Anda di halaman 1dari 1

Kondisi Umum

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April hingga Juli 2017. Penelitian dilakuan di Kecamatan
Darmaraja Kabupaten Sumedang. Percoban dilakukan pada lokasi yang sama pada tiga petak yang
berbeda. Percobaan dilakukan terhadap dua varietas padi yakni IPB 3S dan Ciherang. Benih padi disemai
selama 19 hari. Pada hari ke 14 setelah sebar bibit padi pada persemaian tertimbun oleh sampah yang
meluap dari saluran air.

Bibit mulai dipindah tanam pada umur 19 hari setelah tanam. Bibit ditanam sebanyak 3 bibit per lubang
tanam. Pada 1 minggu setelah tanam (MST) bibt tumbuh seragam dan tumbuh normal. Pemupukan
dasar pertama dilakukan pada 1 MST dengan dosis yang telah ditentukan.

Tanaman mulai menunjukan gejala penysakit hawar daun pada 2 MST. Hawar daun padi pada umur 1-2
MST disebabkan oleh patoogen Xanthomonas campestris pv. Oryzae. Hawar daun mulai terlihat
semakin banyak pada 4 MST. Gejala yang ditimbulkan yakni daun mengering dari ujung /pinggir daun
menuju pangkal daun. Selain itu, pada 4 MST beberapa tanaman padi terserang hama keong mas
(Pomacea canaliculata Lamarck). Pengendalian hanhya dilakukan secara manual karena hanya
sebagian kecil dari populasi tanman padi yang terserang hama keong mas.
Hama lain yang banyak menyerang yaitu penggerek batang padi putih (Scirpophaga
innotata Wlk.). penggerek batang padi menyerang pada masa vegetatif dan generativ. Telur
penggerek batang padi mulai terlihat pada 4 MST. Larva penggerek batang padi mulai menyerang
pada 5 MST. Serangan penggerek batang padi menyebabkan anakan padi mati. Selain itu, hama
penggerek batang padi menyerang pada saat fase generatif sehingga malai padi hampa dan
berwarna keputih-putihan (beluk).

Jenis gulma yang terdapat pada areal sawah terdiri dari gulma rumput, daun lebar, dan teki.
Pengendalian gulma dilakukan secara manual pada areal pertanaman padi sawah saat tanaman
berumur 2 dan 7 MST. Tidak dilakukan pengendalian secara kimiawi pada saat pertanaman padi.

Anda mungkin juga menyukai