Anda di halaman 1dari 23

NI-tanda orang yang hidup sengsara antara lain;

1. Mata tidak pernah nangis karena Allah

2., Hati yang keras

3. Rakus terhadap dunia

4. Panjang angan-angan

4. Wanita Yang Akan Masuk Neraka

1. Wanita yang menjengkelkan suami

2. Wanita yang memberatkan suami

3. Wanita yang tidak menutup aurat

4. Wanita yang dhalim

Rasulullah saw bersabda Akan datang suatu zaman setelah Aku tiada :

Mereka mencintai yang lima dan melupakan yang lima antara lain:

1. Mereka mencintai dunia tapi lupa akhirat

2. Mereka mencintai harta tapi lupa hisap

3. mereka mencintai makhluk dan melalaikan sang khaliknya

4. Mereka suka melakukan dosa tapi lupa bertobat

5.mereka mencintai istana api melalaikan kuburan

Menumpas Penyakit Hati

1. Pesimis 2. Dusta 3. Ghibah 4, Mencari kesalahan orng lain 5.Munafik

6. sombong 7. Dhalim 8. Permusuhan dan kebencian 9. Marah 10. Melanggar


janji

11. Khianat 12. Serakah 13. Berbantah-bantah 14 pelit


Bab
Jenazah
Apa Yang Harus Kita Lakukan Setelah Kematian ?

A. Setelah Yakin Nyawa Tiada

Para ulama menyebutkan bahwa tanda seseorang sudah bisa


dikatakan mati diantaranya :

1. Terhentinya nafas

2. Kedua pelipisnya melemas

3. Hidung menjadi lunak

4. Kulit wajahnya menjadi lebih panjang

5. Terpisah kedua telapak tangan dari kedua lengannya

6. Kedua kakinya melemas dan terpisah dari kedua mata kaki


7. Tubuhnya menjadi dingin

8. Tanda yang sangat jelas, ada perubahan pada bau badan

9. Denyut jantung sudah berhenti

10. Sebelumnya bagi yang meninggal secara normal ,biasanya diawali


dengan rasa dingin ujung jari jari kaki ,kemudian berangsur-angsur
naik kebagian atas badan

11. Pandangan mata menengok keatas

12. Alangkah baik ,jika pemberitahuan diikuti oleh dokter

Jika seseorang telah meninggal dunia, maka orang-orang yang


ditinggal berkewajiban untuk melakukan beberapa hal antara lain :

1. Memejamkan kedua kelopak mata nya dan mendoakan.

2. Hendaklah melepaskan pakaian yang semula dikenakan kemudian


menutup dengan kain yang dapat membungkusnya keseluruh tubuh
.yang demikian itu didasarkan kepada hadits Rasulullah saw:
Bahwasanya ketika Rasulullah meninggal dunia ditutupi dengan kain
HIBARAH (kain yang bergaris hitam puth) yang terbuat dari katun (
HR Bukhari Muslim –Al baihaqi )

3. Membersihkan dubur

4. Mengumumkan kematian tersebut kepada tetangga karabat


keluarga

5. Hendakhlah menyenggerakan pengurusan segala sesuatu yang


demikian itu didasarkan pada Hadits Abu Hurairah : Percepatlah
pengurusan Jenazah.

6. Melaksanakan wasiat selama wasiat tidak bertentangan dengan


syariat
7. Membayar utangnya berdasarkan Hadits dari Abu Hurairah
Rasululah bersabda: Nyawa seseorang mukmin itu tergantung
kepada utangnya sampai dibayar lebih dahulu.

Yang Boleh Dilakukan Setelah Orang Meninggal

1. Boleh membuka wajah dan mencium sebagaimana diterangkan


dalam Hadits

Aisyah berkata : Aku melihat Rasulullah SAW mencium Utsman bin


Madhun ra saat ia telah meninggal ,hingga aku melihat beliau mengalir
air mata (HR Abu Daud )

2. Bersabar serta Ridho akan ketentuan Allah

3. Beristirja

Hal-hal Yang Terlarang

Rasulullah telah melarang ,mengharamkan hal yang selalu


melakukan oleh banyak orang disaat ada yang meninggal ,hal-hal yang
wajib diketahui untuk dihindari ,diantaranya;

a. Meratab

b. Mengacak-acak rambut

c. Laki-laki memperpanjang jenggot selama beberapa hari sebagai


duka atas kematian.

d. Merobek-robek baju

Pihak-pihak Yang Berhak Merawat Jenazah


Rasulullah saw bersabda : Barang siapa memandikan (jenazah) seseorang
seraja menyembunyikan aibnya, dengan baik ,maka Allah akan
memberikan pengampunan 40 puluh kali kepadanya.

Barangsiapa membuat lubang untuknya lalu menutupi nya,maka


diberlakukannya pahala seperti pahala orang yang memberikan tempat
tinggal kepadanya sampai hari kiamat. Dan barang siapa yang mengkafani
,niscaya Allah akan memakainya SUNDUS (pakaian dari kainsutra yang
tipis ) dan Istibrag (pakaian sutra yang tebal surge ) dihari kiamat (HR Al-
Hakim dan AL-Baihaqi)

1. Keluarga yang terdekat terdiri dari : Bapak Ibu saudara kandung


suami istri yang ada hubungan darah dan seterusnya.

2. Suami dibolehkan mengurusi jenazah istrinya begitu juga


sebaliknya

3. Jika tidak ada keluarga dekat,maka maka boleh diurus oleh


karabat, jauh dan tetap harus diperhatiakan yang sama jenis kelaminnya.

4. Jika karabat tidak ada maka diurus oleh kaum muslimin

5. Adapun anak yang belum balik dapat diurus oleh kaum laki-laki
atau perempuan karena tidak ada batasan aurat bagi mereka.

6. Apabila seorang laki-laki meninggal diantara kaum wanita tanpa


ada seorang laki-laki muslim pun bersama mereka tanpa ibu dan istri
demikian pula sebaliknya, maka cukup ditayamunkan dengan dilapisi
kain

7. Seorang Muslim tidak dibolehkan mengurusi jenazah orang kafir


(QS. At-taubah :84)

Siapa Saja Yang Boleh dan Tidak Boleh Dimandikan


Para Ulama sepakat bahwa jenazah Muslim yang tidak terbunuh dalam
peperangan melawan orang kafir

Harus dimandikan.Tapi mereka berbeda pendapat tentang memandikan


dan Menyolatkan orang yang mati syahid dan memandikan Orang Musyrik.

1. Orang yang Mati syahid

Menurut jumhur ulama tidak perlu dimandikan dan dikafani ,walaupun


kondisi junub ,jenazah tersebut langsung dikubur saja, tidak usah
dibersihkan. Berdasarkan Hadits Nabi:

“Jangan lah kamu memandikan mereka, karena setiap luka atau


setiap tetes darah akan semerbak dengan bau yang wangi pada hari
kiamat (HR Ahmad )”

2. Ulama sepakat bahwa orang yang mati syahid memerangi kaum


musyrik tidak perlu dimandikan berbeda tentang orang yang mati
syahid karena memeranggi pencuri atau selain orang musyrik.

3. Jenazah bayi yang lahir normal (tidak premature) dan sebelumnya


ada tanda-tanda kehidupan seperti,menangis, bergerak dan menyusu
,maka ia diperlakukan seperti orang biasa yaitu wajib
dimandikan,dikafani,disholatkan dan dikubur.

4. Jenazah bayi yang lahir premature ,bila usia sudah mencapai 6


bulan dalam kandungan, menurut pendapat yang kuat ,ia harus
dirawat (di-tajhiz) sebagaimana orang dewasa.Namun menurut Ibnu
Hajar,perawatan diperinci sebagaimana pada bayi premature
sebagai berikut :

a.Jika sudah sempurna kejadiannya sudah berbentuk manusia


dan tidak ada tanda-tanda kehidupan sebelumnya seperti menanggis,
bergerak,maka ia cukup dimandikan ,dikafani dan dikuburkan saja,
tanpa disholatkan.
b. Jika bayi prematur belum sempurna kejadiannya ( belum
berbentuk manusia ) ia Sunnah dibungkus dan dikubur ia tidak perlu
dimandikan dan disholatkan.

c. Jika masih berupa orok atau gumpalan daging / darah ,maka


ia boleh dibuang disungai atau tempat yang pantas,namun
sunnahnya dikuburkan saja,dan tidak perlu dimandikan,
,dikafani dan disholatkan.

Jenazah yang ditemukan dalam kondisi terpotong-potong


tubuhnya, dalam hal ini ada beberapa pendapat :

a. Menurut Imam Hanafi jika ditemukan adalah


sebagian besar tubuhnya dan masih ada kepalanya , maka
wajib dimandikan,dikafani,disholatkan dan dikubur.

b. Menurut Imam Malik Jika masih ada dua sepertiga


bagian tubuhnya ,maka wajib dimandikan ,dikafani dan
disholatkan dan dikuburkan.kurang dari itu makruh
hukumnya.

c. Menurut Imam Syafii dan Imam Hambali Sekalipun


jasadnya tinggal sedikit ,ia wajib dimandikan dikafani,dan
disholatkan,dan dikuburkan.

5. Jenazah orang yang sulit dimandikan karena sesuat hal,


seperti mati terbakar dan sejenisnya, jika dimandikan justru
akan merusak kulit dan dagingnya, maka ia tidak boleh
dimandikan,tapi wajib di Tayamun.
6. Jenazah perempuan yang hamil kurang dari 6 bulan dan
janinnya tidak dapat diharapkan hidupnya, dia tidak boleh
(haram) dibedah perutnya,serta tidak boleh dikubur dulu
sebelum dinyatakan oleh orang yang ahli (dokter) bahwa
janinnya benar-benar mati.

Berbeda halnya jika janin yang dikandungannya lebih dari 6


bulan ,maka ia wajib dibedah perutnya untuk dikeluarkan
bayinya. Seandainya dia sudah terlanjur dikuburkan dan bayi
dikandungnya diperkirakan belum mati benar, maka kuburan
wajib digali,jenazahnya dikeluarkan dan perutnya dibedah untuk
dikeluarkan.

SYARAT MEMANDIKAN JENAZAH

Di dalam memandikan jenazah ,tidak bisa melakukan seenaknya


saja. Ada beberapa persyaratan yang harus diketahui dan
dipenuhi .Diantaranya syarat dalam memandikan jenazah
sebagai berikut :

a. Jenazah Harus Beragama Islam.

Dan janganlah kamu sekali-kali menyolatkan (jenazah) seorang


yang mati diantara mereka ,dan janganlah kamu berdiri
(mendoakan) dikuburnya ,Sesungguhnya mereka telah kafir
kepada Allah dan Rasulnya dan mereka mati dalam keadaan
fasik (QS. At-Taubah : 84)

b. Ada Jenazah Walaupun Sedikit


c. Jenazah yang Mati bukan karena mati Syahid

SIAPA YANG BERHAK MEMANDIKAN JENAZAH?

Saat memandikan jenazah ,tidak semua orang


diperkenankan,kecuali orang yang dianggap penting
kehadirannya antara lain :

a. Orang yang diberi wasiat untuk memandikan.


b. Jika tidak berwasiat ,maka yang berhak memandikan adalah
keluarga.
c. Orang yang pernah bertekai / dendam dengan jenazah tidak
boleh memandikannya, Dikuatirkan akan mempengaruhi cara
memandikan jenazah tersebut.

Perlengkapan Memandikan Jenazah

Sebelum memulai memandikan jenazah,maka sebaiknya


dipersiapkan alat-alat yang dipergunakan untuk memandikan
jenazah agar ketika proses memandikan petugas tidak kesulitan
mencarinya.Adapun perlengkapan tersebut adalah sebagai
berikut :

1. Tempat yang tertutup untuk memandikan jenazah agar tidak


terlihat auratnya oleh orang lain

2. Air yg suci dan mensucikan yang digunakan untuk mengguyur


jenazah. Air tersebut telah dicampur dengan wangi-wangian,
Sebaiknya air yang digunakan adalah air yang dingin.
3. Kapas untuk menutupi lubang –lubang yang mengeluarkan
cairan

4. Dua buah sarung tangan untuk petugas yang memandikan.

5. Sebuah spon untuk menggosok jenazah.

6. Sabun dan shampoo

7. Sidrin daun bidara

8. Masker untuk menutup hidung petugas

9. Gunting untuk mengguntIng pakaian jenazah

10. Plester perekat kedap air (bila dibutuhkan untuk menutup luka
pada mayit jika dibutuhkan )

11. Gunting kuku

12. Handuk dan sejenisnya

13. Tiga lembar kain

14. 3 buah ember untuk tempat airnya( 1 untuk tempat


melarutkan daun bidara, 1. Untuk air bersih

Dan satu lagu untuk air kapur barus.

15. Kain untuk menutup saat tubuh mayat telah dikeringkan dari
sisa air pemandian

16. Debu yang bersih jika tidak ada air.


CARA MEMANDIKAN JENAZAH

Jika seseorang meninggal dunia, maka sebagian orang


berkewajiban untuk segera memandikan nya, sebagaimana
perintah Rasulullah saw sebagai berikut:
Mandikanlah dia dengan air dan daun Sidr (bidara )

Mandikanlah dia tiga kali,lima atau tujuh kali atau lebih dari itu

Di dalam memandikan jenazah ,harus benar-benar perhatikan


beberapa hal antara lai:

1. NIAT / ikhlas
2. Menutupi aurat jenazah
3. Membersihkan kotoran
4. Mewudhukan jenazah
5. Membasuh tubuh jenazah

URUTAN CARA MEMANDIKAN JENAZAH

1. Letakkkan jenazah di tempat yang tertutup agar tidak terlihat


orang,kecuali keluarga dan petugas
2. Jenazah diletakkan membujur menghadap kiblat dengan kepala
sebalah kanan.
3. Usahakan jenazah ditempatkan yang tinggi supaya air tidak tergenang
4. Lepaskan semua pakaian yang masih nempel .erta pengikat dagu dan
kaki agar mudah proses pemandian
5. Tutuplah bagian auratnya dengan penutup serta bagian tubuh lain,
yang mungkin luka atau cacat agar lebih nyaman dalam memandikan.
6. Ketika menyiran air kewajah,sebaiknya,mata,hidung, mulut dan telinga
tidak masuk air
7. Setiap memandikan dimulai dengan anggota badan sebelah kanan
,diutamakan tempat wudhu dulu.
8. Lepaskan semua barang baik logam ataupun emas dan lainnya yang
masih menempel pada jasadnya, misalnya cincin, kalung gigi palsu
agar tidak terbawa hingga kemakaman.
9. Bersihkan kotoran najisnya dengan mendudukan jenazah agak
menekan perutnya pelan-pelan agar kotorannya keluar. Dal;am
menekan harus hati-hati jangan terlalu keras.
10. Melepaskan ikatan rambut dan menguraikan kemudian membersihkan
dengan baik ,sisirlah rambut dengan cara perlahan-lahan agar tidak
merusak rambutnya ,jika jenazahnya perempuan maka rambutnya
dipilih menjadi 3 bagian.
11. Bersihkan bagian mulutnya dari kotoran ,gigi boleh disikat pelan-pelan
atau dibersihkan dengan kain.
12. Bersihkan kuku dan tangan jenazah.
13. Disunnahkan menyimram air mulai dari anggota badan yang kanan
diawali dari kepala bagian kanan terus kebawah ,kemudian bagian kiri
dan diulang sebanyak tiga kali.
14. Sebelum diwudhukan,jenazah sudah dibersihkan mulutnya,giginya
dan hidungnya.
15. Gosoklah dengan sabun sampai bersih,ketika menggosok atau
membalik jenazah hendaklah perlahan-lahan
16. Menyiram seluruh tubuh hingga bersih menimal satu kali,saja, jika
belum bersih maka disiram lagi 3,5,7,9 dan seterusnya yang penting
jumlahnya ganjil sebagaimana yang dituntun Rasulullah saw:
Mandikan jenazah-jenazah itu secara ganjil tiga,lima,tujuh dan
Sembilan atau lebih jika dipandang perlu (HR:Muslim)
17. Pada siraman terakhir sebaiknya dicampur dengan wangi-wangian
atau kapur barus
18. Kemudian kita wudhu sebagaimana mestinya
19. Kemudian jenazah dikeringkan dengan handuk secara perlahan-lahan
dengan cara menempelkan handuk bukan menggosok
20. Setelah itu jenazah siap dikafani.

NIAT SEBELUM MEMANDIKAN JENAZAH

Lafaz niat mewudhukan jenazah lelaki:

NAWAITU WUDHUU-ALIHADZAL MAYYITI LILAAHI TA AALAA


Aku berniat mewudhukan jenazah (lelaki) ini karena Allah swt

Lafaz niat mewudhukan jenazah perempuan


NAWAITUL WUDHUU-A LIHADZIHIL MAYYITI LILLAHI TA AALLAA
Aku berniat mewudhukan jenazah (perempuan) ini karena Allah swt

Lafaz niat Memandikan jenazah lelaki

NAWAITUL GHUSLA LIHADZAL MAYYITI LILLAHI TA!AALAA


Aku berniat memandikan jenazah lelaki ini karena Allah SWT
Lafaz niat Memandikan jenazah Perempuan
Aku berniat memandikan jenazah perempuan ini karena Allah SWT

ADAB MEMANDIKAN JENAZAH


1. Malaikat mengamini atas apa yang engkau ucapkan
2. Dimulai dari anggota sebelah kanan(anggota wudhu)
3. Jangan berlaku kasar pada mayyit
4. Memilih tempat yang tertutup
5. Disunahkan mandi bagi yang memandikan.Sebagaimana Hadits
berikut ini:
“Barang siapa yang memandikan mayat maka hendaklah ia mandi
.Dan barang siapa yang memikul jenazah ,maka hendaklah ia
berwudhu” (HR Abu Daud)
6. Hendaklah berbicara yang baik-baik atau jangan berbicara yang
buruk tentang segala hal,apalagi tentang simayit.Sebagaimana
Sabda Nabi :
“Apabila kamu menghadiri orang sakit atau orang meninggal ,maka
berkatalah yang baik karena sesungguhnya malaikat mengamini atas
apa yang kalian katakan.” (HR Tirmidzi)

ADAB DAN TATA CARA MENGKAFANI JENAZAH

Dasar hukum wajib mengkafani jenazah diambil dari perintah Rasululllah


saw dalam suatu hadits orang muslim yang wafat karena terlempar dari
untanya,beliau berkata:

‘mandikanlah ia dengan air dan daun bidara ,kemudian kafanilah dia


dengan dua lembar kain…..
Kain kafan hendaklah diambil dari harta si mayit, walaupun dia tidak
meninggalkan harta kecuali harta yang digunakan untuk membeli kain
tersebut
Ukuran yang wajib dari kain kafan,adalah kain yang bisa menutupi seluruh
badan mayit, jika tidak ditemukan kecuali kain pendek yang tidak cukup
menutupi seluruh badannya,maka kepalanya yang ditutupi dengan kain
tersebut kemudian ditutupi kakinya dengan idzkhir (dgn daun-daunan )

1. Hendklah menyediakan kain yang telah dibubuhi kapas untuk


menutupi aurat si mayyit dengan melilitkan ( seperti melilit popok bayi
).

2. Hendaklah membubuhi wangi-wangian pada lekik-lekuk wajah


simayit seperti dua mata.lubang hidung,dan kedua telinga dan
ketujuhnanggota sujud nya,Dan dibolehkan juga membubuhi seluruh
anggota badannya dengan wangi-wangian.

3. Lembaran pertama kain kafan dilipat dari sebelah kanan ,baru yang
sebelah kiri sambal mengambil handuk penutup ,Menyusul lembaran
kedua dan ketiga,Wangi-wangian juga dibubuhkan di sela-sela
ketiga kain kafan tersebut dan bagian kepala simayit.

4. Jenazah wanita dikafani dengan lima helai kain; kain sarung,untuk


menutup bagian bawah, bajuh kurung(yang terbuka sisi kanan dan
kiri nya).kerudung untuk menutup kepala ,serta dua helai kain kafan
yang di gunakan untuk saudaranya menutupi sekujur tubuhnnya.

5. Kain yang dipakai untuk dikafani kain yang sederhana dan tidak
mewah .Sebagaimana Hadits Rasuullah saw bersabda : Janganlah
kamu berlebih-lebihan(memilih kain yang mahal ) untuk kafan, karena
sesungguhnya kain kafan itu akan hancur segera (HR Abu-Daud ).
Catatan : yang terpening kain kafan ini adalah bersih,baik,tidak rusak
tidak transparan.
Hal ini Sebagaimana Sabda Rasululllah saw bersabda : Apabila
salah seorang diantara kalian mengkafani saudaranya, maka
hendaklah memperbagus kain kafannya (HR. Muslim)
sebagaimana Sabda Rasul : Kenakanlah dari kalian yang berwarna
putih,karena ia merupakan pakaian yang terbaik dan kafanilah
dengannya.(sunan Abu Daud Shahih ).

6. Hendaklah jumlah kain yang digunakan sebanyak tiga


lembar.Sebagimana dalam Hadits Aisyah r a
Berkata : Bahwaanya Rasulullah saw dikafani dengan tiga lembar
kain dari Yaman berwarna putih yang dinamakan dengan SUHUL
(tempat di Yaman) dari kain katun,tidak ada padanya gamis maupun
sorban(HR Muttafaqun alaihi-Shahih al-Bukhari (Fat-hul Baari)

7. Jika memungkinkan hendaklah salah satu dari kain tersebut kain


yang bergaris.
Sebagaimana dalam Hadits Jabir RA
“Rasulullah saw bersabda :Jika salah seorang dari kalian meninggal
sedang dia mampu ,maka hendaklah dia dikafani dengan kain
HIBARAHkain yg bergaris”

8. Jikarang yang meninggal tersebut sedang melakukan haji maupun


umroh ,cukup dikafani dengan kain ihram saja dan tidak diberi wangi-
wangian,kepala serta wajahnya juga tidak perlu ditutupi

CARA MENGUKUR KAIN KAFAN

1. Berikut ini adalah cara memotong dan menggunakan kain


kafan…………..

2. Ukur lebar tubuh jenazah .Perbandingan antara lebar tubuh jenazah


dengan kain kafan adalah 1:3
3. Ukur tinggi jenazah .Tidak ada patokan dalam mengukur tinggi
jenazah .Hanya lebih baik agak dipanjangkan agar nanti tidak
kesulitan saat mengikatnya.

4. Setelah ditentukan ukurannya, maka kain kafan segera dipotong.

a. Selembar lingkaran badan dan lebih panjang dari seluruh tubuh.


b. Lima tali dari sobekan kain kafan,
c. Segi tiga untuk menutup kepala atau rambut
d. Sehelai tutup dada,dengan berlubang pada bagian lehernya.
e. Sehelai tutup aurat dengan terlipat panjang
f. Kain basahan untuk menutup aurat bawah (khusus wanita )
g. Baju untuk menutup bagian dada dan lengan (khusus wanita )

URUTAN MENGKAFANI

Perlengkapan untuk mengkafani jenazah sebagai berikut :

1. Kain untuk mengkafani secukupnya, diutamakan yang berwarna putih


2. Kain untuk lelaki 3 lembar sedangkan untuk wanita 5 lembar
Terdiri dari : kain basahan
Baju kurung
Kerudung
Dua lembar kain penutup
3. Sebaiknya disediakan perlengkapan sebagai berikut :
a. Tali sejumlah 3,5,7 dan Sembilan
b. kapas secukupnya
c. kapur barus atau pewangi

4. Meletakkkan kain memanjang searah tubuh ,diatas tali yang telah


disediakan

5. Untuk jenazah perempuan ,aturlah mukena ,baju dan kain basahan


sesuai dengan letaknya.
PELAKSANAAN MENGKAFANI JENAZAH

Setelah semua perlengkapan disiapkan ,maka mulailah mengkafani


jenazah dengan urutan sebagai berikut:

JENAZAH LAKI-LAKI
a. letakkan kain kafan 3 lemba sama rata di atas tali pengikat tadi
dengan bagian atas kepala dan kaki agak panjang
b. jenazah diletakkan membujur diatas kain kafan ,dalam keadaan
tertutup selubung kain.
c. lepaskan kain selubung dalam keadaan aurat tetap tertutup.
d. Berilah jenazah dengan wangi-wangian terutama pada anggota sujud
seperti dahi,tangan,muka dan lainnya.
e. Bila mana diperlukan, tutuplah dengan kapas lubang-lubang
mengeluarkan cairan.
f. Siapkan lagi kapas yang diberi wangi-wangian dan letakkan lipatan-
lipatan tubuh.
g. Tutuplah kain penutup aurat tadi lalu ikatlah dengan baik seperti
memasang popok bayi
h. Lalu mulailah membalut jenazah dengan kain kafan, lembara.
i. Pertama gunakan mulai dari bagian tubuh yang kanan dari kepala
hingga kaki,begitu pula dengan kain yang kedua dan ketiga.
j. Setelah selesai lalu ikat tali pengikatnya mulai dari bagian bawah kaki
hingga bagian atas.

JENAZAH PEREMPUAN
Cara mengkafani jenazah perempuan berbeda dengan laki ,jenazah
perempuan dibalut dengan 5 lembar kain kafan.Sebagaimana hadits
Rasulullah saw dari Laila binti Qanit Aku adalah salah seorang yang turut
memandikan ummu Kalsum binti Rasulullah saw ketika wafatnya,yang
mula-mula diberikan Rasulullah saw kepada kami adalah KAIN BASAHAN,
Kemudian BAJU,TUTUP KEPALA,KERUDUNG dan sesudah itu
dimasukkan ke kain yang lain
(yang menutup sekalian badan ) Sedangkan Rasulullah berdiri di tengah
pintu membawa kain kafan ,dan memberikan kepada kami
Sehelai-sehelai (HR Abu-Daud)

Jadi kain kafan yang diperlukan untuk perempuan adalah :

- Dua helai kaian baju kerudung dan selembar sarung beserta


kerudungnya
- Kain kafan
- Tali 3,5,dan 7

Adapun urutan mengkafani adalah:

- Letakkan 5 tali sama rata dimeja yang akan digunakan untuk


mengkafani jenazah
- Letakkan 2 lembar kain kafan sama rata di atas tali pengikat dan
bagian ata kepala lebih panjang.
- Lalu letakkan baju kurungnya tepatnya lubang dibagian leher jadi
nanti tidak kesulitan saat memasukkan kepala jenazah
- Setelah itu letakkan kain sarung di atas bagian baju kurungnya.
- Letakkan kerudung pada bagian kepala diatas baju kurung
- Kemudian letakkan kain basahan di atas kain sarungnya
- Setelah semua siap berilah wangi-wangian dan kapur barus di atas
kain penutup aurat, kain sarung dan baju kurungnya.
- Letakkan jenazah diatas kain kafan tersebut
- Lipatlah kain kafan seperti jenazah laki-laki
- Tali pengingkat juga diikat seperti jenazah laki-laki

CARA MENGKAFANI ANAK-ANAK

Menurut yang dicontohkan Rasulullah saw sebagai berikut :

- Dnya dengan sepotong kain baju yang dapat menutup seluruh


tubuhnya atau membalut dengan tiga helai kain kafan saja.

- Untuk jenazah anak perempuan yang berusia di bawah 7 tahun


cukup mengkafani dengan sepotong baju kurung dan dua helai kain
kafan.

JENAZAH YANG TIDAK UMUM PENYEBAB KEMATIANNYA DAN


CARA MENGURUSNYA

A. Mengurus Jenazah Yang Membusuk

Meskipun jenazah telah membusuk ,maka jenazah tersebut tetap


dimandikan dan dirawat seperti jenazah normal lainnya. Namun cara
mengurusnya berbeda dengan yang normal yaitu

- Menyiramkan dengan air saja tidak menggosok nya dengan tangan


dan sabun. Apabila jenazah tersebut digosok ,maka ditakutkan akan
merusak tubuh yang telah membusuk tersebut semakin rusak/
- Setelah dimandikan , lalu dikafani dengan kain kafan yang lebih tebal
agar bau busuk tidak keluar.
- Berilah jenazah wangi-wangian yang banyak melebihi yang normal
- Apabila tidak memungkinkan untuk dimandikan, maka bisa
ditayamum kemudian dikafani dan disholatkan serta dikuburkan.

B. Mengurus Jenazah Yang Hancur atau yang Terpotong

- Setiap jenazah yang anggota tubuhnya hancur dan hangus sedapat


mungkin dikumpulkan menjadi satu ,jika tidak ditemukan ,kecuali
sebagian badan ,maka sebagian anggota tubuhnya itu saja
diselenggarakan dengan memandikan ,mengkafani dan
mensholatkan serta menguburnya.

C. Mengurus Jenazah Terbakar

- Setiap jenazah yang meninggal karena terbakar dan tidak mungkin


untuk dimandikan maka cukup untuk di tayamun.

D. Mengurus Jenazah Yang Mati di Laut

- Ulama berbeda pendapat dalam mengurus jenazah yang mati di laut

- Menurut Imam Ah- mad bin Hambal : Apabila seseorang meninggal


di atas perahu ditengah laut, mayat tersebut ditangguhkan dulu
beberapa hari untuk mencari daratan untuk penguburan,jika tidak
menemukan daratan maka jenazah harus mandikan,dikafani dan
disholatkan kemudian diberatkan sesuatu kemudian diturunkan
kelaut

- Menurut Imam Syafi’i : Mayat itu harus diikat diantara dua


papan,,agar dapat dibawa hanyut oleh ombak kepingir pantai,
(karena)mungkin akan ditemukan oleh suatu kaum untuk dikubur
E. Mengurus Jenazah Yang Mati dalam Kandungan

- Pendapat Ulama Tentang Mengurus jenazah bayi


- Al-Imam Ibnu Munnzir Para ulama sepakat bahwasanya baji jika
diketahui hidupnya dan menangis (lalu mati) tetap disholati

- Jika kegugurannya tadi itu terjadi setelah empat bulan dari masa
kandungan,maka berarti telah ditiup roh dan dia telah
berbentuk,maka di mandikan dan dikafani/

Menurut imam Nawawi : Jika usia janin dibawah 4 bulan maka tidak
disholati (ini kesepakatan para ulama (al-Majmu Syahrul Muhadzdzab)

Ayat-ayat Al-Qur an Dan Al-Hadits Yang Berhubungan Pengurusan


Jenazah.

1. Memejamkan kedua matanya :

Rasulullaj saw bersabda : Sesungguhnya ruh jika dicabut , mak


penglihatan akan mengikutunya

2. Menutupi dengan kain yang meliputi seluruh tubuhnya

Hadits dari Aisyah ra berkata ketika Rasulullah saw meninggal maka


ditutupi dengan kain lurik.

3. Sabda Rasulullah saw tentang anaknya Zainab RA : Mandikanlah ia tiga


kali atau lima kali atau tujuh kali atau lebih dari itu

Anda mungkin juga menyukai