Acara 2 DPT
Acara 2 DPT
Disusun Oleh
Nama :
NIM :
Kelas :
Kelompok :
Co.Ass :
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN STIPER
YOGYAKARTA
2019
ACARA II. HUBUNGAN HAMA DAN PENYAKIT DENGAN TANAMAN
I. TUJUAN :
a. Mengenal bentuk kerusakan dan gejala serangan hama pada bagian tanaman
dan rnengetahui tipe alat mulut serta cara makan hama yang bersangkutan.
b. Mengenal cara pengukuran tingkat kerusakan tanaman, khususnya dengan
metode skoring.
II. DASAR TEORI :
Suatu tanaman dapat menjadi sumber pakan, tempat hinggap dan berlindung,
tempat bertelur, serta tempat aktivitas biologis lainnya. Hubungan antara hama dan
tanaman yang paling merugikan adalah dalam hal tanaman sebagai sumber pakan
bagi hama. Ada kecenderungan suatu jenis hama memilih tanaman sumber pakan.
Pemilihan dikenali dengan indera hama. Adanya pemilihan tanaman sumber akan
menimbulkan adanya kekhususan tanaman sumber pakan. Hama dapat
dikelompokkan menjadi tiga yaitu, hama monofaga, hama oligofaga, dan hama
polifaga. Hama monofaga yaitu hanya satu jenis tanarnan yang menjadi sumber
pakannya. Hama oligofaga memiliki arti beberapa jenis tanaman dapat menjadi
sumber pakannya, biasanya jenis tanaman tersebut mempunyai kekerabatan yang
dekat. Hama polifaga memiliki arti memiliki berbagai jenis tanaman sumber pakan
yang dapat berbeda familinya.
Hama yang menyerang tanaman dapat menimbulkan luka pada bagian
tanaman yang diserang serta menimbulkan kerusakan pada tanaman. Cara merusak
dan gejala kerusakan yang ditimbulkan oleh suatu jenis hama ditentukan oleh tipe alat
mulut dan cara pengambilan makanan oleh hama. Pada umumya suatu jenis hama
dapat menimbulkan suatu tanda atau gejala serangan yang khas.
Hama dapat merusak dengan cara yaitu hama pemakan, hama penggerek,
hama pengisap, hama penyebab pertumbuhan menyimpang, hama sebagai vector
penyakit.
Serangan hama dapat terjadi pada bagian tanaman yang dipanen, dapat juga
pada bagian lain yang dapat mempengaruhi daya produksi. Akibat serangan hama
sampai pada tingkat kerusakan tertentu mengakibatkan kehiangan hasil yang secara
ekonomik merugikan. Untuk mengukur kerusakan tanaman atau intensitas serangan
suatu hama ada dua cara yang dipakai yaitu dengan persentase dan dengan skoring.
Keduanya menghasilkan angka petunjuk kerusakan kuantitatif dan kua1itatif. Angka
persentase diperoleh dengan membandingkan tanaman atau bagian tanaman yang
menunjukkan gejala kerusakan dengan seluruh tanaman atau bagian tanaman yang
diamati dikalikan seratus persen. Rumusnya Pr = r/s x 100% dan I = a/n x 100 %.
Dalam perhitungan kerusakan dengan skoring terlebih dahulu harus
ditentukan nilai skore berdasar kriteria tertentu yang dapat disusun sendiri atau
berdasarkan kriteria yang telah berlaku sacara internasional (misal metode Zack
untuk pengukuran kerusakan akar oleh Nematoda paru akar). Seringkali susunan
skore didasarkan pada persentase kerusakan pada bagian tanaman.
III. PROSEDUR KERJA
A. Alat dan Bahan
Alat :
1. Penil
2. Lembar pengamatan
Bahan :
1. Tanaman kakao
2. Tanaman kelapa sawit
B. Cara Kerja
1. Pengenalan bentuk dan gejala serangan hama.
a. Amatilah bagian-bagian tanaman yang diserang oleh hama.
b. Amatilah gejala serangan pada bagian yang lain dari tanaman
yang bersangkutan.
c. Tentukanlah tipe alat mulut hama yang menyerangnya.
d. Gambarlah bahan tersebut dengan memberi keterangan
secukupnya mengenai gejala yang ditunjukkan.
2. Pengukuran tingkat kerusakan dengan skoring.
a. Tentukan kisaran nilai skore yang akan saudara pergunakan.
b. Amatilah satu pesatu contoh (sampel) tanaman/bagian tanaman
yang akan dinilai kemudian tentukan nilai skore untuk contoh
tersebut sesuai kriteria yang telah ditentukan.
IV. HASIL PENGAMATAN
A. Gejala Serangan
a. Gejala Serangan Hama Pada Tanaman Kakao
Nama Tanaman :
Keterangan
1. Bagian Terserang :
2. Tipe mulut :
3. Jenis hama :
4. Cara merusak :
b. Gejala Penyakit Abiotik Pada Tanaman Kelapa Sawit
Nama Tanaman :
Keterangan
1. Bagian Terserang :
2. Gejala Kahat :
3. Ciri-Ciri :