Anda di halaman 1dari 5

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN

MANAJEMEN NYERI PADA ABSES

OLEH :
SUJANA

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) CIREBON
2013
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN

Topik : Manajemen nyeri : Relaksasi


Sub Topik : Pengertian nyeri dan relaksasi, tujuan relaksasi, manfaat relaksasi dan
prosedur relaksasi.
Sasaran : Klien Tn. A dengan abses inguinal dan keluarganya
Tempat : Ruang Nusa Indah RSUD Majalengka
Hari / Tanggal : Jumat / 14 Desember 2012
Waktu : Pukul 10.00 – 10.30 WIB (1 x 30 menit)
Pemberi Materi : Sujana

A. Latar Belakang Masalah


Manajemen nyeri merupakan suatu proses atau tindakan keperawatan yang
dilakukan baik secara mandiri ataupun secara kolaboratif pada pasien guna mengontrol
atau mengurangi nyeri serta mengendalikan rasa nyeri yang di rasakan oleh pasien.
Nyeri adalah suatu mekanisme protektif dari tubuh yang timbul bilamana
jaringan dirusak dan menyebabkan individu tersebut bereaksi untuk menghilangkan
rasa nyeri tersebut. Manajemen nyeri mempunyai beberapa tindakan atau prosedur
baik secara farmakologi maupun non farmakologi.
Teknik relaksasi merupakan bagian dari manajemen nyeri nonfarmakologi.
Relaksasi ini bisa mengurangi pelepasan bahan kimia yang menyebabkan respon
inflamasi pada jaringan lokal sehingga timbul penurunan sirkulasi lokal, dengan
relaksasi akan terjadi vasodilatasi pembuluh darah yang dapat meningkatkan sirkulasi,
sehingga akan terjadi metabolisme aerob yang tidak menghasilkan asam laktat sebagai
penyebab nyeri. (Mander, 2004)

B. Tujuan
1. Tujuan instruksional Umum
Setelah mendapatkan pendidikan kesehatan diharapkan Tn. A dan keluarga
dapat mengetahui dan memahami tentang teknik relaksasi untuk mengontrol rasa
nyeri.
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mendapatkan pendidikan kesehatan selama 1 x 30 menit, Tn. A dan
keluarga mampu :
a. Mengetahui tentang pengertian nyeri dan relaksasi.
b. Mengetahui tujuan dan manfaat relaksasi.
c. Mengetahui dan mampu mendemonstrasikan prosedur relaksasi

C. Metode
1. Ceramah dan tanya jawab
Metode ini digunakan untuk penyampaian materi melalui penjelasan kepada
Tn. A dan keluarga dengan cara tatap muka dan mempertahankan kontak mata.
2. Demonstrasi
Metode ini digunakan untuk mempraktekan bagaimana prosedur teknik relaksasi
dilakukan.
3. Diskusi
Metode ini digunakan untuk saling tukar pendapat, dan dimaksudkan untuk
mengetahui sejauhmana klien Tn. A dan keluarga mampu menyerap tentang
materi yang telah disampaikan.

D. Media
Leaflet yang berisi tentang pengertian dan tujuan rilaksasi, prosedur relaksasi dan
manfaat relaksasi.

E. Materi Pembelajaran
1. Pengertian nyeri dan relaksasi
2. tujuan relaksasi
3. Manfaat relaksasi
4. Prosedur relaksasi

F. Strategi Pembelajaran
Hari/Tgl/Jam Tahap Kegiatan Kegiatan Waktu
Jumat 1. Persiapan Mempersiapkan materi, media, sasaran dan 5 menit
28/12/2012 tempat
Jam 10.00 s/d 2. Pembukaan Mengucapkan salam , perkenalan dan 5 menit
10.30 WIB penyampaian maksud dan tujuan
3. Inti Menjelaskan tentang materi meliputi 15 menit
pengertian nyeri dan relaksasi, tujuan
relaksasi, manfaat relaksasi, prosedur
relaksasi, dan demonstrasi
4. Penutup Diskusi, mengevaluasi tujuan penyuluhan 5 menit
kesehatan, mengucapkan terima kasih atas
perhatian yang diberikan dan memberi
salam penutup.
G. Evaluasi
1. Evaluasi Proses
Klien Tn. A dan keluarga dapat kooperatif, respon mendengarkan dan
memperhatikan penyampaian materi.
2. Evaluasi Akhir
Setelah diberikan pendidikan kesehatan klien Tn. A dan keluarga dapat
menjelaskan dan mendemonstrasikan kembali teknik relaksasi yang disampaikan.

H. Materi Pembelajaran
1. Pengertian
Nyeri adalah suatu keadaan yang tidak menyenangkan akibat terjadinya
rangsangan fisik maupun dari serabut saraf dalam tubuh ke otak dan diikuti oleh
reaksi fisik, fisiologis, dan emosional. (Alimul, 2006)
Teknik relaksasi merupakan suatu bentuk asuhan keperawatan, yang dalam
hal ini perawat mengajarkan kepada klien bagaimana cara melakukan napas dalam,
napas lambat (menahan inspirasi secara maksimal) dan bagaimana
menghembuskan napas secara perlahan. (Smeltzer & Bare, 2002)
2. Tujuan
Tujuan teknik relaksasi napas dalam adalah untuk meningkatkan ventilasi
alveoli, memelihara pertukaran gas, mencegah atelektasi paru, meningkatkan
efesiensi batuk, mengurangi stress baik stress fisik maupun emosional yaitu
menurunkan intensitas nyeri dan menurunkan kecemasan. (Smeltzer & Bare, 2002)
3. Manfaat teknik relaksasi
Teknik relaksasi napas dalam dapat menurunkan intensitas nyeri melalui
mekanisme yaitu :
a. Dengan merelaksasikan otot-otot skelet yang mengalami spasme yang
disebabkan oleh peningkatan prostaglandin sehingga terjadi vasodilatasi
pembuluh darah dan akan meningkatkan aliran darah ke daerah yang
mengalami spasme dan iskemic.
b. Teknik relaksasi napas dalam dipercayai mampu merangsang tubuh untuk
melepaskan opioid endogen yaitu endorphin dan enkefalin (Smeltzer & Bare,
2002)
c. Mudah dilakukan dan tidak memerlukan alat
d Relaksasi melibatkan sistem otot dan respirasi dan tidak membutuhkan alat lain
sehingga mudah dilakukan kapan saja atau sewaktu-waktu.
4. Prosedur teknik relaksasi napas dalam
Bentuk pernapasan yang digunakan pada prosedur ini adalah pernapasan
diafragma yang mengacu pada pendataran kubah diagfragma selama inspirasi yang
mengakibatkan pembesaran abdomen bagian atas sejalan dengan desakan udara
masuk selama inspirasi.
Menurut Priharjo (2003), langkah-langkah teknik relaksasi napas dalam
adalah sebagai berikut :
a. Ciptakan lingkungan yang tenang
b. Usahakan tetap rileks dan tenang
c. Menarik nafas dalam dari hidung dan mengisi paru-paru dengan udara melalui
hitungan 1,2,3
d. Perlahan-lahan udara dihembuskan melalui mulut sambil merasakan ekstrimitas
atas dan bawah rileks
e. Anjurkan bernafas dengan irama normal 3 kali
f. Menarik nafas lagi melalui hidung dan menghembuskan melalui mulut secara
perlahan-lahan
g. Membiarkan telapak tangan dan kaki rileks
h. Usahakan agar tetap konsentrasi / mata sambil terpejam
i. Pada saat konsentrasi pusatkan pada daerah yang nyeri
j. Anjurkan untuk mengulangi prosedur hingga nyeri terasa berkurang
k. Ulangi sampai 15 kali, dengan selingi istirahat singkat setiap 5 kali.
l. Bila nyeri menjadi hebat, seseorang dapat bernafas secara dangkal dan cepat.

I. Sumber Materi
1. Alimul, A., A,. A. (2006). Pengantar kebutuhan dasar manusia 1. Jakarta: Salemba
Medika.
2. Smeltzer & Bare. 2002. Keperawatan medikal bedah. Edisi 8 Vol.1. Alih Bahasa :
Agung waluyo. Jakarta. EGC.
3. Priharjo, R. (2003). Perawatan nyeri. Jakarta. EGC
.

Anda mungkin juga menyukai