Anda di halaman 1dari 25

Nama : Ardi Febriasnyah

Tingkat : 3A D3 Keperawatan

Nim : PO71200180006

Tugas : Resume Ski Graft

Dosen Pengampu : Ns. Dewi Masyitah, M.Kep, Sp.KMB


A. DEFINISI

Skin graft yaitu tindakan memindahkan sebagian atau seluruh tebalnya kulit

dari satu tempat ke tempat lain supaya hidup ditempat yang baru tersebut dan

dibutuhkan suplai darah baru (revaskularisasi) untuk menjamin kelangsungan hidup

kulit yang dipindahkan tersebut.

B. PEMBAGIAN SKIN GRAFT

Pembagian skin graft berdasarkan :

1. Asalnya

Autograft : berasal dari individu yang sama (berasal dari tubuh yang sama)

Homograft : berasal dari individu lain yang sama spesiesnya (berasal dari tubuh

lain).

Heterograft (Xenograft) : graft berasal dari makhluk lain yang berbeda spesies

2. Ketebalannya

a. Split thickness skin graft (STSG) :

Graft ini mengandung epidermis dan sebagian dermis. Tipe

ini dapat dibagi atas 3 bagian :


1. Thin Split Thickness Skin Graft sering disebut Thiersch atau

Ollier- Thiersch graft, berukuran 0,008 - 0,012 mm.

2. Intermediate (medium) Split Thickness Skin Graft, berukuran

0,012 - 0,018 mm.

3. Thick Split Thickness Skin Graft, nama lainnya Three quarter

thickness graft, berukuran 0,018 - 0,030 mm.

b. Full Thickness Skin Graft (FTSG) :

Graft ini meliputi epidermis dan seluruh ketebalan dermis, sering

disebut Wolfian graft.

Untuk mempermudah pengertian dalam membedakan ketebalan skin

graft yaitu :

 Thin STSG : terdiri dari epidermis dan ¼ bagian lapisan

dermis.

 Intermediate STSG : terdiri dari epidermis dan ½ bagian

lapisan dermis.

 Thick STSG : terdiri dari epidermis dan ¾ bagian lapisan

dermis.

C. VASKULARISASI SKIN GRAFT


Skin graft membutuhkan vaskularisasi yang cukup untuk dapat hidup, sebelum

terjalin hubungan erat dengan resipien dan setelah ada jalinan dengan resipien. Setelah

kulit dilepas dari donor akan berubah menjadi pucat oleh karena terputus dari suplai

pembuluh darah dimana terjadi kontraksi kapiler pada graft dan sel darah merah

terperas keluar. Setelah graft ditempelkan ke resipien secara perlahan tampak

perubahan warna graft menjadi pink seperti ada sirkulasi kembali, hal ini terjadi

diakibatkan perpindahan pasif sel darah merah yang bebas ke dalam kapiler graft. Efek

kapiler terjadi selama 12 jam pertama.

Nutrisi pada skin graft dimulai dengan proses sirkulasi plasmatik dimana terjadi

proses inhibisi plasma / serum dan oksigen kedalam graft. Graft secara pasif menyerap

nutrient secara spons kemudian akan menjadi oedem secara bertahap dan beratnya

bertambah hingga 40%.

Setelah periode penyerapan nutrient, terjadi hubungan kapiler dari resipien ke

graft. Anastomose kapiler resipien dengan graft (revaskularisasi) terjadi mulai 22 jam

dan menetap 72 jam setelah penempelan graft.

Revaskularisasi pada skin graft merupakan kombinasi dari ke 3 proses dibawah

ini yaitu :

1. Hubungan anastomose langsung antara graft dengan pembuluh darah resipien


disebut proses inokulasi.

2. Pertumbuhan ke dalam dari pembuluh darah resipien ke dalam saluran endothelial

graft.

3. Penetrasi pembuluh darah resipien ke dalam dermis dari graft yang akan

membentuk saluran endothelial baru.

Revaskularisasi dari split thickness skin graft di daerah resipien lebih cepat

dibandingkan full thickness skin graft oleh karena split thickness skin graft lebih tipis

sehingga masuknya pembuluh darah dari resipien menempuh jarak yang lebih

pendek.

Syarat-syarat skin graft yang baik yaitu :

 Vaskularisasi resipien yang baik

 Kontak yang akurat antara skin graft dengan resipien

D. KONTRAKSI PADA SKIN GRAFT

Setelah skin graft diangkat, terjadi pengkerutan yang dikenal sebagai kontraksi primer

Sergantung ketipisannya, makin tipis semakin sedikit terjadi pengkerutan segera /

kontraksi primer. Kontraksi primer akan hilang dengan sendirinya saat menjahit graft

tersebut pada resipien.


Kontraksi yang sebenarnya pada skin graft adalah pengkerutan yang terjadi

kemudian yang disebut dengan kontraksi sekunder dimana kontraksi yang terjadi

setelah proses revaskularisasi pada masa penyembuhan graft.

E. SPLIT THICKNESS SKIN GRAFT (STSG)

Split thickness skin graft merupakan tindakan yang definitif sebagai penutup

defek yang permanen atau hanya sebagai tindakan yang sementara sambil menunggu

tindakan yang definitif. Tindakan sementara ini dimaksudkan untuk mengontrol,

mengurangi kemungkinan terjadi infeksi dan menutup struktur vital yang kemungkinan

nanti dapat diganti dengan full thickness skin graft atau skin flap untuk mendapatkan

hasil yang lebih baik.

Keuntungan :

 Kemungkinan take lebih besar

 Dapat dipakai untuk menutup defek yang luas

 Donor dapat diambil dari daerah tubuh mana saja

 Daerah donor dapat sembuh sendiri / epitelialisasi

Kerugian :

 Punya kecendrungan kontraksi lebih besar


 Punya kecendrungan terjadi perubahan warna

 Permukaan kulit mengkilat

 Secara estetik kurang baik

Indikasi :

 Menutup defek kulit yang luas

 Dapat digunakan untuk penutupan sementara dari defek

Kontra indikasi :

● Ukuran luka kecil yang dapat diperbaiki dengan melakukan flap

atau full thickness skin graft

F. FULL THICKNESS SKIN GRAFT

Digunakan untuk menutup defek pada wajah, leher, ketiak, volar manus atau menutup

daerah yang diinginkan secara estetik tidak terlalu jelek.

Keuntungan :

 Kecendrungan untuk terjadi kontraksi lebih kecil


 Kecendrungan untuk berubah warna lebih kecil

 Kecendrungan permukaan kulit mengkilat lebih kecil

 Secara estetik lebih baik dari split thickness skin graft

Kerugian :

 Kemungkinan take lebih kecil dibanding split thickness skin graft

 Hanya dapat menutup defek yang tidak terlalu luas

 Donor harus dijahit atau ditutup oleh split thickness skin graft bila luka

donor agak luas sehingga tidak dapat ditutup primer

 Donor terbatas pada tempat-tempat tertentu seperti inguinal,

supraklavikular, retroaurikul
G. PENEMPELAN SKIN GRAFT

Tekhnik dasar penempelan split thickness skin graft dan full thickness skin graft

adalah sama. Sebelum penempelan graft, daerah resipien harus dilakukan hemostasis

dengan baik sehingga permukaan resipien lebih bersih tidak ada perdarahan atau bekuan

darah.

Dilakukan penjahitan interrupted di sekeliling graft dengan benang non absorble

4-0 atau 5-0 yang biasanya menggunakan silk. Jahitan dimulai dari graft ke tepi luka

resipien, dari suatu yang lebih mobil ke tempat yang lebih fixed. Diatas kulit ditutup tulle

yang dilapisi kasa lembab NaCl 0,9% dan selanjutnya dilapis dengan kasa steril kering.

Dibuat beberapa lubang kecil diatas skin graft untuk jalan keluar yang ada

kemudian dilakukan irigasi untuk membuang sisa bekuan darah di bawah graft dengan

spuit berisi NaCl 0,9%.

Untuk membantu keberhasilan tindakan, dilakukan balut tekan menggunakan

verban elastis sedangkan pada daerah yang tidak memungkinkan untuk dipasan verban

elastis seperti pada muka, leher maka untuk menjamin fiksasi dilakukan tie over.

Defek daerah donor split thickness skin graft akan sembuh sendiri dimana terjadi

proses epiteliasasi. Ini dimungkinkan oleh karena masih ada unsur-unsur epitel didalam

dermis seperti folikel rambut, kelenjar keringat, kelenjar minyak / sebasea. Luka donor
pada split thickness skin graft ditutup tulle dan kasa steril kemudian dibalut dengan

verban elastis.

Defek daerah donor full thickness skin graft ditutup dengan melakukan

undermining pada tepi luka dan sedapatnya ditutup primer tanpa ketegangan. Bila tidak

dapat ditutup primer, luka ditutup dengan split thickness skin graft. Pada donor full

thickness skin graft setelah pengambilan graft harus dijahit karena lapisan yang diambil

tidak menyisakan asesori kulit yang mengandung unsu-unsur epitel sehingga tidak

memungkinkan terjadi epitelialisasi

H. CARA PERAWATAN SKIN GRAFT

Bila diyakini tindakan hemostasis darah resipien telah dilakukan dengan baik dan

fiksasi skin graft telah dilakukan dengan baik, balutan dibuka pada hari ke-5 untuk

mengevaluasi take dari skin graft dan benang fiksasi dicabut.

Bila diduga akan adanya seroma, hematoma atau bekuan darah dibawah kulit

sebaiknya dalam waktu 24 - 48 jam dilakukan pengamatan skin graft, oleh karena bila

terjadi seroma, hematoma atau bekuan darah dibawah skin graft akan mengurangi kontak

graft dengan resipien sehingga akan menghalangi take dari skin graft tersebut. Pada

pengamatan ini dilakukan pembukaan balutan dengan hati-hati jangan sampai merusak

graft (terangkat atau tergeser). Seroma, hematoma atau bekuan darah harus segera
dievakuasi dengan melakukan insisi kecil pada skin graft tepat diatas seroma, hematoma

atau bekuan darah tersebut dan selanjutnya dilakukan pembalutan kembali. Bila evakuasi

tersebut dilakukan dalam waktu 24 jam pertama maka graft masih dapat terjamin take

100%.

I. PERAWATAN LUKA DAERAH DONOR

Pada donor split thickness skin graft, balutan baru dibuka setelah proses

epitelialisasi. Pada daerah donor terjadi penyembuhan atau epitelialisasi untuk thin split

thickness skin graft 7-9 hari, intermediate split thickness skin graft 10-14 hari sedangkan

thick split thickness skin graft memerlukan 14 hari atau lebih. Perawatan split thickness

skin graft secara umum diambil rat-rata 14 hari.

Luka donor full thickness skin graft diberlakukan seperti luka jahitan biasa yaitu

hari ke-3 kontrol luka dan hari ke-7 jahitan dapat diangkat. 1,3,7

J. SEBAB-SEBAB KEGAGALAN TINDAKAN SKIN GRAFT

Penyebab kegagalan tindakan skin graft yaitu :

1. Hematoma dibawah skin graft

Hematoma atau perdarahan merupakan penyebab kegagalan skin graft yang

paling penting. Bekuan darah dan seroma akan menghalangi kontak dan proses
revaskularisasi, sehingga tindakan hemostasis yang baik harus dilakukan sebelum

penempelan skin graft.

2. Pergeseran skin graft

Pergeseran akan menghalangi / merusak jalinan hubungan (revaskularisasi)

dengan resipien. Harus diusahakan terhindarnya daerah operasi dari geseran

dengan cara fiksasi dan imobilisasi yang baik.

3. Daerah resipien yang kurang vital

Suplai darah yang kurang baik pada daerah resipien, misalnya daerah bekas crush

injury, akan mengurangi kemungkinan take, kecuali telah dilakukan debridement

yang adekuat. Penempelan skin graft pada daerah yang avaskuler seperti tulang,

tendon, syaraf membuat tindakan skin graft gagal.

4. Infeksi

Merupakan penyebab kegagalan yang sebenarnya tidak sering. Infeksi luka

ditentukan oleh keseimbangan antara daya tahan luka dan jumlah

mikroorganisma. Bila jumlah mikroorganisma lebih dari 104/gram jaringan

kemungkinan terjadinya infeksi yaiu 89%, sedangkan bila jumlah

mikroorganisma dibawah 104/gram jaringan kemungkinan terjadi infeksi yaitu

6%. Pada luka-luka dengan jumlah mikroorganisma lebih dari 105/gram jaringan
hampir dipastikan akan selalu gagal.

5. Tekhnik yang salah

● Menempelkan skin graft pada daerah berepitel (sel basal epidermis)

dipermukaannya.

● Penempelan skin graft terbalik. Skin graft terlalu tebal.

K. KESIMPULAN

1. Skin graft merupakan tindakan memindahkan sebagian atau seluruh

tebalnya kulit dari donor ke resipien yang membutuhkan revaskularisasi

untuk menjamin kelansungan hidup kulit yang dipindahkan tersebut.

2. Pelaksanaan skin graft bergantung kepada tebal / tipisnya skin graft yang

akan dipindahkan dari donor ke resipien.

Penyebab terjadinya kegagalan tindakan skin graft harus selalu dievaluasi


Full-Thickness Skin Grafts

Hendra Tarigan Sibero

Bagian Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin, Fakultas Kedokteran

Universitas Lampung – Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Moeloek,

Bandar Lampung

Skin grafts adalah tindakan memindahkan bagian dari kulit yang telah

dipisahkan dari tempat suplai darah lokalnya ke lokasi lain. Teknik ini telah

dilakukan sejak 2.500 hingga 3.000 tahun lalu

Full-thickness skin grafts terdiri atas pemindahan keseluruhan epidermis

dan dermis, termasuk struktur adneksa seperti folikel rambut dan kelenjar

keringat. Full-thickness skin grafts sering dilakukan untuk memperbaiki defek

wajah akibat proses operasi keganasan kulit. Prosedur ini dapat digunakan untuk

memperbaiki kerusakan pada hampir bagian manapun, sepanjang bagian resipien

memiliki suplai vaskular cukup kaya untuk mempromosikan pertumbuhan

kembali kapiler, serta fibroblas yang menghasilkan kolagen untuk perlekatan

donor. Daerah lebih besar jaringan avascular, termasuk tulang, tulang rawan,

tendon atau saraf tanpa periosteum, perichondrium, perineurium tidak dapat

dilakukan FTSG. Prosedur ini tidak dapat ditempatkan di atas jaringan avaskular

tersebut.
ISI

Dalam kondisi yang tepat, FTSG dapat memberikan warna yang sangat

baik, tekstur dan ketebalan sesuai untuk defek wajah karena FTSG termasuk

seluruh ketebalan epidermis dan dermis. Kontraksi luka diminimalkan karena

ketebalan dermis penuh, dan struktur adneksa kulit tetap utuh. Full-thickness skin

grafts dapat sangat berguna untuk kosmetik dan fungsional perbaikan defek pada

punggung, dan sisi lateral luar hidung, serta kelopak mata bawah dan telinga.

Pemilihan daerah donor untuk FTSG tergantung pada warna, tekstur,

ketebalan, dan kualitas sebasea pada kulit sekitar defek. Donor sebagian besar

diambil dari daerah terpajan sinar matahari di atas bahu yang warna, pola

vaskular, tekstur, distribusi, dan kualitas struktur adneksa terbaik sesuai dengan

kulit sekitar defek wajah. Donor tertipis biasanya diambil dari kelopak mata atas

atau sulkus post aurikular. Donor ketebalan sedang sering diambil dari daerah

preauricular dan servikal, sementara donor tebal dapat diambil dari wilayah

supraklavikula atau klavikularis atau lipatan nasolabial. Penting untuk menyadari

bahwa ketebalan daerah donor bervariasi dari satu pasien ke pasien lain, dan

karena itu penting untuk memilih semua daerah donor dengan hati-hati untuk

menemukan jaringan paling cocok. Pendekatan ini akan memastikan pemilihan

daerah donor terbaik untuk setiap individu pasien dan defek bedah. Pendekatan

regional kadang digunakan untuk mendapatkan donor terbaik untuk defek. Donor
yang diambil dari kulit kelopak mata atas dapat digunakan untuk memperbaiki

defek kelopak mata bawah, memberikan warna yang baik dan sesuai tekstur,

serta parut minimal.

Donor digunakan untuk defek kelopak mata bawah harus lebih besar 100-200%

untuk memungkinkan kontraksi dan menghindari kemungkinan efek samping

ektropion. Karena ukuran yang relatif besar dan lokasi mencolok, kulit

postaurikular juga dapat berguna sebagai daerah donor utama untuk defek kelopak

mata (termasuk canthus medial), serta untuk defek aurikularis.

Tabel 1. Daerah Donor yang Diperhatikan untuk

Full-Thickness Skin Grafts.1

Daerah Donor yang Diperhatikan untuk Full-

Thickness Skin Grafts

 Pola pajanan sinar matahari

 Warna

 Pola pembuluh darah

 Tekstur

 Kualitas sebaseous

 Ketebalan kulit
 Konsistensi kulit

 Ketersediaan jaringan untuk didonorkan

 Kemampuan untuk kamuflase parut pada

bagian donor

Kulit preaurikular lebih fleksibel, dan dapat digunakan untuk

memperbaiki defek hidung, karena ketebalan dan tingkat paparan sinar matahari

daerah ini cenderung sama. Parut daerah donor dapat dengan mudah

dikamuflase, seperti dalam operasi facelift, untuk memberikan hasil kosmetik

yang diinginkan. Bahkan orang berjenggot memiliki zona berbulu 1-2 cm di

wilayah preauricular. Perhatian untuk tidak mengambil kulit berambut dari

daerah ini untuk donor. Daerah kulit berambut dari daerah temporoparietal

dapat digunakan untuk memperbaiki defek di alis, unit folikel setelah

transplantasi dapat membantu untuk menghasilkan hasil kosmetik yang lebih

unggul. Kulit dari lipatan nasolabial kadang dapat digunakan untuk graft cacat

kecil ujung hidung.

Dahi dan bagian verteks skalp, daerah supraklavikula atau leher lateral dapat

digunakan sebagai donor. Sekali lagi, harus berhati-hati untuk tidak mengambil

daerah rambut yang tidak diinginkan bersama dengan donor. Daerah donor
seringkali lebih sulit untuk kamuflase, dan harus hati-hati terutama di daerah yang

tidak tertutup oleh pakaian, seperti leher lateral. Meskipun perbandingan warna

dan tekstur mungkin tidak optimal, area di bawah leher, lengan bagian atas,

daerah inguinal, dapat digunakan sebagai donor

Setelah daerah donor ditandai, anestesi lokal dapat disuntikkan ke daerah

donor dan resepien. Daerah resipien dan donor kemudian diusap dengan preparat

antibakterial. Daerah donor dieksisi dengan pisau bedah hingga tingkat lemak

subkutan. Donor ditempatkan dalam mangkuk atau cawan petri steril berisi

normal salin, dapat bertahan sampai 1-2 jam. Donor dapat digunakan hingga 24

jam setelah diangkat jika didinginkan atau disimpan di es.

Sebelum donor tersebut dijahit pada tempatnya, defatting harus dilakukan.

Ini merupakan langkah penting, karena kontak langsung antara donor dan daerah

resipien memungkinkan untuk koneksi antara pembuluh darah yang ada serta

pertumbuhan pembuluh darah baru dan dukungan nutrisi dari dasar defek.

Jaringan adiposa yang melekat pada donor memiliki vaskularisasi buruk dan

karena itu bukan merupakan media jaringan yang baik untuk pertumbuhan.

pembuluh darah baru antara donor dan dasar resipien.

Jahitan tergantung pada ukuran donor tersebut, benang ukuran 4-0, 5-0

atau 6-0 absorbable atau nonabsorbable dapat ditempatkan pada ujung yang

berlawanan dengan pinggiran donor (misalnya di jam 3, 6, 9 dan 12). Sebuah


jahitan sederhana, menggunakan benang kromik ukuran 6-0 (Gambar 5A-F),

kemudian ditempatkan di sekeliling donor tersebut. Perawatan yang baik penting

untuk mencapai penyembuhan luka sempurna. Kontak maksimal antara donor

dan daerah resipien sangat penting. Jahitan sederhana menggunakan benang

kromik ukuran 6-0 dapat ditempatkan di bagian tengah untuk menstabilkan

donor tersebut, terutama untuk donor besar untuk memberikan dukungan

tambahan terhadap gerakan, serta untuk donor yang ditempatkan pada

permukaan cekung di mana tenting dari donor tersebut mungkin dapat terjadi.

Imobilisasi donor di atas permukaan resipien dapat dimaksimalkan dengan

penggunaan pembalut tekanan, untuk memastikan kontak langsung antara donor

dan permukaan resipien. Penekan dapat terdiri dari berbagai bahan sepert kasa

Xeroform™ (Sherwood-Daris & Geck, St Louis, MO), bola kapas, karet busa,

spons, manik-manik plastik. Satu metode adalah untuk membersihkan dengan

hati-hati donor dan daerah sekitar penekan langsung dengan hidrogen peroksida

diikuti dengan aplikasi salep antibiotik atau petrolatum (Vaseline®) dua kali

sehari. Penekan tidak diganggu sampai jahitan diangkat dalam 1 pekan. Tahap

penyembuhan Skin grafts terdiri atas 3 tahap.

Donor ideal adalah warna pink ketika penekan diangkat. Warna donor

tersebut mungkin bervariasi, dari merah muda atau merah ke biru gelap atau

ungu, tergantung pada tingkat revaskularisasi donor. Pasien harus diperingatkan


tentang perubahan warna sebelumnya, sehingga mereka tidak akan terkejut.

Sebuah tanda kebiruan mungkin merupakan tanda echymosis kegagalan

cangkok. Sebuah tanda nekrosis donor hitam dan tidak diinginkan. Ada

kemungkinan bahwa seluruh permukaan epidermis dapat menjadi hitam dan

nekrotik, dan kemudian mengelupas tanpa mempengaruhi bagian dermis donor

tersebut, re-epitelialisasi dapat terjadi dari struktur adneksa dan ujung epitel,

dengan hasil kosmetik baik. Oleh karena itu, eschars tidak boleh didebridemen,

karena mereka dapat berfungsi sebagai perban alami, dimana penyembuhan

akan mengakami kemajuan. Setelah jahitan diangkat, pembersihan hati-hati

dengan hidrogen peroksida dianjurkan, diikuti oleh lapisan tipis Vaseline® atau

salep antibiotik. Pasien harus diingatkan bahwa pasokan vaskular donor tersebut

masih rapuh selama beberapa pekan. Untuk alasan ini, trauma, seperti mandi air

langsung ke daerah tersebut, dan aktivitas yang berlebihan harus dihindari untuk

1 sampai 2 pekan kemudian.

Tabel 3. Tahap, Proses, Tanda dan Durasi Penyembuhan Skin

grafts.13

Taha Prose Skin grafts Dura

p s si
Imbibition “Ischemic period” – nutrisi warna 24-48 jam

melalui gelap,
osmosis (bantalan meningkatkan edematos

osmosis)
Inosculation Anastomosis pembuluh darah Pink 48-72 jam

yang (hingga 10

ada. hari)
Neovascularization Pertumbuhan kapiler baru ke Hipopigmentasi, 6-7 hari

graft dari sedikit edem

dasar luka

Komplikasi FTSG dapat dibagi menjadi masalah jangka pendek kegagalan

donor dan masalah fungsional dan kosmetik jangka panjang. masalah jangka

pendek meliputi infeksi, hematoma, seroma, dan pergeseran berlebihan donor di

atas permukaan resipien. Infeksi setelah Skin grafts defek wajah, khususnya,

tidak sering ditemukan, dan antibiotik oral tidak secara rutin diberikan

paskaoperasi. Namun demikian, penting untuk bersikap hati-hati menangani

jaringan intraoperatif, dan harus meminimalkan kematian jaringan akibat

elektrokauter, untuk meminimalkan risiko infeksi. antibiotik profilaksis oral

yang mencakup spesies Staphylococcus dan Streptococcus mungkin membantu

pada pasien tertentu, terutama pasien dengan diabetes mellitus, imunosupresi,

atau waktu intraoperatif lama.

Kegagalan Skin grafts dapat karena:


 Kekurangan asupan nutrisi dan darah: penggunaan nikotin, defisiensi

nutrisi, collagen vascular disease.

 Kontak graft dengan dasar luka buruk: pergerakan graft berlebihan

(aktifitas, trauma, kurang imobilisasi), hematoma, seroma.

 Infeksi: imunosupressi, diabetes, penyakit sistemik, perawatan luka yang

buruk.

 Teknik dokter: defatting tidak sempurna, tegangan terlalu tinggi karena

ukuran tidak sesuai.

Komplikasi jangka panjang FTSG terdiri dari masalah kosmetik dan

fungsional. Hal ini penting untuk menekankan kepada pasiesebelum FTSG

bahwa hasil penyembuhan memerlukan waktu berbulan-bulan untuk mencapai

hasil natural. Konseling pra operasi dapat membantu untuk meringankan

kekhawatiran tentang penampilan kosmetik donor selama pekan pertama setelah

penekan diangkat. Make-up dapat diterapkan 3-4 pekan setelah penempatan

cangkok. Penting untuk dicatat bahwa FTSG sering terdepresi selama 2- 4 pekan

pertama. Depresi ini akan pulih sendiri dalam waktu 4-6 pekan. Meskipun

pemilihan lokasi donor yang cermat akan meminimalkan warna, tekstur, dan

kontur defek yang dapat terjadi, kepuasan pasien dan dokter dengan hasil
kosmetik mungkin tidak tercapai. Menunda pencangkokan kulit untuk 7-14 hari

jika kehilangan jaringan yang dalam, seperti di ujung hidung, dapat

memungkinkan jaringan granulasi mengisi cacat sehingga akhirnya sebuah

kontur yang lebih baik dapat dicapai. Spot dermabrasion atau laser resurfacing

dapat dilakukan setelah 6 pekan sampai 6 bulan untuk memperbaiki perbedaan

elevasi antara Skin grafts dan kulit sekitarnya, serta untuk meningkatkan

kesesuaian warna dan tekstur. Hiperpigmentasi dari donor tersebut dapat diobati

dengan terapi singkat hydroquinone topikal dan/atau tretinoin.

Anda mungkin juga menyukai