MODUL
SSLE – 04 : KOMPONEN INSTALASI DAN
PENGAMANAN
2006
MyDoc/Pusbin-KPK/Draft1
Modul SSLE-04 : Komponen Instalasi dan Pengamanan
KATA PENGANTAR
Salah satu modul pelatihan yang akan diberikan kepada peserta pelatihan
Pengawas Lapangan (site supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator
adalah mengenai Komponen Instalasi dan Pengamanan yang dapat digunakan
sebagai acuan dalam pelaksanaan pekerjaan pemasangan instalasi lift dan
eskalator.
Penulisan dan penyusunan buku ini disesuaikan dengan posisi pelatihan, dimana
Para Peserta Pelatihan Pengawas Lapangan (site supervisor) Pemasangan
Instalasi Lift dan Eskalator ini bukanlah mereka yang masih awam dalam hal
pekerjaan Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator.
Kami menyadari bahwa modul ini masih jauh dari sempurna baik ditinjau dari segi
materi sistematika penulisan maupun tata bahasanya. Untuk itu kami
mengharapkan kritik dan saran dari para peserta dan pembaca semua, dalam
rangka perbaikan dan penyempurnaan modul ini.
Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator (SSLE) -i-
Modul SSLE-04 : Komponen Instalasi dan Pengamanan
Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator (SSLE) -ii-
Modul SSLE-04 : Komponen Instalasi dan Pengamanan
LEMBAR TUJUAN
Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator (SSLE) -iii-
Modul SSLE-04 : Komponen Instalasi dan Pengamanan
Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator (SSLE) -iv-
Modul SSLE-04 : Komponen Instalasi dan Pengamanan
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR .................................................................................... i
LEMBAR TUJUAN ...................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................. iv
DESKRIPSI SINGKAT PENGEMBANGAN
MODUL PELATIHAN PENGAWAS
LAPANGAN (SITE SUPERVISOR)
PEMASANGAN INSTALASI LIFT DAN
ESKALATOR (SSLE) .................................................................. v
DAFTAR MODUL ........................................................................................ vi
PANDUAN INSTRUKTUR ........................................................................... vii
Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator (SSLE) -v-
Modul SSLE-04 : Komponen Instalasi dan Pengamanan
Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator (SSLE) -vi-
Modul SSLE-04 : Komponen Instalasi dan Pengamanan
DAFTAR MODUL
Nomor
Kode Judul Modul
Modul
1 SSLE – 01 Sistem Manajemen (K3)
Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator (SSLE) -vii-
Modul SSLE-04 : Komponen Instalasi dan Pengamanan
PANDUAN INSTRUKTUR
Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator (SSLE) -viii-
Modul SSLE-04 : Komponen Instalasi dan Pengamanan
RENCANA PEMBELAJARAN
1. Ceramah : Pembukaan/
Bab I, Pendahuluan
Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator (SSLE) -ix-
Modul SSLE-04 : Komponen Instalasi dan Pengamanan
Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator (SSLE) -x-
Modul SSLE-04 : Komponen Instalasi dan Pengaman
BAB I
PENDAHULUAN
1. Ditinjau dari sistem transportasi, secara garis dasar komponen lift dibagi menjadi
empat bagian, yaitu :
Bagian 1 : Komponen diam / tidak bergerak
a. Rel pemandu
b. Penyangga / peredam
c. Mesin traski / mesin hidrolik
d. Motor penggerak
e. Pintu - pintu lantai
Bagian 2 : Komponen-komponen bergerak.
a. Kereta
b. Bobot imbang
c. Tali baja tarik
Bagian 3 : Komponen pelengkap
a. Di ruang mesin : kendali, governor pengindra kecepatan.
b. Di ruang luncur : sinyal, saklar-saklar.
Bagian 4 : Peralatan pengaman
a. Mekanis (safety gear)
b. Elektris (switches)
2. Sejarah perkembangan pesawat lift sejak 1855 telah menghasilkan banyak sekali
penemuan-penemuan jenius, dan bermacam-macam paten. Sebagai contoh, rel
pemandu pada masa awal lift komersil, dibuat dari kayu dan berbentuk profil bulat
atau segi empat. Pada waktu itu operasi lift berangkat dan berhenti harus
dilakukan oleh seorang pelayan (atendan) didalam kereta yang memutar roda
kemudi. Atendan juga harus membukakan pintu secara manual jika telah sampai
dan menutup pintu jika mau berangkat.
Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator (SSLE) -1-
Modul SSLE-04 : Komponen Instalasi dan Pengaman
3. Sejak tahun 1924 pesawat lift telah mengalami kemajuan luar biasa, karena
serba electric, yaitu electric signal control, electric door operation. Seorang
atendan masih diperlukan untuk menutup pintu cukup dengan menekan tombol.
Atendan harus memutar roda kendali untuk memulai berangkat. Hebatnya lift
telah pandai berhenti sendiri pada tiap-tiap lantai dimana ada calon penumpang,
dan akan berbalik arah dengan sendirinya, jika semua perlayanan selesai.
4. Sejak tahun 1955 pesawat lift sudah dilengkapi dengan peralatan atau aparatus
serba “electronic”, seperti : rectifiers, transistors, electronic vacum-tube, semi-
conductor, dan sebagainya. Secara umum “electric control” berubah menjadi
“electronically controlled” operation.
Istilah - istilah berikut timbul :
a. electronic call button.
b. electronic detector
c. electronic digital indicator
d. electronic decoder
e. electronic chime
f. electronic speech sythesizer
g. electronic display
Seorang atendan tidak diperlukan lagi, karena pesawat lift sudah tahu apa
tugasnya, bahkan seorang atendan akan mengurangi kinerja lift, karena kerja lift
lebih mementingkan efisiensi kelompok. Jika ada seorang atendan dipasang
didalam kereta, maka dia lebih cenderung bertugas untuk mengelu-elukan tamu.
Dijepang dikenal dengan nama girl starter.
5. Lift modern dilengkapi dengan aparatus yang sama sekali tidak ada hubunganya
dengan operasi lift. Kalaupun ada, hanya sedikit, atau diragukan manfaatnya.
Diantaranya ialah :
a. Information display
b. Speech synthesizer
c. Close circuit TV
d. Addressing systems (public address)
Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator (SSLE) -2-
Modul SSLE-04 : Komponen Instalasi dan Pengaman
6. Semua komponen lift harus diproduksi mengikuti standar nasional. Pesawat lift
yang diimpor, mengikuti standar negara asalnya, umpamanya merk dagang dan
USA mengikuti ASME 17.1 dari Jepang mengikuti JIS (Japanese Industrial
Standard), dari Eropa mengikuti EN.81, SNI di Indonesia dibuat berdasarkan
ASME dan BSI (British Standard Institute), isinya cukup memenuhi kebutuhan,
mendukung mutu dan keselamatan.
Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator (SSLE) -3-
Modul SSLE-04 : Komponen Instalasi dan Pengaman
BAB II
KOMPONEN DIAM (Stand still components)
1. Rel Pemandu
Rel dibuat dari baja kanal liat (ductile steel) dengan tegangan batas (yield point)
maksimal 35 s/d 37 kg/mm2 biasa disebut structural steel. Pengerjaan mesin
dengan skrap (planed) pada muka bidang kepala (web) sampai kehalusan 2,0
m; pada kaki tidak di mesin. Kelurusan yang dituntut ialah penyimpangan
maksimal (maximum desplacement) 0,3 mm per meter untuk kecepatan lebih
rendah dari 240 m/m, sampai 0,2 mm per meter untuk kecepatan mencapai 420
m/m.
Rel-rel yang bengkok, terputir berubah bentuk dan sebagainya tidak boleh
dipasang, oleh karena itu cara pengepakan dan handling selama transport harus
mengikuti aturan, dan petunjuk produsennya.
Ada dua versi ukuran rel, yaitu versi Amerika mengikuti ASME dan veri Eropa
mengikuti ISO, BS dan EN.81. Berikut ini ukuran fisik dengan berat per meter lari.
Rel versi Eropa, mengikuti ISO 7465, perbatang = 5 meter. Contoh beberapa rel
tersebut ialah sebagai berikut :
Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator (SSLE) -4-
Modul SSLE-04 : Komponen Instalasi dan Pengaman
H = tinggi badan
B = dasar / kaki
t = tebal
n = tinggi kepala (web)
Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator (SSLE) -5-
Modul SSLE-04 : Komponen Instalasi dan Pengaman
a. Penyangga dan peredam ialah alat penahan kemerosotan kereta atau bobot
imbang yang masuk kedalam pit melewati batas seharusnya. Penyangga
(bumper) berupa bahan masif kenyal (polyurethane) untuk lift berkecepatan
maksimal 45 m/m, dan jarak tekan maksimal 10 cm terhadap bahan tersebut.
Peredam (buffer) berupa dua macam, yaitu pegas (spring buffer) untuk lift
berkecepatan maksimal 90 m/m dan oil (hydraulic) buffer untuk lift
berkecepatan 90 m/m keatas, lihat gambar.
c. Jika peredam dipasang pada bagian bawah dari bobot imbang, sebagai
bagian dari pemberat, maka pada dasar pit harus dipasang penyangga dari
kayu sebagai penahan benturan. Juga harus diperhitungkan tinggi overhead
agar bagian atasnya tidak membentur lantai ruang mesin, saat bobot imbang
mencapai titik teratas.
d. Penyangga dan peredam adalah suatu keharusan dalam instalasi lift, sebagai
pengaman keadaan darurat, walaupun alat ini lebih banyak diam bahkan tidak
pernah bekerja.
Mesin dan motor merupakan kesatuan penggerak jalannya kereta yang duduk
mati diruang mesin, diatas ruang luncur atau dilantai dasar. Kesatuan komponen
ini terdiri dari :
1. Motor listrik penggerak poros berputar.
2. Mesin berupa roda gigi reduksi.
3. Rem mesin
Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator (SSLE) -6-
Modul SSLE-04 : Komponen Instalasi dan Pengaman
Catatan : Lift berkecepatan tinggi (diatas 150 m/m) tidak menggunaan roda gigi
reduksi. Poros motor langsung sebagai pemutar roda puli.
S=DN
Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator (SSLE) -7-
Modul SSLE-04 : Komponen Instalasi dan Pengaman
Kekuatan rem disetel oleh moer dibelakang pegas. Rem harus cukup kuat
menahan kereta penuh beban muatan sampai 125% kapasitas angkat, tanpa
merosot, jika tiba-tiba sumber tenaga listrik putus. Hal ini harus diuji coba,
sebelum instalasi diserah terimakan oleh kontraktor kepada pemilik. Caranya
berhentinya lift-lift modern tidak lagi dengan pengereman. Lift berhenti karena
motor berhenti, setelah kereta tepat rata dengan lantai (dynamic braking)
sesaat kemudian rem baru bekerja.
Lift dengan motor AC-2 speed, dimana speed control tidak menggunakan
inverter, maka kecepatan lift diturunkan seperempatnya untuk kira-kira 8 detik,
kemudian 2 detik sebelum berhenti rem membantu bekerja (drop hold
braking). Lihat contoh gambar dibawah ini :
1. External, permukaan luar tabung yang dipeluk sepatu rem. Tabung
langsung berhubungan dengan as motor.
2. Internal, expanding brake, pada mesin gearless. Permukaan dalam tabung
yang ditekan oleh sepatu rem.
Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator (SSLE) -8-
Modul SSLE-04 : Komponen Instalasi dan Pengaman
BAB III
KOMPONEN BERGERAK
2. Pintu lantai
Pintu lantai ialah pintu yang dipasang pada ruang luncur (hoistway door, atau
landing door). Istilah “pintu luar” tidak betul. Pintu lantai pasif, hanya mau membuka
jika dibuka (ditutup) oleh pintu kereta dengan batang tuas, sedangkan pintu kereta
digerakan oleh motor listrik yang dipasang diatap kereta (biasa disebut door
operator). Lihat gambar.
Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator (SSLE) -9-
Modul SSLE-04 : Komponen Instalasi dan Pengaman
Semua pintu lantai harus dilengkapi dengan kunci kait (interlock) dan kontak listrik,
baik yang otomatis maupun pintu manual. Bentuk atau jenis pintu yang paling
populer untuk lift modern ialah sorong horisontal belah tengah (center opening
sliding door). Pintu lift service (serbaguna) harus lebih lebar, maka digunakan jenis
two-speed door atau pintu teleskopik. Daun pintu yang dimuka lebih cepat (dua kali
lipat) dari kecepatan daun belakang. Gambar dibawah ini memperlihatkan lebar
pintu maksimal yang dapat diperoleh dari lebar ruang luncur yang tersedia atas
dasar jenis-jenisnya.
Tinggi pintu minimal 2,0 meter, tetapi tinggi yang normal dapat diterima masyarakat
ialah 2,1 meter. Tinggi kereta dan tinggi pintu lift barang menyesuaikan kebutuhan
atas dasar jenis barang yang diangkut. Jenis pintu ialah vertical bi-parting door
dengan lebar sama dengan lebar kereta. Biasanya tidak otomatis, tetapi dapat
dilengkapi dengan motor penggerak pada masing-masing unit pintu. Dengan cara
menekan tombol-tombol, pintu dapat dibuka dan atau tutup.
Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator (SSLE) -10-
Modul SSLE-04 : Komponen Instalasi dan Pengaman
BAB IV
KOMPONEN PELENGKAP
1. Sinyal
Sinyal ialah suatu sistem petunjuk dan pertanda yang berfungsi membantu
operasi lift dan eskalator mencapai tujuannya sebagaimana mestinya. Termasuk
dalam sistem sinyal ialah alat pelengkap pertolongan dalam keadaan darurat,
yaitu :
a. Bel tanda bahaya (alarm bell) atau tanda minta tolong.
b. Interkom atau interphone
c. Monitor dengan CCTV, dan
d. Pengindera (sensor, detector)
Sinyal memanfaatkan bunyi/suara spesifik, cahaya dan juga perekaman gejala.
Contoh - contoh :
a. Bell berdering untuk minta tolong karena lift macet (suatu ketetapan).
b. Bunyi buzzer (geram) untuk kereta tidak mau berangkat karena beban
berlebih.
c. Juga buzzer agak lembut karena pintu ditahan terus menerus tidak dapat
menutup pada hal tengganng waktu telah habis.
d. Bunyi denting satu kali jika lift tiba dilantai arah keatas. Bunyi denting dua kali,
jika lift tiba, tetapi arah kebawah. Bersamaan dengan bunyi denting tersebut
lampu ketibaan turut menyala yaitu warna hijau untuk arah keatas, dan merah
untuk arah kebawah. Bunyi denting tersebut sekarang diganti dengan suara
electronic chime yang lebih nyaman terdengar.
e. Pijitan tombol-tombol lantai (hall call) dan tombol kereta (car call) disertai bunyi
“biip” dan tombol menyala diode merah, suatu tanda bahwa panggilan atau
permintaan telah “didaftar” untuk dilayani.
Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator (SSLE) -11-
Modul SSLE-04 : Komponen Instalasi dan Pengaman
f. Peringatan bahwa lift akan berangkat dari lobi karena tenggang waktu telah
habis, ditandai dengan suara buzzer agak geram dan pada saat yang sama
lampu panah warna hijau berkedip.
Semua petunjuk dan petanda tersebut tidak ada ketetapannya, kecuali alarm bell
adalah suatu keharusan, tanda dalam keadaan darurat.
Indikator posisi kereta dalam bangunan, hanya bermanfaat untuk dua lift ganda
(duplex). Bagi lift-lift dalam kelompok, indikator posisi tersebut cukup dipasang
didalam kereta saja, sedangkan pada tiap-tiap lantai seharusnya dipasang lampu
panah ketibaan berwarna merah dan hijau dengan kombinasi suara denting.
Dalam hal ini pemasangan indikator posisi hanya akan membingungkan calon
penumpang yang menunggu di lobi.
Lift modern dilengkapi dengan detector penilai jumlah calon penumpang dilobi lift
dilantai dasar, sebagai pemicu operasi “up peak demand”.
Lokasi lampu ketibaan sebaiknya dipasang di samping pintu sebelah kiri (lihat
gambar). Alternatif dipasang diatas pintu, kecuali jika pintu memakai tingkap
(transom panel) maka lampu tidak boleh dipasang pada tingkap. Hindari memilih
bentuk lampu yang kurang efektif, tidak tepat guna. Jangan sampai bentuk-
bentuk manis mengorbankan fungsi.
Layar info (secren display dan speech synthesizer) didalam kereta berguna
terutama bagi penyandang cacat.
2. Saklar
Saklar atau kontak dapat berbentuk tombol, kunci kontak, pisau dengan handel,
automatic circuit breaker, dan saklar-saklar dengan tungkai (limit switches) untuk
pengaman. Berikut ini kode-kode dalam gambar pengawatan.
tombol, (making)
tombol, (breaking)
kunci kontak
saklar pisau, dua arah
saklar dengan tungkai (cam), (breaking)
sama dengan diatas, (making)
kontak pintu kereta (gate contact)
kontak pintu lantai (door contact)
Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator (SSLE) -12-
Modul SSLE-04 : Komponen Instalasi dan Pengaman
Jika salah satu dari saklar-saklar tersebut lepas atau terbuka, maka lift berhenti
(macet) karena semua tersambung secara seri dan masuk ke relay penggerak
motor. Saklar terakhir masuk ialah kontak pintu, yaitu pada saat lift mau
berangkat, pintu harus rapat menutup. Lihat gambar berikut : hubungan seri
saklar-saklar.
Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator (SSLE) -13-
Modul SSLE-04 : Komponen Instalasi dan Pengaman Lampiran
LAMPIRAN 1 :
KATA PADANAN
Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator (SSLE) L-1
Modul SSLE-04 : Komponen Instalasi dan Pengaman Rangkuman
RANGKUMAN
Bentuk-bentuk dan rupa fixtures (tombol, lampu ketibaan dan lampu indikator
posisi) oleh pembuatnya dipilih atas dasar survey pada berbagai kantor interior designer,
agar dapat diterima masyarakat. Pabrik selalu berpatokan bentuk dan rupa harus
“functional”. Jangan sampai berbentuk manis dan cantik mengorbankan fungsi.
Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator (SSLE) R-1
Modul SSLE-04: Komponen Instalasi dan Pengaman Daftar Pustaka
DAFTAR PUSTAKA
Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator (SSLE) DP -1