Anda di halaman 1dari 33

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Tujuan pendidikan tahap profesi adalah mempersiapkan mahasiswa melalui
penyesuaian profesional dalam bentuk pengalaman belajar klinik dan lapangan
secara komprehensif, sehingga memiliki kemampuan profesional yang salah satunya
adalah menerapkan konsep, teori dan prinsip ilmu perilaku, ilmu sosial, ilmu
biomedik, dan ilmu keperawatan dalam melaksanakan asuhan keperawatan kepada
masyarakat terutama mengkoordinasikan sumber-sumber yang di komunitas untuk
meningkatkan kesehatan komunitas yaitu PUSKESMAS.
Puskesmas merupakan pusat pengembangan, pembinaan dan pelayanan
kesehatan masyarakat sekaligus merupakan pos terdepan dalam pembangunan
kesehatan masyarakat untuk maksud tersebut, puskesmas berfungsi melaksanakan
tugas teknis dan administratif.
Pusat kesehatan masyarakat berfungsi sebagai penggerak sumber daya
masyarakat dalam bidang kesehatan, motor pembangunan berwawasan kesehatan dan
pelayanan kesehatan strata pertama. Selama ini yang banyak berkembang adalah
puskesmas merupakan pelayanan kesehatan masyarakat strata pertama sehingga
fungsi yang lain seolah tertinggal. Oleh karena itu untuk tahun 2020 PUSKESMAS
Sei Merdeka Samboja berusaha agar fungsi puskesmas berjalan seimbang harmonis
dan selaras.
Puskesmas Sei Merdeka berdiri pada tanggal 3 April 1972, merupakan unit
pelaksana teknis pada Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai Kartanegara. Wilayah kerja
Puskesmas meliputi satu kelurahan yakni Kelurahan Sei Merdeka. Puskesmas Sei
Merdeka memiliki tenaga kesehatan Dokter Umum, Dokter Gigi, Perawat Umum,
Perawat Gigi, Bidan, Assisten Apoteker, Pranata Laboratorium, Nutrisionis dan
tenaga strategis yang berkompeten dan siap melayani masyarakat, Puskesmas juga
memiliki Kader-kader yang siap membantu yang berada di jalan sekitar puskesmas
yang juga siap melayani masyarakat yang membutuhkan.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mendapatkan gambaran pelaksanaan atau implementasi proses keperawatan
komunitas yang bermutu, efektif dan efisien, dan diharapkan mahasiswa
mampu berperan sebagai koordinator layanan kesehatan yang dibutuhkan
masyarakat edukator bagi sasaran pelayanan dengan menggunakan media dan
sasaran yang tepat, edukator yang membela kepentingan masyarakat sesuai
kebutuhannya, dan pemberi layanan keperawatan.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian terhadap pelaksanaan program Puskesmas di
Puskesmas Sei Merdeka Samboja
b. Mampu menganalisis atau mengidentifikasi permasalahan program
Puskesmas Sei Merdeka Samboja
c. Mampu menentukan prioritas masalah berdasarkan permasalahan yang
teridentifikasi
d. Mampu membuat rencana tindak lanjut untuk mengatasi permasalahan yang
diprioritaskan.
e. Melaksanakan seminar program puskesmas di Ruang pertemuan Puskesmas
Sei Merdeka Samboja.

3. Manfaat
Pada praktek keperawatan komunitas di Puskesmas Sei Merdeka yang
dilaksanakan dari tanggal 30 Oktober sampai 10 November 2018 dengan
tahapan yang dicapai adalah mengidentifikasi Promosi Kesehatan, Pencegahan
penyakit Menular (P2M), Program Pengobatan, Kesehatan Ibu dan Anak
(KIA), Upaya Peningkatan Gizi, Kesehatan Lingkungan, Pencatatan dan
pelaporan. Diharapkan kami mampu mengidentifikasi program puskesmas
tersebut dalam hal target dan sasaran, strategi, kegiatan, peran serta
masyarakat, lintas program dan lintas sektoral, melihat faktor pendukung dan
penghambat, dan mengidentifikasi kesenjangan antara program yang
dilaksanakan dengan program kesehatan nasional dan strategi intervensinya.
BAB II
LANDASAN TEORI

1. Pengertian Puskesmas
Puskesmas adalah unit organisasi pelayanan kesehatan terdepan yang
mempunyai misi sebagai pusat pengembangan pelayanan kesehatan, yang
melaksanakan pembinaan dan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu
untuk masyarakat yang tinggal di suatu wilayah kerja tertentu (Muninjaya : 1999).
Pusat Kesehatan Masyarakat adalah Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan
Daerah yang melaksanakan pelayanan upaya kesehatan secara paripurna kepada
masyarakat di wilayah kerja tertentu, yang selanjutnya disebut PUSKESMAS
(Wijono, 1997:635).
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota
yang bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu
wilayah kerja (DEPKES RI:2006).
a. Unit Pelayanan Teknis
Sebagai unit pelaksana teknis (UPTD) dinas kesehatan kabupaten/kota,
puskesmas berperan menyelenggarakan sebagian dari tugas teknis oprasional
dinas kesehatan kabupaten/kota dan merupakan unit pelaksana tingkat pertama
serta ujung tombak pembangunan kesehatan di Indonesia.
b. Pembangunan Kesehatan
Pembangunan kesehatan adalah penyelenggaraan upaya kesehatan oleh bangsa
Indonesia untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup
sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang
optimal.
c. Pertanggung Jawaban Penyelenggaraa
Penanggungjawaban utama penyelenggaraan seluruh upaya pembangunan
kesehatan di wilayah kabupaten/kota adalah dinas kesehatan kabupaten/kota,
sedangkan puskesmas bertanggung jawab hanya untuk sebagian upaya
pembangunan kesehatan yang dibebankan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota
sesuai dengan kemampuannya. 

d. Wilayah Kerja
Secara nasional, standar wilayah kerja puskesmas adalah satu kecamatan.
Tetapi apabila di suatu kecamatan terdapat lebih dari satu puskesmas, maka
tanggungjawab wilayah kerja dibagi antar puskesmas, dengan memperhatikan
keutuhan konsep wilayah (desa/kelurahan atau RW). Masing-masing
puskesmas tersebut secara operasional bertanggungjawab langsung kepada
dinas kesehatan kabupaten/kota.
e. Visi PUSKESMAS
Visi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas adalah
tercapainya Kecamatan Sehat menuju terwujudnya Indonesia Sehat.
Kecamatan Sehat adalah gambaran masyarakat kecamatan masa depan yang
ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan, yakni masyarakat yang hidup
dalam lingkungan dan dengan perilaku sehat, memiliki kemampuan untuk
menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, serta
memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
Indikator Kecamatan Sehat yang ingin dicapai mencakup 4 indikator utama
yakni (1) lingkungan sehat, (2) prilaku sehat, (3) cakupan pelayanan kesehatan
yang bermutu serta (4) derajat kesehatan penduduk kecamatan.
f. Misi PUSKESMAS
Misi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas adalah
mendukung tercapainya misi pembangunan kesehatan nasional. Misi tersebut
adalah :
1) Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah kerjanya.
Puskesmas akan selalu menggerakkan pembngunan sektor lain yang
diselenggarakan di wilayah kerjanya, agar memperhatikan aspek
kesehatan, yaitu pembangunan yang tidak menimbulkan dampak negative
terhadap kesehatan, setidak-tidaknya terhadap lingkungan dan prilaku
masyarakat.
2) Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di
wilayah kerjanya. Puskesmas akan selalu berupaya agar setiap keluarga
dan masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah kerjanya makin berdaya
di bidang kesehatan, melalui peningkatan pengetahuan dan kemampuan,
menuju kemandirian untuk hidup sehat.
3) Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan
pelayanan kesehatan yang diselenggarakan.
4) Puskesmas akan selalu berupaya menyelenggarakan pelayanan kesehatan
yang sesuai dengan standar dan memuaskan masyarakat, mengupayakan
pemerataan pelayanan kesehatan serta meningkatkan efisiensi pengelolaan
dana, sehingga dapat dijangkau oleh seluruh anggota masyarakat.
5) Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan
masyarakat beserta lingkungannya.
6) Puskesmas akan selalu berupaya memelihara dan meningkatkan kesehatan,
mencegah dan menyembuhkan penyakit, serta memulihkan kesehatan
perorangan, keluarga dan masyarakat yang berkunjung dan yang bertempat
tinggal di wilayah kerjanya, tanpa diskriminasi dan dengan penerapan
kemajuan ilmu dan teknologi kesehatan sesuai. Upaya pemeliharaan dan
peningkatan yang dilakukan puskesmas mencakup pula aspek lingkungan
dari yang bersangkutan.
1. Tujuan
Tujuan pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas adalah
mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional, yakni
meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang
yang bertempat tinggal di wilayah kerja puskesmas, agar terwujud derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya dalam rangka mewujudkan Indonesia Sehat
2010.
2. Fungsi.
Ada tiga fungsi puskesmas, yaitu:
a. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan.
Puskesmas selalu berupaya menggerakkan dan memantau penyelenggaraan
pembangunan lintas sektor termasuk oleh masyarakat dan dunia usaha di
wilayah kerjanya, sehingga berwawasan serta mendukung pembangunan
kesehatan. Di samping itu puskesmas aktif memantau dan melaporkan dampak
kesehatan dari penyelenggaraan setiap program pembangunan di wilayah
kerjanya. Khusus untuk pembangunan kesehatan, upaya yang dilakukan
puskesmas adalah mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan
penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.

b. Pusat Pemberdayaan Masyarakat.


Puskesmas selalu berupaya agar perorangan terutama pemuka masyarakat,
keluarga dan masyarakat termasuk dunia usaha memiliki kesadaran, kemauan
dan kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat,
berperan aktif dalam memperjuangankan kepentingan kesehatan termasuk
sumber pembiayaannya, serta ikut menerapkan, menyelenggarakan dan
memantau pelaksanaan program kesehatan. Pemberdayaan perorangan, keluarga
dan masyarakat ini diselenggarakan dengan memperhatikan kondisi dan situasi,
khususnya social budaya masyarakat setempat.
c. Pusat Pelayanan Kesehatan Strata Pertama
Puskesmas bertanggungjawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat
pertama secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. Pelayanan
kesehatan tingkat pertama yang menjadi tanggungjawab puskesmas meliputi:
1) Pelayanan kesehatan perorangan
Pelayanan kesehatan perorangan adalah pelayanan yang bersifat pribadi
(private goods) dengan tujuan utama menyembuhkan penyakit dan
pemulihan kesehatan perorangan, tanpa mengabaikan pemeliharaan
kesehatan dan pencegahan penyakit. Pelayanan perorangan tersebut adalah
rawat jalan dan untuk puskesmas tertentu ditambah dengan rawat inap.
2) Pelayanan kesehatan masyarakat
Pelayanan kesehatan masyarakat adalah pelayanan yang bersifat publik
(public goods) dengan tujuan utama memelihara dan meningkatkan
kesehatan serta mencegah penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan
penyakit dan pemulihan kesehatan. Pelayanan kesehatan masyarakat tersebut
antara lain adalah promosi kesehatan, pemberantasan penyakit, penyehatan
lingkungan, perbaikan gizi, peningkatan kesehatan keluarga, keluarga
berencana, kesehatan jiwa masyarakat serta berbagai program kesehatan
masyarakat lainnya.
3. Kedudukan
Kedudukan puskesmas dibedakan menurut keterkaitannya dengan SKN (sistem
kesehatan nasional), system kesehatan kabupaten/kota dan system pemerintah
daerah:

a. Sistem kesehatan nasional


Kedudukan puskesmas dalam system kesehatan nasional adalah sebagai sarana
pelayanan kesehatan strata pertama yang bertangguangjawab menyelenggarakan
upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat di wilayah
kerjanya.
b. Sistem kesehatan kabupaten/kota
Kedudukan puskesmas dalam system kesehatan kabupaten/kota adalah sebagai
unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/kota yang bertanggung jawab
menyelenggaarakan sebagian tugas pembangunan kesehatan kabupaten/kota di
wilayah kerjanya.
c. Sistem pemerintah daerah
Kedudukan puskesmas dalam sistem pemerintah daerah adalah sebagai unit
pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang merupakan unit
struktural Pemerintah Daerah/Kota bidang kesehatan di tingkat kecamatan.
d. Antar sarana pelayanan kesehatan strata pertama
Di wilayah kerja puskesmas terdapat berbagai organisasi pelayanan kesehatan
starata pertama yang dikelola oleh lembaga masyarakat dan swasta seperti
praktek dokter, praktek dokter gigi, praktek bidan, poliklinik dan balai kesehatan
masyarakat. Kedudukan puskesmas di antara berbagai Sarana pelayanan
kesehatan strata ini adalah sebagai mitra. Di wilayah kerja puskesmas terdapat
pula berbagai bentuk upaya kesehatan berbasis dan bersumberdaya masyarakat
seperti posyandu, polindes, POD (pos obat desa) dan Pos UKK (upaya kesehatan
kerja). Kedudukan puskesmas di antara berbagai sarana pelayanan kesehatan
berbasis dan bersumberdaya masyarakat adalah Pembina
4. Organisasi
a. Struktur organisasi
Struktur organisasi puskesmas tergantung dari kegiatan dan beban tugas masing-
masing puskesmas. Penyusunan struktur organisasi puskesmas di satu
kabupaten/kota dilakukan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota, sedangkan
penetapannya dilakukan dengan peraturan daerah.
Sebagai acuan dapat dipergunakan pola struktur organisasi puskesmas sebagai
berikut:

1) Kepala puskesmas
2) Unit tata usaha yang bertanggungjawab membantu kepala puskesmas dalam
pengolaan:
a) Data dan informasi
b) Perencanaan dan penilaian
c) Keuangan
d) Umum dan kepegawaian
3) Unit pelaksana teknis fungsional puskesmas:
a) Upaya kesehatan masyarakat, termasuk pembinaan terhadap UKBM
b) Upaya kesehatan perorangan
4) Jaringan pelayanan puskesmas:
a) Unit Puskesmas Pembantu
b) Unit Puskesmas Keliling
c) Unit Bidan di Desa/Komunitas
b.    Kriteria personalia
Kriteria personalia yang mengisi struktur organisasi puskesmas disesuaikan
dengan tugas dan tanggungjawab masing-masing unit puskesmas. Khusus untuk
kepala puskesmas kriteria tersebut dipersyaratkan harus seorang sarjana di bidang
kesehatan yang kurikulum pendidikannya mencakup kesehatan masyarakat.
c.    Eselon kepala puskesmas
Kepala puskesmas `dalah penanggungjawab pembangunan kesehatan di tingkat
kecamatan. Sesuai dengan tanggungjawab tersebut dan besarnya peran kepala
puskesmas dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan di tingkat kecamatan
maka jabatan kepala puskesmas setingkat dengan eselon III-B.
d.   Dalam keadaan tidak tersedia tenaga yang memenuhi syarat untuk menjabat
jabatan eselon III-B, ditunjuk pejabat sementara sesuai dengan kriteria kepala
puskesmas yakni seorang sarjana dibidang kesehatan yang kurikulum
pendidikannya mencakup bidang kesehatan masyarakat, dengan kewenangan yang
setara dengan pejabat tetap.

8.   Tata kerja


a.    Dengan kantor kecamatan
Dalam melaksanakan fungsinya, puskesmas berkoordinasi dengan kantor
kecamatan melalui pertemuan berkala yang deselenggarakan di tingkat
kecamatan. Koordinasi tersebut mencekup perencanaan, penggerakan
pelaksanaan, pengawasan dan pengendalian serta penilaian. Dalam hal
pelaksanaan fungsi penggalian sumberdaya masyarakat oleh puskesmas,
koordinasi dengan kantor kecamatan mencakup pula kegiatan fasilitas.
b.    Dengan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
Dengan demikian secara teknis dan administratif, puskesmas
bertanggungjawab kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Sebaliknya Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota bertanggung jawab membina serta memberikan
bantuan administratif dan teknis kepada puskesmas.
c.    Dengan jaringan pelayanan kesehatan strata pertama
Sebagai mitra pelayanan kesehatan strata pertama yang dikelola oleh lembaga
masyarakat dan swasta, puskesmas menjalin kerjasama termasuk
penyelanggaraan rujukan dan memantau kegiatan yang diselenggarakan.
Sedangkan sebagai pembina upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat,
puskesmas melaksanakan bimbingan teknis, pemberdayaan dan rujukan sesuai
kebutuhan.
d.    Dengan jaringan pelayanan kesehatan rujukan
Dalam menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan
masyarakat, puskesmas menjalin kerjasama yang erat dengan berbagai
pelayanan kesehatan rujukan. Untuk upaya kesehatan perorangan, jalinan
kerjasama tersebut diselenggarakan dengan berbagai sarana pelayanan
kesehatan perorangan seperti rumah sakit (kabupaten/kota), dan berbagai balai
kesehatan masyarakat seperti BP4 (balai pengobatan penyakit paru paru),
BKMM (balai pengobatan mata masyarakat), BKKM (balai kesehtan kerja
masyarakat), BKOM (balai kesehatan olahraga masyarakat), BKJM (balai
kesehatan jiwa masyarakat), BKIM (balai kesehatan indra masyarakat).
Sedangkan untuk upaya kesehatan masyarakat, jalinan kerjasama
diselenggarakan dengan berbagai sarana pelayanan kesehatan masyarakat
rujukan, seperti Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, BTKL (balai teknik
kesehatan lingkungan), BLK (balai laboratorium kesehatan) serta berbagai
balai kesehatan masyarakat. Kerjasama tersebut diselenggarak`n melalui
penerapan konsep rujukan yang menyeluruh dalam koordinasi Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota.
e.    Dengan lintas sektor
Tanggungjawab puskesmas sebagai unit pelaksana teknis adalah
menyelenggarakan sebagai tugas pembangunan kesehatan yang dibebankan
oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Untuk hasil yang optimal,
penyelenggaraan pembangunan kesehatan tersebut harus dapat dikoordinasikan
dengan berbagai lintas sektor terkait yang ada di tingkat kecamatan.
Diharapkan di satu pihak, penyelenggaraan pembangunan kesehatan di
kecamatan tersebut mendapat dukungan dari berbagai sektor terkait, sedangkan
di pihak lain pembangunan yang diselenggarakan oleh sektor lain di pihak lain
pembangunan yang diselenggarakan oleh sektor lain di tingkat kecamatan
berdampak positif terhadap kesehatan.

f.     Dengan masyarakat
Sebagai penanggungjawab penyelenggaraan pembangunan kesehatan di
wilayah kerjanya, puskesmas memerlukan dukungan aktif dari masyarakat
sebagai objek dan subjek pembangunan. Dukungan aktif tersebut diwujudkan
melalui pembentukan konsil kesehatan kecamatan, yang menghimpun berbagai
potensi masyarakat, seperti: tokoh masyarakat, tokoh agama, LSM, organisasi
masyarakat, serta dunia usaha. Konsil kesehatan tersebut berperan sebagai
mitra puskesmas dalam menyelenggarakan pembangunan kesehatan.

9.    Upaya
Untuk tercapainya visi pembangunan kesehatan melalui puskesmas yakni
terwujudnya Kecamatan Sehat menuju Indonesia Sehat, puskesmas
bertanggungjawab menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya
kesehatan masyarakat, yang keduanya jika ditinjau dari sistem kesehatan nasional
merupakan pelayanan kesehatan tingkat pertama. Upaya kesehatan tersebut
dikelompokkan menjadi dua yakni:
a.    Upaya kesehatan wajib
Upaya kesehatan wajib puskesmas adalah upaya yang diterapkan berdasarkan
komitmen nasional, regional dan global serta yang mempunyai daya ungkit
tinggi untuk peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Upaya kesehatan wajib
ini harus diselenggarakan oleh setiap purkesmas yang ada di wilayah Indonesia.
Upaya kesehatan wajib tersebut adalah:
1)      Upaya promosi kesehatan
2)      Upaya kesehatan lingkungan
3)      Upaya kesehatan ibu dan anak serta keluarga berencana
4)      Upaya perbaikan gizi masyarakat
6)      Upaya pengobatan
b.    Upaya kesehatan pengembangan
Upaya kesehatan pengembangan puskesmas adalah upaya yang ditetapkan
berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat serta yang
disesuaikan dengan kemampuan puskesmas. Upaya kesehatan pengembangan
dipilih dari daftar upaya kesehatan pokok puskesmas yang telah ada yakni:
1)      Upaya kesehatan sekolah,
2)      Upaya kesehatan olahraga,
3)      Upaya perawatan kesehatan masyarakat,
4)      Upaya kesehatan kerja,
5)      Upaya kesehatan gigi dan mulut,
6)      Upaya kesehatan jiwa,
7)      Upaya kesehatan mata,
8)      Upaya kesehatan usia lanjut,
9)      Upaya pembinaan pengobatan tradisional.
Upaya laboratorium medis dan laboratorium kesehatan masyarakat serta upaya
pencatatan pelaporan tidak termasuk pilihan, karena ketiga upaya ini merupakan
pelayanan penunjang dari setiap upaya wajib dan upaya pembangunan puskesmas.
Perawatan kesehatan masyarakat merupakan pelayanan penunjang baik upaya
kesehatan wajib maupun upaya kesehatan pembangunan. Apabiala perawatan
kesehatan masyarakat menjadi permasalahan spesifik di daerah tersebut, maka dapat
dijadikan sebagai salah satu upaya kesehatan pengembangan.
Upaya kesehatan pengembangan puskesmas dapat pula bersifat upaya inovasi,
yakni upaya lain diluar upaya puskesmas terebut di atas yang sesuai dengan
kebutuhan. Pengembangan dan pelaksanaan upaya inovasi ini adalah rangka
mempercepat tercapainya visi puskesmas.
Pemilihan upaya kesehatan pengembangan ini dilakukan oleh puskesmas
bersama dinas kesehatan kabupaten/kota dengan mempertimbangkan masukan dari
Konkes/BPKM/BPP. Upaya kesehatan pengembangan dilakukan apabila upaya
kesehatan wajib puskesmas telah terlaksana secara optimal dalam arti target cakupan
serta peningkatan mutu pelayanan telah tercapai. Penetapan upaya kesehatan
pengembangan pilihan puskesmas ini dilakukan oleh dinas kesehatan
kabupaten/kota. Dalam keadaan tertentu upaya kesehatan pengembangan puskesmas
dapat pula ditetapkan sebagai penugasan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota.
Apabila puskesmas belum mampu menyelenggarakan upaya kesehatan
pengembangan padahal telah menjadi kebutuhan masyarakat, maka dinas kesehatan
kabupaten/kota bertanggungjawab dan wajib menxelenggarakannya. Untuk itu dinas
kesehatan kabupaten/kota perlu dilengkapi dengan berbagai unit fungsional lainnya.
Dalam keadaan tertentu, masyarakat membutuhkan pula pelayanan rawat inap.
Untuk ini di puskesmas dapat dikembangkan pelayanan rawat inap tersebut, yang
dalam pelaksanaannya harus memperhatikan berbagai persyaratan tenaga, sarana dan
prasarana sesuai dengan standar yang ditetapkan.
Lebih lanjut, di beberapa daerah tertentu telah muncul pula kebutuhan
masyarakat terhadap pelayanan medik spesialistik. Dalam keadaaan ini, apabila ada
kemampuan, di puskesmas dapat dikembangkan pelayanan medik spesialistik
tersebut, baik dalam bentuk rawat jalan maupun rawat inap. Keberadaan pelayanan
medik spesialistik di puskesmas hanya dalam rangka mendekatkan pelayanan
rujukan kepada masyarakat yang membutuhkan. Status dokter atau tenga spesialis
yang bekerja di puskesmas dapat sebagai tenaga konsulen atau tenaga tetap
fungsional puskesmas yang diatur oleh dinas kesehatan kabupaten/kota setempat.
Perlu diingat meskipun puskesmas menyelenggarakan pelayanan medik
spesialistik dan memiliki tenaga spesialis, kedudukan dan fungsi puskesmas tetap
sebagai sarana pelayanan kesehatan tingkat pertama yang bertanggungjawab
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan dan pelayanan kesehatan
masyarakat di wilayah kerjanya.

10.  Azas penyelenggaraan


Penyelenggaraan upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan pengembangan harus
menerapkan azas penyelenggaraan puskesmas secara terpadu. Azas penyelenggaraan
puskesmas tersebut dikembangkan dari ketiga fungsi puskesmas. Dasar
pemikirannya adalah pentingnya menerapkan prinsip dasar dari setiap fungsi
puskesmas dalam menyelenggarakan setiap upaya puskesmas, baik upaya kesehatan
wajib maupun upaya kesehatan pengembangan. Azas penyelenggaraan puskesmas
yang dimaksud adalah:
a.    Azas pertanggungjawaban wilayah
Azas penyelenggaraan puskesmas yang pertama adalah pertanggungjawaban
wilayah. Dalam arti puskesmas bertanggungjawab meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah kerjanya. Untuk ini
puskesmas harus melaksanakan berbagai kegiatan, anatara lain sebagai berikut:
1)    Menggerakkan pembangunan berbagai sektor tingkat kecamatan sehingga
berwawasan kesehatan.
2)    Memantau dampak berbagai upaya pembangunan terhadap kesehatan
masyarakat di wilayah kerjanya
3)    Membina setiap upaya kesehatan strata pertama yang diselenggarakan oleh
masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya
4)    Menyelenggarakan upaya kesehatan strata pertama (primer) secara merata
dan terjangkau di wilayah kerjanya
Diselenggarakannya upaya kesehatan strata pertama oleh puskesmas pembantu,
puskesmas keliling, bidan di desa serta berbagai upaya kesehatan di luar gedung
puskesmas lainnya (outreach activities) pada dasarnya merupakan ralisasi dari
pelaksanaan azas pertanggungjawaban wilayah.
b.    Azas pemberdayaan masyarakat
Azas  penyelenggarakan puskesmas yang kedua adalah pemberdayaan
masyarakat. Dalam arti puskesmas wajib memberdayakan perorangan, keluarga
dan masyarakat, agar berperan aktif dalam menyelenggarakan setiap upaya
puskesmas. Untuk ini, berbagai potensi masyarakatperlu dihimpun melalui
pembentukan badan penyantunan puskesmas (BPP). Beberapa kegiatan yang
harus dilaksanaka oleh puskesmas dalam rangka pemberdayaan masyarakat
antara lain:
1)    Upaya kesehatan ibu dan anak: posyandu, polindes, bina keluarga balita
(BKB).
2)    Upaya pengobatan: posyandu, pos obat (POD).
3)    Upaya kesehatan gizi: posyandu, panti pemulihan gizi, keluarga sadar gizi
(kadarzi)
4)    Upaya kesehatan sekolah: dokter kecil, penyertaan guru dan orang tua/wali
murid, saka bakti husada (SBH), pos kesehatan pesantren (poskestren).
5)    Upaya kesehatan lingkungan: kelompuk pemakai air (pokmair), desa
percontohan kesehatan lingkungan (DPKL).
6)    Upaya kesehatan usia lanjut: posyandu  lansia, panti wreda.
7)    Upaya kesehatan kerja: pos upaya kesehatan kerja (pos UKK).
8)    Upaya kesehatan jiwa: posyandu, tim pelaksana kesehatan jiwa masyarakat
(TPKJM)
9)    Upaya pembinaan pengobatan tradisional: taman obat keluarga (TOGA),
pembinaan pengobatan tradisional (battra)
10)  Upaya pembiayaan dan jaminan kesehatan (inovatif): dana sehat, tabungan
ibu bersalin (tabulin), mobilisasi dan keagamaan.
c.    Azas keterpaduan
Azas penyelenggaraan puskesmas yang ketiga adalah keterpaduan. Untuk
mengatasi keterbatasan sumberdaya serta diperolehnya hasil yang optimal,
penyelenggaraan setiap upaya puskesmas harus diselenggarakan secara terpadu,
jika mungkin sejak dari tahap perencanaan. Ada dua keterpaduan yang perlu
diperhatikan yakni:
1)    Keterpaduan lintas program
Keterpaduan lintas program adalah upaya memadukan penyelenggaraan
berbagai upaya kesehatan yang menjadi tanggungjawab puskesmas. Contoh
keterpaduan lintas program antara lain:
a)    Manajemen terpadu balita sakit (MTBS): keterpaduan KIA dengan
P2M, gizi, promosi kesehatan, pengobatan.
b)    Upaya kesehatan sekolah (UKS): keterpaduan kesehatan lingkungan
dengan promosi kesehatan, pengobatan, kesehatan gigi, kesehatan
reproduksi remaja dan kesehatan jiwa.
c)    Puskesmas keliling: keterpaduan pengobatan dengan KIA/KB, gizi,
promosi kesehatan, kesehatan gigi.
d)    Posyandu: keterpaduan KIA dengan KB, gizi, P2M, kesehatan jiwa,
promosi kesehatan.
2)    Keterpaduan lintas sektor
Keterpaduan lintas sektor adalah upaya memadukan penyelenggaraan upaya
puskesmas (wajib, pengembangan dan inovasi) dengan berbagai program
dari sektor terkait tingkat kecamatan, termasuk organisasi kemasyarakatan
dan dunia usaha. Contoh keterpaduan lintas sektor antara lain:
a)    Upaya kesehatan sekolah keterpaduan sektor kesehatan dengan camat,
lurah/kepala desa, pendidikan, agama.
b)    Upaya promosi kesehatan: keterpaduan sektor kesehatan dengan camat,
lurah/kepala desa, pendidikan, agama, pertanian.
c)    Upaya kesehatan ibu dan anak: keterpaduan sektor kesehatan dengan
camat, lurah/kepala desa, organisasi profesi, organisasi kemasyarakatan,
PKK, PLKB.
d)    Upaya perbaikan gizi: keterpaduan sektor kesehatan dengan camat,
lurah/kepala desa, pendidikan, agama, koperasi, dunia usaha, PKK,
PLBK.
e)    Upaya pembiayaan dan jaminan kesehatan: keterpaduan sektor
kesehatan dengan camat, lurah/kepala desa, tenaga kerja, koperasi,
dunia usaha, organisasi kemasyarakatan.
f)     Upaya kesehatan kerja: keterpaduan sektor kesehatan dengan camat,
lurah/kepala desa, tenaga kerja, dunia usaha.
d.    Azaz Rujukan
Azaz penyelenggaraan puskesmas yang keempat adalah rujukan. Sebagai sarana
pelayanan kesehatan tingkat pertama, kemampuan yang dimiliki oleh puskesmas
terbatas. Padahal puskesmas berhadapan langsung dengan masyarakat dengan
berbagai permasalahan kesehatannya. Untuk membantu puskesmas
menyelesaikan berbagai masalah kesehatan tersebut dan juga untuk
meningkatkan efisiensi, maka penyelenggaraan setiap upaya puskesmas (wajib,
pengembangan, dan inovasi) harus ditopang oleh azaz rujukan.
Rujukan adalah pelimpahan wewenang dan tanggungjawab atas kasus penyakit
atau masalah kesehatan yang diselenggarakan secara timbale balik, baik secara
vertikal dalam arti antar strata sarana pelayanan kesehatan yang sama.
Sesuai dengan jenis upaya kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas, ada
dua macam rujukan yang dikenal yakni:
1)    Rujukan upaya kesehatan perorangan
Cakupan rujukan pelayanan kesehatan perorangan adalah kasus penyakit.
Apabila suatu puskesmas tidak mampu menanggulangi satu kasus penyakit
tertentu, maka puskesmas tersebut wajib merujuknya ke sarana pelayanan
kesehatan yang lebih mampu (baik horizontal maupun vertikal). Sebaliknya
pasien paska rawat inap yang hanya memerlukan rawat jalan sederhana, bias
dirujuk kembali ke puskesmas.
Rujukan upaya kesehatan perorangan dibedakan atas tiga macam:
a)  Rujukan kasus untuk keperluan diagnostik, pengobatan, tindak medik
(misal operasi) dan lain-lain.
b)  Rujukan bahan pemeriksaan (spesimen) untuk pemeriksaan laboratorium
yang lebih lengkap.
c)  Rujukan ilmu pengetahuan antara lain mendatangkan tenaga yang lebih
kompeten untuk melakukan bimbingan tenaga puskesmas dan atau
menyelenggarakan pelayanan medik spesialis di puskesmas.

2)    Rujukan upaya kesehatan masyarakat


Cakupan rujukan pelayanan kesehatan masyarakat adalah masalah
kesehatan masyarakat, misalnya kejadian luar biasa, pencemaran lingkungan
dan bencana.
Rujukan pelayanan kesehatan masyarakat juga dilakukan apabila satu
puskesmas tidak mampu menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat
wajib dan pengembangan, padahal upaya kesehatan masyarakat tersebut
telah menjadi kebutuhan masyarakat. Apabila suatu puskesmas tidak
mampu menanggulangi masalah kesehatan masyarakat dan atau tidak
mampu menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat, maka puskesmas
wajib merujuknya ke dinas kesehatan kabupaten/kota.
Rujukan upaya kesehatan masyarakat dibedakan atas tiga macam:
a)  Rujukan sarana dan logistik, antara lain peminjaman peralatan fogging,
peminjaman alat laboratorium kesehatan, peminjaman alat audio visual,
bantuan obat, vaksin, bahan-bahan habis pakai, dan bahan makanan.
b) Rujukan tenaga, anatara lain dukungan tenaga ahli untuk penyidikan
kejadian luar biasa, bantuan penyelesaian masalah hukum kesehatan,
penanggulangan gangguan kesehatan karena bencana alam.
c)  Rujukan operasional, yakni menyerahkan sepenuhnya kewenangan dan
tanggungjawab penyelesaian masalah kesehatan masyarakat dan atau
penyelenggaraan upaya kesehatan masyarakat (anatara lain usaha
kesehatan sekolah, usaha kesehatan kerja, usaha kesehatan kerja, usaha
kesehatan jiwa, pemeriksaan contoh air bersih) kepada dinas kesehatan
kabupaten/kota. Rujukan operasiaonal diselenggarakan apabila
puskesmas tidak mampu. (Trihono: 2005)

BAB III
PENGKAJIAN

A. DATA PUSKESMAS DAN KELURAHAN MUARA RAPAK BALIKPAPAN


1. IDENTITAS PUSKESMAS KELURAHAN MUARA RAPAK
BALIKPAPAN
a. Nama PUSKESMAS : PUSKESMAS Muara Rapak Balikpapan
b. Alamat : Jalan Klamono No.16 RT 44 Kelurahan Muara
Rapak Kecamatan Balikpapan Utara
c. No. Telepon : 0542-733544
d. Tipe PUSKESMAS : Tipe B
e. Email : puskesmas_mrapak@yahoo.com
2. SEJARAH BERDIRINYA PUSKESMAS MUARA RAPAK BALIKPAPAN
Puskesmas Muara Rapak Balikpapan berdiri pada tanggal 3 April 1972,
merupakan unit pelaksana teknis pada Dinas Kesehatan Kota Balikpapan.
Wilayah kerja Puskesmas Muara Rapak meliputi satu kelurahan yakni Kelurahan
Muara Rapak di Kecamatan Balikpapan Utara puskesmas memiliki tenaga : 2
orang tenaga dokter umum, 1 orang tenaga dokter gigi, 4 orang tenaga perawat
umum, 1 orang tenaga perawat gigi, 3 orang bidan, 1 orang tenaga ahli gizi, 1
orang tenaga kesehatan lingkungan, 1 orang tenaga laboratorium, 1 orang tenaga
rekam medik, 3 orang tenaga admin, 1 orang tenaga akuntansi, 1 orang tenaga
supir ambulans dan 1 orang tenaga pramukantor yang berkompeten dan siap
melayani masyarakat, puskesmas juga memiliki kader-kader yang siap membantu
yang berada di kelurahan muara rapak yang juga siap melayani masyarakat yang
membutuhkan.
3. VISI, MISI DAN MOTTO PUSKESMAS KELURAHAN MUARA RAPAK
BALIKPAPAN
a. Visi
MEWUJUDKAN PUSKESMAS DENGAN PELAYANAN PRIMA
MENUJU MASYARAKAT SEHAT DAN MANDIRI
b. Misi
1) Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan yang adil, merata dan terjangkau
oleh masyarakat
2) Menggerakkan pembangunan, masyarakat yang berwawasan kesehatan
lingkungan
3) Meningkatkan pemberdayaan, kemandirian, masyarakat dalam upaya
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif di bidang kesehatan
4) Meningkatkan kemandirian masyarakat untuk berperilaku hidup bersih
dan sehat secara terpadu dan berkesinambungan
c. Sasaran
Sasaran merupakan tujuan dari perwujudan kondisi atau keadaan ideal yang
diharapkan. Sasaran merupakan bagian integral dalam sistem perencanaan
strategi yang terfokus pada tindakan dan alokasi sumber dana dalam kegiatan
atau aktivitas. Sasaran bersifat spesifik, terukur baik secara kualitatif maupun
kuantitatif. Sehingga dapat diukur secara nyata dalam jangka waktu tertentu
baik tahunan, semesteran atau triwulan.
Adapun sasaran yang ingin dicapai oleh Kepala PUSKESMAS Muara
Rapak Balikpapan adalah optimalnya koordinasi jaminan kesehatan nasional
masyarakat (BPJS) pada PUSKESMAS Muara Rapak.
4. TUJUAN PUSKESMAS KELURAHAN MUARA RAPAK BALIKPAPAN
a. Tujuan Umum
Tujuan umum dari PUSKESMAS Muara Rapak adalah untuk memperoleh
gambaran tentang derjat kesehatan masyarakat, status lingkungan, dan
jangkauan Upaya Pokok Kesehatan di wilayah PUSKESMAS Muara Rapak
tahun 2018.
b. Tujuan Khusus
1) Untuk mengetahui hasil yang telah dicapai dari Upaya Pokok Kesehatan
pada tahun 2018
2) Untuk mengidentifikasi dan merumuskan permasalahan yang dihadapi
dalam Upaya Pokok Kesehatan pada tahun 2018, serta pemecahan
permasalahan tersebut, sehingga mendapat perhatian di tahun berikutnya.

5. STRUKTUR ORGANISASI
6. PENGUMPULAN DATA
a. Letak Geografis
PUSKESMAS Muara Rapak merupakan PUSKESMAS tipe B, terletak di
Jalan Klamono RT. 44 No. 16 Kelurahan Muara Rapak Kecamatan
Balikpapan Utara dengan luas lahan 923 m2 dan luas gedung 575 m2.
Batas wilayah kerja PUSKESMAS Muara Rapak adalah sebagai berikut :
1) Utara : Kelurahan Batu Ampar
2) Selatan : Kelurahan Karang Jati
3) Barat : Kelurahan Baru Ilir/Margo Mulyo
4) Timur : Kelurahan Gunung Samarinda/Karang Rejo
Kondisi geografis Kelurahan Muara Rapak adalah sebagai berikut :
1) Ketinggian tanah dari permukaan laut : 20 meter
2) Banyaknya curah hujan : 998 mm/tahun
3) Topografi (dataran rendah, tinggi pantai) : dataran tinggi
4) Suhu udara rata-rata : 35.27/21.8
Orbitasi (jarak dari pusat pemerintahan kelurahan)
1) Jarak dari pusat pemerintahan kecamatan : 1.5 km
2) Jarak dari pemerintahan kota balikpapan : 3.5 km
3) Jarak dari ibukota provinsi kalimantan timur : 116.5 km

b. Demografi
Luas wilayah kerja PUSKESMAS Muara Rapak Balikpapan adalah
352.70 Ha, beberapa RT merupakan perumahan karyawan Pertamina
Balikpapan, sehingga masalah kesehatan di Kelurahan Muara Rapak sebagian
juga tanggung jawab Pertamina.
Jumlah penduduk 29.492 jiwa, dengan jumlah penduduk laki-laki 14.664
dan jumlah penduduk perempuan 14.828 jiwa yang tersebar di 85 RT secara
merata, adapun kepadatan penduudk adalah 83.62.
Jumlah Kepala Keluarga 11.705, dengan rata-rata setiap kepala keluarga
terdiri 3-4 jiwa. Jumlah rumah yang ada sebanyak 6.848 jumlah penghuni
setiap rumah rata-rata 5 jiwa.
Sebagian besar penduduk beragama Islam (89.6%), Kristen Protestan
(6.53%), Kristen Katolik (1.25%), Hindu (0.30%), Budha (1.10%), dan lain-
lain (2.11%).
Tabel 3.1 Luas Wilayah,Jumlah RT,Jumlah Penduduk, Jumlah Rumah
Tangga
  Jumlah Rata-rata
Luas Jumlah Kepadatan
Kelura Jumlah Rumah Jiwa/Ruma
Wilayah Keluraha Penduduk
han Penduduk Tangga h
(km2) n /km2
  (KK) Tangga
1 2 3 4 5 6 7

Muara 2,98 Jiwa/ 0,03


170.146 1 5.466 1.834
Rapak KK Jiwa/Km2

Sumber : Kantor Kelurahan Muara Rapak Tahun 2018


Tabel 3.2 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin, Kelompok Umur,
Rasio Beban Tanggungan, Rasio Jenis Kelamin
Rasio
Jumlah Penduduk
Jumla Beban Rasio
h Jum Tanggu JK
Kelompok Umur
RT JK lah ngan
L P <1 1-4 5-14 15-44 45-64 ≥65

 2.9 2.51
13 87 400 1071 2976 823 109 5466 43,9  111,5
50 6

Sumber : Kantor Kelurahan Muara Rapak Tahun 2018


Tabel 3.3 Persentase Penduduk Berusia 10 Tahun ke Atas Dirinci
Menurut Tingkat PendidikanTertinggi Yang Ditamatkan

Laki - laki & Perempuan

Kelurah Tidak/ Tdk/


PKM DI/DII/
an Belum Belum SD/ SLTP/ SLTA/
DIII/DIV/S
Pernah Tamat MI MTS MA
1/S2/S3
Sekolah SD/MI

Muara Muara
1239 429 1331 875 1421 174
Rapak Rapak
Sumber : Kantor Kelurahan Muara Rapak Tahun 2018

Tabel 3.4 Persentase Keyakinan yang Dianut


Keluraha Lain-
Islam Kristen Katolik Hindu Budha Jumlah
n lain
Muara
27.153 1377 481 116 365 0 29.492
Rapak

Sumber : Kantor Kelurahan Muara Rapak Tahun 2018


Tabel 3.5 Data Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian

No Pekerjaan Muara Rapak


1 Pegawai Negeri 256
2 TNI / POLRI 356
3 Wiraswasta/Pedagang 5.725
4 Tani/ternak 265
5 Buruh 7.725
6 Pensiunan 12
7 Nelayan 46
8 Pemulung 0
9 Jasa / dll 119
Jumlah 14.504
Sumber : Kantor Kelurahan Muara Rapak Tahun 2018
c. Sarana dan Prasarana Wilayah Kerja Puskesmas Muara Rapak
Tabel 3.6 Sarana Pendidikan

No Jenis Sekolah Muara Rapak


1 Taman Kanak-kanak 18
2 Sekolah Dasar/ MI 9
3 SLTP/ Sederajat 3
4 SLTA/ Sederajat 0
5 Perguruan Tinggi 0
6 Lembaga Pendidikan Agama 2
7 Tempat Penitipan Anak 0
Jumlah 32
Sumber : Kantor Kelurahan Muara Rapak Tahun 2018
Tabel 3.7 Sarana Tempat Ibadah
No Jenis Tempat Ibadah Jumlah
1 Mesjid 6
2 Langgar/Surau/Mushola 11
3 Gereja Kristen 1
4 Gereja Katholik 0
5 Vihara 0
6 Pura 0
Jumlah 17
Sumber : Kantor Kelurahan Muara Rapak Tahun 2018
Tabel 3.8 Sarana Kesehatan

No Sarana Kesehatan Muara Rapak


1. Rumah Sakit Umum 0
2. Puskesmas 1
3. Puskesmas Pembantu 0
4. Puskesdes 0
5. Poliklinik/ Balai Pengobatan 0
6. Apotek 0
7. Posyandu 86
8. Toko Obat 0
9. Tempat Praktek Dokter 0
Jumlah 87
Sumber : Kantor Kelurahan Muara Rapak Tahun 2018
d. Peran Serta Masyarakat
Tabel 3.9 Peran Serta Masyarakat
Uraian Jumlah
No
1 PHBS
a. Tatanan Rumah Tangga
- Yang ber-PHBS 78 %
b. Tatanan TTU
- Memenuhi syarat 80
- Tidak memenuhi syarat 0
c. Sekolah / Tempat Pendidikan
- Memenuhi syarat 80
- Tidak memenuhi syarat 0
d. Kantor
- Memenuhi syarat 80
- Tidak memenuhi syarat 0
e. Institusi Kesehatan
- Memenuhi syarat 100
- Tidak memenuhi syarat 0
2 Posyandu 86
a. Pratama 9
b. Madya 32
c. Purnama 24
d. Mandiri 21
3 Kader Posyandu
a. Jumlah Kader 176
b. Jumlah Kader Aktif 151

4 Usaha Kesehatan Kerja (UKK)


a. Jumlah 2
b. Yang melaksanakan UKK 2
5 UKS
a. Jumlah 13
b. Yang melaksanakan UKS 13

c. Warung Sehat 11
d. Jamban Sehat 13
e. Air Bersih 13
f. Dokter Kecil 9
g. PMR 2
6 Penyelenggara Pembiayaan Kesehatan
a. Dana Sehat 0
b. Lain-lain 0
7 Peserta Pembiayaan Kesehatan
a. JPKM ( Jamkesda ) 0
b. Dana Sehat 0
c. BPJS 12577
d. Astek 0
e. Lain-lain 9816
8 Jumlah pabrik 0
Jumlah pabrik dengan poliklinik 2
9 Jumlah kelompok tani 0
Jumlah kelompok tani dengan pos UKK 2
Jumlah kader 0

10 Jumlah kelompok nelayan 0


Jumlah kelompok nelayan dengan pos UKK 0
Jumlah kader 0
11 Jumlah kelompok pengrajin 0
Jumlah kelompok pengrajin dengan pos UKK 0
Jumlah kader 0

12 Jumlah kelompok lainnya


Jumlah kelompok lainnya dengan pos UKK 0
Jumlah kader 0
13 UKK
a. Pratama 0
0
b. Madya
c. Purnama 0
d. Mandiri 0
Dasa Wisma
14
a. Aktif 0
b. Tidak Aktif 0
c. Jumlah kader Aktif 0
d. Jumlah kader tidak Aktif 0
15 Pos Obat Desa (POD)
a. Pratama 0
b. Madya 0
c. Purnama 0

d. Mandiri 0
16 Pos Pesantren
a. Pratama 0
b. Madya 0
c. Purnama 0
d. Mandiri 0
17 TOGA
a. Pratama 32

b. Madya 0
c. Purnama 6
d. Mandiri 0
18 Dana Sehat
a. Pratama 0
b. Madya 0
c. Purnama 0
d. Mandiri 0
19 Pramuka SBH
a. Pratama 0
b. Madya 0
c. Purnama 0
d. Mandiri 0
20 BATRA
a. Akupunktur 0
b. Tabib 0
c. Shinse 0
d. Tusuk jari 0
e. Patah Tulang 0
f. Jamu Gendong 0
g. Panti pijat/ urut 7
h. Pendekatan Agama 0
i. Ramuan 0
j. Paranormal 0
k. Tenaga Dalam 0

Sumber : Puskesmas Muara Rapak Tahun 2018

e. Data Khusus
Tabel 3.10 Daftar urut 10 penyakit terbesar

Tahun
No. Nama Penyakit
2018
1. Infeksi Saluran Pernafasan Akut (common cold) (J 00) 2280
2. Hipertensi Primer (I 10) 2744
3. Infeksi Akut Lain pd Sal Napas 2280
4. Penyakit Pulpa & Jaringan Perapikal 1333
5. Diabetes Mellitus (E11) 1206
6. Dyspepsia (K 30) 1184
7. Tonsilitis (J03) Myalgia 1104
8. Pharingitis (J 02) 978
9. Arthritis Tidak Spesifik 749
10. Diare / Gastroenteritis non specifik(A 09) 561

B. Pengkajian M1-M5
1. Man (M1)/Sumber Daya Manusia
Tabel 3.11 Ketenagaan
Ketenagaan
No Jumlah Jabatan di Unit Kerja
Kategori Nama
1 Medis  
  Dokter Umum 2 Pel. Dokter Umum
Dokter Gigi 1 Pelaksana Dokter Gigi
   
       
2 Farmasi S1 Farmasi 0 Apoteker
    DIII Farmasi 0 -
    Ass Apoteker 1 Pelaksana Asisten Apoteker
         
3 Gizi DI Gizi 1 Nutrision
   
S1
4 Keperawatan Keperawatan 1 Kepala Puskesmas
    DIII Perawat 3 Pelaksana Keperawatan
    DIII Bidan 3 Pelaksana Kebidanan
    Bidan (D.I) 0 Pelaksana Kebidanan
    SPRG 1 Pelaksana Keperawatan Gigi
         
5 Kes Masy S1 Kesehatan
Masyarakat 1 Ka Tata Usaha
DIII
Kesehatan
    Masyarakat 0 -
         
6 Sanitasi DIII Sanitasi 0 Pelaksana sanitasi
         
7 Tehnisi Medis Analis Lab 1 Pelaksana Lab
         
8 Lain-Lain SMK 2 Pramu Kantor
SMA/SMPP 2 Driver, Adsministrasi
    SMP 0
   
Jumlah 21  
Jumlah tenaga kesehatan yang berada di Puskesmas Muara Rapak, tidak
cukup mendukung untuk terlaksananya pelayanan kesehatan di wilayah Kelurahan
Muara Rapak yang berpenduduk sekitar 5466 jiwa.

2. Material (M2)/Sarana dan Prasarana


Puskesmas Muara Rapak merupakan unit pelayanan kesahatan yang melayani :
a. Unit Rawat Darurat 24 Jam
b. Poli Umum
c. Poli Kesehatan Ibu dan Anak dan KB
d. Poli Anak
e. Poli Gigi
f. Poli Giz
g. Laboratorium
h. Kesehatan Lingkungan
i. Rawat Inap
Kekuatan dasar hukum yang dimiliki puskesmas didukung sarana dan
prasarana di Puskesmas Muara Rapak sudah cukup memadai, tinggal
mengupayakan managemen pengelolaan sarana dan prasarana yang ada guna
memberikan pelayanan kesahatan yang optimal pada masyarakat. Dan saat ini
Puskesmas Muara Rapak statusnya sudah terakreditasi dasar.
Audit Internal setelah lulus akreditasi dasar Puskesmas, belum berjalan
maksimal, hal ini dikarenakan banyaknya program Puskesmas yang harus
dilakukan dan waktu yang belum memungkinkan untuk pelaksanaan.
Gambar 3.1 Denah PUSKESMAS Muara Rapak

3. Metode (M3)
Tabel 3.12 Pencapaian SPM UKM PUSKESMAS Muara Rapak Tahun 2018
Target Target
No. Indikator Pencapaian Kinerja
(%) (%)
1 Pelayanan kesehatan ibu hamil 89.2 100
2 Pelayanan kesehatan ibu bersalin 93.3 100
3 Pelayanan kesehatan bayi baru lahir 123.7 100
4 Pelayanan kesehatan balita 109.9 100
5 Pelayanan kesehatan pada usia pendidikan dasar 100 100
6 Pelayanan kesehatan pada usia produktif 85.4 100
7 Pelayanan kesehatan pada usia lanjut 117.5 100
8 Pelayanan kesehatan penderita HT 76.1 100
9 Pelayanan kesehatan penderita DM 83.4 100
Pelayanan kesehatan orang dnegan gangguan jiwa
10 106.2 100
(ODGJ)
11 Pelayanan kesehatan orang dengan TB 98.8 100
12 Pelayanan kesehatan orang dengan risiko terinfeksi HIV 85.7 100

a. Program promosi kesehatan yang saat ini dijalankan puskesmas:


1) Pengkajian dan intervensi PHBS pada rumah tangga dan institusi.
2) Penyuluhan Kesehatan
Program promosi kesehatan yang tidak dijalankan Puskesmas : semua
program promosi kesehatan dikerjakan oleh petugas, namun tidak semua
target tercapai antara lain PHBS (25,57 %), Posyandu Purnama yang
terbentuk (46,15%),tempat kerja yang melaksanakan PHBS (25%).
Kendala program promosi kesehatan : mayoritas penduduk wilayah
Puskesmas Muara Rapak memiliki status ekonomi menengah ke bawah
dan jumlah tenaga yang bertugas tidak sebanding dengan jumlah wilayah
yang luas mencangkup 85 RT dan 31.165 penduduk.
b. Pembinaan Kesehatan di Sekolah
Untuk saat ini tidak ada program kunjungan di institusi sekolah baik TK
maupun SD dikarenakan terbatasnya petugas sehingga banyak beban kerja
dan tanggung jawab yang tidak sesuai dengan banyaknya cakupan siswa
dalam satu wilayah
c. Upaya Perbaikan Gizi
Karena kurangnya kesadaran masyarakat menggunakan garam beryodium
serta pendidikan dan sosial ekonomi yang rendah menyebabkan masih
banyaknya masyarakat yang masih mengkonsumsi garam mentah, termasuk
wilayah pesisir dan kurang mengerti masalah gizi terutama pada balita.
Peningkatan mutu pelayanan dengan mengupayakan cakupan data untuk
mendapatkan gambaran tentang pola konsumsi pemberian kapsul iodium.
d. Pengobatan
Kunjungan rawat jalan rata-rata 65,7 dari total warga dalam cakupan
pelayanan yang dilayani di balai pengobatan dengan 2 dokter umum dan 4
tenaga perawat dengan berbagai kasus baik kasus gawat darurat maupun
kasus umum bahkan kasus menular pun dilayani di balai pengobatan.
Pemeriksaan laboratorium sederhana yang dikerjakan di Puskesmas
Muara rapak masih belum maksimal karena dengan banyaknya pasien yang
diperiksa dengan 1 orang analis kesehatan sehingga kurang maksimal juga
untuk hasilnya.
e. Pelayanan KB serta Kesehatan Ibu dan Anak
1) Kontrasepsi

Di Puskesmas Muara Rapak dari empat jenis kontrasepsi yang ada ,


metode suntik yang paling banyak pesertanya, disusul pil KB, IUD dan
yang terakhir adalah metode susuk.
4. Money (M4)
Sumber keuangan PUSKESMAS Muara Rapak diantaranya :
a. Dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)
b. Dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Nasional (APBN)
c. Dana askeskin
d. Dana bantuan lintas sektor maupun LSM
Penggunaan sumber dana :
1. Pembayaran gaji pegawai yang dikoordinir oleh dinas kesehatan
2. Pembayaran jasa medis pelayanan masyarakat miskin
3. Perbaikan dan pembangunan gedung
4. Pengadaan alat dan bahan habis pakai, obat, dan alat kesehatan oleh Dinas
Kesehatan Kota
5. Kegiatan masing-masing program

5. Market (M5)
Puskesmas Muara Rapak merupakan Puskesmas pendidikan yang dipakai
praktek mahasiswa keperawatan, kebidanan dan kesehatan masyarakat.
Berdasarkan hasil wawancara pada dua pegawai Puskesmas Muara Rapak,
bahwa Puskesmas Muara Rapak sudah pernah dilakukan penilaian mutu
pelayanan berdasarkan IKM (Index Kepuasan Masyarakat) oleh tim audit pemkot
Balikpapan dan LITBANG Propinsi Kaltim, yang dapat diartikan bahwa Mutu
Layanan Puskesmas Muara Rapak diperhitungkan dalam peningkatan kesehatan
masyarakat di wilayah Kelurahan Muara Rapak dan sekitarnya.
BAB IV
ANALISA SWOT

A. Analisa SWOT dan Peta Kekuatan PUSKESMAS Muara Rapak


Berdasarkan hasil pengkajian manajemen PUSKESMAS di PUSKESMAS Muara
Rapak, maka selanjutnya dilakukan analisis lingkungan eksternal (SW) dan internal
(OT) untuk kemudian dilakukan analisis IE (Internal Eksternal) Matrix yang bertujuan
mengetahui posisi manajemen PUSKESMAS berdasarkan analisis situasi yang ada
sehingga dapat disusun strategi melalui The Input Stage. Secara jelas analisis SWOT
yang akan ditampilkan sebagai berikut :
1. Matriks IFE
Tabel 4.1 Internal Factor Evaluation (IFE) PUSKESMAS Muara Rapak
No Critical Success Factor Bobot Rating Skor
Kekuatan ( Strength )
1 Pengelolaan keuangan BLUD 0,03 4 0,12
2 Gedung PUSKESMAS 0,12 4 0,48
3 Akses mudah dijangkau 0,05 3 0,15
4 Adanya komitmen yang kuat dari petugas
0,1 3 0,3
dalam pelayanan kesehatan
5 Adanya sistem manajemen mutu di 0,8
0,2 4
PUSKESMAS
Total 1 3,45
Kelemahan ( Weakness )
1 Jumlah petugas yang dibutuhkan kurang
0,01 2 0,02
dari jumlah pasien
2 Pemeliharaan sarana dan prasarana kurang,
0,08 4 0,32
khususnya kalibrasi alat
3 Belum ada IPAL yang benar (hanya dalam
0,04 3 0,08
bentuk septictank)
4 Belum adanya analisa beban kerja pegawai 0,04 3 0,12
5 Lahan parkir tidak memadai 0,03 3 0,09
6 Ruang tunggu tidak memadai 0,08 4 0,32
Total 1 3.53
S-W 3.45 – 3.12 = - 0.33

2. Matriks EFE
Tabel 4.1 External Factor Evaluation (IFE) PUSKESMAS Muara Rapak
No Critical Success Factor Bobot Rating Skor
Peluang ( Opportunities )
1 Adanya landasan hukum yang kuat 0,13 3 0.39
2 Adanya dukungan dari Dinas Kesehatan dan
0.17 4 0.68
Pemerintah Kota
3 Peran serta masyarakat cukup tinggi 0,17 4 0.68
4 Subsidi anggaran pemerintah kota untuk
0.18 4 0.72
pelayanan kesehatan
5 Ada dana BOK untuk pencapaian SDG’s 0.17 4 0.68
6 Kerjasama lintas sektor cukup baik
8 Kerjasama dengan BPJS
Total 1 3.87
Ancaman ( Threats)
1 Jumlah penduduk Balikpapan cenderung
meningkat sehingga kebutuhan pelayanan 0.31 3 0.93
kesehatan juga meningkat
2 Mobilitas tinggi dan pemukiman padat
0.35 4 1.4
penduduk
3 Daerah endemis DBD 0.34 4 1.4
4 PHBS masyarakat masih kurang
5 Peraturan BPJS No. 2 tahun 2015 tentang
penurunan kapitasi dari Rp. 6.000 menjadi Rp.
3.500 untuk FKTP yang bukan 24 jam
6 Penyakit tidak menular meningkat seperti
Hipertensi dan DM
Total 1
O-T 1.87 – 3.73 = 0.14

3. Peta Kekuatan Manajemen PUSKESMAS Muara Rapak Balikpapan


Setelah faktor internal dan eksternal manajemen PUSKESMAS diketahui
dan diskoring maka selanjutnya ditentukan peta kekuatan organisasi seperti terlihat
pada diagram 1 berikut ini :

Anda mungkin juga menyukai