Anda di halaman 1dari 3

Tugas Konsep Dasar Keperawatan

Tingkatan Sakit
Tugas ini di buat untuk melengkapi tugas mata kuliah konsep dasar keperawatan

Dosen Pengampu : Sunarmi, S.ST., M.Kes

Disusun oleh :
Wiwit Nakhiyah
P1337420520050
Setyaki 1
 1. DENIAL : Penyangkalan (denial) merupakan mekanisme pertahanan seseorang untuk
menyesuaikan diri dengan situasi yang menyedihkan. Sayangnya, tidak selamanya
penyangkalan ini berhasil mempertahankan kekuatan diri. Ada kalanya, penyangkalan
mengganggu kemampuan seseorang untuk menghadapi tantangan. Pada fase denial, Anda
sedang berusaha melindungi diri sendiri dengan menolak kenyataan. Dalam masa ini Anda
tidak bisa menerima kebenaran mengenai sesuatu yang terjadi dalam kehidupan. Pada saat
menyangkal, Anda akan mengalami masa di mana tidak bisa mengakui situasi yang sulit,
tidak mau menghadapi fakta dari sebuah masalah, mengecilkan konsekuensi dari masalah,
dan sebagainya.Dalam jangka pendek, penyangkalan akan membantu Anda untuk berpikir
lebih logis. Namun, apabila dilanjutkan dalam jangka panjang, penyangkalan diri dapat
membawa kerugian. Apabila Anda menolak kenyataan terlalu panjang. Anda akan
cenderung melarikan diri dari masalah dan menyangkal persoalan itu sampai selamanya.
Contoh kasusnya misalnya, seorang anak muda menyaksikan kekerasan di depan matanya
tetapi mengaku tidak terpengaruh oleh kejadian itu. Atau sebagian lagi, seorang lanjut usia
sudah sekarat dan hampir meninggal tetapi menolak untuk berobat. Kemudian, ada lagi
seseorang yang bersikeras untuk bekerja sekalipun dia sedang sakit. Banyak juga orang
dalam fase denial membuat banyak kartu kredit padahal dia tidak sanggup untuk membayar
tagihannya. Dalam fase jangka panjang, orang yang denial akan selalu merasa baik-baik saja
untuk sesuatu yang tidak baik. Denial adalah senjata yang baik kalau digunakan dalam waktu
sementara. Akan tetapi dalam jangka panjang, denial bisa menjadi bumerang dalam
kesehatan mental. Apabila Anda sedang terjebak dalam fase denial yang berkelanjutan, ada
baiknya membicarakan hal tersebut dengan profesional di bidangnya.

 2. IRRITABEL : Marah (anger) Adalah hal yang wajar jika orang merasa marah setelah
dihadapkan pada kehilangan. Kemarahan, berasal dari kata marah (bahasa Inggris: wrath,
anger; bahasa Latin: ira), adalah suatu emosi yang secara fisik mengakibatkan antara lain
peningkatan denyut jantung, tekanan darah, serta tingkat adrenalin dan noradrenalin.
berusaha menyesuaikan diri dengan kenyataan yang baru dan sedang mengalami kesedihan.
Meluapkan itu semua dengan kemarahan mungkin terasa sebagai hal yang paling
‘benar’.Anda mungkin marah pada orang yang telah meninggalkan Anda, pasangan Anda,
atau mantan atasan Anda. Meski logika Anda mengatakan bahwa mereka tidak patut
disalahkan, perasaan Anda yang terlalu intens membuat Anda menolak untuk berpikir secara
rasional.Setelah kemarahan mereda, Anda akan berpikir lebih rasional mengenai apa yang
sebenarnya terjadi dan merasakan emosi-emosi lain yang selama ini tersingkir oleh rasa
marah. Kenapa saya ? Ini tidak adil!"; "Bagaimana mungkin hal ini dapat terjadi pada saya?";
"Siapa yang harus dipersalahkan?" Ketika berada pada tahapan kedua, individu akan
menyadari bahwa ia tidak dapat senantiasa menyangkal. Oleh karena kemarahan, orang
tersebut akan sangat sulit untuk diperhatikan oleh karena perasaan marah dan iri hati yang
tertukar.
 3. BERGAINING : Menawar (bargaining) Kehilangan dan putus asa merupakan dua perasaan
yang kerap berdampingan dalam stages of grief. Anda begitu berduka hingga bersedia
melakukan apa saja untuk meredakan rasa sakit dan kembali mendapatkan kendali. Salah
satunya dengan menawar.Pada tahap kesedihan ini, Anda akan memikirkan kalimat-kalimat
pengandaian dalam kepala. Contohnya, “Seandainya saja saya mencari pertolongan dokter
lebih cepat”, “Andai saja saya tidak terlalu sibuk, mungkin pasangan saya tidak akan pergi”,
dan sebagainya.Banyak orang juga melakukan tawar-menawar dengan Tuhan pada tahap ini
agar mendapat kekuatan dari kedukaan dan rasa sakit. Biarkan saya hidup untuk melihat
anak saya diwisuda."; "Saya akan melakukan apapun untuk beberapa tahun."; "Saya akan
memberikan simpanan saya jika..." Tahapan ketiga melibatkan harapan supaya individu
dapat sedemikian rupa menghambat atau menunda kematian. Biasanya, kesepakatan untuk
perpanjangan hidup dibuat kepada kekuasaan yang lebih tinggi dalam bentuk pertukaran
atas gaya hidup yang berubah. Secara psikologis, individu mengatakan, "Saya mengerti saya
akan mati, tetapi jika saja saya memiliki lebih banyak waktu..."

 4. DEPRESI (depression) : Selama proses berduka, ada saatnya emosi Anda mulai mereda
dan kini Anda harus benar-benar melihat kenyataan yang terjadi. Pada tahap ini, Anda
terpaksa menghadapi situasi sulit tersebut dan mengalami kesedihan serta kebingungan
yang mendalam.Ada dua jenis depresi yang berhubungan dengan kedukaan, yakni reaksi
praktis dan jenis yang lebih bersifat pribadi.Reaksi praktis bisa muncul terhadap kehilangan
yang terjadi. Depresi lebih sering dialami oleh orang dewasa, dan penyebabnya diduga
berhubungan dengan faktor genetik, hormon, dan zat kimia di otak. Beberapa faktor pemicu
terjadinya depresi, di antaranya:
 Mengalami peristiwa traumatis
 Memiliki penyakit kronis atau serius
 Mengonsumsi jenis obat tertentu
 Memiliki riwayat gangguan mental lainnya Anda khawatir dengan kondisi finansial yang
harus dihadapi, biaya pemakaman yang mesti dikeluarkan, atau cemas jika tidak bisa
menghabiskan banyak waktu dengan anak-anak yang hidupnya masih bergantung pada
Anda.Tipe depresi adalah jenis yang lebih pribadi. Anda mungkin menjauhi diri dari orang
lain untuk dapat mengatasi duka tersebut. Dalam mengobati depresi, psikiater dapat
melakukan beberapa cara berikut:
 Melakukan psikoterapi, untuk membantu mengatasi masalah akibat depresi
 Memberikan obat antidepresan, untuk mengatasi depresi pasien
 Memberikan terapi kejut listrik, untuk mengubah kinerja otak pasien
 Menjalani perawatan di rumah sakit jika mengalami depresi yang parah bila Anda merasa
sangat sedih, tidak berdaya, dan tidak dapat melewati tahap ini, bicarakan dengan orang-
orang terdekat atau psikolog.

 5. PENERIMAAN (acceptance) : penerimaan ini bukan berarti Anda sudah benar-benar


bahagia. Pada tahap ini, Anda akhirnya telah menerima kenyataan yang ada. Anda masih
merasa sedih, namun Anda belajar untuk hidup dengan situasi kini.Sebaai contoh, saat Anda
telah menerima perpisahan atau perceraian yang terjadi, Anda akan berkata, “Ini adalah
pilihan yang terbaik untuk saya.” Atau ketika orang tercinta telah tiada, Anda pada akhirnya
akan berpikir, “Saya merasa beruntung karena telah mengenal dan menghabiskan waktu
dengannya bertahun-tahun, dan saya akan selalu mengenangnya.”

Anda mungkin juga menyukai