Anda di halaman 1dari 10

Analisis Pelaksanaan Program ASI Eksklusif Puskesmas Nusa Indah dan

Puskesmas Lingkar Barat Kota Bengkulu Tahun 2018

ANALYSIS OF EXCLUSIVE BREASTFEEDING PROGRAM IN NUSA INDAH


PUBLIC HEALTH CENTER AND LINGKAR BARAT PUBLIC HEALTH CENTER
BENGKULU YEAR 2018

ABSTRAK
Latar Belakang : Data cakupan ASI Eksklusif dari Dinas Kesehatan Kota Bengkulu yang tertinggi yaitu Puskesmas Nusa
Indah (86,9%) dan yang terendah yaitu Pukesmas Lingkar Barat (63,8%).
Tujuan : Tujuan penelitian adalah untuk menganalisa pelaksanaan program ASI eksklusif berdasarkan input, proses,
output di kota Bengkulu Tahun 2018.
Metode : Jenis penelitian adalah observasional analitik dengan pendekatan kualitatif. Informan terdiri dari petugas gizi,
bidan,petugas promosi kesehatan, kepala Puskesmas dan ibu-ibu yang mengikuti program ASI Eksklusif di Puskesmas.
Penelitian ini dilaksanakan di 2 di Puskesmas Kota Bengkulu, pada bulan Juli hingha bulan Agustus tahun 2019. Analisis
data dengan cara reduksi data, penyajian data serta penarikan kesimpulan dan verifikasi.
Hasil : Penelitian menunjukan bahwa pelaksana program ASI Eksklusif adalah petugas gizi, bidan dan promkes,
menggunakan dana BOK, materi tentang ASI Eksklusif dengan alat peraga anatomi bayi, payudara, alat perah ASI.
Metode penyampaian dengan konseling, penyuluhan dan Inisiasi Menyusui Dini (IMD). Proses pelaksanaan berupa
sosialisasi ASI Eksklusif, pembentukan dan pembinaan Kelompok Pendukung ASI (KP-ASI). Pelaksanaannya dengan
konseling dan penyuluhan. Pengontrolan dengan cara melihat data yang di dapatkan dari Posyandu.
Kesimpulan : Puskesmas Nusa Indah telah berhasil karena KP-ASI berperan aktif dalam membantu pelaksanaan
program ASI Eksklusif, sedangkan puskesmas Lingkar Barat tidak berhasil karena petugas memang mendapatkan data
real di lapangan.
Kata Kunci : ASI Eksklusif, Pelaksanaan Program

ABSTRACT
Background: The highest coverage of exclusive breastfeeding data from Bengkulu City Health Office was Nusa Indah
Public Health Center (86.9%) and the lowest was Lingkar Barat Public Health Center (63.8%).
Objective: The research objective is to analyze the implementation of exclusive breastfeeding programs from the input,
process, output in the city of Bengkulu in 2018.
Methods: This was an observational analytic study with a qualitative approach. The informants consisted of nutrition
workers, midwives, health promotor, heads of Puskesmas and mothers who participated in the exclusive breastfeeding
program at the Puskesmas. This research was carried out in 2 Puskesmas of Bengkulu City, from July to August 2019.
Data analysis was done by data reduction, data presentation and conclusion drawing and verification.
Results: The study showed that the executors of the exclusive breastfeeding program consisted of nutrition workers,
midwives and health promotion, using BOK funds, material on exclusive breastfeeding, tools in the form of infant
pantom, breast pantom, breast milk, with counseling, counseling and IMD methods. The implementation process is
Exclusive ASIExclusive breastfeeding socialization, formation and guidance of ASI Exclusive Breastfeeding Suport group.
Implementation with counseling, and counseling. Control by looking at data obtained from posyandu.
Conclusion: The Nusa Indah Puskesmas has been successful because the ASI support group has played an active role in
assisting the implementation of the Exclusive ASI program, while the West Lingkar Puskesmas was not successful
because the officers did indeed obtain real data in the field.
Keywords: Exclusive ASI, Program Implementation

PENDAHULUAN
Program ASI merupakan program anjuran pemberian ASI kepada bayi tanpa diberi makanan lain, termasuk
susu formula, kuah sup, atau apa pun, selain ASI selama enam bulan. Badan Kesehatan Dunia WHO (world health
organization), menganjurkan program ASI eksklusif selam enam bulan karena terbukti bayi yang memperoleh ASI
eksklusif menjadi lebih cerdas, sehat, dan tidak mudah terinfeksi penyakit 1.
Pada tahun 2012 telah diterbitrkan Peraturan Pemerintah tentang Pemberian ASI eksklusif (PP Nomor 33 Tahun
2012). Dalam PP tersebut diatur tugas dan tanggung jawab pemerintah dan pemerintah daerah dalam pengembangan
program ASI, diantaranya menetapkan kebijakan nasional dan daerah, melaksanakan advokasi dan sosialisasi serta
melakukan pengawasan terkait program pemberian ASI eksklusif 2
Proporsi pemberian ASI pada bayi 0-5 bulan menurut karakteristik berdasarkan jenis kelamin yaitu laki-laki
(74,1%), perempuan (74,9%), karakteristik berdasarkan tempat tinggal di perkotaan (72,7%), di perdesaan (76,6%)

1
sedangkan proporsi pemberian ASI menurut kelompok umur yaitu 0 bulan (81,0%), 1 bulan (78,4%), 2 bulan (79,7%), 3
bulan (74,4%), 4 bulan (72,4%), 5 bulan (62,2%) 3.
Cakupan bayi mendapat ASI eksklusif sebesar 61,33%. Angka tersebut sudah melampaui target renstra tahun
2017 yaitu 44%. Presentasi tertinggi cakupan pemberian ASI eksklusif terdapat pada Nusa Tenggara Barat (87,35%),
presentase terendah terdapat pada Papua (15,32%), dan presentase pemberian ASI ekslusif di Bengkulu (65,66%) 4 .
Jika dilihat dari data tersebut pemberian ASI eksklusif di Bengkulu sudah di atas cakupan ASI eksklusif secara
Nasional (44%), namun belum mencapai target program ASI eksklusif di Indonesia (100%). Pada tahun 2017 di Provinsi
Bengkulu jumlah bayi yang diberi ASI eksklusif sebanyak 16.161 (67%) dari 24.003 bayi 0-6 bulan yang ada, dengan
rincian 8.089 (68%) bayi laki-laki dan 8.072 (67%) bayi perempuan. Jumlah bayi yang diberi ASI Eksklusif menurut
Kabupaten di Provinsi Bengkulu yaitu, cakupan bayi yang mendapatkan ASI ekslusif tertinggi adalah Kabupaten
Bengkulu Selatan (83%), dan cakupan terendah di kabupaten seluma (51%), dan presentase pemberian ASI Ekslusif di
Kota Bengkulu (61%). Penelitian ini dilaksanakan di Kota Bengkulu karena sejak tahun 2007 penduduk Provinsi Bengkulu
lebih banyak terdapat di Kota Bengkulu (19%), Bengkulu Utara (14%) dan Rejang lebong (14%), sedangkan proporsi
penduduk yang bermukim di Kabupaten Seluma (11%)5
Cakupan pemberian ASI ekslusif tahun 2017 (61,2%). Cakupan ASI Eksklusif menunjukan trend menurun
dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Cakupan pemberian ASI eksklusif tahun 2016 (61,74%), 2015 (77,9%), tahun
2014 (81,3%), tahun 2013 (78,7%), dan capaian cakupan pemberian ASI tahun 2012 (51,5%). Berdasarkan data yang
diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota Bengkulu terdapat cakupan ASI eksklusif tertinggi yaitu Puskesmas Nusa Indah
(86,9%) dan cakupan ASI eksklusif terendah yaitu Pukesmas Lingkar Barat (63,8%) (Dinkes Kota Bengkulu, 2017) 6.
Dari Berdasarkan hasil survei awal padadi 2 Puskesmas, di diketahui bahwa program ASI Eksklusif yang di
laksanakan pada setiap Puskesmas berbeda-beda,.P program yang dilaksanakan Puskesmas Nusa Indah (pembentukan
dan pembinaan kelompok pendukung ASI), dan program yang dilaksanakan Puskesmas Lingkar Barat (Sosialisasi ASI
dengan tokoh masyarakat dan pembentukan kelompok pendukung ASI) yang dilaksanakan oleh petugas gizi, bidan dan
di bantu petugas promkes (promosi kesehatan). Survey awal yang ddidapatkan dari Ppuskesmas, Rekapitulasi data ASI
eksklusif dilaksanakan dua kali dalam satu tahun yaitu pada bulan Februari dan bulan Agustus dengan cakupan ASI
eksklusif pada tahun 2018 yaitu Puskesmas Nusa Indah (86%) dan Puskesmas Lingkar Barat (53%).Kalimat
disederhanakan
Berdasarkan latar belakang di atas peneliti tertarik untuk menganalisis pelaksanaan program ASI eksklusif di
Puskesmas yang memiliki cakupan ASI eksklusif tertinggi (Puskesmas Nusa Indah) dan Puskesmas yang memiliki
cakupan ASI eksklusif terendah (Puskesmas Lingkar Barat) di Kota Bengkulu Tahun 2018.

METODE
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasional analitik dengan pendekatan kualitatif.
Informan terdiri dari petugas gizi, bidan, promkes, kepala puskesmas dan ibu-ibu yang mengikuti program ASI Eksklusif
di puskesmas. Penelitian ini dilakukan dikedua Puskesmas di Kota Bengkulu, dimulai dari bulan Juli sampai bulan
Agustus tahun 2019. Adapun informasi yang dikumpulkan adalah informasi tentang Program ASI Eksklusif yang meliputi
Input, Porses dan Output. Analisis data dengan cara reduksi data, penyajian data serta penarikan kesimpulan dan
verifikasi. Pada bagian ini dapat dideskripsikan lbh baik mengenai metode analisisnya, misal: pada data input
dideskripsikan degan topic mengacu mapa man, money, method dll

HASIL DAN PEMBAHASAN


1. Input
Berdasarkan hasil penelitian, di peroleh hasil mengenai input (man, money, material, mechinemachine, method,
market) dalam pelaksanaan program ASI Eksklusif sebagai berikut :
a. Man
Berdasarkan hasil dari penelitian di kedua puskesmas yang melaksanakan, pelaksana program ASI Eksklusif
tahun 2018 yaituadalah petugas gizi, bidan dan petugas promosi kesehatan. Hal ini sesuai dengan salah satu
pernyataan dari petugas di Puskesmas Nusa Indah sebagai berikut :
“...Yang bertugas dalam pelaksanaan program ASI Eksklusif ini yang pertamanya pada bayi baru lahir sampai usia 6
bulan yaitu Bidan, bidan sendiri pada saat persalinan sudah tu konseling untuk ASI Eksklusif, kemudian petugas Gizi,
kemudian Promkes...” (Informan 2,3,4)

Petugas gizi memiliki tugas membuat laporan program ASI Eksklusif dan juga melakukan penyuluhan serta
konseling. Hal ini sesuai dengan salah satu pernyataan d ari petugas di puskesmas Lingkar Barat sebagai berikut :
“...Kalau petugas Gizi biasanya kan kalau untuk laporan program ASI Eksklusif itu Gizi, cuman kalo untuk
petugasnya biasanya memberikan konseling, memberikan penyuluhan juga...” (Informan 7,8)

Petugas promkes di puskesmas Lingkar Barat, bertugas memberikan penyuluhan. Hal ini sesuai dengan salah
satu pernyataan dari petugas puskesmas Lingkar Barat sebagai berikut :
“...Kalau petugas promkes juga sebagai penyuluh ya...” (Informan 7,8)
Sedangkan petugas promkes di puskesmas Nusa Indah hanya mengkoordinir dan melihat laporan dari
petugas yang sudah melaksanakan penyuluhan. Hal ini sesuai dengan salah satu pernyataan dari petugas di
puskesmas Nusa Indah sebagai berikut :

2
“...Petugas promkes hanya mengkoordinir dan melihat laporan penyuluhan saja, untuk pelaksanaan program ASI
Eklskulsif petugas gizi dan bidan yang bertanggungjawab...” (Informan 2,3,4)

Bidan memiliki tugas memberikan penyuluhan dan konseling pada saat ibu hamil dan setelah bayi lahir
sampai berumur 6 bulan, bidan juga berperan penting dalam mensukseskan IMD (Inisiasi Menyusui Dini). Hal ini
sesuai dengan salah satu pernyataan dari petugas puskesmas Nusa Indah sebagai berikut :
“...Bidan tu kan menolong persalinan tu, jadi dari mulai ee ibu tu melahirkan langsung IMD nah disaat itulah kita
menjelaskan dengan pasiennyo itu ee untuk melaksanakan program ASI Eksklusif selama 6 bulan bayinya tanpa
diberi apapun cuma ASI Ekslusif saja...” (Informan 5,6)

Pelaksanaan program ASI Eksklusif, di laksanakan sejak bayi baru lahir sampai berumur 6 bulan. Hal ini
sesuai dengan salah satu pernyataan dari petugas bidan puskesmas Nusa Indah sebagai berikut :
“...Dari mulai bayi baru lahir sampai 6 bulan...” (Informan 5,6)

Sumber daya manusia merupakan sarana utama dari setiap manajemen untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan, berbagai kegiatan yang dilakukan untuk mencapai tujuan adalah perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan, pengarahan, dan pengawasan dalam kegiatan organisasi, semuanya memerlukan manusia sebagai
sarana penggeraknya7
Berdasarkan hasil penelitian di Puskesmas Nusa Indah dan Puskesamas Lingkar Barat, pelaksana Program ASI
Eksklusif tahun 2018 yaitu petugas gizi, bidan dan promkes. Dimana yang paling berperan dalam membuat
perencanaan program yaitu petugas gizi, sedangkan bidan dan petugas promkes hanya membantu dalam
pelaksanaan, seharusnya yang memegang program ASI Eksklusif adalah bidan, karena bidanlah yang memahami
tentang ASI Eksklusif, dan yang menangani mulai dari ibu hamil sampai dengan ibu melahirkan dan kemudian
memberikan imunisasi secara berkala kepada bayi.
Hasil penelitian sebelumnya menyatakan bahwa, tenaga pelaksanaan program ASI Eksklusif di Puskesmas
Pariaman adalah tenaga gizi dan sudah mendapatkan pelatihan ASI eksklusif8.

b. Money
Berdasarkan hasil penelitian di kedua puskesmas, sumber dana untuk pelaksanaan program ASI Eksklusif
tahun 2018, dana di dapatkan dari BOK (Bantuan Oprasional Kesehatan), tidak ada dana lain selain dari BOK, tetapi
untuk kegiatan konseling, ada atau tidaknya dana, kegiatan tetap di laksanakan. Hal ini sesuai dengan pernyataan
dari petugas puskesmas Lingkar Barat sebagai berikut :
“...Di sini ada anggaran ya, dari anggaran BOK ini sebenarnya untuk dianggarkan itu tidak setiap bulannya, tapi
untuk melakukan konseling, untuk melakukan kegiatan itu tidak mesti ada anggaran, jadi setiap Posyandu, setiap
kami ketemu dengan ibu hamil, atau ibu menyusui kami sebagai pettugas Gizi wajib untuk eee apa eee memberikan
konseling bahwa memang ASI Eksklusif itu baik diberikan...” (Informan 9,10,11)
Sedangkan di puskesmas Nusa Indah, tidak ada dana khusus untuk melaksanakan program ASI Eksklusif. Hal
ini sesuai dengan salah satu pernyataan dari petugas puskesmas Nusa Indah sebagai berikut :
“...Tidak ada dana khusus kalau untuk melaksanakan program ASI Eksklusif...” (Informan 2,3,4)
Hasil wawancara dengan petugas di kedua puskesmas, tidak ada dana selain dana BOK, dan petugas tidak
mengetahui persis berapa persen dana yang di dapatkan dari BOK untuk melaksanakan program ASI Eksklusif,
namun dalam setiap tahunya ada dana yang di anggarkan untuk program ASI Eksklusif. Hal ini sesuai dengan
pernyataan dari petugas puskesmas Nusa Indah dan puskesmas Lingkar Barat sebagai berikut :
“...Tidak ada...” (Informan 9,10,11)
“...Gak tau persis ya...” (Informan 5,6)
Dana yang di dapatkan dari BOK di gunakan untuk trasportasi petugas, kegiatan di kelas ibu hamil, dan semua
kegiatan di puskesmas menggunakan dana BOK, dana tersebut sudah digunakan semua dan sudah cukup untuk
melaksanakan program ASI Eksklusif. Hal ini sesuai dengan pernyataan dari petugas puskesmas Nusa Indah dan
puskesmas Lingkar Barat sebagai berikut :
“...Biasanya dana untuk transfort petugas, kayak kemudian kelas ibu hamil kan ada apa, konsumsi...” (Informan 5,6)
“...Banyak, semua program bisa pake dana BOK dari KIA, Gizi, ee terus promkes, lansia banyak hampir seluruh
program yang ada di Puskesmas pendanaanya untuk ke lapangan dananya dari BOK...” (Informan 9,10,11)
“...Iya sudah digunakan semua, dan sudah kami pertanggungjawabkan...” (Informan 9,10,11)

Money yakni faktor pendanaan atau keuangan. Tanpa ada keungan yang memadai kegiatan perusahaan atau
organisasi takkan berjalan sebagai mana mestinya, karena pada dasarnya keuangan ialah darah dari perusahaan
atau organisasi. Hal keuangan ini berhubungan dengan masalah anggaran (budget), upah karyawan (gaji), dan
pendapatan perusahaan atau organisasi9.
Berdasarkan hasil penelitian di Puskesamas Lingkar Barat, dana yang digunakan untuk melaksanakan
program ASI Eksklusif tahun 2018 di dapatkan dari dana BOK (Bantuan Operasional Kesehatan) dan dana dari BOK
sudah cukup dan dudah digunakan semua untuk melaksanakan program ASI Eksklusif tahun 2018, sedangkan di
Puskesmas Nusa Indah tidak ada dana dalam melaksanakan program ASI Eksklusif tetapi puskesmas Nusa Indah

3
berhasil melaksanakan program ASI Eksklusif walaupun tidak memiliki dana dalam pelaksanaannya, sejak tahun
2017 puskesmas Nusa Indah sudah tidak mendapatkan dana dari BOK.
Hasil penelitian sebelumnya menyatakan bahwa, belum ada dana khusus dalam pelaksanaaan program ASI
Eksklusif di Puskesmas Pariaman8. Di Puskesmas Pandanaran Kota Semarang menunjukkan bahwa ketersediaan
uang program ASI Eksklusif baik, dana yang tersedia dari BOK10.

c. Material
Berdasarkan hasil penelitian di kedua puskesmas, materi yang di sampaikan pada saat melaksanakan program ASI
Eksklusif, yaitu materi tentang manfaat ASI Eksklusif, cara merawat payudara, cara menyusui yang benar, berapa
bulan ASI Eksklusif, dan makanan yang tepat dikonsumsi ibu pada saat menyusui, materi disampaikan dalam bentuk
leafleat, slide, buku KIA, dan lembar balik. Hal ini sesuai dengan pernyataan dari petugas puskesmas Lingkar Barat
sebagai berikut :
“...Tentang bagaimana cara menyusui, bagaimana cara ee ASI Eksklusif itu yang bagaimana, berapa bulan ASI
Eksklusif, bahannya berupa leafleat, buku KIA, lembar balik...” (Informan 7,8)
Cara petugas menentukan materi yaitu disesuaikan dengan kebutuhan dan sesuai dengan jadwal. M, materi yang
akan di sampaikan bersumber dari internet, literatur, buku-buku gizi, dan buku KIA. Hal ini sesuai dengan salah satu
pernyataan dari petugas gizi puskesmas Nusa Indah sebagai berikut :
“...Seseuaikan dengan kebutuhan, misalnya tentang IMD, bearti leaflatnya tentang IMD, misalnya tentang
bagainama apa gizi ibu hamil, perisiapan ibu menyusui, kita persiapkan sesuai kebutuhannya, karena saya dosen
saya sudah banyak materi, saya pernah jadi dosen di UMB tahun 2008...” (Informan 5,6)

Petugas tidak mengalami kesulitan pada saat menentukan materi. Hal ini sesuai dengan salah satu pernyataan dari
petugas puskesmas Nusa Indah sebagai berikut :
“...Gak ada...” (Informan 2,3,4)

Dalam pelaksanaan organisasi pelayanan kesehatan memerlukan bahan-bahan sebagai sarana atau alat
manajemen untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan 7.
Berdasarkan hasil penelitian di Puskesmas Nusa Indah dan Puskesamas Lingkar Barat, materi yang di
sampaikan pada saat pelaksanaan program ASI Eksklusif yaitu materi seputar manfaat ASI Eksklusif, cara merawat
payudara, definisi ASI Ekslusif, makanan yang tepat di kosumsi ibu pada saat menyusui yang disampaikan melaui
leafleat, buku panduan/ buku KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) dan lembar balik.

d. Mechine
Berdasarkan hasil penelitian di kedua puskesmas, alat yang digunakan dalam pelaksanaan Program ASI Eksklusif
yaitu alat peraga (pantom bayi, pantom payudara, dan alat untuk perah ASI), pengeras suara, dan botol
penyimpanan ASI. Hal ini sesuai dengan salah satu pernyataan dari petugas puskesmas Nusa Indah sebagai berikut :
“...Alat-alatnya banyak alat pengeras suara, alat hisap payudara, botol penyimpanan ASI, pantom payudara,
pantom bayi, botol minuman ASI...” (Informan 2,3,4)

Tidak ada alat lain selain yang telah di sebutkan, dan juga petugas tidak mengalami kesulitan dalam menentukan
alat. Hal ini sesuai dengan salah satu penyataan dari petugas gizi puskesmas Nusa Indah sebagai berikut :
“...Gak, kita kan punya konselor ASI, kita kan punya alat perah ASI dan penyimpanan ASI, pendingin ASI lengkap,
karena gak dipake, gak di terusin karena biayanya tinggi, lengkap alat-alat ASI Eksklusif, botol-botol untuk perah
ASI, untuk persiapan misalnya ibunya bekerja kan, bagaimana untuk mempertahan ASI Eksklusifnya, kalau kita kan
cuti sampai 3 bulan, sedangkan ASI Eksklusif 6 bulan, na bagaimana kami untuk melatih ibu-ibu yang bekerja untuk
dapat menyimpan ASInya pada saat dia bekerja...” (Informan 5)

Berdasarkan hasil penelitian di Puskesmas Nusa Indah dan Puskesamas Lingkar Barat, alat yang digunakan
dalam pelaksanaan Program ASI Eksklusif tahun 2018 yaitu alat peraga (Pantom bayi, Pantom payudara, dan alat
untuk perah ASI), pengeras suara, dan botol penyimpanan ASI.
Hasil penelitian sebelumnya menyatakan bahwa, dalam pelaksanaan program ASI Eksklusif di Puskesmas
Remu Kota Sorong Alat peraga kurang, hanya leaflet, namun sudah tidak layak pakai11.

e. Method
Berasarkan hasil penelitian di kedua puskesmas, dalam pelaksanaan Program ASI Eksklusif menggunakan metode
penyuluhan, konseling, dan IMD. Hal ini sesuai dengan pernyataan dari petugas puskesmas Nusa Indah sebagai
berikut :
“...Pada saat ibu hamil dan memiliki bayi berumur 0-6 bukan ibu mendapatkan penyuluhan, konseling, dan setelah
bayi baru lahir langsung diberikan IMD (Inisiasi Menyusui Dini)...” (Informan 2,3,4)
Metode yang paling mudah dilaksanakan yaitu konseling, dan menurut petugas puskesmas Nusa Indah dan Lingkar
Barat tidak ada metode yang sulit di laksanakan pada saat pelaksanankan program ASI Eksklusif. Hal ini sesuai
dengan salah satu pernyataan dari petugas gizi puskesmas Nusa Indah sebagai berikut :
“...Konseling...” (Informan 5,6)

4
Metode yakni cara melakukan kegiatan manajemen secara efektif dengan menggunakan pertimbangan-
pertimbangan kepada sasaran agar tercapai suatu tujuan yang ditujuan9.
Berdasarkan hasil penelitian di Puskesmas Nusa Indah dan Puskesamas Lingkar Barat dalam pelaksanaan
Program ASI Eksklusif tahun 2018 menggunakan metode penyuluhan, konseling, kunjungan rumah dan IMD (Inisiasi
menyusui Dini), metode yang paling mudah dilaksanakan menurut pernyataan petugas di keempat puskesmas yaitu
konseling, dan metode yang sulit dilaksanakan menurut pernyataan petugas di keempat puskesmas adalah
penyuluhan dalam kelompok besar dan kunjungan rumah.
Penyuluhan kesehatan diartikan sebagai kegiatan pendidikan kesehatan yang dilakukan dengan cara
menyebarluaskan pesan dan menanamkan keyakinan. Dengan demikian, masyarakat tidak saja sadar, tahu dan
mengerti, tetapi juga mau dan dapat melakukan anjuran yang berhubungan dengan kesehatan 12.
Inisiasi Menyusu Dini (IMD) adalah meletakan bayi secara tengkurap di dada atau perut Ibu sehingga kulit bayi
melekat pada kulit ibu yang dilakukan sekurang-kurangnya satu jam segera setelah lahir. Jika kontak tersebut
terhalang oleh kain atau dilakukan kurang dari satu jam dianggap belum sempurna dan dianggap tidak melakukan
IMD4.
Hasil penelitian sebelumnya menyatakan bahwa, metode yang digunakan dalam melaksanakan program ASI
Eksklusif di Puskesmas Pariaman yaitu penyuluhan dengan memanfaatkan sarana Posyandu dan kelas ibu 8.

f. Market
Berdasarkan hasil penelitian di kedua puskesmas, yang menjadi sasaran dalam pelaksanaan Program ASI Eksklusif
yaitu ibu hamil dan ibu menyusui. Hal ini sesuai dengan pernyataan dari petugas puskesmas Lingkar Barat sebagai
berikut :
“...Sasaran dalam pelaksanaan program ASI Eksklusif ada ibu hamil dan ibu menyusui...” (Informan 7,8)

Tanpa adanya pasar yang dituju maka tujuan organisasi pelayanan kesehatan tidak dapat dicapai sesuai
dengan yang diharapkan, pasar sasaran dari sebuah organisasi pelayanan kesehatan merupakan salah satu sarana
untuk mencapai tujuan7.
Berdasarkan hasil penelitian dengan wawancara terhadap petugas gizi, bidan dan petugas promkes di
puskesmas Nusa Indah dan puskesmas Lingkar Barat, yang menjadi sasaran dalam pelaksanaan Program ASI
Eksklusif yaitu ibu hamil dan ibu menyusui.
Perencanaan merupakan hal yang penting sebelum pelaksanaan. Semua unsur Man, Money, Material,
Metode dan Market harus direncanakan sebaik-baiknya untuk mendapatkan cakupan sesuai target. Penelitian Astuti
menemukan terdapat hubungan antara Fungsi perencanaan program dengan ketercapaian target cakupan ASI
Eksklusif (P value=0,014). Sebesar 85,7% puskesmas yang membuat menjalankan fungsi perencanaannya dengan
baik maka target program ASI Eksklusif tercapai13.

2. Proses
Berdasarkan hasil penelitian di kedua puskesmas, di peroleh hasil mengenai proses (planning, actuating, controling)
dalam pelaksanaan program ASI Eksklusif tahun 2018 sebagai berikut :
a. Planning
1. Perencanaan Program ASI Eksklusif di Puskesmas Nusa Indah
Berdasarkan hasil penelitian, perencanaan dalam pelaksanaan program ASI eksklusif terdiri dari
perencanaan di dalam puskesmas dan perencanaan di luar puskesmas, untuk perencanaan di luar puskesmas
petugas membuat rancana pembinaan kelompok pendukung ASI, dan untuk di dalam puskesmas petugas
menyiapkan ruangan pojok ASI. Hal ini sesuai dengan salah satu pernyataan dari petugas puskesmas Nusa Indah
sebagai berikut :
“...Kalau perencanaan tergantung POA (Planning Of Action), tapi bukan ASI aja dalam POA seluruh kegiatan
program ada di POA, di luar puskesmas ada pembinaan kelompok pendukung ASI pada tahun 2018, Kelompok
pendukung ASI dibentuk pada tahun 2017, di dalam puskesmas ada ruangan pojok ASI yang disiapkan untuk ibu
menyusui yang datang ke puskesmas...” (Informan 2,3,4)

Perubahan yang terjadi dalam setiap tahun untuk membuat perencanaan tidak begitu signifikan, karena
tatacara dalam pelaksanaannya hampir setiap tahun sama. Hal ini sesuai dengan salah satu pernyataan dari
petugas puskesmas Nusa Indah sebagai berikut :
“...Kalu untuk program tu ada, perubahan dari tahun ke tahun tu kan ada kan, tapi kalau program ASI Eksklusif
rasonyo ada, tapi mungkin idak pulo signifikan kan soalnyo apo tatacaranyo tu cak itu cak itulah kan idak pulo
beda-beda nian kan...” (Informan 2,3,4)

Tidak ada kendala yang di hadapi petugas di puskesmas Nusa Indah dalam membuat perencanaan. Hal ini
sesuai dengan salah satu pernyataan dari petugas puskesmas Nusa Indah sebagai berikut :
“...Enggak ada, ya lancar-lancar ajalah...” (Informan 2,3,4)
2. Perencanaan Program ASI Eksklusif di Puskesmas Lingkar Barat

5
Berdasarkan hasil dari penelitian, perencanaan dalam pelaksanaan program ASI eksklusif yaitu, petugas
membuat rencana untuk pembentukan kelompok pendukung ASI, sosialisasi ASI, dan membuat rencana
pemantauan. Hal ini sesuai dengan salah satu pernyataan dari petugas puskesmas Lingkar Barat sebagai berikut :
“...Kalau dalam POA-nyo Planning Of Actionnya itu sudah ada untuk penyuluhan, tapi kalau untuk konseling itu
setiap saat tanpa ada perencanaan dapat pasien langsung di konseling dapat pasien ee ibu yang baru melahirkan
langsung di konselingkan, kemudian kami membuat rencana pembentukan kelompok ASI, melakukan sosialisasi
ASI, melakukan pemantauan...” (Informan 9,10,11)
Perubahan yang terjadi dalam setiap tahun untuk membuat perencanaan yaitu, tergantung dengan
anggaran dan patokan dari dinas kesehatan. Hal ini sesuai dengan salah satu pernyataan dari petugas puskesmas
Lingkar Barat sebagai berikut :
“...Kalau perencanaannya sih bukan hanya ASI saja ya tergantung anggaran terus patokan dari Dinas...”
(Informan 9,10,11)

Tidak ada kendala yang di hadapi petugas dalam membuat perencanaan. Hal ini sesuai dengan salah satu
pernyataan dari petugas puskesmas Lingkar Barat sebagai berikut :
“...Tidak ada kendala...” (Informan 9,10,11

Penelitian Kristina menemukan Pemberian ASI eksklusif di Kabupaten Bungo belum seperti yang
diharapkan, hampir seluruh instansi nya tidak memiliki ruang pojok ASI dan belum adanya aturan yang jelas
terhadap ibu-ibu yang sedang menyusui seperti PERDA bahkan tidak adanya penyuluhan dan supervisi tentang
ASI eksklusif ke setiap Instansi pemerintah yang ada di Kabupaten Bungo. Tidak adanya penyuluhan dan tidak
adanya penegasan dari kepala Dinas kesehatan untuk petugas penyuluhan. Supervisi dan penyuluhan di setiap
Instansi yang ada di Kabupaten Bungo tidak berjalan dengan baik, karena alokasi dana hanya di dialokasikan di
Puskesmas untuk penyuluhan langsung ke masyarakat, seperti penyuluhan pada posyandu dan penyuluhan
langsung kemasyarakat, padahal ibu yang bekerja rata-rata tidak sempat datang ke posyandu, karena waktu dan
pekerjaan mereka, sehingga mereka hanya datang ke pelayan kesehatan jika waktunya imunisasi bayinya dan jika
ada gangguan kesehatan14. Keberhasilan program ASI eksklusif berawal dari perencanaan yang akan
merencanaakan segala sesuatu, mulai dari input, proses dan output.
Perencanaan dalam pelaksanaan program ASI eksklusif di puskesmas Nusa Indah dan puskesmas Lingkar
Barat yaitu mengidentifikasi masalah terlebih dahulu, kemudian di intervensi berdasarkan data yang di dapat dari
kunjungan rumah, dan kemudian di analisis faktor-faktor penyebab bayi yang tidak mendapatkan ASI Eksklusif,
stelah itu di lakukan sosialisasi ASI Eksklusif dengan tokoh masyarakat, pembentukan kelompok pendukung ASI,
pembinaan kelompok pendukung ASI, membuat SAP (Satuan Acara Penyuluhan) untuk melaksanakan penyuluhan
di posyandu, di kelas ibu hamil dan di kelas ibu menyusui, dan menydiakan ruangan menyusui/ruang pojok ASI.
Hasil penelitian terdahulu menyatakan bahwa Tidak ada perencanaan khusus untuk kegiatan ASI ekslusif
ini. Perencanaan hanya sebatas perencanaan kegiatan posyandu dan kelas ibu8.
b. Actuating
1. Pelaksanaan Program ASI Eksklusif di Puskesmas Nusa Indah
Berdasarkan hasil dari penelitian, proses pelaksanaan program ASI eksklusif yaitu petugas melaksanakan
penyuluhan dan konseling pada saat ibu hamil dan menyusui datang ke puskesmas ataupun ke posyandu, bidan
juga melaksanakan IMD pada saat bayi baru lahir, di puskesmas juga disediakan ruang pojok ASI untuk ibu
menyusui yang datang ke puskesmas, dan kelompok pendukung ASI berperan aktif memotivasi ibu-ibu hamil dan
ibu menyusui untuk dapat memberikan ASI Eksklusif kepada bayinya, kelompok pendukung ASI terdiri dari Camat,
Lurah, Anggota PKK, Kader Posyandu, dan Tokoh Masyarakat. Hal ini sesuai dengan salah satu pernyataan dari
petugas puskesmas Nusa Indah sebagai berikut :
“...Setelah bayi lahir bidan membantu dalam pelaksanaan IMD, kemudian kami petugas gizi dan bidan
memberikan konseling dan penyuluhan pada saat ibu datang ke posyandu dan puskesmas, ada juga ruang pojok
ASI di puskesmas dan pelaksanaan di dukung oleh kelompok pendukung ASI yang Aktif...” (Informan, 2,3,4)

Menurut petugas puskesmas, tidak ada kendala dalam melaksanakan program ASI Eksklusif di puskesmas
Nusa Indah. Hal ini sesuai dengan salah satu pernyataan dari petugas puskesmas Nusa Indah sebagai berikut :
“...Tidak ada...” (Informan 2,3,4)

2. Pelaksanaan Program ASI Eksklusif di Puskesmas Lingkar Barat


Berdasarkan hasil dari penelitian, proses pelaksanaan program ASI eksklusif yaitu petugas puskesmas
melaksanakan sosialisasi masalah ASI, penyuluhan, pembentukan kelompok pendukung ASI, pemantauan
kunjungan rumah, dan konseling. Hal ini sesuai dengan salah satu pernyataan dari petugas puskesmas Lingkar
Barat sebagai berikut :
“...Kami melakukan sosialisasi masalah ASI pertemuan pembentukan kelompok pendukung ASI, penyuluhan, terus
pemantauan eee kunjungan rumah maksudnya seperti itu ibu menyusui terus yaitu setiap ada Posyandu ataupun
ada kelas ibu hamil biasanya kami mengikut kami ikut terus ya kalau memang ketemu pada saat itu ada ibu
hamil menyusui setidaknya kami mengadakan konseling, itu aja...” (Informan, 9,10,11)

6
Petugas puskesmas tidak mengalami kendala pada saat melaksanakan proggram ASI Eksklusif , hanya
terkadang ibu-ibu tidak tepat melakukan apa yang sudah di sampaikan oleh petugas puskemas. Hal ini sesuai
dengan salah satu pernyataan dari petugas puskesmas Lingkar Barat sebagai berikut :
“...Kendalanya nggak ada sih, kendalanya cuman itu tadi kalau apo ibu-ibunya karena tidak tepat untuk
melakukan apa yang sudah di suluhkan...” (Informan, 9,10,11)

Proses pelaksanaan program ASI eksklusif di Puskesmas Nusa Indah dan Puskesmas Lingkar Barat yaitu
melaksanakan konseling, dan penyuluhan kepada pasangan yang baru menikah, ibu hamil, dan ibu menyusui
tentang ASI Eksklusif baik di puskesmas, posyandu dan pada saat melakukan kunjungan rumah, agar-ibu-ibu mau
dan siap memberikan ASI Eksklusif kepada bayinya, dan setelah bayi baru lahir Bidan membantu dalam
pelaksanann IMD (Inisiasi Menyusui Dini) agar dapat mensukseskan program ASI Eksklusif.
Pengetahuan tentang manfaat ASI Eksklusif dan Sikap ibu terhadap ASI eksklusif merupakan faktor dasar
yang dapat merubah perilaku seseorang. Konseling yang sudah dilakukan petugas puskesmas bermanfaat untuk
peningkatan pengetahuan dan sikap ibu tentang ASI Eksklusif. Terdapat perubahan pengetahuan dan Sikap ibu
setelah diberikan konseling tentang ASI Eksklusif15.
Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya, Dalam hal motivasi, sebagian Bikor menyampaikan capaian yang
diraih sehingga Bidan lebih semangat. Semua informan menyatakan belum ada reward untuk capaian ASI Eksklusif
dan ASI Eksklusif tidak menjadi fokus/prioritas di masing-masing Puskesmas. Untuk hal komunikasi, selama ini
komunikasi berupa pertemuan rapat, piket, apel, dan koordinasi. Komunikasi antar Bidan dengan lintas sektor
belum terjalin karena belum terinisisasi. Dalam hal kepemimpinan Bikor, Sebagian besar Bikor memberi arahan
dan kewenangan kepada bidan. Bidan menerima gaya kepemimpinan Bikor yang demokratis dan santai 16.
Cara petugas mengontrol program ASI eksklusif yaitu dengan cara melihat data yang di dapatkan dari
posyandu, bidan-bidan desa, bidan-bidan kelurahaan, maupun pada saat kunjungan rumah, data tersebut berupa
nama, alamat rumah, dan nomor telpon, dan hanya Puskesmas Nusa Indah yang membuat grafik pemberian ASI
Eksklusif berdasarkan data yang di dapatkan dari posyandu, Puskesmas Lingkar Barat hanya mencatat data ibu
menyusui untuk melakuan pengontrolan dan tidak membuat grafik pemberian ASI Eksklusif.
Pemantauan di wilayah setempat dilakukan dengan melihat pencatatan dan pelaporan program ASI
eksklusif yang ada. Pencatatan dan pelaporan tersebut dilaksanakan oleh petugas gizi. Pencatatan hanya dilakukan
pada ibu menyusui yang berkunjung di Puskesmas saja, sedangkan pencatatan dan pelaporan ibu menyusui di luar
gedung dilaporkan oleh kader. Pencatatan dan pelaporan kader berupa SIP (Sistem Informasi Posyandu) yang
isinya tidak hanya mengenai ASI eksklusif saja melainkan data atau informasi yang berkaitan dengan kegiatan,
kondisi dan perkembangan yang terjadi di setiap Posyandu 16.
Puskesmas yang melaksanakan fungsi penggerakan dengan baik maka ketercapaian target program ASI
ekslusif juga terpenuhi. Hasil risk estimate didapatkan PR (Prevalent Ratio) sebesar 2,727, hal ini berarti
responden yang memiliki penggerakan kurang baik akan beresiko 2,7 kali lipat tidak mencapai target cakupan
program pemberian ASI Eksklusif daripada responden dengan penggerakan yang baik 13.
Kegiatan posyandu yang dilakukan secara rutin setiap bulan dapat meningkatkan cakupan ASI Eksklusif. 17
Puskesmas Nusa Indah dan Lingakar Barat rutin melaksanakan posyandu, namun ketika ibu menyusui tidak
berkunjung ke posyandu menjadi kendala dalam pelaksanaan kegiatan konseling menyusui.

c. Controling
1. Pengontrolan Program ASI Eksklusif di Puskesmas Nusa Indah
Berdasarkan hasil dari penelitian, cara petugas mengontrol program ASI eksklusif yaitu dengan cara
membuat grafik berdasarkan data yang di dapatkan pada saat posyandu. Hal ini sesuai dengan salah satu
pernyataan dari petugas puskesmas Nusa Indah sebagai berikut :
“...Kita memakai ee grafik ee pemberian ASI Eksklusif datanya kita ee dari posyandu di posyandu disitu kita
dapatkan ibu-ibu yang imunisasi nah dari situ kita tanyakan apakah ibu sudah meberikan ASI sampai usia 6 bulan
dari situ di grafikkan...” (Informan, 2,3,4)
Petugas tidak mengalami kesulitan pada saat mengontrol pelaksanaan program ASI Eksklusif di puskesmas.
Hal ini sesuai dengan salah satu pernyataan dari petugas puskesmas Nusa Indah sebagai berikut :
“...Nggak ada, sama dengan proses tadi kita nggak ada kesulitan...” (Informan 2,3,4)

2. Pengontrolan Program ASI Eksklusif di Puskesmas Lingkar Barat


Berdasarkan hasil dari penelitian, cara petugas mengontrol program ASI eksklusif yaitu dengan cara
mengontrol pada saat posyandu, dan melakukan kunjungan rumah berdasarkan data yang di dapat pada saat
posyandu, data tersebut berupa alamat, dan nomor telpon. Hal ini sesuai dengan salah satu pernyataan dari
petugas puskesmas Lingkar Barat sebagai berikut :
“...Ya itu tadi misalnya kami datang ke posyandu, ibunya datang kami mintak eee apa namanya tu, kami mintak
alamat terus eee biasanya nomor telpon jadi kami apa namanya, kami telpon terlebih dahulu apakah ibu ada di
rumah, atau lagi apa misalnya, dimana, baru kami kunjungi, biasnya seperti itu, tapi kadang kala iyo jugo kalau
misalnyo dak ada nomor telpon kadangkala ibunyo jugo tidak ada di rumah, atau misalnyo pindah...”
(Informan9,10,11)

7
Menurut petugas kendala pada saat pengontrolan yaitu sanga sulit menetukan bayi masih ASI Eksklusif
atau tidak, karena apabila bayi berumur 0-6 bulan sudah pernah di kasih air putih saja, itu sudah tidak eksklusif
lagi. Hal ini sesuai dengan salah satu pernyataan dari petugas puskesmas Lingkar Barat sebagai berikut :
“...Kesulitannya pada dasarnya sangat sulit karena ASI Eksklusif ini sebenarnya air putih aja kan gak boleeh
sebenarnya, gak ASI Eksklusif, jadi kini ada ee apa namanya teori baru, jadi selama 0-6 bulan itu tanpa ada
makanan yang lain, jadi air putih saja sebenarnya tidak ASI Eksklusif, sementara tidak mungkin, bayi itu di bawah 6
bulan itu tidak sakit, pasti ada 0-6 bulan pasti ada bayi itu sakit, kalau dia sakit otomatis kan dia minum obat,
minum obat diakan minum air putih, berarti itu tidak ASI lagi dong jadi tu yang memang kami sangat sulit untuk
mencapai, untuk mencapai ini apa namanya tadi target kami, untuk melakukan peningkatan, seperti itu sementara
gak tau dari puskesmas yang lain, kok bisa mencapai 80-90%, karena sangat sulit untuk menyatakan anak ASI
Eksklusif, kalau kami sangat sulit mengontrol pelaksanaan program ASI Eksklusif...” (Informan9,10,11)
Cara petugas mengatasi kesulitannya dengan selalu mengntrol, dengan bertanya kepada ibu menyusui
pada saat ketemu, apakah anaknya masih ASI dan sudah di kasih apa aja. Hal ini sesuai dengan salah satu
pernyataan dari petugas puskesmas Lingkar Barat sebagai berikut :
“...Ya itu tadi, paling kami tanya setiap ketemu kami tanya ibu yang gimana masih ASI gak,anaknya udah di kasih
apa aja, memastikan kembali, makannya akhirnya targetnya cuma segitu...” (Informan9,10,11)

Pengawasan perlu dilakukan untuk memantau keberlangsungan program ASI Eksklusif, puskesmas yang
melaksanakan fungsi pengawasan dengan baik maka target cakupan program ASI eksklusif tercapai. Pengawasan
program yang kurang baik akan beresiko 3 kali lipat tidak mencapai target cakupan program pemberian ASI
Eksklusif daripada puskesmas yang tidak melakukan pengawasan 13.
Dukungan dari petugas kesehatan juga diperlukan untuk mendorong ibu dalam memberikan ASI Ekslusif
kepada bayinya. Dukungan yang diberikan petugas kesehatan dapat berupa informasi, motivasi dan memantau ibu
selama 6 bulan.18

3. Output
a. Puskesmas yang Berhasil Melaksanakan Program ASI Eksklusif
Berdasarkan hasil penelitian di wilayah kerja puskesmas Nusa Indah, cakupan program ASI eksklusif
tergolong tinggi di Puskesmas Nusa Indah karena kelompok pendukung ASI berperan aktif dalam pelaksanaan
program ASI Eksklusif untuk mendukung keberhasilan program ASI Eksklusif di Puskesmas. Hal ini sesuai dengan
salah satu pernyataan dari petugas puskesmas Nusa Indah sebagai berikut :
“...Ya memang kita seperti itu, ya mungkin karena kencang-kencangnya kita yang memberikan ini memberikan
arahan penyuluhan, konseling, nah itu, termasuk Posyandu, termasuk juga yang di Puskesmas di tekankan untuk
ASI Eksklusif, nah itu, jadi mereka sih pas sudah bayi sudah siap nah itunah apa yang kita sampaikan semasa dia
hamil sudah paham sudah tau walaupun mungkin ada juga 1 atau 2 yang tidak melaksanakan ASI Eksklusif ya
mungkin ada indikasi tertentu, jadi yang membuat cakupan program ASI tergolong tinggi ya itu tadi ibu-ibu nya
memang sudah melaksanakan ASI Eksklusif, makannya kita kan bukan orang puskesmas saja semuanya berperan
aktif, kita sudah mengadakan kelompok pendukung ASI namanya, kan sudah dibilang tadi dan termasuk juga itu
juga berperan bukan kita aja, dari Camatnya, dari Lurahnya, tokoh masyarakatnya ketua PKKnya, kader
Posyandu, nah itu jadi PKK itu kan nyebar tiap kelurahan itu kan ada mereka ini bertugas sebagai perpanjangan
tangan kita Puskesmas, nah itu...” (Informan 2,3,4)
b. Puskesmas yang Tidak Berhasil Melaksanakan Program ASI Eksklusif
Berdasarkan hasil penelitian di wilayah kerja Puskesmas Lingkar Barat, dengan wawancara terhadap
petugas gizi, bidan dan promkes, cakupan ASI Eksklusif tegolong rendah di Puskesmas Lingkar barat karena masih
ada budaya-budaya dan adat istiadat yang dianut oleh ibu, sehingga sulit untuk mengubah perilaku ibu agar mau
memberikan ASI Eksklusif pada bayinya. Hal ini sesuai dengan salah satu pernyataan dari petugas puskesmas
Lingkar Barat sebagai berikut :
“...Itu tadi persepsi mungkin ada pengaruh dari orang tua, disuruh ngasih baru lahir nongol karena ASI belum
keluar disuruh beli madu, terus ee atau kebanyakan disuruh ngasih madu itu yang menjadi kendalanya tidak
tercapainya ASI Eksklusif atau ibunyo yang eee grasak grusuk udah beli susu bae katonyo kan ASI belum keluar
beli susu ajo nek katonyo kadang ibunya jga maksudnyo ibu sih baipun terkadang mudah stres duluan jugo selain
ada apa dari orang tua atau kerabat keluarga yang desak-desak suruh kasih ini kan eee disamping itu kadang
jugo ibunyo kalau lah sudah dengar orang-orang disekitarnyo suruh beli madu lah, nah ASI-nyo dak cukup padahl
kan baru lahir ada yang ASI-nyo melimpah ada yang idak, berbdeda-bedalah setiap pasien, jadi kendalanyo
kayaknyo itu...” (Informan 9,10,11)

Output (hasil) merupakan pendekatan secara tidak langsung, namun sangat bermanfaat untuk mengukur
mutu pelayanan di puskesmas, rumah sakit atau institusi pelayanan kesehatan lainnya 19.
Cakupan program ASI eksklusif tergolong tinggi di Puskesmas Nusa Indah karena kelompok pendukung
ASI berperan aktif dalam pelaksanaan program ASI Eksklusif untuk mendukung keberhasilan program ASI Eksklusif
di Puskesmas. Cakupan ASI Eksklusif tegolong rendah di Puskesmas Lingkar barat karena masih ada budaya-
budaya dan adat istiadat yang dianut oleh ibu, sehingga sulit untuk mengubah perilaku ibu agar mau memberikan
ASI Eksklusif pada bayinya.

8
Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya cakupan pemberian ASI ekslusif di wilayah kerja Puskesmas
Pariaman masih rendah, masih di bawah target yang ditetapkan oleh Dinas Kesehatan kota Pariaman. Menumt
hasil FGD yang dilakukan dengan ibu bayi di wilayah kerja Puskesmas Pariaman,hanya 1 dari 11 ibu yang
memberikan ASI secara ekslusif pada bayinya. Masih banyak ibu-ibu yang memberikan makanan tambahan
berupa susu formula8.

KESIMPULAN
1. Input
Penaggung jawab sekaligus pemegang program ASI Eksklusif adalah petugas gizi, sedangkan bidan dan petugas
promkes hanya menbantu dalam pelaksanaan. Dana yang digunakan untuk melaksanakan program ASI Eksklusif di
puskesmas Lingkar Barat bersumber dari dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) Sedangkan puskesmas Nusa Indah
tidak mendapatkan dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK). Materi yang di sampaikan yaitu materi tentang cara
merawat payudara, definisi ASI Ekslusif, makanan yang tepat di kosumsi ibu pada saat menyusui yang disampaikan
melaui leafleat, buku panduan/ buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dan lembar balik. Alat yang digunakan yaitu
pengeras suara, botol penyimpanan ASI dan alat peraga berupa pantom bayi, pantom payudara, dan alat peraga untuk
perah ASI. Metode yang di gunakan berupa penyuluhan, konseling, dan Inisiasi Menyusui Dini (IMD). Sasaran dalam
pelaksanaan program ASI Eksklusf adalah ibu hamil dan ibu menyusui.
2. Proses
Di Puskesmas Nusa Indah perencanaan program ASI Eksklusif di luar puskesmas petugas membuat pembinaan
kelompok pendukung ASI, dan untuk perencanaan program ASI Eksklusif di dalam puskesmas petugas menyiapkan
ruangan pojok ASI. Proses pelaksanaan program ASI eksklusif yaitu petugas melaksanakan penyuluhan dan konseling
pada saat ibu hamil dan menyusui datang ke puskesmas ataupun ke posyandu, bidan juga melaksanakan IMD pada saat
bayi baru lahir, di puskesmas juga disediakan ruang pojok ASI untuk ibu menyusui yang datang ke puskesmas, dan
kelompok pendukung ASI berperan aktif memotivasi ibu-ibu hamil dan ibu menyusui untuk dapat memberikan ASI
Eksklusif kepada bayinya. Cara petugas mengontrol program ASI eksklusif yaitu dengan cara membuat grafik
berdasarkan data yang di dapatkan pada saat posyandu.
Sedangkan di Puskesmas Lingkar Barat perencanaan pelaksanaan program ASI eksklusif yaitu, petugas membuat
rencana untuk pembentukan kelompok pendukung ASI, sosialisasi ASI, dan membuat rencana pemantauan. Proses
pelaksanaan program ASI eksklusif yaitu petugas melaksanakan sosialisasi masalah ASI, penyuluhan, pembentukan
kelompok pendukung ASI, kunjungan rumah, konseling dan IMD. Cara petugas mengontrol yaitu mengontrol pada saat
posyandu, dan melakukan kunjungan rumah berdasarkan data yang di dapat pada saat posyandu, data tersebut berupa
nama, alamat, dan nomor telpon.
3. Output
Puskesmas Nusa Indah telah berhasil melaksanakan program ASI Eksklusif, karena struktur penduduk wilayah
kerja puskesmas Nusa Indah adalah penduduk yang mampu dan berpendidikan, sehingga masyarakat sudah sadar
untuk memberikan ASI Eksklusif kepada bayinya, dan juga kelompok pendukung ASI yang berperan aktif dalam
membantu pelaksanaan program ASI Eksklusif, pembentukan kelompok pendukung ASI telah dilaksanakn sejak tahun
2017 dan dibina kembali oleh petugas puskesmas pada tahun 2018, kelompok pendukung ASI terdiri dari Camat, Lurah,
Anggota PKK, Kader Posyandu dan Tokoh Masyarakat, sehingga cakupan ASI Eksklusif di Puskesmas Nusa Indah
tergolong tinggi
Puskesmas Lingkar Barat tidak berhasil dalam melaksanakan program ASI Eksklusif, karena pada saat
pengambilan data dan pengontrolan petugas memang benar-benar menanyakan kepada ibu yang menyusui apa saja
yang dikonsumsi bayi dari 0-6 bulan, sehingga apabila bayi tersebut sudah dikasih makanan tambahan berarti bayi
sudah tidak ASI Eksklusif, hal itulah yang membuat cakupan ASI Ekslusif di puskesmas Lngkar Barat tergolong rendah
karena petugas memang mendapatkan data real di lapangan.

ACKNOWLEDGEMENT
Peneliti mengucapkan terima kasih kepada ristekdikti yang sudah memberikan bantuan dalam penyelesaian penelitian
ini.

REFERENSI

1. Sutomo, Budi., Angraiani, D. Y. Makanan Sehat Pendamping ASI. (Demedia Pustaka, 2010).
2. Kemenkes. Infodatin: Situasi dan Analisis ASI Eksklusif : Pekan ASI Internasional. (2014).
3. Kemenkes. Riskesdas 2018. (2018).
4. Kemenkes. Profil Kesehatan Indonesia 2017. (2018) doi:ISBN 978-602-416-446-1.
5. Dinkes Provinsi Bengkulu. Profil Kesehatan Provinsi Bengkulu Tahun 2017. (2018).
6. Dinkes Kota Bengkulu. Profil Kesehatan Kota Bengkulu Tahun 2016. Profil Kesehatan Kota Bengkulu Tahun
2017 (2017).
7. Herlambang, S. Manajemen Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit. (Gosyen Publishing, 2016).
8. Utami, Dian Fajri., M. R. & S. ANALISIS FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL PROGRAM PENINGKATAN
PEMBERIAN ASI EKSLUSIF PUSKESMAS PARIAMAN KOTA PARIAMAN. Andalas J. Public Heal. 7, (2013).
9. Firmansyah, M. A. & B. W. M. Pengantar Manajemen. (CV Budi Utama, 2018).

9
10. Wismantari, Made W., Chriswardani Suryawati, and S. A. ANALISIS INPUT DAN LINGKUNGAN IBU MENYUSUI
TERHADAP PROGRAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF (Studi Kasus Puskesmas Pandanaran Kota Semarang. J.
Kesehat. Masy. UNDIP 6, (2018).
11. Rumangun, Daud., Sri Achadi Nugraheni, M. I. K. Analisis implementasi program pemberian asi eksklusif di
wilayah kerja puskesmas remu kota sorong. Manaj. Kesehat. Indones. 1, (2013).
12. Maulana, H. Promosi Kesehatan. (EGC, 2009).
13. Astuti, Mira Andri, and F. I. Fungsi Manajemen Program ASI Eksklusif dengan Ketercapaian Target Cakupan ASI
Eksklusif. Higeia J. Public Heal. Res. Dev. 3, (2019).
14. Kristina, Evi, Iskandar Syarif, and Y. L. Determinan pemberian Asi Eksklusif pada Ibu Bekerja di Instansi
Pemerintah Kabupaten Bungo Provinsi Jambi. J. Ilm. Univ. Batanghari Jambi 19, (2019).
15. Pratiwi, B. A. Pengaruh Konseling terhadap Pengetahuan dan Sikap Ibu Tentang Asi Eksklusif di Wilayah Kerja
Puskesmas Lingkar Barat Kota Bengkulu. Avicenna 14, (2019).
16. Alifah, N. Analisis Sistem Manajemen Program Pemberian Asi Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Candilama
Kota Semarang. J. Kesehat. Masy. Univ. Diponegoro 1, (2012).
17. Nisa Agestazhar Rhapsodia, Sri Andari & Sri Sumarmi. Hubungan Keaktifan Kader dan Partisipasi Ibu pada
Kegiatan Posyandu dengan Cakupan ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Waru Sidoarjo . Amerta Nutr. 3,
94–99 (2019).
18. Pratiwi, B. A., Riska, Y., Wati, N., Angraini, W. & Okavianti, L. Faktor Pendorong Keberhasilan ASI Eksklusif di
Wilayah Kerja Puskesmas Lingkar Barat Kota Bengkulu. Avicenna J. Ilm. 14, 25–30 (2019).
19. Bustami. Penjaminan Mutu Pelayanan Kesehatan & Akseptabilitasnya. (Erlangga, 2011).

10

Anda mungkin juga menyukai