Anda di halaman 1dari 15

LEMBAR KERJA 5

MENULIS PROPOSAL PENELITIAN


DOLMEN PTK TAHUN 2020

Nama Guru Mata Pelajaran : Asep Sunandar


Nama Sekolah : SMK N 7 Kendal
Mata pelajaran : Produktif TKJ
Kelas : XI TKJ
Program Keahlian : Teknik Komputer dan Jaringan

1. Berdasarkan LK 1 – 4 susunlah proposal PTK Bapak Ibu dengan Kerangka


sebagai berikut!

Penerapan model discovery learning berbantuan media pembelajaran


interaktif untuk meningkatkan motivasi dan kreativitas, materi routing
siswa kelas XI TKJ di SMKN 7 Kendal Tahun pelajaran 2020/2021

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional menyebutkan, bahwa pendidkan nasional
berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdasakan
kehidupan bangsa. Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demrokatis serta bertanggung jawab (Republik Indonesia, 2003:4).
Pendidikan di masa sekarang merupakan salah satu penentu
kemajuan suatu negara. Konsep pendidikan terasa semakin penting
ketika seseorang harus memasuki kehidupan di masyarakat dan dunia
kerja, karena yang bersangkutan harus mampu menerapkan yang
telah dipelajari di sekolah untuk menghadapi problema dalam
kehidupan sehari-hari (Trianto, 2009:2).
Mendidik adalah memanusiakan manusia. Dengan demikian,
secara mendasar dalam proses pendidikan, guru itu bukan hanya
berperan sebagai “pengajar” yang transfer of knowledge tetapi juga
“pendidik” yang transfer of values. Ia bukan saja pembawa ilmu
pengetahuan, akan tetapi juga menjadi contoh seorang pribadi
manusia (Sardiman, 2009: 138). Mencerdaskan anak bangsa adalah
tugas mulia seorang guru. Tidak hanya dibekali pendidikan, akan

1
tetapi seorang guru juga membekali akhlak yang baik, dimulai dari diri
sendiri yaitu menjadi guru yang patut dijadikan contoh oleh para
muridnya. Dengan demikian peserta didik menjadi terarah dan tahu
apa yang seharusnya mereka lakukan sebagai peserta didik. Arti
peserta didik oleh seorang guru adalah seperti anak mereka sendiri.
Peserta didik masih perlu dibimbing untuk mendapatkan kualitas
pendidikan yang baik.
Pendidikan dan pembelajaran adalah suatu proses yang sadar
tujuan. Maksudnya, tidak lain bahwa kegiatan belajar mengajar
merupakan suatu peristiwa yang terikat, terarah pada tujuan dan
dilaksanakan untuk mencapai tujuan (Sardiman, 2009:57). Dalam
proses belajar mengajar tentunya ada tenaga pengajar (guru) dan
peserta didik. Untuk mencapai tujuan belajar maka diharapkan antara
guru dan peserta didik terdapat interaksi yang baik. Peran dan cara
mengajar guru sangatlah berpengaruh terhadap interakasi belajar
mengajar serta hasil belajar peserta didik. Dalam hal ini, guru dituntut
untuk berperan aktif mengantarkan peserta didik-peserta didiknya
menuju tujuan pendidikan dan bertanggung jawab memberikan
pengarahan supaya peserta didik memperoleh pemahaman sehingga
hasil belajar sesuai dengan yang dicita-citakan.
Tercapainya tujuan dalam pembelajaran dan memperoleh hasil
belajar yang optimal, maka seorang guru perlu memperhatikan metode
yang hendak digunakan dalam proses belajar mengajar, karena pada
dasarnya metode yang digunakan oleh seorang guru akan
mempengaruhi hasil belajar peserta didik.
Terdapat berbagai macam metode dalam pembelajaran, namun
perlu diingat bahwa tidak ada metode pembelajaran yang paling tepat
dalam segala situasi dan kondisi sehingga sebelum mengajar
hendaknya memperhatikan kondisi peserta didik, materi yang akan
diajarkan, fasilitas yang tersedia, dan kondisi guru itu sendiri. Namun
dalam praktiknya, menurut Arends, sebagaimana dikutip oleh Trianto
(2009:7) guru selalu menuntut peserta didik untuk belajar dan jarang
memberikan pelajaran tentang bagimana untuk belajar, guru juga
menuntut peserta didik untuk menyelesaikan masalah, tapi jarang
mengajarkan bagaiamana peserta didik seharusnya menyelesaikan
masalah. Dalam kegiatan belajar mengajar, keaktifan peserta didik
sangat diperlukan karena suasana kelas yang aktif dan kondusif dapat
meningkatkan kemampuan peserta didik dalam berpikir secara
sistematis, dan memperluas wawasan.

2
Hasil pengamatan di SMK Negeri 7 Kendal, banyak peserta
didik kurang mampu menyerap informasi pembelajaran yang diberikan
guru pada pembelajaran Produktif TKJ . Mereka cenderung belum
mampu menguasai materi Produktif TKJ , dikarenakan metode
pembelajaran yang digunakan lebih terfokus praktikum peserta didik
berdasarkan modul. Sehingga sebagian besar peserta didik kurang
bisa memahami apa kesimpulan yang di dapat dari modul. Hal ini juga
dapat dilihat dari tingkat pencapaian peserta didik yang masih ada
beberapa yang dibawah KBM (Ketuntasan Belajar Minimal) yang
ditetapkan yaitu 78.
Ada berbagai macam metode dalam pembelajaran yang dapat
diterapkan, antara lain Jigsaw, STAD (Student Teams Achievement
Division), TGT (Teams Game Tournament), NHT (Numbered Head
Together), TAI (Team Assisted Individualy), Reciprocal Teaching,
Discovery Learning, dan sebagainya. Metode apapun bisa digunakan
dalam proses pembelajaran, asalkan dapat mencapai tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan.
Dari pemaparan di atas, dibutuhkan satu pembelajaran khusus
mengenai pembelajaran Produktif TKJ . Pembelajaran khusus ini
merupakan pembelajaran terbimbing, dengan metode pembelajaran
Discovery Learning.
Metode pembelajaran Discovery Learning telah banyak
diterapkan dalam penelitian (Khaiyali (2013), Lingli & Wannaruk
(2010), Mahardika (2013), Qirana dkk (2012), dan Khotijah (2013)).
Hasil dalam penelitian mereka menunjukkan adanya peningkatan hasil
belajar peserta didik setelah metode Discovery Learning diterapkan.
Metode pembelajaran Discovery Learnings ini dipilih karena
akan menjadikan peserta didik lebih aktif dan memberikan peserta
didik pengalaman belajar yang tinggi. Di samping itu, peserta didik
akan mendapatkan bimbingan dari guru secara bertahap, melihat
bahwa peserta didik kurang mendapakan pelatihan sebelumnya,
sehingga setiap peserta didik memahami pembelajaran yang diberikan
dan mendapatkan hasil pembelajaran yang maksimal.
Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti mengambil
judul penelitian tindakan kelas :
“Penerapan model discovery learning berbantuan media
pembelajaran interaktif untuk meningkatkan motivasi dan
kreativitas, materi routing siswa kelas XI TKJ di SMKN 7 Kendal
Tahun pelajaran 2020/2021”.

3
B. Identifikasi masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas maka dapat
diidentifikasi permasalahan sebagai berikut :
1. Hasil ulangan harian peserta didik dalam mata pelajaran Produktif
Teknik Komputer dan Jaringan belum mencapai KBM atau ketuntasan
belajar hanya sekitar 78%.
2. Peserta didik kurang mampu menyerap informasi mata pelajaran
Produktif Teknik Komputer dan Jaringan kompetensi dasar Memahami
routing.
3. Kurangnya keaktifan peserta didik dalam mengikuti proses
pembelajaran mata pelajaran Produktif Teknik Komputer dan Jaringan
kompetensi dasar Memahami routing.

C. Rumusan Masalah
1. Apakah penerapan metode pembelajaran discovery learning dapat
memenuhi ketuntasan belajar minimal (KBM) pada mata pelajaran
Produktif TKJkelas XI TKJ SMK Negeri 7 Kendal?
2. Apakah ada peningkatan hasil belajar peserta didik kelas XI TKJ
SMK Negeri 7 Kendal pada mata pelajaran Produktif TKJ setelah
diterapkan metode pembelajaran Discovery Learning?

D. Tujuan Penelitian
Dari rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui :
1. penerapan metode pembelajaran Discovery Learning dalam
memenuhi KBM peserta didik kelas XI TKJ SMK Negeri 7 Kendal
pada mata pelajaran Produktif TKJ .
2. peningkatan pembelajaran dengan penerapan metode Discovery
Learning terhadap hasil belajar peserta didik kelas XI TKJ SMK
Negeri 7 Kendal dalam mata pelajaran Produktif TKJ .

E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain
sebagai berikut:
1. Manfaat teoritis
Penelitian ini diharapkan memperkaya khasanah ilmu
pengetahuan, khususnya pada aspek pembelajaran Produktif TKJ
dengan menggunakan metode pembelajaran Discovery Learning.
2. Manfaat Praktis

4
a. Manfaat Bagi Guru
Memperoleh suatu variasi dalam pembelajaran yang lebih
variatif yaitu peserta didik mampu belajar dalam suasana yang
menyenangkan. Sebagai metode pembelajaran baru untuk
mempermudah guru dalam proses belajar mengajar.
b. Manfaat Bagi Peserta Didik
Dengan menggunakan metode Discovery Learning
diharapkan dapat membantu peserta didik untuk mengikuti
pembelajaran dengan antusisas sehingga dapat meningkatkan
motivasi dan minat peserta didik dalam mempelajari Produktif
TKJ yang akan mempengaruhi hasil belajar peserta didik.
c. Manfaat Bagi Peneliti
Peneliti dapat memperoleh pengalaman langsung cara
memilih strategi pembelajaran, model dan media pembelajaran
yang tepat sehingga dimungkinkan mempunyai wawasan dan
pengalaman dalam mengelola kelas.
d. Manfaat Bagi Sekolah
Manfaat penelitian ini bagi sekolah diharapkan dapat
menambah refrensi bagi para guru dalam menggunakan
metode pembelajaran sehingga dapat dijadikan sebagai suatu
alternatif untuk meningkatkan pemahaman peserta didik
terhadap mata pelajaran.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR
A. KAJIAN PUSTAKA
1. . Hakikat Pembelajaran
a. Pengertian Pembelajaran
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, sebagaimana
dikutip oleh Thobroni & Mustofa (2011: 18) mendefinisikan kata
pembelajaran berasal dari kata ajar yang berarti petunjuk yang
diberikan kepada orang supaya diketahui atau diturut, sedangkan
pembelajaran berarti proses, cara, perbuatan menjadikan orang
atau makhluk hidup belajar.Selain itu, menurut Kimble dan
Garmezy, sebagaimana dikutip oleh Thobroni & Mustofa (2011:
18), pembelajaran adalah suatu perubahan perilaku yang relatif
tetap dan merupakan hasil praktik yang diulang-ulang.
Pembelajaran memiliki makna bahwa subjek belajar harus
dibelajarkan bukan diajarkan. Subjek belajar yang dimaksud

5
adalah peserta didik atau disebut juga pembelajar yang menjadi
pusat kegiatan belajar. Peserta didik sebagai subjek belajar
dituntut untuk aktif mencari, menemukan, menganalisis,
merumuskan, memecahkan masalah, dan menyimpulkan suatu
masalah. Menurut Trianto (2009:17), pembelajaran merupakan
interaksi dua arah dari seorang guru dan peserta didik, dimana
antara keduanya terjadi komunikasi (transfer) yang intens dan
terarah menuju pada suatu target yang telah ditetapkan
sebelumnya. Cara mengajar guru yang baik merupakan kunci dan
prasarat bagi peserta didik untuk dapat belajar dengan baik.
Menurut Rifa’i & Anni (2009: 192-193), beberapa teori
beajar mendeskripsikan pembelajaran sebagai berikut.
1) Usaha pendidik membentuk tingkah laku yang diinginkan
dengan menyediakan lingkungan, agar terjadi hubungan
stimulus (lingkungan) dengan tingkah laku peserta didik.
2) Cara pendidik memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk berfikir agar memahami apa yang dipelajari.
3) Memberikan kebiasaan kepada peserta didik untuk memilih
bahan pelajaran dan cara mempelajarinya sesuai dengan
minat dan kemampuannya.
Pembelajaran merupakan aspek kegiatan manusia yang
kompleks, yang tidak sepenuhnya dapat dijelaskan. Pembelajaran
secara simpel dapat diartikan sebagai produk interaksi
berkelanjutan antara pengembangan dan pengalaman hidup.
Dalam makna yang lebih kompleks pembelajaran hakikatnya
adalah usaha sadar dari seorang guru untuk membelajarkan
peserta didik nya (mengarahkan interaksi peserta didik dengan
sumber lainnya) dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan
(Trianto, 2009: 17).
Dari pendapat diatas dapat disintesiskan pembalajaran
adalah proses, cara, perbuatan menjadikan orang atau makhluk
hidup.

B. PENELITIAN YANG RELEVAN


. Terdapat beberapa penelitian yang membahas tentang
penerapan metode Discovery Learning dalam pembelajaran,
diantaranya yaitu penelitian yang dilakukan oleh Khaiyali (2013), Lingli
& Wannaruk (2010), Mahardika (2013), Qirana dkk (2012), dan
Khotijah (2013). Berikut uraian dari hasil penelitian-penelitian tersebut.

6
Pada tahun 2013, Khaiyali melakukan penelitian yang berjudul
“ESL Elementary Teachers’ Use of Children’s Picture Books to Initiate
Discovery Learning of Reading Comprehension Strategies”. Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk mengamati penggunaan buku
bergambar anak-anak yang menggunakan metode Discovery
Learning dengan startegi pemahaman bacaan. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pemahaman menggunakan starategi Discovery
Learning lebih tinggi dari pembelajaran lain dan praktek
noninstructional.
Selanjutnya, pada tahun 2010 Lingli & Utomo melakukan
penelitian yang berjudul “The Effects of Explicit and Implicit Instruction
in English Refusals”. Hasil dari penelitian yang didapat adalah model
Discovery Learning lebih baik dibandingkan Implicit Instruction dilihat
dari penerimaan informasi pemilihan strategi dan level formalitas bagi
peserta didik .
Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hasil tes prasiklus
peserta didik dari keseluruhan aspek memperoleh nilai rata-rata
sebesar 62,2. Pada siklus I, hasil tes peserta didik rata-rata sebesar
68,97. Pada siklus II nilai rata-rata sebesar 79,78, sehingga terjadi
peningkatan sebesar 10,79 atau 15,6%. Hasil tes siklus II tersebut
menunjukan bahwa seluruh peserta didik kelas VII I yang berjumlah
32 peserta didik dinyatakan tuntas. Adapun perilaku peserta didik
mengalami perubahan ke arah yang positif. Secara keseluruhan
perubahan tingkah laku peserta didik yang dinilai dari keaktifan dan
sikap peserta didik mengalami peningkatan ke arah yang lebih positif
yaitu sebesar 14,2 % dari 75,7% pada siklus I menjadi 86,5% .
Relevansi dari penelitian ini adalah sama-sama menggunakan metode
Discovery Learning. Adapun perbedaanya adalah Mahardhika
mengkaji tentang pembelajaran menulis, sedangkan penelitian ini
mengkaji mengenai pembelajaran Produktif TKJ ( Routing ).
Kemudian pada tahun 2013, Khotijah melakukan penelitian yang
berjudul “Meningkatkan Keterampilan dan Hasil Belajar dengan Model
Discovery Learning (pada Pokok Bahasan Penyimpanan Arsip Sistem
Nomor Kelas XI Administrasi Perkantoran SMK Muhammadiyah
Magelang)”. Hasil dari penelitiannya menunjukkan keterampilan
peserta didik saat menggunakan metode Discovery Learning lebih
baik dari sebelum menggunakan metode Discovery Learning. Rata-
rata hasil belajar peserta didik pratindakan yaitu 69,17, pada siklus I
meningkat menjadi 78,5, dan pada siklus II meningkat menjadi 89,3.

7
C. KERANGKA BERPIKIR
Kerangka pikir penelitian ini berupa input, proses, dan output. Input
dari penelitian ini yaitu guru belum optimal dalam penggunaan variabel
model pembelajaran yang dapat melatih siswa belajar secara mandiri
untuk menemukan suatu konsep ataupun prinsip. Penggunaan model
pembelajaran belum optimal , guru lebih mengutamakan pemberian
pengetahuan secara informatif saja dan kurang memberikan ruang yang
bebas bagi siswa untuk melkukan penyelidikan serta mengembangkan
cara berfikir objektif dan kritis analitis. Kurangnya pemerataan
kesempatan untuk menyampaikan pendapat mengakibatkan siswa yang
antusias menjadi berkurang, siswa juga kurang diberikan ruang untuk
mengemukakan gagasannya secara bebas dan tidak merangsang siswa
untuk memberikan jawaban yang beragam.
Hal menunjukkan bahwa dalam pembelajaran yang sesuai dengan
penelitian ini adalah dengan menggunakan modeldiscovery learning.
Model ini sangat menarik perhatian siswa sehingga menentukan
hubungan interaksi sosial yang sudah dimiliki anak dalam lingkungan
sehari-hari sertadapat meningkatkan hasil belajar siswa

BAB III
METODELOGI PENELITIAN

A. Setting Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SMK Negeri 7 Kendal yang berlokasi di
Jalan Raya Sukorejo-Bawang KM 7, Kecamatan Plantungan, Kabupaten
Kendal, Provinsi Jawa Tengah. Penelitian ini dilakukan di kelas XI TKJ
SMK Negeri 7 Kendal Tahun Pelajaran 2019/2020. Adapun waktu
pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan pada bulan Juni
s.d September 2020. Dengan rincian jadwal (Gant Chart) penelitian
tindakan kelas pada tabel 3.1, sebagai berikut :
Tabel 3.1. Jadwal (Gant Chart) Penelitian Tindakan Kelas
Bulan
Keteran
Agustu Septemb gan
Kegiatan Juni Juli
s er
Penelitian
2 3 1
1 2 8 16 17
9 0 5
1 Persiapan                  
Penelitian
  a Menyusun                  
proposal

8
penelitian
  b Menyiapkan                  
perangkat
pembelajar
an dan
instrumen
penelitian
  c Mengadaka                  
n simulasi
pelaksanaa
n tindakan
2 Pelaksanaan                  
Tindakan
  a Siklus I                  
    -                  
Perencanaa
n
    -                  
Pelaksanaa
n tindakan
    - Observasi                  
    - Refleksi                  
  b Siklus II                  
    -                  
Perencanaa
n
    -                  
Pelaksanaa
n tindakan
    - Observasi                  
    - Refleksi                  
3 Analisis Data                  
dan Pelaporan
  a Analisis                  
data
  b Menyusun                  
laporan

B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian tindakan kelas ini diterapkan pada peserta didik kelas
XI TKJ SMK N 7 Kendal Tahun Pelajaran 2019/2020 dengan jumlah
peserta didik 36 orang.

C. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah Kelas XI TKJ SMK Negeri
7 Kendal pada semester ganjil tahun pelajaran 2019/2020 yang
berjumlah 36 orang sebagai subjek penelitian.

D. Teknik dan Alat Pengumpul Data


Teknik pengumulan data yang dilakukan antara lain :
1. Observasi
Observasi ini digunakan untuk mengumpulkan data peningkatan

9
hasil belajar peserta didik selama pembelajaran Produktif TKJ
( Routing ) berlangsung dengan menggunakan metode Discovery
Learning.
2. Tes
Peneliti menggunakan metode tes untuk mengukur hasil belajar
peserta didik Kelas X TBSM SMK Negeri 7 Kendal pada ranah kognitif
pada saat pemberian tindakan.
3. Dokumentasi
Dokumentasi digunakan untuk mengetahui data peserta didik.
Dokumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data awal peserta
didik yang berupa nama peserta didik dan silabus untuk acuan
pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
4. Catatan di lapangan
Catatan lapangan digunakan untuk meneliti kegiatan pembelajaran
dari awal hingga akhir pembelajaran. Catatan lapangan digunakan untuk
mengumpulkan data tentang situasi dan kondisi dikelas ketika proses
tindakan kelas.

E. Validasi Data
Penilaian ranah pengetahuan menggunakan bentuk tes uraian.
Instrumen penilaian hasil belajar ranah sikap dan ketrampilan berupa
lembar observasi. Instrumen yang digunakan harus diuji terlebih dahulu.
1. Tes Formatif (Pengetahuan)
a. Uji validitas
Uji validitas instrumen tes formatif menggunakan soal uraian
untuk mengukur kemampuan peserta didik yang dilihat dari hasil
belajar pada ranah pengetahuan. Instrumen soal uraian untuk
mengukur hasil belajar ranah pengetahuan (kognitif) tersebut harus
valid. Tahap awal dalam pengujian validitas data yaitu setelah
dilakukan pengujian validitas isi dan kontruk dilanjutkan dengan uji
coba instrumen. Penelitian menggunakan responden sebanyak 36
peserta didik dari kelas XI TKJ SMK Negeri 7 Kendal pada semester
gasal tahun pelajaran 2018/2019. Uji coba instrumen penelitian
untuk mengukur validitas instrumen yang berbentuk soal uraian.

Untuk menghitung validitas butir soal tes uraian digunakan


rumus korelasi Product Moment sebagaimana yang dikemukakan
oleh Suharsini Arikunto (2006:274) sebagai berikut :

10
N ∑ XY −(∑ X )(∑ Y )
ryx =
√[N ∑ X 2¿ −( ∑ x )2 ]¿ ¿ ¿
Keterangan :
ryx = Koefisien validitas
N = jumlah responde/banyak peserta didik
X = hasil pengukuran tes yang ditentukan validitasnya
Y = kriteria yang dipakai
∑X = banyak Sekor item
∑Y = banyak Sekor total
Berdasarkan rumus tersebut jika thitung > ttabel atau Sig < α=
0,05 (95% taraf kepercayaan karena dipengaruhi oleh sampel
penelitian dan subjek benda hidup), maka butir soal valid, jika t hitung <
ttabel atau Sig > α= 0,05, maka butir soal tidak valid.
b. Uji Daya Beda Instrumen
Soal yang baik mempunyai kemampuan untuk membedakan
antara peserta didik yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan
peserta didik yang tidak pandai (berkemampuan rendah). Soal yang
bisa dijawab anak pandai dan tidak pandai berarti tidak baik, karena
tidak mempunyai daya pembeda.
Rumus untuk menentukan daya beda soal adalah sebagai
berikut:
BA BB
D= - = PA - P B
J A JB
Dimana :
JA = jumlah peserta kelompok atas
JB = jumlah peserta kelompok besar
BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal
dengan benar
Ba
Bb = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal
Jb
dengan benar
PA = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar( ingat,
P sebagai indeks kesukaran)
PB = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
Klasifikasi daya pembeda soal:
1) 0.00<D≤0.20, maka soal mempunyai daya pembeda jelek
2) 0.20<D≤0.40, maka soal mempunyai daya pembeda cukup
3) 0.40<D≤0.70, maka soal mempunyai daya pembeda baik
4) 0.70<D≤1,00, maka soal mempunyai daya pembeda baik sekali
c. Uji Tingkat Kesukaran Soal

11
Soal yang baik memiliki taraf kesukaran sedang, yang tidak
terlalu sukar dan tidak terlalu mudah. Rentang indeks kesukaran
yaitu antara 0-1, soal dengan nilai indeks kesukaran 0 menunjukkan
soal itu terlalu sukar, sedangkan soal dengan nilai indeks 1
menunjukkan soal itu terlalu mudah.
Menguji tingkat kesukaran tiap soal digunakan rumus:
B
P=
Js
Dimana :
P : Indek kesukaran
B : Banyaknya peserta didik yang menjawab soal dengan benar.
J : Jumlah seluruh siwa peserta tes.
Kriteria derajat kesukaran:
Soal dengan 0,00<P≤0,30, soal dikatakan sukar
Soal dengan 0,30<P≤0,70, soal dikatakan sedang
Soal dengan 0,70<P≤1,00, soal dikatakan mudah

F. Analisis Data
Penelitian ini menggunakan analisis data deskriptif dengan
membandingkan hasil belajar peserta didik sebelum tindakan dengan hasil
belajar sesudah tindakan. Data yang dapat dihitung sebagai berikut :
1. Merekapitulasi nilai tes sebelum dilakukan tindakan dan nilai tes
diakhir siklus I dan siklus II.
2. Menghitung nilai rerata atau persentase hasil belajar pada siklus I
dan siklus II yang berfungsi untuk menghitung adanya peningkatan
hasil belajar. Dirumuskan dengan menghitung nilai rerata yaitu:

3. Menganalisis ketuntasan hasil belajar peserta didik menggunakan


rumus persentase ketuntasan klasikal. Rumusnya adalah sebagai
berikut:

12
G. Indikator Kinerja
Mulyasa (2009:105) menyatakan bahwa kualitas pembelajaran dan
pembentukan kompetensi peserta didik dapat dilihat dari segi proses dan
hasil. Dari segi proses, pembelajaran dan pembentukan kompetensi
dikatakan berhasil dan berkualitas apabila seluruhnya atau setidak-
tidaknya sebagian besar (75%) peserta didik terlibat secara aktif, baik
fisik, mental maupun sosial dalam proses pembelajaran, disamping
menunjukkan gairah belajar yang tinggi, nafsu belajar yang besar, dan
tumbuhnya rasa percaya diri. Sedangkan dari segi hasil, proses
pembelajaran dan pembentukan kompetensi dikatakan berhasil apabila
terjadi perubahan kompetensi dan perilaku yang positif pada diri peserta
didik seluruhnya atau setidak-tidaknya sebagian besar (75%). Jadi
penelitian bisa dikatakan berhasil apabila seluruh peserta didik atau
setidaknya sebagian besar peserta didik (75%) mengalami peningkatan
hasil belajar pada mata pelajaran Produktif TKJ

H. Rancangan Penelitian
1. Prosedur Penelitian Siklus I
a. Perencanaan
Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap perencanaan adalah :
1) Mempersiapkan materi tentang struktur kendali program.
2) Mempersiapkan dan menyusun rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) yang akan dilaksanakan dalam setiap
siklus.
3) Menyusun instrumen penelitian yang akan diuji kevalidannya.
4) Menyiapkan perangkat tes untuk mengukur kemampuan
peserta didik dalam pembelajaran Produktif TKJ ( Routing )
berupa lembar kerja peserta didik dan lembar penilaian hasil
belajar.

b. Tindakan

13
Kegiatan ini merupakan kegiatan yang dilakukan untuk
memperbaiki permasalahan yang ada pada subjek penelitian.
Pelaksanaan pembelajaran dilakukan dengan adanya tindakan
dalam hal ini adalah pelaksanaan pembelajaran dengan metode
discovery learning yang diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar
peserta didik . Dalam pelaksanaan tindakan pada penelitian ini
diterapkan dalam beberapa langkah yang meliputi tiga siklus.
Langkah-langkah yang ada pada setiap siklus telah dijabarkan dalam
rencana pembelajaran yang telah direncanakan sebelumnya.
c. Observasi
Observasi merupakan kegiatan pengamatan dan pengambilan
data untuk memantau sejauh mana efek tindakan yang dilakukan
terhadap peserta didik dapat berjalan secara efektif dan mencapai
tujuan yang dikehendaki serta menunjang pembelajaran yang
berlangsung kondusif. Observer melakukan pengamatan terhadap
tindakan yang dilakukan oleh peserta didik selama pembelajaran
berlangsung. Hal ini dilakukan untuk mengetahui respon yang
dihasilkan dari penelitian dengan menggunakan metode discovery
learning terhadap pembelajaran Produktif TKJ ( Routing ) dan
perangkat bergerak.
d. Refleksi
Refleksi adalah kegiatan mengulas secara kritis tentang
perubahan yang terjadi pada peserta didik, guru dan kondisi
pembelajaran di kelas. Data observasi yang diperoleh dianalisis dan
direfleksikan bersama untuk mengetahui perubahan yang terjadi
selama tindakan penerapan metode discovery learning. Hasil
analisis data yang dilaksanakan pada tahap ini digunakan sebagai
acuan perbaikan untuk melaksanakan siklus II.

2. Prosedur Penelitian Siklus II


Penelitian siklus II ini merupakan perbaikan dari kegiatan
pembelajaran pada siklus I. Langkah-langkah kegiatan penelitian
pada siklus II ini adalah sebagai berikut:
a. Perencanaan
Perencanaan dibuat berdasarkan refleksi pada siklus I yaitu
kekurangan yang perlu diperbaiki selama siklus I berlangsung.
Pada siklus ini, perbaikan masih dititik beratkan pada penerapan
metode discovery learning.

14
b. Tindakan
Tindakan pada siklus II dimulai dengan diskusi yang dilakukan
oleh guru dan peserta didik mengenai kesulitan-kesulitan yang
dihadapi saat proses pembelajaran berlangsung. Dalam siklus II
pelaksanaan pembelajaran merupakan wujud perbaikan dari
pelaksanaan tindakan siklus I. Langkah – langkah pembelajaran
yang dilakukan pada siklus II sama halnya dilakukan pada siklus I.
c. Observasi
Observasi dilakukan setelah pembelajaran berlangsung. Hal-
hal yang diamati dalam observasi siklus II ini yaitu: 1) antusias
peserta didik dalam mengikuti pembelajaran Produktif TKJ
( Routing ) dengan metode discovery learnings, 2) respon peserta
didik ketika menyimak, 3) respon peserta didik ketika diminta
untuk melakukan praktik.
d. Refleksi
Refleksi merupakan kegiatan mengulas secara kritis
perubahan yang terjadi pada peserta didik dan guru. Data
observasi yang diperoleh dianalisis dan direfleksikan bersama
untuk mengetahui perubahan yang terjadi selama tindakan
pembelajaran menggunakan metode discovery learning. Apabila
hasil yang didapat pada siklus II belum sesuai dengan apa yang
diharapkan, maka dapat dilakukan siklus berikutnya.

2. Tuliskan hasil plagiasi proposal bapak/ ibu dengan screenshoot hasilnya di


kolom berikut ! ( Boleh per bab boleh langsung 3 bab)

15

Anda mungkin juga menyukai