DISUSUN OLEH :
Galih Adi Nugroho ( NIM : 021601503125008 )
DOSEN PEMBIMBING
Marlenny Sirait S.Si ,M.Si
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN ( FPIK )
UNIVERSITAS SATYA NEGARA INDONESIA
KAMPUS A JAKARTA SELATAN
2016
BAB I
PENDAHULUAN
2.1 Deterjen
adalah campuran berbagai bahan, yang digunakan untuk membantu pembersihan dan terbuat dari
bahan-bahan turunan minyak bumi. Dibanding dengan sabun, detergen mempunyai keunggulan
antara lain mempunyai daya cuci yang lebih baik serta tidak terpengaruh oleh kesadahan air.
Komposisi Bahan pembuat detergen
Adapun bahan pembuat detergen adalah sebagai berikut.
B. Bahan penunjang
C. Bahan pengisi
D. Bahan pengikat
Sebagai bahan pengikat digunakan air, yaitu untuk mencampurkan semua bahan
(media).
E. Bahan tambahan
Sebagai bahan tambahan digunakan CMC (Carboxy Metyl Cellulose), agar kotoran
yang terikat detergen tidak melekat kembali ke bahan yang dicuci.
adalah sejenis ikan konsumsi air tawar. Ikan ini diintroduksi dari Afrika, tepatnya Afrika bagian
timur, pada tahun 1969, dan kini menjadi ikan peliharaan yang populer di kolam-kolam air tawar
di Indonesia sekaligus hama di setiap sungai dan danau Indonesia. Nama ilmiahnya adalah
Oreochromis niloticus, dan dalam bahasa Inggris dikenal sebagai Nile Tilapia.
Ikan nila dilaporkan sebagai pemakan segala (omnivora), pemakan plankton, sampai pemakan
aneka tumbuhan sehingga ikan ini diperkirakan dapat dimanfaatkan sebagai pengendali gulma
air.
Ikan ini sangat peridi, mudah berbiak. Secara alami, ikan nila (dari perkataan Nile, Sungai Nil)
ditemukan mulai dari Syria di utara hingga Afrika timur sampai ke Kongo dan Liberia; yaitu di
Sungai Nil (Mesir) , Danau Tanganyika, Chad, Nigeria, dan Kenya. Diyakini pula bahwa
pemeliharaan ikan ini telah berlangsung semenjak peradaban Mesir purba.
Telur ikan nila berbentuk bulat berwarna kekuningan dengan diameter sekitar 2,8 mm. Sekali
memijah, ikan nila betina dapat mengeluarkan telur sebanyak 300-1.500 butir, tergantung pada
ukuran tubuhnya. Ikan nila mempunyai kebiasaan yang unik setelah memijah, induk betinanya
mengulum telur-telur yang telah dibuahi di dalam rongga mulutnya. Perilaku ini disebut mouth
breeder (pengeram telur dalam mulut).
Karena mudahnya dipelihara dan dibiakkan, ikan ini segera diternakkan di banyak negara
sebagai ikan konsumsi, termasuk di pelbagai daerah di Indonesia. Akan tetapi mengingat rasa
dagingnya yang tidak istimewa, ikan nila juga tidak pernah mencapai harga yang tinggi. Di
samping dijual dalam keadaan segar, daging ikan nila sering pula dijadikan filet.
Ikan ini menjadi hama di seluruh sungai-sungai dan danau di Indonesia ketika di tebar ke dalam
sungai dan danau karena ikan ini memakan banyak tumbuhan air dan menggantikian posisi ikan
pribumi indonesia.
O. niloticus niloticus
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
Kegiatan Praktikum Biologi Dilaksanakan Pada hari Kamis tanggal 12 Januari 2017,
Pukul 10:00 – 13:00 WIB. Bertempat di Laboratorium Biologi Fakultas Fakultas Perikanan
dan ilmu Kelautan Universitas Satya Negara Indonesia ( USNI ) Kampus A Jakarta Selatan.
3.2.1 Alat
3.2.2 Bahan
4. Tuangkan 1 sendok deterjen cair kedalam botol pertama, dan aduk rata.
5. Tuangkan 2 sendok deterjen cair kedalam botol kedua, dan aduk rata.
6. Tuangkan 3 sendok deterjen cair kedalam botol ketiga, dan aduk rata.
BAB IV
4.1 Hasil
Kondisi ikan
No. Waktu
Botol I Botol II Botol III
1. 0 Menit X xXx xXx
2. 2 Menit xXx xXx xxx
3. 4 Menit xxx xxx Xx
4. 6 Menit Xx Xx x
5. 8 Menit xx x -
6. 10 Menit x - -
xx : Sedikit Pergerakan.
x : Ikan Mati.
4.2 Pembahasan
Mengapa Insang Ikan Mengeluarkan Darah ?
Insang ikan sungai yang berada di limbah air detergen membengkak hingga
mengeluarkan darah dan lender dikarenakan karena adanya peristiwa Difusi. Difusi adalah
perpindahan suatu zat dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah. Jadi, limbah air detergen
secara terus - menerus berdifusi ke dalam insang ikan sungai hingga akhirnya insang ikan sungai
tersebut membengkak. Lama kelamaan sel - sel insang mengalami plasmolisis ( pecahnya sel )
karena limbah air detergen terus berdifusi. Karena selnya pecah, insang ikan terlihat
mengeluarkan darah dan lender. Setelah sel - sel insang ikan pecah maka ikan kehilangan organ
untuk bernapas sehingga ikan - ikan sungai pada limbah air detergen tersebut lemas dan mati.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Air sungai yang tercemar oleh limbah air deterjen dapat mengancam kehidupan organisme
yang hidup didalamnya, salah satunya adalah ikan sungai. Jadi dapat disimpulkan bahwa limbah
air deterjen sangat berpengaruh pada perkembangan dan kelangsungan hidup ikan sungai.
Dampak dari hal ini adalah menurunya populasi ikan – ikan sungai. Tidak hanya itu, limbah air
deterjen dan polutan lain yang mencemari air sungai secara langsung maupun tidak langsung
dapat memusnakan seluruh organisme yang hidup di sungai.
Berdasarkan hasil praktikum yang telah kami lakukan, kami dapat menyimpulkan bahwa:
1. Konsentrasi detergen sangat berpengaruh terhadap kelangsungan hidup ikan nila.
2. Ikan yang ditempatkan di air murni tidak mengalami kematian atau gejala-gejala yang
menandakan akan mati.
3. Setelah dicemari oleh detergen, ikan mengalami hal-hal sebagai berikut:
· Berenang melambat
· Insang berdarah
· Mengeluarkan Lender
· Mati
4. Semakin banyak kadar detergen yang diujikan, menyebabkan ikan lebih cepat mati.
5. Berdasarkan kesimpulan yang telah kami tarik, kami dapat menyatakan bahwa hipotesis
kami adalah benar.
DAFTAR PUSTAKA
S.N. Kartikasari & S. Wirjoatmodjo. 1993. Freshwater Fishes of Western Indonesia and Sulawesi.
Jakarta : Periplus.
Boyd. C.E. 1982. Water quality Management For Pond Fish Culture. Amsterdam, Netherland :
Scientific Pulishing Company.
Stren, K. R. 2000. Introductory Plant Biology, Eight Edition. Boston : McGraw – Hill Companies, Inc