untuk mereka, dapat dikatakan bahasa Idonesia merupakan bahasa ibu mereka.
Sementara itu, orang-orang yang lebih dewasa, karena bahasa Jawa merupakan bahasa pertamanya,
bahasa Indonesia informalnya sering kali terinterferensi dalam berbagai tatarannya (fonologi,
gramatika, dan leksikon) oleh bahasa pertamanya itu.

Banyaknya sekolah dan perguruan tinggi besar dan kecil yang sebagaian besar mewajibkan kuliah
bahasa Indonesia di kota Yogyakarta, secara langsung mengakibatkan berkembangnya pemakaian
bahasa Indonesia ragam ilmiah. Diskusi-diskusi dan pertemuan ilmiah baik yang berskala lokal
maupun nasional diselenggarakan di tempat ini. Buku-buku teks hasil karya ilmuan dari berbagai
disiplin keilmuan dipublikasikan oleh berbagai penerbit yang cukup banyak jumlahnya. repertoire
bahasa Indonesia di perkotaan jauh lebih kompleks dibandingkan dengan repertoire bahasa Jawa.
Semua repertoire itu berkembang secara seimbang.
E. Sistem Kesenian

Ada banyak kesenian tradisional di Jogjakarta atau Jawa.Berikut ini beberapa kesenian jawa
tradisional Jawa, yang juga merupakan budaya Kesenian Yogjakarta.

a. Wayang

Wayang dalam bentuk yang asli merupakan kreasi budaya orang Jawa yang berisi berbagai aspek
kebudayaan Jawa.Wayang sudah ada jauh sebelum masuknya kebudayaan Hindu ke Indonesia.Pada
jaman Neolitikum pertunjukan wayang awalnya terdiri atas upacara-upacara keagamaan yang
berlangsung di malam hari untuk persembahan kepada “Hyang”.Pertunjukan wayang ceritanya
menggambarkan jiwa kepahlawanan para nenek moyang yang ada dalam mitologi.

Pada masa sekarang pertunjukan wayang sudah sangat berbeda jika dibandingkan dengan
pertunjukan yang sama dimasa lampau. Dahulu wayang digambarkan sesuai dengan wajah nenek
moyang.

Orang Jawa gemar sekali menonton wayang karena ceritanya berisi pelajaran-pelajaran hidup yang
sangat berguna yang dapat dijadikan pedoman dan tuntunan di dalam menjalani hidup di
masyarakat. Berdasarkan cerita dan penyajian kira-kira ada 40 jenis wayang yang ada di Indonesia,
diantaranya wayang beber, wayang klithik, wayang kulit, wayang krucil dan wayang thengul atau
wayang golek. Pementasan wayang selalu diiringi dengan musik gamelan.

1. Wayang Kulit

Wayang kulit biasanya dibuat dari kulit kerbau atau kulit lembu.Wayang kulit kini telah menjadi
warisan budaya nasional dan sudah sangat terkenal di dunia sehingga banyak orang asing yang
datang dan mempelajari seni perwayangan.Pertunjukan wayang kulit sampai saat ini tetap digemari
sebagai tontonan yang menarik, biasanya disajikan semalam suntuk.

2. Wayang Wong

Wayang Wong berarti wayang yang diperankan oleh manusia. Ceritanya juga hampir sama dengan
cerita-cerita pada wayang kulit namun dalangnya disamping sebagai piñata cerita tetapi juga
sekaligus sebagai sutradara panggung.

3. Wayang Thengul/Wayang Golek

Wayang Thengul/Wayang Golek adalah wayang berbentuk boneka dari kayu.ceritanya berasal dari
kisah Menak. Orang suka menonton wayang ini karena gerakan-gerakan boneka kayu yang
didandani persis manusia ini sangat mirip dengan gerakan orang.

4. Wayang Klithik

Wayang ini dibuat dari kayu papan dan nama ini berasal dari suara klithik-klithik sewaktu dimainkan
dan biasanya ceritanya adalah Damarwulan.
b. Langen Mandra Wanara

Langen Mandra Wanara yang merupakan kombinasi antara berbagai jenis tarian, embang, drama
dan irama gamelan adalah salah satu bentuk kesenian tradisional Yogyakarta.Karakteristik tarian ini
adalah para penarinya berdiri dengan lutut atau jengkeng sambil berdialog dan menyanyi
‘mocopat’.Cerita langen mandra wanara diambil dari kisah ramayana dengan lebih banyak
menampilkan wanara/kera.

c. Kethoprak

Kethoprak adalah kesenian tradisional yang penyajiannya dalam bahasa Jawa ceritanya bermacam-
macam berisi dialog tentang sejarah sampai cerita fantasi serta biasanya selalu didahului dengan
tembang Jawa. Kostum dan dandanannya menyesuaikan dengan adegan dan jalan cerita serta selalu
diiringi dengan irama gamelan dan keprak.

d. Karawitan

Musik gamelan tradisional Jawa yang dimainkan oleh sekelompok Wiyaga dan diiringi oleh nyayian
dari Waranggono dan Wiraswara biasanya disebut ‘Uyon-uyon’, sedangkan kalau tanpa diiringi oleh
nyayian dari Waranggono atau Wiraswara disebut ‘Soran’.

e. Jathilan

Merupakan tarian yang penarinya menggunakan kuda kepang dan dilengkapi unsur magis.Tarian ini
digelar dengan irinhgan beberapa jenis alat gamelan seperti Saron, kendang dan gong.

f. Sendratari Ramayana

Salah satu sendratari yang terkenal adalah sendratari Ramayana. Sendratari Ramayana mempunyai
keistimewaaan tersendiri karena ceritanya mengisahkan antara pekerti yang baik (ditokohkan oleh
Sri Rama dari negara Ayodyapala) melawan sifat jahat yang terjelma dalamdiri Rahwana (Maharaja
angkara murka dari negara Alengka)

Sendaratari Ramayana dipentaskan di Panggung Terbuka Prambanan secara rutin pada bulan
Meisampai Oktober, masing-masing dalam 4 (empat) episode yaitu :

Episode satu: Hilangnya Dewi Shinta

Episode dua:Hanoman Duta

Episode Ketiga:Kumbokarno Leno atau gugurnya Pahlawan Kumbokarno

Episode Keempat: Api suci

Apabila ingin menyaksikan ceritera Ramayana secara ringkas (full story), dapat menonton di Teater
Tri Murti Prambanan pada setiap hari selasa, rabu, dan kamis. Alternatif lain bagi mereka yang ingin
menonton Sendratari Ramayana di kota Yogyakarta, beberapa tempat yang menyajikan diantaranya
di Jl. Brigjen Katamso (Pura Wisata dan Ndalem Pujokusuman).

h. Tari Kreasi Baru


Seni Tari dan seni Karawitan Jawa berkembang terus dengan munculnya tata gerak tari (koreografi)
dan iram-irama baru.Salah seorang perintis tari kreasi baru adalah seniman Bagong Kusudiarjo,
padepokannya terletak di daerah Gunung Sempu, Kabupaten Bantul.

F. Sistem Pengetahuan

Unsur ini termasuk penting,jika tidak adanya pengetahuan yang memadai maka budaya tersebut
tidak akan tercipta apalagi berkembang.pengetahuan sangat berguna untuk memicu timbulnya ide-
ide yang baru dan kreatif sehingga budaya tersebut dapat dipertahankan.

Sistem pengetahuan masyarakat di Yogyakarta sudah sangat bagus. Pengetahuan masyarakatnya


sudah sangat modern. Namun sistem pemikiran masyarakatnya tentu sangat beragam (setiap orang
tidak mempunyai pengetahuan yang sama).

G. Sistem Religi

Masyarakat Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki sistem religi kepada agama dan sistem
kepercayaan yang bersifat animisme dan dinamisme, contohnya saja di kota Yogyakarta terdapat
ritual yang dinamakan; Sekaten, Gerebek Maulid, Masangin.
BAB IV

PENUTUP
A. Kesimpulan

Unsur budaya adalah suatu hal yang membentuk dan merupakan hal yang penting agar budaya
tersebut dapat terbangun,tanpa unsur-unsur tersebut,mungkin budaya yang ada saat ini tidak akan
berkembang dengan cepat.Unsur budaya terbentuk secara alami dan dari kesadaran manusia itu
sendiri,Karena untuk memenuhi kebutuhannya,secara tidak langsung manusia berpikir dan akhirnya
terciptalah unsur-unsur kebudayaan yang ada saat ini.Unsur budaya bisa dikembangkan di masa
mendatang,dengan cara melestarikan budaya tersebut,dan terus menggali potensi dari setiap unsur-
unsur budaya yang ada.

B. Saran

Kita harus menjaga Kebudayaan Kita karena itu merupakan harta berharga bagi kita.Dengan
kebudayaan Kita dapat mempertahankan kebiasaan asli bangsa Kita. Apabila kita sebagai masyarakat
memegang teguh kebudayaan maka perubahan dari luar pun tidak akan mudah masuk pada
kebudayaan asli kita.
DAFTAR PUSTAKA

Hidayah.Zuliyani 1997 Ensiklopedia Suku Bangsa di Indonesia.jakarta: LP3ES koentjaraningrat 1971


manusia dan kebudayaan di Indonesia.jakarta: DjambatanMelalatoa,M. junus 1997 Ensiklopedi suku
bangsa di Indonesia. Jakarta: departemen pendidikan dan kebudayaan

Indonesia's Population: Ethnicity and Religion in a Changing Political Landscape. Institute of


Southeast Asian Studies. 28 April 2003. ISBN 9812302123

http://gumilar69.blogspot.co.id/2013/06/cultural-universal-masyarakat-yogyakarta.html

Anda mungkin juga menyukai