Anda di halaman 1dari 5

Proses Keperawatan dan Asuhan Keperawatan untuk Pasien Jiwa

Nabila Salsabila Panggabean / 181101049


E-mail : nabila15salsabila@gmail.com

Abstrak
Latar Belakang: Proses keperawatan adalah suatu praktik keperawatan yang sistematis dan
terorganisasi dengan menggunakan dasar pengetahuan yang komprehensif untuk mengkaji status
kesehatan klien, membuat penilaian yang bijaksana dan mendiagnosa, mengidentifikasi hasil akhir
kesehatan klien dan merencanakan, menerapkan dan mengevaluasi tindakan keperawatan yang tepat
guna mencapai hasil akhir yang diharapkan. Tujuan: Untuk mengetahui asuhan keperawatan yang
diberikan pada pasien yang mengalami gangguan kejiwaan. Metode: Metode kualitatif dengan
menggunakan literature berupa buku dan jurnal ilmiah. Hasil: Dilakukan lima tahap proses
keperawatan untuk pasien jiwa. Pembahasan: Terdapat lima tahapan yang dilakukan dalam
menentukan asuhan keperawatan yang tepat untuk pasien gangguan jiwa. Penutup: Ada pengaruh
dari penerapan asuhan keperawatan yang tepat dapat membantu proses keperawatan untuk pasien
yang mengalami gangguan kejiwaan.
Kata kunci : Proses Keperawatan, Asuhan Keperawatan Jiwa, Pasien Jiwa.

1. Pendahuluan yang dalam saat melakukan asuhan


keperawatan (Yusuf, Fitryasari PK, dan
Keperawatan jiwa adalah salah satu
Nihayati, 2015, hlm. 40). Pada dasarnya
cabang keperawatan yang dalam
keperawatan jiwa memberikan pelayanan
pelaksanaan proses keperawatannya
profesional berdasarkan ilmu perilaku pada
bersifat unik. Menurut Fortinash (1995)
manusia disepanjang siklus kehidupan
keunikan dalam keperawatan jiwa itu
dengan respons psiko-sosial yang maladitif
dikarenakan seringnya pasien
yang disebabkan oleh gangguan
menunjukkan gejala yang sama untuk
biopsikososial dan memberikan terapi
kasus yang sama, permasalahan yang
keperawatan jiwa melalui pendekatan
pasien miliki tidak dapat dilihat secara
untuk meningkatkan, mencegah,
langsung dengan penyebab yang
mempertahankan dan memulihkan
bervariasi. Kebanyakan pasien mengalami
masalah kesehatan jiwa individu, keluarga
kesulitan menceritakan permasalah yang
dan masyarakat (Riyadi & Purwanto,
dihadapi, sehingga tidak jarang pasien
2009).
menceritakan hal yang sama sekali
berbeda dengan permasalahan yang terjadi. Dikutip dari Sri Nyumirah (2014) WHO

Perawat jiwa dituntut memiliki kejelian (2009) menyatakan bahwa prevalensi


masalah kesehatan jiwa mencapai 13% interpersonal yang terjadi dikarenakan
dari penyakit secara keseluruhan dan kepribadian yang tidak fleksibel (Riyadi &
kemungkinan akan berkembang menjadi Purwanto, 2009). Isolasi sosial dipicu oleh
25% di tahun 2030 jika tidak dilakukan adanya perasaan rendah diri yang
penanganan yang tepat untuk disebabkan oleh kegagalan-kegagalan
menanggulanginya. Gangguan jiwa juga yang terjadi dalam sepanjang daur
berhubungan dengan bunuh diri, lebih dari kehidupan (Dalami, E. et al., 2009).
90% dari satu juta kasus bunuh diri setiap
Oleh karena itu, asuhan keperawatan yang
tahunnya dikarenakan gangguan jiwa.
tepat sangat diperlukan untuk
Prevalensi terjadinya gangguan jiwa berat
menanggulangi resiko yang akan terjadi
di Indonesia berdasarkan Riset Kesehatan
sebagai akibat dari gangguan kejiwaan
Dasar (2007) adalah sebesar 4,6 permil,
yang tidak ditangani dengan baik. Tahapan
dengan kata lain dari 1000 penduduk
yang pertama kali dilakukan adalah
Indonesia empat sampai lima diantaranya
pengkajian (termasuk analisis data dan
menderita gangguan jiwa berat (Balitbang
pembuatan pohon masalah), perumusan
Depkes RI, 2008).
diagnosis, perencanaan, implementasi, dan
Kondisi tersebut dapat terjadi kerena evaluasi.
beberapa faktor yang meliputi faktor fisik
2. Tujuan
yang meliputi perubahan struktur fisik dan
kimia otak, serta faktor genetik. Faktor Untuk mengetahui asuhan keperawatan yang

psikologis yang memicu gangguan diberikan pada pasien yang mengalami


gangguan kejiwaan.
kejiwaan meliputi stress yang dialami dan
ketidakmampuan memanajemen stress 3. Metode
yang dialami (Purniawan, 2018).
Metode kualitatif dengan menggunakan
Salah satu kasus gangguan kejiwaan literature yang berasal dari buku-buku
adalah isolasi sosial. NANDA (2018) tentang proses keperawatan dan asuhan
mendefinisikan isolasi sosial sebagai suatu keperawatan jiwa, serta beberapa jurnal.
keadaan dimana individu mengalami
kesendirian yang ditimbulkan karena orang 4. Hasil
lain sebagai suatu keadaan negatif dan Terdapat banyak klasifikasi gangguan
mengancam. Isolasi sosial menjadi salah kejiwaan dengan tingkatan tertentu yang
satu tanda negatif skizofrenia yang timbul memerlukan penanganan. Salah satunya
akibat adanya gangguan dalam hubungan adalah Isolasi sosial. Ada 5 tahap
Pada tahap pengkajian, data yang Dalam menentukan asuhan keperawatan
dikumpulkan berupa data biologis, yang tepat untuk pasien gangguan jiwa ada
psikologis, sosial dan spiritual. Data lima tahapan yang harus diperhatikan.
subjektif yang mungkin muncul adalah Pengkajian merupakan proses awal dari
rasa malas berinteraksi, penolakan dari proses keperawatan yang bertujuan untuk
orang lain dan perasaan tidak berguna. mengumpulkan informasi dari pasien baik
Pada data objektif yang mungkin timbul berupa data subjektif maupun data
adalah keenggaan dan kurangnya insiatif objektif. Diagnosa adalah penilaian klinik
untuk membangun sebuah percakapan terhadap pasien setelah didapat data
dengan orang lain, mondar-mandir tanpa pasien. Diagnosis menjadi dasar pemilihan
tujuan, afek tumpul dan kontak mata intervensi keperawatan yang menjadi
kurang. Berdasarkan data-data tersebut tanggung jawab perawat. Perencanaan
dapat dibentuk pohon masalah (Dalami et adalah proses pemecahan masalah dalam
al., 2009). keputusan awal tentang apa dan bagaimana
tindakan dilakukan, serta siapa yang
Diagnosa keperawatan menyangkut
melakukan semua tindakan keperawatan.
respons perilaku terhadap stress yang
Implementasi adalah pelaksanaan dan
disebabkan dari hubungan sosial misalnya
pengelolaan dari rencana yang telah
pada pasien isolasi sosial. Pada tahap
disusun pada tahap perencanaan. Evaluasi
perencanaan, perawat membuat tujuan
adalah kegiatan yang dilakukan secara
baik umum maupun khusus dan rencana
terus menerus untuk mengetahui respons
tindakan yang akan diberikan (Riyadi &
pasien terhadap tindakan keperawatan
Purwanto, 2009).
yang telah dilakukan untuk mengetahui
Pada tahap implementasi, tindakan apakah tindakan dapat dilanjutkan, direvisi
dikelompokan untuk individu dan keluarga atau dihentikan (Freitas, R. J. M. de,.
misalnya dengan memberikan terapi Moura, N. A. de,. Feitosa, R. M. M. et al.,
sosialisasi untuk pasien isolasi sosial dan 2018, hlm. 3288).
terapi social skill training (SST) dan terapi
suportif untuk pasien skizofrenia
6. Penutup
(Harkomah, Arif & Basmanelly, 2018, Ada pengaruh dari penerapan asuhan
hlm. 66). Begitupula yang dilakukan pada keperawatan yang tepat dapat membantu
tahap evaluasi. proses keperawatan untuk pasien yang
mengalami gangguan kejiwaan.
5. Pembahasan
7. Referensi klien skizofrenia di rumah sakit jiwa
daerah provinsi Jambi. Indonesian
Berhimpong, E,. Rompas, S,. &
Journal for Health Sciences, 2(1), 65-
Karundeng, M. (2016). Pengaruh
70.
latihan keterampilan sosialisasi
terhadap kemampuan berinteraksi Herdman, T.H., & Kamitsuru, S. (2018).

klien isolasi sosial di RSJ Prof. Dr. NANDA-I diagnosis keperawatan:

V. L. Ratumbuysang Manado. E- definisi dan klasifikasi 2018-2020 (Ed.

Journal Keperawatan, 4(1), 1-6. 11). Jakarta: EGC.

Budiono. (2016). Konsep dasar Nurhalimah. (2016). Keperawatan Jiwa.

keperawatan. Jakarta Selatan: Jakarta Selatan: Kementerian

Kementerian Kesehatan Republik Kesehatan Republik Indonesia.

Indonesia. Nyumirah, S. (2014, Mei). Manajemen

Dalami, E., Suliswati., et al. (2009). asuhan keperawatan spesialis jiwa pada

Asuhan keperawatan klien dengan klien halusinasi di ruang sadewa di RS

gangguan jiwa. Jakarta: TIM. dr. H Marzoeki Mahdi Bogor. Jurnal


Keperawatan Jiwa, 2(1), 1-13.
Fadly, M,. & Hargiana, G. (2018). Studi
kasus: asuhan keperawatan pada klien Purniawan, F. G. P. (2018). Asuhan

isolasi sosial pasca pasung. Faletehan keperawatan ny. W dan tn. S yang

Health Journal, 5(2), 90-98. anggota keluarganya mengalami


skizofrenia dengan masalah
Freitas, R. J. M. de,. Moura, N. A. de,.
keperawatan isolasi sosial di wilayah
Feitosa, R. M. M et al. (2018, Maret
puskesmas Rogotrunan Lumajang
13). Nursing process based on the
tahun 2018. Universitas Jember,
joyce travelbee model. J Nurs UFPE
Digital Repository Universitas Jember.
online, 12(12), 3287-94. 2018,
Desember 1. Riyadi, S,. & Purwanto, T. (2009). Asuhan

https://doi.org/10.5205/1981-8963- keperawatan jiwa. Yogyakarta: Graha

v12i12a235051p3287-3294-2018 Ilmu.

Harkomah, I., Arif, Y., & Basmanelly. Saswati, N & Sutinah. (2017, September

(2018). Pengaruh terapi social skills 20). Pengaruh terapi aktivitas

training (SST) dan terapi suportif kelompok sosialisasi terhadap

terhadap keterampilan sosialisasi pada kemampuan sosialisasi klien isolasi


sosial. Jurnal Endurance, 3(2), 292-
301. 2018,
Juni.http://doi.org/10.22216/jen.v3i1.2
492

Simamora, R. H. (2019). Menjadi Perawat


yang: CIH’HUY. Surakarta: Kekata
Publisher.

Sukaesih, D. (2018). Sosial skill training


pada klien isolasi sosial. Jurnal
Keperawatan Jiwa, 6(1), 19- 24.

Syafrini, R.O., Keliat, B.A., & Putri,


Y.S.E. (2015). Efektivitas
implementasi asuhan keperawatan
isolasi sosial dalam MPKP jiwa
terhadap kemampuan klien. 10(1),
175–182.

Widianti, E,. Keliat, B. A,. Wardhani, I. Y.


(2017). Aplikasi terapi spesialis
keperawatan jiwa pada pasien
skizofrenia dengan harga diri rendah
kronis di RSMM Jawa Barat. Jurnal
Pendidikan Keperawatan Indonesia,
3(1), 83 - 99.

Yunus, R. (2019). Pengambilan keputusan


etis dengan cara berpikir kritis dalam
tindakan keperawatan. Osf.io

Yusuf, A. H,. Fitryasari PK, R,. &


Nihayati, H. E. (2015). Buku ajar
keperawatan kesehatan jiwa. Jakarta:
Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai