Anda di halaman 1dari 12

JUARA : Jurnal Olahraga 4 (1) (2019)

JUARA : Jurnal Olahraga


http://jurnal.upmk.ac.id/index.php/juara

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN DISKUSI KELOMPOK


DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN DAN AKTIVITAS BELAJAR
MAHASISWA
Dicky Tri Juniar1) Aang Rohyana2) Agus Arief Rahmat3)
1
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi
email : teje1986@gmail.com
2
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi
email : aangrohyana@unsil.ac.id
3
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi
email: aarmor09@gmail.com

Info Artikel Abstrak


____________________ ____________________________________________________________
Sejarah Artikel: Penelitian ini bertujuan untuk membuat pengembangan model
Diterima Desember 2018 pembelajaran diskusi kelompok dalam upaya meningkatkan pemahaman
Disetujui Desember 2018 dan aktivitas belajar mahasiswa ditinjau dari persepsi mahasiswa dalam
keberlangsungan model pembelajaran Sharing And Knowing (SHARK)
Dipublikasikan Januari 2019
pada mata kuliah Belajar dan Pembelajaran Penjas. Proses pembelajaran
____________________ yang memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mampu
Keywords: mengeksplor kemampuan penalaran pengetahuan dan meningkatkan
Aktivitas, Belajar, respon terhadap kondisi sosial yang lebih positif sehingga menjadi bahan
Model, Diskusi untuk memperkaya model pembelajaran bagi dosen khususnya Jurusan
Pendidikan Jasmani. Metode penelitian menggunakan penelitian dan
Kelompok,
pengembangan yang dikembangkan oleh Borg dan Gall (1983) dan Gay
Pemahaman (1990) yang dikutip oleh Sugiyono. Uji coba penelitian dilaksanakan
melalui uji coba kelompok kecil dan kelompok besar pada mahasiswa
semester 4 yang mengontrak mata kuliah Belajar dan Pembelajaran
Penjas FKIP Universitas Siliwangi sesuai dengan kebutuhan peneliti. Uji
coba kelompok kecil dilaksanakan pada bulan Agustus 2018 dan
menghasilkan beberapa masukan untuk Model Sharing And Knowing.
Kemudian dilanjutkan ke dalam uji coba kelompok besar dari hasil
perbaikan-perbaikan dikelompok kecil sehingga didapat kesimpulan
bahwa Model Sharing And Knowing bisa direkomendasikan menjadi
salah satu model pembelajaran kooperatif di kelas. Namun tingkat
keefektifannya belum diketahui, sehingga perlu dilakukan penelitian
lanjutan untuk mengukur tingkat keefektifan model tersebut.

Abstract
____________________________________________________________
This study aims to develop a group discussion learning model in an effort
to improve understanding and learning activities of students in terms of
student perceptions in the continuity of the learning model Sharing and
Knowing (SHARK) in the subjects of Penjas Learning and Learning. The
learning process that provides opportunities for students to be able to
explore the ability of reasoning knowledge and improve responses to more

15
positive social conditions so that it becomes material to enrich the
learning model for lecturers, especially the Department of Physical
Education. The research method uses research and development
developed by Borg and Gall (1983) and Gay (1990) cited by Sugiyono.
The research trials were carried out through small group trials and large
groups in the 4th-semester students who contracted the Physical
Education and Learning courses FKIP Siliwangi University in accordance
with the needs of researchers. A small group trial was held in August 2018
and produced several inputs for the Sharing and Knowing Model. Then
proceed to a large group trial of the results of improvements in a small
group so that it can be concluded that the Model Sharing and Knowing
can be recommended as one of the cooperative learning models in the
class. But the level of effectiveness is unknown, so further research is
needed to measure the effectiveness of the model.

© 2019 Dicky Tri Juniar, Aang Rohyana, Agus Arief Rahmat


Under the license CC BY-SA 4.0


Alamat korespondensi: ISSN 2655-1896 (online)
ISSN 2443-1117 (cetak)
E-mail : aangrohyana@unsil.ac.id
No Handphone : 081322351233

16
Dicky Tri Juniar1) Aang Rohyana2) Agus Arief Rahmat3)/ JUARA : Jurnal Olahraga 4 (1) (2019)

PENDAHULUAN pembelajaran di kelas cenderung kurang


efektif dalam meningkatkan kemampuan
Pendidikan adalah usaha sadar dan pengetahuan dan pemahaman terhadap
terencana untuk mewujudkan suasana suatu materi serta peningkatan kemampuan
belajar dan proses pembelajaran agar berinteraksi sosial. Karena model diskusi
peserta didik secara aktif mengembangkan kelompok konvensional pada praktiknya
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan kurang memperhatikan peserta didik yang
spiritual keagamaan, pengendalian diri, pasif, pembagian kelompok yang
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, diserahkan kepada mahasiswa sehingga
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, selalu muncul masalah diskriminatif dalam
masyarakat, bangsa dan negara (UU No 20 memilih teman kelompoknya, kurang
Tahun 2003). Sejalan dengan pemahaman pemanfaatan teknologi dan informasi,
pendidikan menurut John Dowey (Sagala, cenderung diskusi kelompok tidak kondusif
2017:3) marupakan proses pembentukan karena peraturan yang kurang jelas.
kemampuan dasar yang fundamental, baik Berdasarkan permasalahan tersebut
menyangkut daya fikir atau daya peneliti perlu mengembangkan model
intelektual, maupun daya emosional atau diskusi kelompok agar menjadi lebih
perasaan yang diarahkan kepada tabiat menarik, menantang dan menyenangkan.
manusia dan kepada sesamanya. Sehingga Proses pembelajaran yang memberikan
suatu pendidikan diharapkan tidak hanya kesempatan kepada mahasiswa untuk
mampu meningkatkan kemampuan mampu mengeksplor kemampuan penalaran
pengetahuan saja tetapi keterampilan, sikap pengetahuan dan meningkatkan respon
dan mental pun harus bisa ditingkatkan agar terhadap kondisi sosial yang lebih positif.
fungsi dari pendidikan bisa menyeluruh dan Sejalan dengan hasil penelitian Gibbs
berkesinambungan. Pada pelaksanaannya (Mulyasa, 2009:62) yaitu untuk
setiap daerah memperhatikan proses menciptakan suasana belajar yang kondusif
pendidikan yang disesuaikan dengan dan meningkatkan kreatifitas maka harus
standar yang mempunyai tujuan pendidikan memberikan kepercayaan, komunikasi yang
yang sama secara nasional baik pendidikan bebas, pengarahan diri, dan pengawasan
ditingkat Sekolah Dasar, Menengah, Atas yang tidak terlalu ketat. Model
dan bahkan Perguruan Tinggi. pembelajaran yang penulis kembangkan
Beberapa tahun kebelakang potensi- adalah bersifat saling berbagi pengetahuan
potensi kemampuan mahasiswa yang (sharing) sehingga mampu mengetahui dan
meliputi pemahaman terhadap materi dan memahami kajian yang di diskusikan
kemampuan berinteraksi sosial dirasa tidak (knowing) pada proses pembelajaran
ada perubahan yang signifikan dengan berlangsung. Selain itu, model
menggunakan model pembelajaran diskusi pembelajaran yang peneliti akan
konvensional. Bukti yang nyata yaitu kembangkan ini memunculkan komunikasi
mahasiswa setiap ujian tengah dan akhir antar mahasiswa yang lebih interaktif,
semester mendapatkan nilai yang masih responsif dan kritis serta bisa meningkatkan
dirasa kurang, juga pada proses rasa saling menghargai, toleran dan bekerja
pembelajaran berlangsung mahasiswa yang sama antar kelompoknya. Kelebihan
sering berinteraksi dan kritis terhadap pengembangan model ini juga adanya
diskusi di kelas sangat minim yaitu hanya 4 aturan diskusi yang jelas sehingga
sampai 5 orang saja yang tampil berbicara pelaksanaan proses pembelajaran akan
dari 30 – 40 orang di kelasnya. Hasil tercipta suasana belajar yang kondusif.
analisis peneliti yang dilakukan selama Sesuai dengan kondisi di atas peneliti
memberikan perkuliahan pada mata kuliah tertarik untuk mengadakan suatu penelitian
teori Belajar dan Pembelajaran Penjas tentang “Pengembangan Model
melalui observasi kepada mahasiswa Pembelajaran Sharing And Knowing
dengan metode tanya jawab tentang (SHARK) dalam meningkatkan
kegiatan yang dirasakan selama proses Pemahaman dan Aktivitas Belajar
17
Dicky Tri Juniar1) Aang Rohyana2) Agus Arief Rahmat3)/ JUARA : Jurnal Olahraga 4 (1) (2019)

Mahasiswa” pada Mata Kuliah Teori laku yang meliputi perubahan


Belajar dan Pembelajarn Penjas.Bukan kecenderungan manusia seperti sikap,
hanya dari segi keaktifannya saja melainkan minat, atau nilai dan perubahan
keterampilannya pun jelas akan meningkat kemampuannya yakni peningkatan
dengan signifikan, karena dengan proses kemampuan untuk melakukan berbagai
pembelajaran yang kondusif dan interaktif jenis performance (kinerja). Dari hal itu
serta menarik akan memeberikan pengaruh Komalasari (2010:2) mendefinisikan belajar
motivasi besar bagi peserta didik khususnya sebagai suatu proses perubahan tingkah
mahasiswa yang mempunyai karakteristik laku dalam pengetahuan, sikap, dan
kritis, aktif, komunikatif dan interaktif. keterampilan yang diperoleh dalam jangka
Model pembelajaran merupakan waktu yang lama dan dengan syarat bahwa
bentuk nyata dari sebuah aktivitas belajar. perubahan yang terjadi tidak disebabkan
Komaruddin dalam buku Sagala (2017:175) oleh adanya kematangan ataupun
mengemunkakan beberapa pemahaman perubahan sementara karena suatu hal.
tentang model, diantaranya : (1) suatu tipe Sederhananya bahwa belajar merupakan
atau desain, (2) suatu deskripsi atau analogi proses perubahan tingkah laku yang
yang dipergunakan untuk membantu proses dilakukan secara sadar dalam meningkatkan
visualisasi sesuatu yang tidak dapat dengan pengetahuan, sikap dan keterampilan untuk
langsung diamati, (3) suatu sistem asumsi- melakukan berbagai kinerja (performance).
asumsi, data-data, dan inferensi-inferensi Konsep pembelajaran menurut Corey
yang dipakai untuk menggambarkan secara (Sagala, 2017:61) adalah suatu proses
matematis suatu objek atau peristiwa, (4) dimana lingkungan seseorang secara
suatu desain yang disederhanakan dari disengaja dikelola untuk memungkinkan ia
suatu sistem kerja, suatu terjemahan realitas turut serta dalam tingkah laku tertentu
yang disederhanakan, (5) suatu deskripsi dalam kondisi-kondisi khusus atau
dari suatu sistem yang mungkin atau menghasilkan respon terhadap situasi
imajiner, (6) penyajian yang diperkecil agar tertentu, pembelajaran merupakan subset
dapat menjelaskan dan menunjukkan sifat khusus dari pendidikan.Komalasari
bentuk aslinya. (2010:3) mendefinisikan pembelajaran
Pada hakikatnya model pembelajaran sebagai suatu sistem atau proses
merupakan hal yang harus diperhatikan membelajarkan subjek didik/pembelajar
oleh dosen dalam melaksanakan proses yang direncanakan atau didesai,
pembelajaran yang efektif. Penggunaan dilaksanakan dan dievaluasi secara
model pembelajaran yang tepat dapat sistematis agar subjek didik/pembelajar
mendorong tumbuhnya rasa senang siswa dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran
terhadap pelajaran, menumbuhkan dan secara efektif dan efisien. Dari beberapa
meningkatkan motivasi dalam mengerjakan konsep pembelajaran yang dikemukakan di
tugas, memberikan kemudahan bagi siswa atas bisa disimpulkan bahwa pembelajaran
untuk memahami pelajaran sehingga adalah suatu usaha membelajarkan peserta
memungkinkan siswa mencapai hasil didik yang didesain sampai dievaluasi
belajar yang lebih baik (Aunurrahman, untuk mencapai tujuan tertentu secara
2014:143). Sehingga penting sekali bagi efektif dan efisien.
seorang dosen menentukan suatu model Ketepatan memilih suatu model
pembelajaran yang tepat sesuai dengan pembelajaran merupakan keberhasilan bagi
tingkat perkembangan peserta didik agar setiap dosen dalam melaksanakan proses
aktivitas belajar yang diharapkan bisa pembelajaran. Dalam hal ini model
dilakukan secara efektif. pembelajaran yang biasa diterapkan pada
Belajar pada hakikatnya adalah suatu pembelajaran teori sebelumnya dikelas
proses perubahan perilaku yang ada dalam khususnya mata kuliah Belajar dan
diri seseorang. Gagne mendefinisikan Pembelajaran Penjas masih menggunakan
belajar dalam buku Komalasari (2010:2) model diskusi kelompok konvensional.
sebagai suatu proses perubahan tingkah Diskusi ialah suatu proses penglihatan dua
18
Dicky Tri Juniar1) Aang Rohyana2) Agus Arief Rahmat3)/ JUARA : Jurnal Olahraga 4 (1) (2019)

atau lebih individu yang berinteraksi secara METODE PENELITIAN


verbal dan saling berhadapan muka
mengenai tujuan atau sasaran yang sudah Metode penelitian ini menggunaka
ditentukan melalui cara tukar menukar metode penelitian dan pengembangan atau
informasi, mempertahankan pendapat, atau disebut research and development (R&D).
pemecahan masalah (Taniredja dkk, Educational Research and Development
2017:23). biasa juga disebut Research Based
Diskusi kelompok biasanya banyak Development. “ Educational Research and
dilakukan dalam proses pembelajaran Development is a process used to develop
dikelas untuk memecahkan suatu and validate educational products” (Borg
permasalahan yang diberikan oleh guru atau and Gall; 1989).
dosen. Namun model ini terdapat banyak Penelitian dan Pengembangan adalah
kelemahannya, sesuai yang dikemukakan suatu proses atau langkah-langkah untuk
oleh Suryosubroto (Tanieredja, 2017:34) mengembangkan suatu produk baru atau
diantaranya: menyempurnakan produk yang telah ada.
1. Tidak dapat diramalkan sebelumnya Yang dimaksud dengan produk dalam
mengenai hasil akhir, sebab tergantung konteks ini adalah mengembangkan model
kepada kepemimpinan siswa dan pembelajaran diskusi kelompok yang
pertisipasi anggota-anggotanya; dirancang agar menjadi lebih menarik,
2. Memerlukan keterampilan-keterampilan menantang, menyenangkan dan
tertentu yang belum pernah dipelajari membutuhkan eksporasi diri dalam kajian
sebelumnya; secara teoretis, dan mental dalam hal ini
3. Jalan diskusi dapat dikuasai adalah keberanian menampilkan diri
(didominasi) oleh beberapa siswa yang sehingga terbentuknya rasa percaya diri
menonjol; yang baik. Menurut Borg and Gall (1989),
4. Tidak semua topik dapat dijadikan yang dimaksud dengan model penelitian
pokok diskusi, tetapi hanya hal-hal yang dan pengembangan adalah “a process used
bersifat problematis saja yang dapat develop and validate educational product”.
didiskusikan; Dalam penelitian pengembangan
5. Diskusi yang mendalam perlu waktu peneliti mengembangkan atau
yang banyak; memodifikasi pelaksanaan prosedur
6. Sulit untuk membatasi pokok penelitian sebagai berikut.
masalahnya.
7. Sering terjadi dalam diskusi murid a. Studi Pendahuluan
kurang berani mengemukakan
pendapatnya; Studi pendahuluan dilakukan dalam
8. Jumlah siswa di dalam kelas yang terlalu dua bentuk, yaitu studi pustaka dan survei
besar akan mempengaruhi kesempatan terhadap kondisi empirik penelitian.
setiap siswa untuk mengemukakan kemudian melakukan kajian teori serta
pendapatnya survei lapangan untuk mengetahui kondisi
nyata di lapangan sebagai tempat
Dari kelemahan-kelemahan itulah berlangsungnya aktivitas yang menjadi
perlu pengembangan model pembelajaran pusat perhatian peneliti. Hasil studi pustaka
yang bersifat prosedural untuk menunjukkan bahwa beberapa tahun
meminimalisir semua kelemahan tersebut. kebelakang potensi-potensi kemampuan
Model pembelajaran Sharing And Knowing mahasiswa yang meliputi pemahaman
(SHARK) merupakan model yang terhadap materi dan kemampuan
memfasilitasi mahasiswa untuk mampu berinteraksi sosial dirasa tidak ada
mengembangkan seluruh potensi yang ada perubahan yang signifikan dengan
dalam dirinya baik domain pengetahuan, menggunakan model pembelajaran diskusi
sikap, mental dan keterampilannya. konvensional. Bukti yang nyata yaitu
mahasiswa setiap ujian tengah dan akhir
19
Dicky Tri Juniar1) Aang Rohyana2) Agus Arief Rahmat3)/ JUARA : Jurnal Olahraga 4 (1) (2019)

semester mendapatkan nilai yang masih 4. Kondisi / Suasana Kelas


dirasa kurang, juga pada proses - Suasana menyenangkan
pembelajaran berlangsung mahasiswa yang - Kondisi kelas teratur.
sering berinteraksi dan kritis terhadap Kemudian mengacu kepada prinsip
diskusi di kelas sangat minim yaitu hanya 4 diatas penulis mengerucutkan indikator
sampai 5 orang saja yang tampil berbicara dalam tahapan pelaksanaan aktivitas,
dari 30 – 40 orang di kelasnya. Hasil pemahaman dan prosedur. Setelah
analisis peneliti yang dilakukan selama penyusunan indikator selsai, dilanjutkan
memberikan perkuliahan pada mata kuliah dengan penilaian expert judgment
teori Belajar dan Pembelajaran Penjas (ahli/pakar) pembelajaran terhadap
melalui observasi kepada mahasiswa indikator yang telah disusun, Penilaian atau
dengan metode tanya jawab tentang validasi dengan expert judgment adalah
kegiatan yang dirasakan selama proses untuk memeriksa prosedur pengembangan
pembelajaran di kelas cenderung kurang model pembelajaran diskusi kelompok
efektif dalam meningkatkan kemampuan secara sistematis serta mengevaluasi
pengetahuan dan pemahaman terhadap relevansi dengan variabel yang ditentukan.
suatu materi serta peningkatan kemampuan Hal ini dilakukan untuk mengetahui sejauh
berinteraksi sosial. Karena model diskusi mana pengembangan model pembelajaran
kelompok konvensional pada praktiknya yang digunakan dalam pe- nelitian telah
kurang memperhatikan peserta didik yang mencerminkan keseluruhan aspek yang
pasif, pembagian kelompok yang diukur. Expert judgment menggunakan dua
diserahkan kepada mahasiswa sehingga orang ahli yakni: 1) ahli/pakar
selalu muncul masalah diskriminatif dalam pembelajaran; 2) ahli/pakar tes, pengukur-
memilih teman kelompoknya, kurang an, dan evaluasi.
pemanfaatan teknologi dan informasi, Karakteristik responden yang
cenderung diskusi kelompok tidak kondusif dijadikan perhatian peneliti adalah
karena peraturan yang kurang jelas mahasiswa aktif Jurusan Pendidikan
Jasmani semester 4 yang mengontrak mata
b. Pengembangan Model Pembelajaran kuliah Belajar dan Pembelajaran Penjas,
untuk responden digunakan pada kelompok
Setelah model pengembangan kecil sebanyak 10 mahasiswa dan ujicoba
berdasarkan studi pendahuluan ditetapkan, kelompok besar sebanyak 40 mahasiswa
kemudian dilanjutkan kegiatan dari berbagai kelas.
menganalisis draf pengembangan model Dalam teknik pengambilan sampel
pembelajaran diskusi kelompok dan peneliti mengerucutkan pengambilan
mengeksplorasikan dengan pengetahuan responden untuk dijadikan teste dengan
yang ada diliteratur. Selanjutnya, menyusun menggunakan teknik Random sampling
drafkerangka model, tahapan-tahapan dan atau secara acak dipilih representatif
prosedur pelaksanaan pembelajaran dengan mewakili populasi.
menggunakan model sharing and knowing
(SHARK) berdasarkan Prinsip-Prinsip HASIL DAN PEMBAHASAN
Model Pembelajaran yang
telah ditentukan sebagai berikut : Dari hasil analisis penelitian dapat
1. Rasional teoritik dikaji beberapa hal, bahwa pada proses
- Teori pembelajaran kooperatif pembelajaran didalam kelas khususnya
2. Tujuan Model menggunakan model pembelajaran
- Meningkatkan pemahaman
berkelompok akan nampak berbagai hal
- Meningkatkan aktivitas belajar
3. Langkah-langkah (sintax) yang menjadi titik tolak untuk mengubah
- Perisapan dan menghidupkan suasana kelas,
- Pelaksaksanaan karakteristik dan juga kemampuan
- Penutup mahasiswa. Hal yang paling nampak dalam
20
Dicky Tri Juniar1) Aang Rohyana2) Agus Arief Rahmat3)/ JUARA : Jurnal Olahraga 4 (1) (2019)

suatu prosedur yang buat adalah mengenai prosedur dalam melaksanakan kegiatan
aturan yang jelas, sistematika kegiatan yang pembelajaran. Selain prosedur yang jelas,
teratur, juga penghargaan serta hukuman terdapat juga aturan-aturan yang bisa
yang jelas dan konsekuensi terhadap memotivasi mahasiswa untuk membiasakan
pelanggaran yang dilakukan. memunculkan sikap percaya diri, tanggung
Dalam model SHARK ini sistematika jawab, bertoleransi dan menghargai teman-
pembelajaran dipaparkan dengan jelas temannya. Dalam aturan tersebut, model
sampai kepada tugas dan fungsi dosen serta SHARK ini memberikan penghargaan
mahasiswa dalam proses pembelajaran kepada mahasiswa yang aktif dan kritis
berlangsung, bahkan mulai dari persiapan berupa nilai tambah (+) dan hukuman
sampai berakhirnya pembelajaran. Model berupa pengurangan nilai (-) bagi
pembelajaran yang sering dilakukan dalam mahasiswa yang kurang disiplin, tidak bisa
pembelajaraan kooperatif sering menghargai teman dan tidak responsif.
memunculkan tahapan kegiatan yang Keseluruhan penghargaan dan hukuman
kurang jelas untuk dilakukan, sehingga tersebut pada akhirnya nanti akan
dalam prosesnya pelaku pembelajaran diakumulasikan menjadi nilai akhir
(dosen dan mahasiswa) banyak yang semester dengan hasil UTS dan UAS.
kebingungan dalam menerapkan sebuah Sehingga mahasiswa akan terus termotivasi
model pembelajaran dalam kegiatan untuk mendapatkan nilai tambah dengan
pembelajaran terutama pembelajaran yang lebih aktif, kreatif dan kritis dalam proses
bersifat berkelompok dan diskusi. pembelajaran.
Model pembelajaran Sharing And Hasil uji coba kelompok kecil
Knowing (SHARK) ini merupakan salah terhadap model SHARK ini secara umum
suatu model pembelajaran yang masih ada kekurangannya, dan kekurangan
dikembangkan untuk memberikan kejelasan tersebut dijelaskan sebagai berikut:

Tabel 1 Kekurangan Model SHARK pada uji coba kelompok kecil

No Kekurangan Solusi
1 Waktu untuk diskusi penyaji dalam Solusi yang baik terhadap
menjawab pertanyaan tidak dibatasi. kekurangan tersebut adalah
menentukan batas waktu berfikir
untuk menjawab setiap
pertanyaan selama 30 detik.
2 Waktu untuk menjawab pertanyaan yang Sama dengan nomor satu (1)
dilemparkan ke audien tidak ada batas yaitu waktu untuk menjawab
maksimal. harus dibatasi selama 30 detik.
Kesempatan kelompok lain untuk Menentukan penunjukkan secara
menjawab tidak ada. Hal ini muncul saat langsung dari kelompok penyaji
beberapa kelompok yang mendominasi terhadap kelompok yang belum
diskusi atau personil dalam satu kelompok
memberikan kontribusi untuk
adalah mahasiswa-mahasiswa yang aktif,
sehingga saat diskusi hanya kelompok- menjawab pertanyaan yang
kelompok itu saja yang berkontribusi. diberikan.

21
Dicky Tri Juniar1) Aang Rohyana2) Agus Arief Rahmat3)/ JUARA : Jurnal Olahraga 4 (1) (2019)

Kesimpulan hasil diskusi tidak di 4. Munculnya informasi dua arah.


sampaikan oleh penyaji. Hal ini biasanya Informasi yang diharapkan dalam suatu
terlupakan dalam prosedur pembelajaran proses pembelajaran yaitu tidak hanya
dari satu sumber saja (penyaji) tetapi
dengan model diskusi kelompok.
dari kelompok lain sama-sama
Mahasiswa sering melupakan untuk memberikan tambahan keilmuan
melakukan kesimpulan hasil diskusi terhadap kajian yang dibahas. Dan di
kelompok. Solusinya setiap personil dalam akhiri oleh informasi dosen yang di
kelompok penyaji harus menjalankan sinkronkan dengan pengetahuan dari
perannya dengan baik, sehingga setiap hal mahasiswa, sehingga informasi akan
yang dibahas dicatat dengan lengkap dan lebih jelas dan lebih baik lagi.
5. Memunculkan sikap percaya diri,
bisa disimpulkan di akhir diskusi.
toleran dan kerjasama. Sikap tersebut
Dari perbaikan-perbaikan tersebut muncul tidak begitu saja melainkan bisa
maka dilaksanakan uji coba kelompok besar muncul dengan stimulus yang tidak
selama 3 pertemuan agar mahasiswa lebih langsung misalnya video menarik atau
mengenal dan memahami prosedur dengan tekanan misalnya ditunjuk
pembelajaran diskusi yang dilakukan. Hasil langsung oleh mahasiswa lain untuk
dari uji coba kelompok besar sangat terlihat memberikan pendapatnya.
Hal tersebut merupakan suatu bukti
animo mahasiswa yang besar dalam proses
nyata respons positif dari mahasiswa
pembelajaran dibuktikan hasil angket
terhadap tanggapan model Sharing And
terbuka yang diberikan menunjukkan >
Knowing (SHARK). Model ini memberikan
90% mahasiswa memberikan respons
suatu pengalaman baru dalam belajar
positif dan memberikan tanggapan yang
berkelompok sehingga mahasiswa bisa
baik setelah melaksanakan proses
memaksimalkan potensi-potensi yang ada
pembelajaran menggunakan model SHARK.
pada dirinya.
Respons-respon tersebut yang paling
Prosedur pembelajaran SHARK yang
banyak muncul adalah :
dilakukan dalam uji coba kelompok besar
1. Instruksi dan bahasa dalam prosedur
pembelajaran sangat jelas dan mudah adalah sebagai berikut :
untuk dipahami dan dilaksanakan. Hal
ini ditunjukkan dengan kondusifitas di
kelas yang baik serta bisa saling
menghargai satu sama lain.
2. Pemahaman terhadap materi yang di
bahas lebih baik. Cara berfikir
mahasiswa berbeda-beda, sehingga
butuh formula untuk mengakomodir
kreativitas mereka agar optimal dalam
memahami materi atau kajian yang
dibahas
3. Aktivitas mahasiswa lebih meningkat.
Meningkatnya aktivitas mahasiswa
ditunjukkan dengan banyaknya
mahasiswa yang memberikan kontribusi
pemikiran dalam diskusi tersebut. Baik
bertanya, menjawab, menambahkan,
menyanggah atau memberikan dan
masukan terhadap permasalahan yang
muncul saat berdiskusi.

22
Dicky Tri Juniar1) Aang Rohyana2) Agus Arief Rahmat3)/ JUARA : Jurnal Olahraga 4 (1) (2019)

Tabel 2 Prosedur pembelajaran SHARK

No Proses Kegiatan Tugas Dosen Tugas Mahasiswa


1 Tahap Persiapan Membuat Rencana Mengambil nomor kelompok dan
Pembelajaran Semester nomor materi yang sudah
(RPS). disediakan oleh dosen.
Membuat kelompok Koordinator kelompok wajib
mahasiswa yang terdiri dari membagi tugas dan peran setiap
3 – 4 orang perkelompok anggota kelompok.
yang heterogen, dengan cara
pengambilan nomor yang di
acak.
Menentukan materi untuk Setiap kelompok wajib membuat
setiap kelompok dengan makalah dan video yang menarik
cara pengambilan nomor sesuai materi yang diberikan
materi yang di acak. dengan durasi paling lama 20
menit.
Membuat format penilaian Kelompok yang akan tampil
Dosen dan antar kelompok presentasi, wajib mengirimkan
beserta rubrik penilaian terlebih dahulu materi yang akan
yang jelas. dijelaskan kepada kelompok yang
lain paling lambat dua hari
sebelum presentasi.
Print out format penilaian antar
kelompok sebanyak kelompok
yang ada.
2 Tahap Mengamati diskusi Kelompok penyaji mengatur
Pelaksanaan selama proses segala rangkaian kegiatan
pembelajaran. pembelajaran dan membagikan
format penilaian antar kelompok
kepada setiap kelompok.
Memberikan penilaian Kelompok penyaji
kepada mahasiswa yang mempresentasikan materinya
bertanya, menjawab, secara tidak langsung melalui
menambahkan dan video menarik yang sudah
menyanggah. dibuat, yang didalamnya
menjelaskan peran secara
personal dalam kelompok.
Menilai makalah dan Kelompok penyaji memberikan
video yang ditampilkan kesempatan kepada kelompok
kelompok penyaji. audien untuk mengajukan
pertanyaan
Menerima hasil penilaian Setiap kelompok audien harus
antar kelompok. memberikan penilaian secara
individu kepada kelompok
penyaji pada format yang sudah
disediakan.
Pelaksanaan diskusi paling lama
80 menit termasuk dengan
23
Dicky Tri Juniar1) Aang Rohyana2) Agus Arief Rahmat 3)/ JUARA : Jurnal Olahraga 4 (1) (2019)

penyajian video.
3 Tahap Akhir Memberikan penjelasan Menyimak dan memahami hasil
kembali hasil diskusi evaluasi dari dosen.
yang dianggap belum
dipahami oleh seluruh
mahasiswa.
Memberikan evaluasi Menanyakan kembali materi
menyeluruh dari hasil apabila belum dipahami secara
diskusi. maksimal.
Mengingatkan kepada
penyaji berikutnya perihal
materi yang akan dibahas
untuk mempersiapkan
kelompoknya.
Mengumumkan
mahasiswa yang
mendapatkan reward nilai
tertinggi

Terdapat beberapa penelitian media pendukung yaitu adanya tutorial


mengenai pengembangan model proses pembelajaran interaktif berbasis
pembelajaran yang dilakukan oleh media. Sehingga mahsiswa lebih leluasa
beberapa peneliti. Dikemukaan melalui untuk mencoba kembali di rumah bersama
jurnal-jurnal ilmiah yang sudah tim kelompok untuk belajar bersama. Dari
dipublikasikan baik lokal, regional, hasil analisis 80 % mahasiswa dinyatakan
nasional ataupun internasional. Salah satu berhasil mempelajari materi yang
jurnal ilmiah pada penelitian yang disampaikan dengan model cooperative
dilakukan oleh Dhini Kurnia, Rizka dkk learnin.
(2014) yaitu mengenai “Pengembangan Sebagai pembanding hasil penelitian
Model Pembelajaran Berbasis Cooperative relevan diatas hasil yang dicapai dalam
Learning dalam Meningkatkan Motivasi penelitian penulismempunyai kesamaan
Belajar Mahasiswa dan Peningkatan Mutu hasil secara berarti, ini dubuktikan melalui
Lulusan Alumni Fasilkom Berbasis E- hasil uji coba kelompok kecil dilakukan
Learning”. Hasil penelitiannya pada perbaikan-perbaikan untuk ke tahap
pembelajaran perkuliahan Praktikum berikutnya yaitu tahap uji coba kelompok
Pemrograman web dengan model besar terhadap subyek yang lebih banyak,
Cooperative Learning pada semester Gasal agar model tersebut bisa lebih baik lagi
2013 jurusan sistem informasi fakultas terutama untuk proses pembelajaran
ilmu komputer dapat disimpulkan bahwa diskusi di kelas. Hasil dari uji coba
dapat meningkatkan nilai akademik kelompok besar yang dilaksanakan pada
mahasiswa dan kemampuan serta pertengahan November 2018 di Ruang
pemahaman tentang pemrograman web. K.02 Jurusan Pendidikan Jasmani, bahwa
Selain itu proses pembelajaran dengan hasil angket terbuka menunjukkan lebih
cooperative learning, kegiatan ini juga dari 90% mahasiswa yang menjadi subyek
menggunakan ICT sebagai salah satu penelitian memberikan respons yang
24
Dicky Tri Juniar1) Aang Rohyana2) Agus Arief Rahmat3)/ JUARA : Jurnal Olahraga 4 (1) (2019)

sangat baik. Sehingga bisa disimpulkan Komalasari, Kokom. 2010. Pembelajaran


secara umum persepsi mahasiswa Kontekstual: Konsep dan Aplikasi.
Reflika Aditama: Bandung.
memberikan respons positif dan merasakan
hal yang berbeda setelah mendapatkan Kurnia, Rizka Dhini, Endang Lestari dan Ali
perlakuan menggunakan Model Sharing Ibrahim. 2014. Pengembangan Model
And Knowing (SHARK) dalam Pembelajaran Berbasis Cooperative
Learning dalam Meningkatkan
pembelajaran di kelas Motivasi Belajar Mahasiswa dan
Peningkatan Mutu Lulusan Alumni
SIMPULAN Fasilkom UNSRI Berbasis E-
Learning). Jurnal Sistem Informasi
Hasil penelitian yang didapatkan secara (JSI). Volume 6 No. 1 Halaman : 645-
sementara dari hasil uji coba kelompok besar 654
adalah sebagai berikut :
1. Persepsi mahasiswa terhadap model Kusuma, Febrian Widya dan Mimin Nur
pembelajaran sharing and knowing Aisyah. 2012. Implementasi Model
(SHARK) dalam proses pembelajaran yaitu Pembelajaran Kooperatif tipe Think
model ini memberikan kejelasan kegiatan Pair Share untuk Meningkatkan
dalam belajar, lebih terstruktur, lebih Aktivitas Belajar Akuntansi Siswa
menyenangkan, menantang dan aktivitas Kelas XI IPS 1 SMA Negeri 2
mahasiswa lebih meningkat. Wonosari tahun ajaran 2011/2012.
2. Umpan balik mahasiswa yang didapat Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia.
memberikan pengaruh yang positif, Vol. X No. Hal. 43 – 63.
diantaranya munculnya sikap percaya diri,
menghargai, saling menghormati dan Lehmann, H. (2010). The Systems Approach
pemahaman terhadap materi lebih bersifat to Education. Special Presentation
bebas disesuaikan dengan tingkat Conveyed in The International Seminar
kemampuan mahasiswa, hanya saja model on Educational Innovation and
ini perlu uji keefektifannya agar bisa Technology Manila. Innotech
digeneralisasikan. Publications-Vol 20 No. 05.
3. Hasil penelitian ini baru kepada tahap uji
coba kelompok besar sehingga penelitian Mulyasa. 2009. Implementasi Kurikulum
belum bisa memberikan rekomendasi Tingkat Satuan Pendidikan:
kepada pelaksana pembelajaran terutama Kemandirian Guru dan Kepala Sekolah.
guru dan dosen untuk menerapkan model Bumi Aksara: Jakarta.
ini dalam kegiatan pembelajaran di kelas.
Nugroho, Aria Prasetyo, Trustho Raharjo,
DAFTAR PUSTAKA Wahyuningsih. 2013. Pengembangan
Media Pembelajaran Fisika
Arikunto, Suharsimi dan Jabar. 2015. Menggunakan Permainan Ular Tangga
Evaluasi Program Pendidikan. Jakarta: ditinjau dari Motivasi Belajar Siswa
Bumi Aksara Kelas VIII Materi Gaya. Jurnal
Pendidikan Fisika. Vol. 1 No. 1 Hal.
Heriyadi, D., & Hadiana, O. (2018). 11-18.
Perbandingan Model Discovery
Learning Dengan Model Peer Teaching Nurjaya, Gede. 2012. Pengembangan Bahan
Terhadap Teknik Passing Bawah. Ajar Metode Pembelajaran Bahasa dan
JUARA : Jurnal Olahraga, 3(2). Sastra Indonesia berbasis Pembelajaran
Retrieved from Kooperatif Jigsaw untuk Meningkatkan
http://jurnal.upmk.ac.id/index.php/juara Pemahaman dan Kemampuan Aplikatif
/article/view/240 Mahasiswa. Jurnal Pendidikan
Indonesia. Vol. 1 No. 2 Hal 102 – 111.

25
Dicky Tri Juniar1) Aang Rohyana2) Agus Arief Rahmat 3)/ JUARA : Jurnal Olahraga 4 (1) (2019)

Ramadan, G., Sartono, Sartono & Hari, Aji Suyono dan Hariyanto. 2016. Belajar dan
Sugeng 2018. Pengembangan Model Pembelajaran: Teori dan Konsep Dasar.
Latihan Paassing Bola Tangan. Jurnal PT. Remaja Rodakarya: Bandung.
Jossae, 3(1), 1-6. doi:
10.26740/jossae.v3n1.p1-6 Taniredja, Tukiran, Efi Miftah dan Sri
Harmianto. Model-Model Pemelajaran
Sagala, Syaiful. 2017. Konsep dan Makna Inovatif dan efektif. Alfabeta: Badung.
Pembelajaran. Alfabeta: Bandung.
Tauhidman, H., & Ramadan, G. (2018).
Susanto, Joko. 2012. Pengembangan Pengembangan Model Latihan
Perangkat Pembelajaran Berbasis Keseimbangan untuk Sekolah Dasar.
Lesson Study dengan Koopertif tipe Jurnal SPORTIF : Jurnal Penelitian
Numbered Heads Together untuk Pembelajaran, 4(1), 133-144.
Meningkatkan Aktivitas dan Hasil doi:10.29407/js_unpgri.v4i1.12012
Belajar IPA di SD. Jurnal of Primary
Education. Vol. 1 No. 2 Hal. 71 – 77. Zulkifli Matondang, 2015, Validitas dan
Reliabilitas Suatu Instrumen
Penelitian, Jurnal Tabularasa PPS
Unimed. Vol. 6 Nomor 1 Juni 20.

26

Anda mungkin juga menyukai