Anda di halaman 1dari 13

UNIVERSITAS

MUHAMMADIYAH
GRESIK
PERENCANAAN PAJAK
Semester VI (3 SKS)

5 Sewa Guna Usaha / Leasing


Dosen Pengampu:
Abdullah Mujaddid, SE, MM, BKP

Fakultas Ekonomi dan Bisnis


Program Studi Akuntansi
TA 2020/2021
Materi Pembelajaran : Perencanaan Pajak

1. Konsep Dasar Perencanaan Pajak (M1)


2. Perencanaan Pajak untuk Pemilihan Bentuk Usaha (M2)
3. Perencanaan Pajak untuk Aktiva Tetap dan Revaluasi Aset (M3, M4)
4. Perencanaan Pajak Sewa Guna Usaha (Leasing) (M5)
5. Perencanaan Pajak untuk PPh Pasal 21 *) (M6)
6. Perencanaan Pajak Withholding Tax (PPh Pasal 22, Pasal 23) *) (M7)
7. Laporan Keuangan Fiskal (M8)
8. Perencanaan Pajak untuk PPN (M9)
9. Perencanaan Pajak untuk PPh Badan/PPh Pasal 25 (M10, M11)
10. Perencanaan Pajak untuk Penentuan Harga Transfer (Transfer Pricing) (M12)
11. Perencanaan Pajak untuk Pemeriksaan,Penyidikan Pajak, Keberatan & Banding (M13)
12. Perencanaan Pajak Internasional (M14)
13. Assesment (M7 dan M14) *)
PENGERTIAN SEWA GUNA USAHA (M5)

❑ Berdasarkan Financial Standart Board (FASB-13) yaitu : Suatu perjanjian penyediaan


barang-barang modal yang digunakan untuk suatu jangka waktu tertentu.

❑ Berdasarkan The International Accounting Standart Board (IAS-17) yaitu : Suatu


perjanjian dimana lessor menyediakan barang (aset) dengan hak penggunaan oleh lease
dengan imbalan pembayaran sewa untuk suatu jangka waktu tertentu.
❑ Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan No. 1169/KMK.01/1991 tanggal 21
Nopember 1991 tentang Kegiatan Sewa Guna Usaha yaitu : Kegiatan pembiayaan
dalam bentuk penyediaan barang modal baik secara sewa guna usaha dengan hak opsi
(finance lease) maupun sewa guna usaha tanpa hak opsi (operating lease) untuk
digunakan oleh lease selama jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran secara
berkala. Selanjutnya yang dimaksud dengan finance lease adalah kegiatan sewa guna
usaha dimana lease pada akhir masa kontrak mempunyai hak opsi untuk membeli obyek
sewa guna usaha berdasarkan nilai sisa yang disepakati. Sebaliknya operating lease
tidak mempunyai hak opsi untuk membeli objek sewa guna usaha.
PIHAK-2 TERKAIT dalam SEWA GUNA USAHA

Lessor
Adalah perusahaan leasing atau pihak yang memberikan jasa pembiayaan kepada pihak lesse
dalam bentuk barang modal.
Lessee
Adalah perusahaan atau pihak yang memperoleh pembiayaan dalam bentuk barang modal dari
lessor.
Supplier
Adalah perusahaan atau pihak yang mengadakan atau menyediakan barang untuk dijual kepada
lessee dengan pembayaran secara tunai oleh lessor.
Bank atau Kreditur
Bank mempunyai peranan dalam hal penyediaan dana kepada lessor terutama dalam
mekanisme leverage lease dimana sumber daya pembiayaan lessor diperoleh melalui kredit
bank. Pihak supplier dalam hal ini tidak tertutup kemungkinan untuk memperoleh kredit dari
bank. Untuk memperoleh barang-barang yang nantinya akan dijual sebagai obyek leasing
kepada lessee atau lessor.
PEMBIAYAAN SEWA GUNA USAHA

1. FINANCE LEASE
Perusahaan leasing sebagai lessor adalah pihak yang membiayai penyediaan barang
modal dengan tujuan untuk mendapatkan kembali biaya yang telah dikeluarkan untuk
membiayai penyediaan barang modal dengan mendapatkan keuntungan. Penyewa
guna usaha (lessee) biasanya memilih barang modal yang dibutuhkan dan atas nama
perusahaan leasing sebagai pemilik barang modal tersebut, melakukan
pemesanan,pemeriksaan dan pemeliharaan barang modal yang menjadi obyek
transaksi leasing. Selama masa leasing, lessee melakukan pembayaran sewa secara
berkala.

Mengenai penyerahan barang, suplier langsung menyerahkan barang kepada lessee


tanpa melalui pihak lessor sebagai pihak yang memberikan pembiayaan.

Lessee pada akhir periode kontrak memiliki hak opsi untuk membeli barang tersebut
sesuai dengan nilai sisa yang disepakati atau mengembalikan kepada lessor atau
memperpanjang masa lease.
BENTUK TRANSAKSI FINANCE LEASE

1. Direct Financial Lease


Merupakan bentuk transaksi leasing dimana lessor membeli suatu barang atas permintaan
pihak lessee dan sekaligus menyewa guna usahakan barang tersebut kepada lessee yang
bersangkutan. Spesifikasi barang yang akan dilease tersebut termasuk penentuan harga
dan supplier dapat dilakukan oleh leassee

2. Sale and Lease back


Pada prinsipnya adalah pihak lessee sengaja menjual barang modalnya kepada lessor
untuk kemudian dilakukan kontrak sewa guna usaha atas barang tersebut antara lessor
dengan lessee yang dalam hal ini sebagai pihak yang menjual barang untuk digunakan
selama masa lease yang disetujui oleh kedua belah pihak.
PEMBIAYAAN SEWA GUNA USAHA……(2)

2. OPERATING LEASE
Perusahaan leasing dimana lessor sengaja membeli barang modal dan selanjutnya di
leasekan kepada lessee. Dalam operating lease jumlah seluruh pembayaran berkala tidak
mencakup jumlah biaya yang dikeluarkan untuk memproleh barang modal tersebut berikut
dengan bunganya. Perusahaan mengharapkan keuntungan justru dari penjualan barang
modal yang dileasekan atau melalui beberapa kontrak leasing lainnya. Mengenai
penyerahan barang supplier menjual barangnya langsung kepada lessor dengan
pembayaran sesuai dengan kesepakatan kepada kedua belah pihak yaitu secara tunai atau
berkala.
Lessor sebagai pemilik objek leasing kemudian menyerahkan kepada pihak lessee untuk
digunakan dengan jangka relatif lebih pendek dari pada umur ekonomis barang
modal tersebut.
Lessor menanggung segala risiko ekonomis dan pemeliharaan atas barang-barang tersebut.
Lessee pada akhir kontrak harus mengembalikan objek lease pada lessor.
PENGGOLONGAN PERUSAHAAN LEASING
1. Independent Leasing Company
Perusahaan yang berdiri sendiri atau independen dari supplier yang mungkin dapat sekaligus
sebagai pihak produsen barang dan dalam memenuhi kebutuhan barang modal nasabahnya
(lessee), perusahaan dapat membelinya dari berbagai supplier atau produsen kemudian
dilease kepada pemakai.
2. Captive Lessor 3. Lease Broker atau Packager
Captive Lessor akan tercipta apabila supplier Broker leasing berfungsi mempertemukan
atau produsen mendirikan perusahaan calon lessee dengan pihak lessor yang
leasing sendiri untuk membiayai membutuhkan suatu barang modal dengan
produk-produknya. Hal ini dapat terjadi cara leasing. Broker leasing biasanya tidak
apabila pihak supplier berpendapat bahwa mempunyai barang atau peralatan untuk
dengan menyediakan pembiayaan leasing menangani transaksi leasing untuk atas
sendiri akan dapat meningkatkan namanya.
kemampuan penjualan melebihi tingkat
penjualan dengan menggunakan
pembiayaan tradisional.
PROSEDUR LEASING
1. Lesse bebas memilih dan menentukan peralatan 5. Supplier dapat mengirimkan peralatan yang
yang dibutuhkan, mengadakan penawaran harga dilease ke lokasi lesse. Untuk mempertahankan
dan menunjuk supplier peralatan yang dan memelihara kondisi peralatan tersebut,
dimaksudkan. supplier akan menandatangani perjanjian purna
2. Setelah lesse mengisi formulir permohonan lease, jual.
maka dikirimkan kepada lessor disertai dokumen 6. Lessee menandatangani tanda terima peralatan
lengkap. dan menyerahkan kepada supplier.
3. Lessor mengevakuasi kelayakan kredit dan 7. Supplier menyerahkan tanda terima (yang
memutuskan untuk memberikan fasilitas lease diterima dari lesse), bukti pemilikan dan
dengan syarat dan kondisi yang disetujui lesse pemindahan pemilikan kepada supplier.
(lama kontrak pembayaran sew lease), setelah ini 8. Lessor membayar harga peralatan yang dilease
maka kontrak lease dapat ditandatangani. kepada supplier.
4. Pada yang sama, lesse dapat menandatangani 9. Lesse membayar sewa lease secara periodik
kontrak asuransi untuk peralatan yang dilease sesuai dengan jadwal pembayaran yang telah
dengan perusahaan asuransi yang disetujui ditentukan dalam kontrak lease.
lessor, seperti yang tercantum dalam kontrak
lease. Antara lessor dan perusahaan asuransi
terjalin perjanjian kontrak utama. Kontrak
pembelian peralatan akan ditandatangani lessor
dengan supplier peralatan tersebut.
MANFAAT EKONOMIS LEASING

Bagi lessee leasing mempunyai manfaat sebagai sumber pembiayaan yaitu :

1. Diversifikasi sumber-sumber pembiayaan


Pihak lessee dalam melakukan kegiatan usahanya tidak hanya tergantung pada
pembiayaandengan kredit perbankan.

2. Persyaratan yang kurang ketat atau lebih fleksibel


Persyaratan perusahaan leasing lebih fleksibel dan tidak seketat perusahaan perbankan.

3. Biaya lebih murah


Penggunaan barang atau peralatan melalui metode leasing pada prinsipnya jauh lebih
murah dibandingkan dengan kredit bank berdasarkan perhitungan present value.
Materi Pertemuan Minggu Depan………..
Perencanaan Pajak untuk PPh Pasal 21 (M6)

Anda mungkin juga menyukai