Tugas 9 Rasio Kelayakan Usaha Menurut Bank Indonesia (Erick Dan Singkop MRKG 8A)
Tugas 9 Rasio Kelayakan Usaha Menurut Bank Indonesia (Erick Dan Singkop MRKG 8A)
oleh :
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI................................................................................................. 2
BAB 1 RASIO KELAYAKAN USAHA
MENURUT BANK INDONESIA................................................... 3
1.1. Pengertian, Jenis-jenis, Fungsi, dan Peran Bank............................... 3
1.2. Pengertian, Tujuan, Fungsi, Unsur, Jenis-jenis, Jaminan, Analisa
dan Metode Perhitungan Bunga Kredit............................................. 5
1.3. Peraturan Bank Indonesia tentang Rasio FTV.................................. 23
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB 1
RASIO KELAYAKAN USAHA MENURUT BANK INDONESIA
maka bank memiliki beberapa sumber yang secara garis besar ada tiga
sumber, yaitu :
a) Dana yang bersumber dari bank sendiri yang berupa setoran modal waktu
pendirian bank.
b) Dana yang berasal dari masyarakat luas yang dikumpulkan melalui usaha
perbankan seperti usaha simpanan giro, deposito dan tabungan.
c) Dana yang bersumber dari lembaga keuangan yang diperoleh dari
pinjaman dana yang berupa Kredit Likuiditas dan call money (dana yang
sewaktu-waktu dapat ditarik oleh bank yang meminjam) dan memenuhi
persyaratan. Mungkin pernah mendengar beberapa bank di likuidasi atau
dibekukan usahanya, salah satu penyebabnya adalah karena banyak kredit
yang bermasalah atau macet.
2. Penyalur dana-dana yang terkumpul oleh bank disalurkan kepada masyarakat
2. Agent of Development
Lembaga yang memobilisasi dana untuk pembangunan ekonomi di suatu
negara. Kegiatan bank berupa penghimpun dan penyalur dana sangat diperlukan
bagi lancarnya kegiatan perekonomian di sektor riil. Kegiatan bank tersebut
antara lain memungkinakan masyarakat melakukan kegiatan investasi, kegiatan
distribusi, serta kegiatan konsumsi barang dan jasa. Mengingat bahwa kegiatan
investasi, distribusi dan konsumsi tidak dapat dilepas dari adanya penggunaan
uang. Kelancaran kegiatan investasi, distribusi dan konsumsi ini tidak lain adalah
kegiatan pembangunan perekonomian suatu masyarakat.
3. Agent of Service
Selain menghimpun dan menyalurkan dana, bank juga memberikan
penawaran jasa-jasa perbankan yang lain kepada masyarakat seperti jasa
pengiriman uang, jasa penitipan barang berharga,inkaso, penagihan surat
berharga, cek wisata, kartu debit, kartu kredit, transaksi tunai, BI-RTGS, BI-
SKN, ATM serta pelayanan yang lainnya. Jasa yang ditawarkan bank ini erat
kaitannya dengan kegiatan perekonomian masyarakat secara umum.
1.1.3 Peranan Bank dalam Sistem Keuangan
Dalam menjalankan kegiatannya, bank mempunyai peranan penting dalam
sistem keuangan nasional. Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Pengalihan Aset (Asset Ttansmutasion)
Pengalihan dana atau aset dari unit surplus ke unit deficit. Dalam hal ini
sumber dana yang diberikan kepada pihak peminjam berasal dari pemilik
dana yaitu unit surplus yang jangka waktunya dapat diatur sesuai
dengan keinginan pemilik dana. Dengan demikian, bank berperan sebagai
pengalih aset yang likuid dari unit surplus kepada unit deficit.
2. Transaksi (Transaction)
5
membayarnya disuatu waktu yang akan datang. (Firdaus dan Ariyanti, 2009 : 2)
Sedangkan pengertian kredit menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998
Pasal 21 ayat 11 adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan
dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara
bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi
utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.
Dari pengertian-pengertian tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa kredit
adalah penyediaan uang berdasarkan ketentuan atau perjanjian tertentu yang
telah disepakati oleh pihak bank dan pihak lain yang mewajibkan pihak
peminjam untuk membayar utangnya pada jangka waktu tertentu dengan
pemberian bunga.
Fungsi kredit secara umum ialah pemenuhan jasa untuk melayani kebutuhan
masyarakat (to serve the society) dalam rangka mendorong dan melancarkan
perdagangan, produksi, jasa-jasa dan bahkan konsumsi yang kesemuanya itu
pada akhirnya dutujukan untuk menaikkan taraf hidup rakyat banyak.
Fungsi-fungsi kredit dapat dijabarkan lebih rinci yang menyatakan sebagai
berikut :
1. Kredit dapat memajukan arus tukar menukar barang-barang dan jasa-jasa.
Andai kata suatu saat belum tersedia uang sebagai alat pembayaran, maka
dengan adanya kredit, lalu lintas pertukaran barang dan jasa dapat terus
berlangsung.
2. Kredit dapat mengaktifkan alat pembayaran yang idle. Terjadinya kredit
disebabkan oleh adanya golongan yang berlebihan dan golongan yang
kekurangan, maka dari golongan yang berlebihan ini akan terkumpul sejumlah
dana yang tidak digunakan (idle). Dana yang idle tersebut jika dipindahkan atau
lebih tepatnya dipinjamkan ke[ada golongan yang kekurangan, maka akan
berubah menjadi dana efektif.
3. Kredit dapat menciptakan alat pembayaran baru. Dalam hal ini yang
dimaksud adalah salah satu jenis kredit yang diberikan oleh Bank Umum
(commercial bank), yaitu Kredit Rekening Koran. Dalam kredit R/K, begitu
perjanjian kredit ditandatangani dan syarat-syarat kredit telah terpenuhi, maka
pada dasarnya pada saat itu telah beredar uang giral baru dimasyarakat sejumlah
kredit R/K tersebut.
4. Kredit sebagai alat pengendalian harga. Dalam hal ini jika diperlukan adanya
perluasan jumlah uang yang beredar pada masyarakat, maka salah satu caranya
ialah dengan jalan mempermudah dan mempermurah pemberian kredit
perbankan kepada masyarakat.
5. Kredit dapat mengaktifkan dan meningkatkan manfaat/ faedah/ kegunaan
potensi-potensi ekonomi yang ada. Bantuan permodalan yang berupa kredit,
maka seorang pengusaha baik industriawan, petani dan lain sebagainya bisa
memproduksi atau meningkatkan produksi dari potensi-poensi yang dimilikinya.
1.2.4 Unsur Kredit
Unsur-unsur yang terkandung dalam pemberian suatu fasilitas kredit adalah
8
sebagai berikut:
1. Adanya badan atau orang yang memiliki uang, barang atau jasa yang bersedia
untuk meminjamkan kepada fihak lain. orang atau barang demikian lazim
disebut kreditur,
2. Adanya fihak yang membutuhkan/ meminjam uang, barang atau jasa. Fihak
ini lazim disebut debitur,
3. Adanya kepercayaan dari kreditur terhadap debitur,
4. Adanya janji dan kesanggupan membayar dari debitur kepada kreditur,
5. Adanya perbedaan waktu yaitu perbedaan antara saat penyerahan uang,
barang atau jasa oleh kreditur dengan pada saat pembayaran kembali dari
debitur,
6. Adanya resiko yaitu sebagai akibat dari adanya perbedaan waktu seperti
diatas, dimana masa yang akan datang merupakan suatu yang belum pasti,
maka kredit itu pada dasarnya mengandung resiko, termasuk penurunan nilai
uang karena inflasi dan sebagainya,
7. Adanya bunga yang harus dibayar oleh debitur kepada kreditur (walaupun ada
Kredit ini ditujukan untuk keperluan produksi dalam arti luas. Kredit
produktif digunakan untuk peningkatan usaha baik usaha-usaha produksi,
perdagangan maupun investasi.
c. Kredit Perdagangan
Kredit ini dipergunakan untuk keperluan perdagangan pada umumnya
yang berarti peningkatan utility of place dari sesuatu barang.
b. Secured Loans
Jenis seperti inilah yang digunakan oleh seluruh bank di Indonesia tentang
pemberian kredit tanpa jaminan.
1.2.6 Jaminan Kredit
Atas kredit yang telah disetujui oleh Bank, maka pihak Bank melalui Surat
Keputusan Kredit (SKK) akan mensyaratkan mengenai agunan yang diberikan
serta pengikatannya kepada bank atas fasilitas yang telah disetujui.
11
tersebut agar:
a. Keamanan dan keselamatan kredit akan lebih terjamin;
b. Pemberian kredit akan lebih selektif sehingga korupsi, kolusi dan
12
2. Realisasi Kredit
Dalam tahap ini, bila semua administrasi kredit telah dipenuhi yaitu
penandatangan perjanjian kredit berikut pengikatan jaminan serta syarat-syarat
lainnya yang telah ditentukan dalam Surat Keputusan Kredit (SKK), maka pihak
bank akan membukakan rekening pinjaman dengan maksimum kredit yang telah
disetujui atas nama debitur. Setelah rekening dibuka maka bank akan melakukan
pencairan pinjaman atau realisasi pinjaman.
oleh bank untuk menilai suatu permohonan kredit yang telah diajukan oleh calon
debitur.
Maksud dan tujuan dilakukan analisis kredit atas permohonan kredit agar aktiva
produktif yang ditempatkan tersebut tidak menjadi kredit bermasalah atau kredit
macet (Non Performing Loan). Menurut Supriyono (2011:161) menyatakan
proses analisis kredit mempunyai tujuan utama yang paling hakiki, yaitu agar
bank membuat satu keputusan kredit yang baik dan benar “make a good loan”,
sehingga terhindar dari keputusan kredit yang keliru yang menyebabkan kredit
bermasalah “bad loan”.
Analisis kredit harus dibuat secara lengkap, akurat dan objektif yang minimal
meliputi hal-hal sebagai berikut:
a. Menggambarkan semua informasi yang berkaitan dengan usaha dan data
pemohon termasuk hasil penelitian pada daftar kredit macet.
b. Penilaian atas kelayakan jumlah permohonan kredit dengan proyek atau
kegiatan usaha yang akan dibiayai, dengan sasaran menghindari kemungkinan
Return disini dimaksudkan penilaian atas hasil yang akan dicapai oleh
perusahaan debitur setelah dibantu kredit oleh bank.
b. Repayment (pembayaran kembali)
Dalam hal ini bank harus menilai berapa lama perusahaan pemohonan kredit
dapat membayar kembali pinjamannya sesuai dengan kemampuan
membayar kembali (repayment capacity) dan apakah kredit harus
diangsur/dicicil/atau dilunasi sekaligus diakhir periode.
c. Risk Bearing Ability (kemampuan untuk menanggung risiko)
Dalam hal ini bank harus mengetahui dan menilai sampai sejauh mana
perusahaan pemohon kredit mampu menanggung risiko kegagalan andaikata
terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.
4. Adapun analisis 6A
Menurut Ismail (2010) Analisis 6A, artinya terdapat 6 aspek yang perlu
dilakukan analisi terhadap permohonan kredit calon debitur. Keenam aspek
tersebut terdiri dari:
1. Analisis Aspek Hukum
Dalam analisis aspek hukum, pihak Bank melakukan analisis menyangkut
dokumen-dokumen yang disampaikan oleh calon debitur/debitur mengenai
identitas diri pemohon, legalitas perizinan usaha (SIUP, SITU, TDP, Izin
Gangguan) dan NPWP, Akte pendirian (untuk calon debitur berbentuk badan
hukum seperti PT, Yayasan, Koperasi ataupun bukan badan hukum seperti
18
Menurut Kasmir (2012:129) bahwa secara umum tugas komite kredit adalah:
1. Membuat keputusan dan penelaahan kredit baru.
Artinya setiap adanya permohonan baru, maka perlu ditelaah secara benar
tentang kelayakan kreditnya sebelum diamabil keputusan.
2. Memastikan kelengkapan dokumen kredit.
Artinya pengajuan kredit apaun syarat kelengkapan dokumen mutlak untuk
diserahkan.
3. Persetujuan perpanjangan kredit.
Artinya bagi kredit yang sudah berakhir masa pinjamannya dan debitur masih
ingin memperpanjangnya, maka komite kredit memberikan persetujuan apakah
kredit tersebut layak atau tidak untuk diperpanjang.
4. Perubahan kondisi atau syarat kredit.
Artinya kalau kondisi nasabah (debitur) dengan situasi berkembang diluar yang
menyebabkan nasabah mengalami kesulitan, maka perlu perubahan kondisi
tersebut dan syarat kredit, misalnya perubahan jangka waktu, penurunan bunga.
Maka atas perubahan tersebut haruslah mendapat persetujuan komite kredit.
perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu
orang lain atau lebih“ (Subekti 1975:304).
Dalam suatu perjanjian diperlukan beberapa syarat untuk sahnya perjanjian.
Menurut Supramono, (2009:166-170) untuk sahnya suatu perjanjian sesuai
ketentuan Pasal 1320 KUH Perdata diperlukan empat syarat, yaitu: 1) Kata
sepakat, 2) Kecakapan, 3) Hal tertentu dan 4) Suatu sebab yang halal.
Sumber : //www.bi.go.id/
c. Anuitas
Jumlah angsuran bulanan yang dibayar debitur tidak berubah selama jangka
waktu kredit. Namun demikian komposisi besarnya angsuran pokok maupun
angsuran bunga setiap bulannya akan berubah dimana angsuran bunga akan
semakin mengecil sedangkan angsuran pokok akan semakin membesar.
Contoh:
Bank A memberikan kredit sebesar Rp6.000.000,- selama 6 bulan kepada debitur
C dengant ingkat bunga 12% pertahun anuitas.
Jumlah angsuran yang harus dibayar debitur C setiap bulannya adalah: Angsuran
Bulanan = Pl x (i/12) x {1/[1-(1/(1+i/12)m]}
Pl = Plafond Kredit
i = suku bunga per tahun
Dari ketiga contoh perhitungan bunga diatas, terlihat bahwa besarnya bunga
kredit yang harus dibayar debitur akan berbeda-beda walaupun suku bunga yang
digunakan sama (12%). Dengan demikian, penggunaan perhitungan bunga akan
mempengaruhi besar kecilnya
angsuran bunga yang harus dibayar debitur atas kredit yang diberikan bank.
2. Apakah Suku Bunga Kredit dapat berubah ?
Suku bunga kredit dapat berubah setiap saat selama jangka waktu kredit apabila
23
5% (lima persen).
Penyesuaian persyaratan rasio tersebut juga berdampak kepada persyaratan
a. Batasan maksimum rasio LTV/FTV bagi bank yang memenuhi persyaratan
rasio.
PP AKAD MMQ & AKAD IMBT
FASILITAS PP UNTUK
PROPERTI BERWAWASAN
TIPE FASILITAS PP LINGKUNGAN
PROPERTI (m2) I II dst I II dst
RUMAH TAPAK
Tipe > 70 - 90% - 95%
Tipe >21 – 70 - 95% - -
Tipe ≤ 21 - - - -
RUMAH SUSUN
Tipe > 70 - 90% - 95%
27
PP AKAD MMQ & AKAD IMBT
FASILITAS PP UNTUK
PROPERTI BERWAWASAN
TIPE FASILITAS PP LINGKUNGAN
PROPERTI (m2) I II dst I II dst
Tipe >21 – 70 - 90% - 95%
Tipe ≤ 21 - 90% - 95%
RUKO/RUKAN - 90% - 95%
Keterangan:
“-“ = Besaran Rasio FTV diserahkan kepada kebijakan Bank dengan tetap
memperhatikan prinsip kehati-hatian dalam pemberian Kredit atau Pembiayaan.
PP AKAD MMQ & AKAD IMBT
FASILITAS PP UNTUK
PROPERTI BERWAWASAN
TIPE FASILITAS PP LINGKUNGAN
PROPERTI (m2) I II III dst I II III dst
RUMAH TAPAK
Tipe > 70 90% 80% 70% 95% 85% 75%
Tipe >21 – 70 - 85% 75% - 90% 80%
Tipe ≤ 21 - - - - - -
RUMAH SUSUN
Tipe > 70 90% 80% 70% 95% 85% 75%
Tipe >21 – 70 95% 85% 75% - 90% 80%
Tipe ≤ 21 - 85% 75% - 90% 80%
RUKO/RUKAN - 85% 75% - 90% 80%
Keterangan:
“-“ = Besaran Rasio LTV atau Rasio FTV diserahkan kepada kebijakan Bank
dengan tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian dalam pemberian Kredit atau
Pembiayaan.
3. Penyempurnaan kebijakan mengenai Uang Muka untuk KKB/PKB termasuk
pengaturan Uang Muka untuk KKB/PKB bagi kendaraan bermotor berwawasan
lingkungan:
a. Penyesuaian batasan minimum Uang Muka untuk KKB/PKB yaitu
dikurangi 5%-10% dari yang ditetapkan oleh Bank Indonesia dalam
ketentuan sebelumnya.
b. Pengaturan batasan minimum Uang Muka untuk KKB/PKB bagi kendaraan
rasio
menjadi:
1) rasio kredit bermasalah atau rasio pembiayaan bermasalah secara bruto
DAFTAR PUSTAKA
1. PBI No.21/13/PBI/2019 tentang Perubahan atas Peraturan Bank Indonesia
Nomor 20/8/PBI/2018 Tentang Rasio Loan to Value untuk Kredit Properti,
Rasio Financing to Value untuk Pembiayaan Properti, dan Uang Muka untuk
Kredit atau Pembiayaan Kendaraan Bermotor.