Anda di halaman 1dari 4

1.

Pada hari ketiga Ramadhan, puluhan orang penganut Ahmadiyah terusir dari
kampungnya setelah sekelompok orang melakukan perusakan terhadap
kediaman mereka di Desa Gereng, Kabupaten Lombok, Nusa Tenggara Barat,
Sabtu (19/05).
Enam rumah dan beberapa kendaraan roda dua mengalami kerusakan akibat
serangan itu, walaupun tidak ada korban meninggal dan luka-luka, kata polisi.
Keterangan yang dihimpun pimpinan Jamaah Ahmadiyah Indonesia mengungkapkan
serangan itu setidaknya terjadi tiga kali sejak Sabtu (19/05) pagi hingga Minggu (20/05)
pagi.
"24 orang penganut Ahmadiyah di desa itu di evakuasi oleh polisi ke Kantor
Polres Lombok Timur dan masih menginap di Kantor Polres Lombok Timur," ungkap
Yendra Budiana, Sekretaris Pers Jamaah Ahmadiyah Indonesia (JAI), dalam
keterangan tertulisnya.
Serangan pertama terjadi pada Sabtu, sekitar pukul 13.00 WITA, lalu disusul
serangan berikutnya kira-kira pukul 21.00 WITA, serta Minggu pagi sekitar pukul 06.30
WITA, kata Yendra.
Pimpinan JAI menyebut penyerangnya berasal dari wilayah yang sama karena
"sikap kebencian dan intoleransi pada paham keagamaan yang berbeda."
Komang Suartana mengatakan, para penganut Ahmadiyah yang menjadi korban
serangan sudah dievakuasi di Polres Lotim.
"Sekarang situasinya sudah aman dan kondusif, para jemaah (Ahmadiyah) itu
sekarang sudah dievakuasi di Polres Lotim," ungkap I Komang Suartana kepada
Detik.com, Minggu (20/05).
Aparat kepolisian telah turun ke lapangan untuk mengamankan keadaan, yang
ditandai kehadiran Kapolda NTB yang turun langsung bersama dengan pemuka
Agama.
"Dan langsung mengambil tindakan preventif," tambahnya.
Dalam keterangannya, pimpinan JAI menganggap serangan ini menargetkan
agar penganut Ahmadiyah terusir dari rumahnya di Lombok Timur.
Atas kekerasan yang dialaminya, Jamaah Ahmadiyah Indonesia menuntut agar
kepolisian memberikan jaminan terhadap komunitas Muslim Ahmadiyah di manapun di
Indonesia.
"Kami juga meminta jaminan pemerintah pusat dan daerah agar kami dapat
tinggal di rumah yang kami miliki serta melaksanakan ibadah ," kata Yendra.
Aparat kepolisian juga dituntut untuk bersikap adil, yaitu menindak para pelaku
teror dan kriminal yang melakukan penyerangan, perusakan dan pengusiran.
Dalam catatan JAI, insiden penyerangan ini merupakan "kejadian puluhan kali yang
terus berulang di Nusa Tenggara Barat."
Sejak 1980, Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengeluarkan fatwa sesat terhadap
Ahmadiyah yang kemudian diperkuat dengan fatwa lagi pada 2005, bahwa Ahmadiyah
merupakan aliran sesat, menyesatkan dan sudah keluar dari Islam.
Gelombang protes dan fatwa MUI juga menuntut agar Ahmadiyah dibubarkan meskipun
gerakan itu sahih sebagai organisasi.
Basis-basis Ahmadiyah marak menjadi sasaran, termasuk rumah pribadi, tempat
ibadah dan bahkan banyak pula Ahmadi yang mendapat serangan fisik. Imbas dari
fatwa MUI dituding memicu 'kekerasan' atas nama agama.

1. Apa yang anda ketahui tentang Ahmadiyah?


2. Berdasarkan Pancasila, tindakan diatas termasuk pelanggaran Sila Ke-
3. Bentuk kekerasan diatas melanggar Pasal berapa dalam UUD 1945?
4. Berikan pendapat anda terhadap hal diatas

2.

1. Apa yang anda ketahui tentang Gambar Diatas?


2. Berdasarkan Pancasila, tindakan diatas termasuk pelanggaran Sila Ke-
3. Bentuk kekerasan diatas melanggar Pasal berapa dalam UUD 1945?
4. Berikan pendapat anda terhadap hal diatas
3.

1. Apa yang anda ketahui tentang Gambar Diatas?


2. Berdasarkan Pancasila, tindakan diatas termasuk pelanggaran Sila Ke-
3. Bentuk pelanggaran Pasal berapa dalam UUD 1945?
4. Berikan pendapat anda terhadap hal diatas

4.

1. Apa yang anda ketahui tentang Gambar Diatas?


2. Berdasarkan Pancasila, tindakan diatas termasuk pelanggaran Sila Ke-
3. Bentuk pelanggaran Pasal berapa dalam UUD 1945?
4. Berikan pendapat anda terhadap hal diatas
5.

Berikan pendapatmu!
6.

Berikan Pendapatmu!

Anda mungkin juga menyukai