BAB I
PENDAHULUAN
Indonesia serta berubahnya filosofi bisnis di pusat pasar dunia telah mendorong
perusahaan untuk menyediakan produk yang berkualitas tinggi dengan biaya yang
rendah. Perusahaan dituntut untuk dapat menyesuaikan diri dengan proses yang
triwulan II 2017 yaitu industry logam dasar meningkat sebesar 7,50%, industry
kimia, farmasi dan obat traditional meningkat sebesar 7,37%, industry makanan
elektronik, optic, dan peralatan listrik meningkat sebesar 4,67%. Beberapa industri
tersebut, memiliki prospek dan orientasi yang sangat baik dan tengah mengalami
kontribusi industry manufaktur terhadap produk domestic bruto (PDB) diatas 10%
20%
Kontribusi Industri
Manufaktur di ASEAN
0%
bruto (PDB) dengan capaian sebesar 22%. Hal ini menunjukan pertumbuhan
lima tahun, 10 tahun atau lebih. Pada umumnya setiap perusahaan menyusun
keuangan yang digunakan oleh perusahaan yang berorientasi pada laba maupun
non laba. Penganggaran sering digunakan untuk istilah yang sama dengan
keseimbangan anggaran, distribusi dana tunas dalam kondisi sosial dan ekonomi
yang berubah dengan cepat aspek keuangan dari struktur anggaran menentukan
tingkat perkembangan sosial dan ekonomi negara dan pada akhirnya standar hidup
dari banyak orang (Mutanov, 2015:2-4). Anggaran juga seringkali diartikan secara
luas sebagai suatu rencana yang dinyatakan dalam satuan moneter standar. Dalam
konsep ini, anggaran dapat berupa rencana jangka panjang dan rencana jangka
pendek yang dinyatakan dalam satuan moneter standar. Menurut Adisaputro dan
menggunakan data historis, termasuk informasi keuangan yang telah lalu sebagai
menggunakan hasil actual yang sebagian besar disediakan oleh sistem akuntansi.
4
Hasil actual kemudian dibandingkan dengan tujuan, sasaran, dan standar untuk
keperluan pengendalian tidak memiliki arti jika klasifikasi biaya dan pendapatan
digunakan dalam rencana laba tidak sesuai dengan apa yang telah direncanakan.
aktivitas memiliki tujuan untuk meningkatkan nilai bagi pelanggan adalah fokus
menciptakan nilai bagi pelanggan yang lebih baik dengan biaya yang sama atau
lebih rendah dari pesaing atau menciptakan nilai yang sama dengan biaya yang
yang tidak disertai dengan ketersediaan informasi untuk mengurangi biaya, tidak
5
yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi, sedang terjadi atau yang
pemicu biaya (cost driver). Telah dijelaskan sebelumnya bahwa biaya muncul
karena penggunaan sumber daya untuk tujuan tertentu. Tujuan dari penggunaan
biaya disebut sebagai objek biaya, informasi tentang perilaku biaya ini sangat
tujuan-tujuan yang bersifat jangka pendek dan lebih bersifat penyelesaian masalah
(problem solving) yang ada daripada menggali berbagai peluang yang mungkin
dicapai oleh organisasi. Activity Based Budgeting (ABB) menjadi kunci untuk
memberikan informasi yang benar mengenai factor apa yang memicu nilai,
akhir dari Activity Based Budgeting (ABB) adalah anggaran aktivitas (Activity
meningkatkan performance.
biaya pada anggaran, yang sesuai dengan ramalan beban kerja dan tujuan strategic
yang ditetapkan. Dalam proses penyusunan anggaran ini, strategi yang telah
menekankan pada berapa biaya yang dapat ditanggung oleh customer. Biaya yang
dapat ditanggung oleh customer inilah yang dijadikan sebagai target cost dan
dijadikan sebagai dasar untuk merancang berbagai aktivitas yang diperlukan untuk
mencapai target cost dari suatu perusahaan tersebut (Adisaputro dan Anggraini,
dengan penetapan beban kerja dari proses bisnis perusahaan yang diperoleh dari
(ABB) pada perusahaan industry manufaktur yaitu perusahaan produsen frit dalam
bidang keramik.
Pengembangan dan produksi frit pada PT XYZ sejak tahun tersebut telah
memberikan hasil yang cukup memuaskan karena hasil penjualan frit terus
meningkat dan mendominasi jumlah pendapatan poduk hilir, yang dapat dilihat
pada perbandingan total pendapatan produk hilir frit pada PT XYZ. Fenomena
yang terjadi dalam kurun waktu lima tahun terakhir adalah penjualan frit terus
laporan laba/rugi produk frit pada PT XYZ. Pada tahun 2018, jika ditinjau dari
segi laporan laba rugi penjualan produk frit pada PT XYZ mengalami kerugian.
harga pokok produksi frit pada PT XYZ tidak akurat karena masih menggunakan
Sehingga terdapat salah satu produk firt yang overscosted (dibebani biaya lebih
dari seharusnya) untuk produk yang bervolume banyak, sedangkan produk frit
pada PT XYZ yang lain overcost atau undercosted (dibebani biaya kurang dari
dalam bidang Industry Keramik. Bill Of Operation (BOO) Produsen frit pada PT
XYZ antara lain terdiri dari gas/natural gas, listrik, dan tenaga kerja. Yang
padaPT XYZ adalah biaya gas/natural gas, dimana alokasi biaya gas hanya
pembakaran/holding time dan penggunaan kalori gas. Seperti contoh raw material
rate nya (perhitungan biaya yang biasa dilakukan perusahaan) apabila pada PT
biaya sebesar $ 1.5 karena dihitung berdasarkan aktivitas dari penggunaan gas
time dan penggunaan kalori gas, hal ini dapat dikatakan bahwa perusahaan
9
produksi frit pada PT XYZ yaitu transparan maka biaya yang digunakan pada
overcost.
alokasi indirect cost pada tiap produk yang dihasilkan memiliki porsi yang cukup
besar dalam full cost tiap produk. Alokasi cost yang akurat juga dapat membantu
produk yang dihasilkan pada PT XYZ. Alokasi cost yang tepat dapat membuat
terdapat kemungkinan bahwa cost tidak dapat ditutupi dengan harga jual produk,
begitu pula sebaliknya. Alokasi cost pada produk merupakan salah satu acuan
Pricing telah diakui sebagai salah satu hal dengan tingkat kompleksitas
digunakan dalam penelitian ini yaitu Project contract target breakdown process
ini yaitu project period, dan variabel and fixed cost of e learning project. Hasil
dari penelitian ini menunjukan bahwa Employee Cost sebagai cost paling
akurat serta Alokasi waktu jam kerja setiap aktivitas yang under capacity dan
over capacity.
cost pada produk tanpa melihat sebab akibat dalam timbulnya cost tersebut.
(Stevenson & Cabell 2002). Hal tersebut dikarenakan full cost dari produk adalah
bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, overhead cost dan cost tetap. Bahan
baku dan tenaga kerja langsung dapat diobservasi dan diukur oleh manajemen
secara akurat dalam alokasi cost pada produk. Namun tidak pada overhead cost
11
dan cost tetap, yang tidak mudah untuk dialokasikan pada tiap produk. Penerapan
menyebabkan potensi kekeliruan dalam alokasi cost pada tiap produk. Alokasi
cost menggunakan metode Activity Based Costing (ABC) dan Activity Based
dengan penyebab timbulnya cost tersebut , yakni berbagai macam aktivitas yang
cost bukan lah sebuah topik penelitian yang baru. Penelitian mengenai penerapan
Activity Based Costing (ABC) telah banyak dilakukan oleh beberapa peneliti
sebelumnya. Penerapan Activity Based Costing (ABC) pertama kali digagas oleh
Robin Cooper dan Robert S Kaplan pada tahun 1998. Penelitian yang dirancang
Activity Based Costing (ABC) dirancang sebagai hasil dari penelitian yang
perusahaan yang memberikan contoh tepat mengenai cost produk yang mengalami
dostorsi. Sistem alokasi cost pada produk yang dihasilkamn dari ketiga
perusahaan tersebut memiliki metode yang sama yakni menggunakan satu basis
alokasi pada indirect cost. Satu basis alokasi yang digunakan menyebabkan
yang rendah dalam alokasi indirect cost. Alokasi cost yang tidak akurat akan
implementasi Activity Based Costing (ABC) dan Activity Based Budgeting (ABB)
menjadi hal penting pada perusahaan, khususnya pada perusahaan dengan produk
yang beragam dan porsi indirect cost yang besar pada struktur cost.
harga pokok produksi, yaitu menghitung semua biaya yang dikeluarkan dibagi
dengan volume produksi. Dengan adanya kerugian tersebut, penelitian ini yang
informasi harga pokok produksi yang lebih akurat karena Activity Based
Budgeting (ABB) dapat menelusuri biaya secara lebih menyeluruh, tidak hanya ke
informasi biaya tidak akurat dalam menentukan harga pokok produksi utnuk
setiap jenis produk yang dihasilkan karena setiap jenis produk mengkonsumsi
sumber daya yang berbeda. Untuk menghilangkan adaya subsidi silang antar
produk yang overcosted (dibebai lebih dari seharusnya) dan undercosted (dibebani
13
biaya kurang dari seharusnya) , maka diperlukan penetapan harga pokok produksi
1. Tujuan Penelitian
berikut:
usaha dalam menetapkan harga pokok produksi yang akurat pada PT XYZ.
system sebagai usaha menetapkan harga pokok produksi firt yang akurat
perhitungan mana yang lebih memberikan informasi biaya yang akurat dan
2. Kontribusi Penelitian
System.
b. Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan dalam mata
menentukan harga pokok produksi yang akurat dan dapat memberikan laba