Anda di halaman 1dari 5

Lex Crimen Vol. VII/No.

4 /Jun/2018

TINDAK PIDANA BERKENAAN DENGAN PENDAHULUAN


SENJATA TAJAM MENURUT UNDANG-UNDANG A. Latar Belakang Penulisan
NOMOR 12/DARURAT TAHUN 1951 (KAJIAN Undang-Undang Nomor 12/Drt Tahun 1951
PUTUSAN PN JEMBER NO. tentang Mengubah "Ordonnantie Tijdelijke
847/PID.B/2008/PN.JR)1 Bijzondere Strafbepalingen" (Stbl. 1948 Nomor
Oleh: Fransiska S. Watak2 17) dan Undang-Undang Republik Indonesia
Dosen Pembimbing: Dahulu Nomor 8 Tahun 1948 merupakan
Dr. Johnny Lembong, SH, MH peraturan yang berkenaan dengan larangan
Drs. Tommy M. R. Kumampung, SH, MH untuk memiliki, membawa, dan sebagainya,
barang yang berupa “senjata api, amunisi atau
ABSTRAK sesuatu bahan peledak” dan juga “senjata
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk pemukul, senjata penikam, atau senjata
mengetahui bagaimana pengaturan senjata penusuk”.
tajam dalam Pasal 2 Undang-Undang Nomor Undang-Undang Nomor 12/Drt Tahun 1951
12/Darurat Tahun 1951 dan bagaimana hanya mengatur berkenaan dengan “senjata
penerapan Pasal 2 Undang-Undang No. pemukul, senjata penikam, atau senjata
12/Darurat Tahun 1951 dalam Putusan PN penusuk” tersebut dalam Pasal 2 sebagai
Jember No. 847/Pid.B/2008/PN.Jr. Dengan berikut,
menggunakan metode penelitian yuridis (1) Barang siapa yang tanpa hak
normatif, disimpulkan: 1. Pengaturan senjata memasukkan ke Indonesia, membuat,
tajam dalam Pasal 2 ayat (1) Undang-Undang menerima, mencoba memperolehnya,
Nomor 12/Darurat Tahun 1951 tidak menyerahkan atau mencoba
menggunakan istilah “ senjata tajam” menyerahkan, menguasai, membawa,
melainkan yang ada dalam rumusan Pasal 2 mempunyai persediaan padanya atau
ayat (1) yaitu istilah “senjata pemukul, senjata mempunyai dalam miliknya,
penikam, atau senjata penusuk (slag-, steek-, of menyimpan, mengangkut,
stootwapen)” di mana istilah senjata pemukul menyembunyikan, mempergunakan
(slagwapen) mencakup berbagai macam atau mengeluarkan dari Indonesia
senjata bersifat tumpul seperti bermacam- sesuatu senjata pemukul, senjata
macam tongkat sedangkan senjata penikam, atau senjata penusuk (slag-,
penikam/penusuk (steek- of stootwapen) steek-, of stootwapen), dihukum
mencakup berbagai macam senjata bersifat dengan hukuman penjara setinggi-
tajam seperti macam-macam variasi pisau tingginya sepuluh tahun.
belati sampai dengan samurai. 2. Putusan (2) Dalam pengertian senjata pemukul,
Pengadilan negeri Jember No. senjata penikam atau senjata penusuk
847/Pid.B/2008/PN.Jr mempertahankan secara dalam pasal ini, tidak termasuk barang-
tegas ketentuan Pasal 2 ayat (2) Undang- barang yang nyata-nyata dimaksudkan
Undang No. 12/Darurat Tahun 1951 bahwa alat untuk dipergunakan guna pertanian,
rumah tangga, seperti pisau dapur, sekalipun atau untuk pekerjaan-pekerjaan rumah
dibawa ke lurah rumah oleh seseorang tetap tangga atau untuk kepentingan
bukan merupakan “senjata pemukul, senjata melakukan dengan syah pekerjaan atau
penikam, atau senjata penusuk (slag-, steek-, of yang nyata-nyata mempunyai tujuan
stootwapen)” dalam arti Pasal 2 ayat (1) sebagai barang pusaka atau barang
Undang-Undang No. 12/Darurat Tahun 1951. kuno atau barang ajaib
Kata kunci: Tindak Pidana, Senjata Tajam. (merkwaardigheid).3

3
Undang-Undang Darurat Nomor 12 Tahun 1951 tentang
Mengubah "Ordonnantie Tijdelijke Bijzondere
Strafbepalingen" (Stbl. 1948 Nomor 17) Dan Undang-
1
Artikel Skripsi. Undang Republik Indonesia Dahulu Nomor 8 Tahun 1948
2
Mahasiswa pada Fakultas Hukum Unsrat, NIM. (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1951 Nomor
13071101147 78).

28
Lex Crimen Vol. VII/No. 4 /Jun/2018

Dalam Pasal 2 ayat (1) dirumuskan dapat dinamakan penelitian hukum normatif
perbuatan yang merupakan tindak pidana, atau penelitian hukum kepustakaan”4. Jadi,
sedangkan dalam Pasal 2 ayat (2) dikemukakan penelitian hokum normative merupakan
pengecualian terhadap istilah “senjata penelitian yang dilakukan dengan cara
pemukul, senjata penikam, atau senjata meneeliti bahan pustaka atau data sekunder
penusuk” yang digunakan dalam Pasal 2 ayat belaka. Menurut Sunaryati Hartono, pengertian
(1). hukum normatif adalah penelitian “yang
Kasus-kasus senjata tajam akan didakwa bersifat sejarah hukum, hukum positif,
berdasarkan Pasal 2 ayat (1) Undang-Undang perbandingan hukum, maupun yang bersifat
Nomor 12/Drt Tahun 1951. Dengan demikian, prakiraan (development research)”.5 Penelitian
istilah “senjata tajam” hampir identik dengan hukum normatif ini merupakan penelitian yang
“senjata pemukul, senjata penikam, atau khususnya bersifat hukum positif.
senjata penusuk”. Hal ini menimbulkan
pertanyaan tentang pengaturan senjata tajam PEMBAHASAN
dalam Pasal 2 ayat (1) yang menggunakan A. Pengaturan Senjata Tajam dalam Pasal 2
istilah “senjata pemukul, senjata penikam, atau Undang-Undang Nomor 12/Drt Tahun
senjata penusuk” (slag-, steek-, of stootwapen), 1951
dan bagaimana penerapannya dalam praktik Undang-Undang Nomor 12/Darurat Tahun
pengadilan. Dalam hal praktik pengadilan akan 1951 mengatur tindak pidana yang berkenaan
dikemukakan Putusan Pengadilan Jember dengan senjata api dalam Pasal 1 ayat (1),
Nomor No. 847/Pid.B/2008/PN.Jr, di mana tindak pidana yang berkenaan dengan bahan
putusan ini sekalipun hanya merupakan peledak dalam Pasal 1 ayat (2), sedangkan
putusan Pengadilan negeri tetapi oleh senjata yang disebut “slag, steek of stoot
Mahkamah Agung ditempatkan dalam direktori wapen” diatur dalam Pasal 2 ayat (1).
putusan Mahkamah Agung Rumusan ketentuan pidana dalam Pasal 2
(https://putusan.mahkamahagung.go.id) ayat (1) UU No.12/Drt/1951 adalah barangsiapa
sehingga dapat diakses secara luas oleh publik. yang tanpa hak memasukkan ke Indonesia,
Seringnya terjadi kasus senjata tajam, baik di membuat, menerima, mencoba
Sulawesi Utara maupun di Indonesia, memperolehnya, menyerahkan atau mencoba
menunjukkan adanya urgensi untuk membahas menyerahkan, menguasai, membawa,
pokok ini sehingga dalam rangka penulisan mempunyai persediaan padanya atau
skripsi pokok ini telah dipilih untuk dibahas di mempunyai dalam miliknya, menyimpan,
bawah judul “Tindak Pidana Berkenaan Dengan mengangkut, menyembunyikan
Senjata Tajam Menurut Undang-Undang Nomor mempergunakan atau mengeluarkan dari
12/Darurat Tahun 1951 (Kajian Putusan PN Indonesia sesuatu senjata pemukul, senjata
Jember No. 847/Pid.B/2008/PN.Jr) penikam, atau senjata penusuk (slag, steek of
stoot wapen), dihukum dengan hukuman
B. Rumusan Masalah penjara selama-lamanya 10 (sepuluh) tahun.
1. Bagaimana pengaturan senjata tajam Unsur-unsur dari pasal ini adalah:
dalam Pasal 2 Undang-Undang Nomor 1. Barangsiapa;
12/Darurat Tahun 1951? 2. Tanpa hak;
2. Bagaimana penerapan Pasal 2 Undang- 3. Memasukkan ke Indonesia, membuat,
Undang No. 12/Darurat Tahun 1951 menerima, mencoba memperolehnya,
dalam Putusan PN Jember No. menyerahkan atau mencoba
847/Pid.B/2008/PN.Jr? menyerahkan, menguasai, membawa,
mempunyai persediaan padanya atau
C. Metode Penelitian mempunyai dalam miliknya, menyimpan,
Penelitian untuk penulisan skripsi ini
merupakan penelitian hukum normatif. 4
Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum
Menurut Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Normatif. Suatu Tinjauan Singkat, cet.16, Rajawali Pers,
“penelitian yang dilakukan dengan cara meneliti 2014, hlm. 13-14.
5
bahan pustaka atau data sekunder belaka, Sunaryati Hartono, Penelitian Hukum di Indonesia Pada
Akhir Abad Ke-20, Alumni, Bandung, 1994, hlm. 133.

29
Lex Crimen Vol. VII/No. 4 /Jun/2018

mengangkut, menyembunyikan dikecualikan sebagaimana diatur dalam


mempergunakan atau mengeluarkan dari pasal 2 ayat 2 UU Drt No.12 Tahun 1951 dan
Indonesia; sebagai konsekuensinya untuk memiliki,
4. Sesuatu senjata pemukul, senjata membawa, menyimpan atau hal-hal lainnya
penikam, atau senjata penusuk (slag, sebagaimana dikehendaki dalam unsur ke-2
steek of stoot wapen). tidak diperlukan izin dari pihak yang
berwenang.
B. Penerapan Pasal 2 Undang-Undang No. Menimbang bahwa, oleh karena pisau yang
12/Darurat Tahun 1951 dalam Putusan PN dibawa oleh terdakwa merupakan
Jember No. 847/Pid.B/2008/PN.Jr pengecualian dari Undang-undang Darurat
Kasusnya yaitu Terdakwa dalam perjalanan No. 12 Tahun 1951 dan telah dinyatakan
menuju ke dukun untuk mencari obat untuk tidak diperlukan izin untuk itu maka Majelis
cucunya telah membawa pisau yang umumnya berkesimpulan unsur tanpa hak dan senjata
digunakan untuk keperluan rumah tangga pemukul, penikam, penusuk tidak terpenuhi
(pisau dapur), yang oleh terdakwa biasanya oleh perbuatan terdakwa. Pendapat Majelis
digunakan sebagai alat untuk menguliti ini sesuai dengan petunjuk Mahkamah
kambing. Pisau itu diselipkan di pinggang Agung RI yang termuat dalam Himpunan
sebelah kiri dan ditutupi baju, yang menurut tanya-jawab hasil Rakernas Tahun 1986
terdakwa pisau itu untuk berjaga-jaga karena halaman 142 poin 15 yang mengatakan pada
dalam menuju ke dukun akan melewati hutan. pokoknya bahwa pisau dapur, parang, arit
Ketika melintas di depan kantor polisi, Terdakwa merupakan senjata yang dikecualikan dan
telah ditangkap oleh polisi. Terdakwa didakwa tidak termasuk yang dilarang oleh pasal 2
dengan Pasal 2 ayat (1) Undang-Undang Nomor ayat 1 UU Drt. No. 12 Tahun 1951 serta
12/Darurat Tahun 1951. putusan Mahkamah Agung RI No. 103
Majelis hakim PengadilanNegeri Jember K/Kr/1975 yang menyatakan bahwa buat
telah memberikan pertimbangan sebagai seorang petani arit, cangkul dan parang
berikut, adalah alat pekerjaan sehari-hari, yang tidak
Menimbang bahwa, dari fakta yang dapat dianggap termasuk senjata tajam yang
terungkap dipersidangan baik itu dari dimaksudkan oleh pasal 2 (1) Undang-
keterangan saksi-saksi maupun terdakwa undang Darurat No. 12 Tahun 1951 (lihat
yang dibawa oleh terdakwa adalah sebilah rangkuman yurisprudensi MARI cetakan
pisau dimana berdasarkan keterangan saksi kedua, halaman 379).6
I, saksi II dan terdakwa tersebut, pisau yang
dibawa terdakwa tersebut adalah jenis pisau Pokok-pokok yang terdapat dalam
yang biasa dipergunakan untuk pekerjaan pertimbangan hakim tersebut adalah
rumah tangga. sebagai berikut:
Menimbang bahwa, selain fakta di atas 1. Pisau yang dibawa oleh terdakwa adalah
Majelis juga telah melihat langsung pisau pisau dapur yang menurut Pasal 2 ayat
yang dibawa oleh terdakwa karena pisau (2) Undang-Undang Nomor 12/Drt Tahun
tersebut memang diajukan sebagai barang 1951 merupakan barang yang
bukti dalam perkara ini. Dari penglihatan dikecualikan dari senjata pemukul,
Majelis tersebut serta dikaitkan dengan penikam, atau penusuk.
keterangan para saksi dan terdakwa maka Ketentuan pengecualian ini menurut
dapatlah disimpulkan senjata yang dibawa Pasal 2 ayat (2), yaitu dalam pengertian
oleh terdakwa adalah sebilah pisau yang senjata pemukul, senjata penikam atau
kegunaannya memang nyata-nyata untuk senjata penusuk dalam pasal ini, tidak
pekerjaan rumah tangga (pisau dapur). termasuk barang-barang yang nyata-
Menimbang bahwa, oleh karena pisau yang nyata dimaksudkan untuk dipergunakan
dibawa oleh terdakwa sudah dinyatakan
6
sebagai alat rumah tangga (pisau dapur) Pengadilan Negeri Jember, “Putusan Nomor
maka apa yang dibawa oleh terdakwa 847/Pid.B/2008/Pn.Jr”,
tersebut termasuk dalam jenis senjata yang https://putusan.mahkamahagung.go.id/putusan/f1c480a8
cb7f1e10686db40f35e2f92a, diakses tanggal 03/11/2017

30
Lex Crimen Vol. VII/No. 4 /Jun/2018

guna pertanian, atau untuk pekerjaan- (lihat rangkuman yurisprudensi MARI


pekerjaan rumah tangga atau untuk cetakan kedua, halaman 379)
kepentingan melakukan dengan sah Bahasan sebelumnya menunjukkan bahwa
pekerjaan atau yang nyata-nyata sudah merupakan putusan yang tetap di
mempunyai tujuan sebagai barang Indonesia, antara lain dari Putusan Mahkamah
pusaka atau barang kuno atau barang Agung RI No. 103 K/Kr/1975 dan juga Putusan
ajaib (merkwaardigheid). Pisau dapur Pengadilan Negeri Jember No.
merupakan barang yang nyata-nyata 847/Pid.B/2008/PN.Jr yang dipublikasi di
dimaksudkan untuk pekerjaan-pekerjaan direktori putusan Mahkamah Agung, bahwa jika
rumah tangga. Jadi pisau dapur tidak suatu barang/alat termasuk ke dalam
termasuk ke dalam pengertian senjata pengecualian yang disebutkan dalam Pasal 2
pemukul, penikam, atau penusuk dalam ayat (2) Undang-Undang Nomor 12/Drt Tahun
Pasal 2 ayat (1). Dengan demikian, maka 1951, maka unsur “tanpa hak” dan unsur
unsur “senjata pemukul, penikam, atau “senjata pemukul, penikan, atau penusuk” dari
penusuk” tidak terbukti/tidak terpenuhi Pasal 2 ayat (1) Undang-Undang Nomor 12/Drt
2. Karena pisau yang dibawa terdakwa Tahun 1951, dipertimbangkan sebagai tidak
merupakan alat rumah tangga yang terbukti atau tidak terpenuhi.
dikecualikan dari pengertian senjata
pemukul, penikam, atau penusuk, maka PENUTUP
sebagai konsekuensinya untuk memiliki, A. Kesimpulan
membawa, menyimpan atau hal-hal Dengan berdasarkan pada pembahasan
lainnya tidak diperlukan izin dari pihak sebelumnya dapat ditarik beberapa kesimpulan
yang berwenang. sebagai berikut:
Dengan demikian, karena pisau dapur 1. Pengaturan senjata tajam dalam Pasal 2
termasuk barang yang nyata-nyata ayat (1) Undang-Undang Nomor
dimaksudkan untuk pekerjaan-pekerjaan 12/Darurat Tahun 1951 tidak
rumah tangga yang dikecualikan dari menggunakan istilah “ senjata tajam”
senjata pemukul, penikam, atau penusuk, melainkan yang ada dalam rumusan Pasal
yang untuk memiliki, membawa, atau 2 ayat (1) yaitu istilah “senjata pemukul,
menyimpannya tidak diperlukan izin dari senjata penikam, atau senjata penusuk
pihak yang berwenang, maka unsur (slag-, steek-, of stootwapen)” di mana
“tanpa hak” tidak terbukti/tidak istilah senjata pemukul (slagwapen)
terpenuhi. mencakup berbagai macam senjata
3. Majelis Hakim juga menunjuk pada: bersifat tumpul seperti bermacam-macam
a. petunjuk Mahkamah Agung RI yang tongkat sedangkan senjata
termuat dalam Himpunan tanya- penikam/penusuk (steek- of stootwapen)
jawab hasil Rakernas Tahun 1986 mencakup berbagai macam senjata
halaman 142 poin 15 yang bersifat tajam seperti macam-macam
mengatakan pada pokoknya bahwa variasi pisau belati sampai dengan samurai.
pisau dapur, parang, arit merupakan 2. Putusan Pengadilan negeri Jember No.
senjata yang dikecualikan dan tidak 847/Pid.B/2008/PN.Jr mempertahankan
termasuk yang dilarang oleh pasal 2 secara tegas ketentuan Pasal 2 ayat (2)
ayat 1 UU Drt. No. 12 Tahun 1951; Undang-Undang No. 12/Darurat Tahun
serta 1951 bahwa alat rumah tangga, seperti
b. Putusan Mahkamah Agung RI No. 103 pisau dapur, sekalipun dibawa ke lurah
K/Kr/1975 yang menyatakan bahwa rumah oleh seseorang tetap bukan
buat seorang petani arit, cangkul dan merupakan “senjata pemukul, senjata
parang adalah alat pekerjaan sehari- penikam, atau senjata penusuk (slag-,
hari, yang tidak dapat dianggap steek-, of stootwapen)” dalam arti Pasal 2
termasuk senjata tajam yang ayat (1) Undang-Undang No. 12/Darurat
dimaksudkan oleh pasal 2 (1) Undang- Tahun 1951.
undang Darurat No. 12 Tahun 1951

31
Lex Crimen Vol. VII/No. 4 /Jun/2018

B. Saran Tim Penerjemah Badan Pembinaan Hukum


Saran-saran yang dapat dikemukakan Nasional, Kitab Undang-undang Hukum
berkenaan dengan kesimpulan-kesimpulan Pidana, Sinar Harapan, Jakarta, 1983.
sebelumnya, yaitu: Utrecht, E., Hukum Pidana I, Penerbitan
1. Perlu penegasan tentang jenis-jenis senjata Universitas, Bandung, 1967
yang termasuk Pasal 2 ayat (1) Undang-
Undang Nomor 12/Darurat Tahun 1951, Sumber Internet:
seperti misalnya berkenaan dengan Mijnwoordenboek, “Stootwapen”,
klewang. http://mijnwoordenboek.info/stootwapen,
diakses tanggal 07/11/2017.
2. Perlu pedoman dari masing-masing
Pengadilan Negeri Jember, “Putusan Nomor
instansi penegak hukum yan glebih rinci
847/Pid.B/2008/Pn.Jr”,
tentang jenis-jenis senjata yang termasuk
https://putusan.mahkamahagung.go.id/putu
ke dalam “senjata pemukul, senjata san/f1c480a8cb7f1e10686db40f35e2f92a,
penikam, atau senjata penusuk (slag-, diakses tanggal 03/11/2017.
steek-, of stootwapen)” dalam arti Pasal 2 TribunNews, “Penyalahgunaan Sajata Tajam di
ayat (1) dan barang-barang yang termasuk Sulut Didominasi Remaja”,
pengecualiannya menurut Pasal 2 ayat (2) http://www.tribunnews.com/regional/2016/
Undang-Undang No. 12/Darurat Tahun 09/26/penyalahgunaan-sajata-tajam-di-
1951. sulut-didominasi-remaja, diakses tanggal
04/11/2017
DAFTAR PUSTAKA Vertalen.nu, “Stootwapen”,
Ali, Mahrus, Dasar-dasar Hukum Pidana, cet.2, http://www.vertalen.nu/woord/nl/100466/st
Sinar Grafika, Jakarta, 2012. ootwapen, diakses tanggal 07/11/2017
Hamzah, Andi, Delik-delik Tersebar Di Luar KUHP Wikipedia, “Bo (Vechtstok)”,
dengan Komentar, Pradnya Paramita, https://nl.wikipedia.org/wiki/Bo_(vechtstok),
Jakarta, 1982. diakses tanggal 07/11/2017.
______, Asas-asas Hukum Pidana, cet.4, Rineka Wikipedia, “Katana”,
Cipta, Jakarta, 2010. https://nl.wikipedia.org/wiki/Katana, diakses
Hartono, S. Penelitian Hukum di Indonesia Pada tanggal 07/11/2017.
Akhir Abad Ke-20, Alumni, Bandung, 1994. Wikipedia, “Nunchaku”,
Lamintang, P.A.F. dan C.D. Samosir, Hukum Pidana https://nl.wikipedia.org/wiki/Nunchaku,
Indonesia, Sinar Baru, Bandung, 1983. diakses tanggal 07/11/2017.
Maramis, Frans, Hukum Pidana Umum dan
Tertulis di Indonesia, Rajawali Pers, Jakarta, Peraturan Perundang-undangan:
2012. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1946 tentang
Moeljatno, Azas-azas Hukum Pidana, cet.2, Bina Peraturan Hukum Pidana.
Aksara, Bandung, 1984. Undang-Undang Darurat Nomor 12 Tahun 1951
Poernomo, Bambang, Asas-asas Hukum Pidana, tentang Mengubah "Ordonnantie Tijdelijke
Ghalia Indonesia, Jakarta, 1978. Bijzondere Strafbepalingen" (Stbl. 1948
Prodjodikoro, Wirjono, Asas-asas Hukum Pidana Nomor 17) Dan Undang-Undang Republik
di Indonesia, cet.3, Eresco, Jakarta-Bandung, Indonesia Dahulu Nomor 8 Tahun 1948
1981. (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
_______, Tindak-tindak Pidana Tertentu di 1951 Nomor 78).
Indonesia, ed.3 cet.4, Refika Aditama, Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1961 tentang
Bandung, 2012. Penetapan Semua Undang-undang Darurat
Redaksi PT Ichtiar Baru-Van Hoeve, Himpunan Dan Semua Peraturan Pemerintah Pengganti
Peraturan Perundang-undangan Republik Undang-Undang Yang Sudah Ada Sebelum
Indonesia, PT Ichtiar Baru-Van Hoeve, Tanggal 1 Januari 1961 Menjadi Undang-
Jakarta, 1989. undang (Lembaran Negara Republik
Soekanto, S. dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Indonesia Tahun 1951 Nomor 3, Tambahan
Normatif. Suatu Tinjauan Singkat, cet.16, Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
Rajawali Pers, 2014. 2124)

32

Anda mungkin juga menyukai