Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
1
Abu Ja'far Muhammad bin Jarir ath-thabari, Jami al-Bayan An Ta'wil ai al-Qur'an, Dar
al-Fikr, Bairut, Libanon, hlm. 3
2
M. Husain az-Dhahabi, al-Tafsir Wa al-Mufassirun, Dar al-Fikr, Beirut, t. th., hlm. 205
3
M. Hasbi ash-Shiddiqy, Ilmu-Ilmu al-Qur’an, Bulan Bintang, Jakarta, 1972, hlm. 41
4
Ya’qub al-Hamawy, Mu’jam al-Udaba, al-Halaby, Cairo, 1936, Jilid 1, hlm. 598
30
31
5
Abu Ja’far Muhammad bin Jarir ath-thabari, op. cit., hlm.3
6
Tim Penulis IAIN Syarif Hidayatullah, Ensiklopedi Islam Indonesia, Djambatan,
Jakarta, 1992, hlm. 362
7
M. Hasbi ash-Shiddieqy, Ilmu-ilmu Al-Qur'an, Bulan Bintang, Jakarta, 1972, hlm. 222
32
8
J. J.G. Jansen, Diskursus Tafsir al-Qur'an Modern, Terjemahan Hairussalim, Tiara
Wacana, Jakarta, 1997, hlm. 91
9
Abu Ja'far Muhammad bin Jarir ath-thabari, op. cit, hlm. 4
10
H. Salimuddin, Tafsir al-Jami'ah, Pustaka, Bandung, 1990, hlm. 135
33
Sunnah ? Beliau menjawab bahwa di antara semua tafsir yang ada pada
kita, tafsir Muhammad bin Jarir ath-thabari lah yang paling otentik.11
Kitab tafsir ath-thabari sangat luas dan ensiklopedis, isinya
sangat bervariasi dengan subyek pembahasan yang sangat kaya.
Seringkali hadits-hadits yang ia sebutkan saling kontradiktif dan
terkadang mengalami perulangan dan hanya berbeda dalam mata rantai
periwayatannya. Semua informasi yang diberikan ath-thabari diperoleh
secara berantai dari para periwayat, mata rantai ini dipelajari oleh Dr.
Horst yang menghitung ada 13.026 mata rantai yang berbeda dalam tiga
jilid tafsir ath-thabari, dua puluh satu dari 13. 026 ini termsuk
didalamnya 15. 700 dari 35.400 macam bentuk informasi hadits-hadits
yang menjadi jaminan bagi kebenaran atas berbagai mata rantai
peristiwa.12
Seorang pemikir kontemporer dari al-Jazair M. Arkoun dalam
buku Berbagai Pembacaan Qur'an mengatakan tafsir ath-thabari ini
telah mendapatkan kewenangan yang tiada tara baik di kalangan kaum
muslimin maupun di kalangan Islamolog. Ath-thabari telah
mengumpulkan dalam sebuah karya monumental yang terdiri dari tiga
puluh jilid, satu jumlah yang mengesankan dari Akhbar (sekaligus berita
cerita-cerita, tradisi-tradisi dan informasi-informasi) yang tersebar di
timur tengah yang bersuasana Islam selama tiga abad hijriyah. Dokumen
yang sangat penting bagi sejarah ini belum dijadikan obyek monografi
apapun yang mengakhiri gambaran mengenai ath-thabari sebagai mufasir
yang "rakus obyektif" dengan ketidakperduliaannya akan isi berita-berita
yang diriwayatkannya. Sesungguhnya ia telah menyeleksi dan mengatur
informasi-informasinya sesuai dengan sikap politik keagamaanya; ia
bermaksud mendamaikan kaum muslimin di atas faham zaidisme
moderat yang dinyatakan dengan satu usaha untuk mengabsahkan
11
Thameem Ushama, Metodologi Tafsir al-Qur'an, Terjemahan Hasan Basri dan
Amroeni, Rineka Cipta, Jakarta, 2000, hlm. 68
12
J. J. G, Jansen, op. cit, hlm. 91
34
13
M. Arkoun, Berbagai Pembacaan Qur'an, INIS, Jakarta, 1997, hlm. 93
14
Manna' Khalil al-Qaththan, Pembahasan Ilmu al-Qur'an, Terjemahan Halimuddin,
Rineka Cipta, Jakarta, 1995, hlm. 204
15
H. Salamuddin, op. cit, hlm. 136
16
J. J. G. Jansen, op. cit, hlm. 91-92
35
3. Karya-karya ath-Thabari
17
Manna’ Khalil al-Qaththan, Studi Ilmu al-Qur’an, PT. Pustaka Litera Antar Nusa,
Jakarta, 1994, hlm 526 – 527
18
Manna’ Khalil al-Qattan, op. cit., hlm, 526 – 527
19
Nashiruddin Baidan, op. cit., hlm. 32
20
Pesantren, No. 1/ Vol. III/1991
37
ﺡﺪﺛﻨﻰ ﻳﻌﻘﻮب ﻗﺎل ﺛﻨﺎ هﺸﻴﻢ ﻗﺎل اﺥﺒﺮﻥﺎ ﺥﺼﻴﻦ ﻋﻦ ﻋﻜﺮﻣﺔ وآﺎن ﺕﺤﺘﻪ
آﻨﺰﻟﻬﻤﺎ ﻗﺎل آﻨﺰ ﻣﺎل
Artinya:”ya’kub telah menceritakan kepadaku,dia berkata:saya telah
memuji hasyim,Ya’kub berkata Khusay telah mengabarkan
pada kami dari iqrimah dan ada harta benda simpanan bagi
mereka berdua,Iqrimah berkata:harta simpanan.
21
Al-Qur'an dan Terjemahnya, op.cit., hlm. 214
38
harta simpanan anak kedua yatim tersebut yang merupakan rahmat dari
Allah bagi anak yatim.22
Seorang pemikir kontemporer Aljazair Malik bin Nabi menilai
bahwa para ulama menafsirkan al-Qur'an dengan metode tahlily tidak
lain kecuali dalam rangka upaya mereka meletakkan dasar-dasar rasional
bagi pemahaman akan kemukjizatan al-Qur'an.23
22
at-Thabari, op.cit., hlm.268-269
23
M. Quraish Shihab, op. cit., hlm.86
24
Abd. Al-Hayy al-Farmawi, Metode Tafsir Maudhu'iy, PT. Raja Grafindo Persada,
Jakarta, 1996, hlm. 11
25
Yusuf Qardhawi, Al-Qur'an dan As-Sunnah, Terjemahan Bahruddin Fannani, Robbani
Press, Jakarta, 1997, hlm. 38
26
Manna’ Khalil al-Qattan, op. cit., hlm. 482 – 483
39
ن
ْ ﺥ ْﻴ ٌﺮ َوِإ َ ح َﻟ ُﻬ ْﻢ ٌ ﻞ ِإﺻْﻼ ْ ﻦ ا ْﻟ َﻴﺘَﺎﻣَﻰ ُﻗِﻋ َ ﻚ َ ﺴﺄَﻟﻮ َﻥ ْ ﺥ َﺮ ِة َو َﻳ ِ ﻓِﻲ اﻟ ﱡﺪ ْﻥﻴَﺎ وَاﻟْﺂ
ﻋ َﻨ َﺘ ُﻜ ْﻢ
ْ ﺢ َوَﻟ ْﻮ ﺷَﺎ َء اﻟﱠﻠ ُﻪ ﻻ
ِ ﺼِﻠ
ْ ﻦ ا ْﻟ ُﻤ
َ ﺴ َﺪ ِﻣ
ِ ﺥﻮَا ُﻥ ُﻜ ْﻢ وَاﻟﻠﱠ ُﻪ َﻳ ْﻌَﻠ ُﻢ ا ْﻟ ُﻤ ْﻔ
ْ ُﺕﺨَﺎِﻟﻄُﻮ ُه ْﻢ َﻓِﺈ
(220:ﺡﻜِﻴ ٌﻢ )اﻟﺒﻘﺮة َ ﻋﺰِﻳ ٌﺰ َ ن اﻟﱠﻠ َﻪ
ِإ ﱠ
Artinya : " Tentang dunia dan akhirat. Dan mereka bertanya kepadamu
tentang anak yatim, katakanlah: “Mengurus urusan mereka
secara patut adalah baik dan jika kamu menggauli mereka
maka mereka adalah saudaramu dan Allah mengetahui siapa
yang membuat kerusakan dari yang mengadakan perbaikan.
Dan Jika Allah menghendaki, niscaya Ia dapat
mendatangkan kesulitan kepadamu. Sesungguhnya Allah
Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana ”. (QS. al-Baqarah :
220 ) 27
ﻗـﺪ: اﺑﻦ زﻳﺪ ﻗـﺎل: أﺥـﺒـﺮ ﻥـﺎ اﺑﻦ و هـﺐ ﻗـﺎل:ﺡـﺪ ﺛـﻨﻰ ﻳﻮ ﻥـﺲ ﻗـﺎل
ﻳـﺨـﺎﻟﻂ اﻟﺮﺝـﻞ أﺥـﺎﻩ
Artinya : “ menceritakan kepada kami yunus, dari wahab dari riwayat
ibnu yazid berkata : Menceritakan kepada kami Ibn Abi
Ja'far dari ayahnya : Seorang laki-laki telah bekerja sama
dengan saudaranya “.28
27
Departemen Agama, op. cit., hlm. 63
28
Abu Ja’far Muhammad bin Jarir ath-thabari, Jami al-Bayan fi Tafsir al-Qur’an, Dar al-
Ma’rifah, Beirut, Libanon, t. th., hlm. 4
40
29
Departemen Agama RI, op. cit., hlm. 53
41
ﻃﻌَﺎ ِم
َ ﻋﻠَﻰ
َ ﺤﺾﱡ
ُ وَﻻ َﻳ. ﻚ اﱠﻟﺬِي َﻳ ُﺪعﱡ ا ْﻟ َﻴﺘِﻴ َﻢ
َ َﻓ َﺬِﻟ. ﻦِ ب ﺑِﺎﻟﺪﱢﻳ
ُ ﺖ اﱠﻟﺬِي ُﻳ َﻜﺬﱢ
َ َأ َرَأ ْﻳ
( 3 -1: )اﻟﻤﺎﻋﻮن.ﻦ ِ ﺴﻜِﻴ
ْ ا ْﻟ ِﻤ
30
Abu Ja'far Muhammad bin Jarir ath-thabari, op. cit., hlm. 380
42
Artinya : " Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama ?. itulah orang-
orang yang menghardik anak yatim. Dan tidak menganjurkan
memberi makan orang miskin". (Qs al-Maa'uun : 1-3 ) 31
31
Departemen Agama RI, op. cit., hlm. 1108
32
Abu Ja'far Muhammad bin Jarir ath-thabari, op. cit., hlm. 200 – 201
43
ﺡﺪ ﺛﻨﺎ اﺱﺒﺎط: ﺡﺪ ﺛﻨﺎ اﺡﻤﺪ ﺑﻦ اﻟﻤﻔﻀﻞ ﻗﺎ ل: ﺡﺪ ﺛﻨﻰ ﻣﺤﻤﺪ ﺑﻦ اﻟﺤﺴﻴﻦ ﻗﺎ ل
ﻋﻦ اﻟﺴﺮ ي و ﻻ ﺕﻘﺮ ﺑﻮا ﻣﺎل اﻟﻴﺘﻴﻢ اﻻ ﺑﺎ ﻟﺘﻲ هﻲ اﺡﺴﻦ ﻓﻠﻴﺜﻤﺮ ﻣﺎ ﻟﻪ
Artinya: “Muhammad bin Husain telah menceritakan padaku, telah berkata
Muhammad bin Husain: Ahmad bin mufadhol telah menceritakan
padaku, telah berkata Muhammad bin Husain Asbath telah
menceritakan padaku dari Asy-Suda”dan jnganlah kamu dekati
harta anak yatim, kecuali dengan cara yang baik. Kemudian
kembangkanlah oleh kamu harta anak yatim”
ن
ﺷﺪﱠ ُﻩ َوَأ ْوﻓُﻮا ﺑِﺎ ْﻟ َﻌ ْﻬ ِﺪ ِإ ﱠ
ُ ﺡﺘﱠﻰ َﻳ ْﺒُﻠ َﻎ َأ
َ ﻦ
ُﺴ
َﺡ
ْ ﻲ َأ
َ ل ا ْﻟ َﻴﺘِﻴ ِﻢ ِإﻟﱠﺎ ﺑِﺎﱠﻟﺘِﻲ ِه
َ وَﻻ َﺕ ْﻘ َﺮﺑُﻮا ﻣَﺎ
(34:ﻻ )اﻻﺱﺮاء ً ﺴﺆُو ْ ن َﻣ
َ ا ْﻟ َﻌ ْﻬ َﺪ آَﺎ
Artinya : " Dan janganlah kamu mendekati harta anak yatim kecuali dengan
cara yang lebih baik (bermanfaat ) sampai ia dewasa dan
penuhilah janji; sesungguhnya janji itu pasti diminta
pertanggungan jawabnya ". (Qs al-Isra : 34 ) 33
Allah memerintahkan dalam ayat ini agar tidak mendekati harta anak
yatim dengan memakan harta mereka secara berlebihan akan tetapi dekatilah
mereka (anak yatim) dengan perbuatan yang bagus dan baik dan persaudaran
dengan cara membaguskan mereka yang demikian itu, dengan mengusahakan
terhadap harta anak yatim agar dapat bertambah dan memberikan kebaikan.
Kotadah berkata tentang ayat )وﻻ ﺗﻘﺮﺑﻮا ﻣﺎل اﻟﻴﺘﻴﻢ إﻻ ﺑﺎﻟﺘﻲ هﻲ أﺣﺴﻦ ﺣﺘﻰ ﻳﺒﻠﻎ أﺷﺪﻩ
( وأوﻓﻮا ﺑﺎﻟﻌﻬﺪ إن اﻟﻌﻬﺪ آﺎن ﻣﺴﺌﻮﻻketika turun ayat ini para sahabat
mencampurkan harta mereka dengan harta anak yatim mereka
mencampuradukkan dengan anak yatim di dalam makanan mereka atau
memakan makanan mereka dan selainnya. Maka Allah menurunkan firman-
33
Departemen Agama RI, op. cit., hlm. 429
44
Nya : Dan jika kamu mencampuradukkan hartamu dengan harta anak yatim
maka mereka itu adalah saudara kamu, dan Allah Maha Mengetahui perkara
yang baik dari perkara yang buruk. maka anak yatim itu orang-orang yang
lemah meriwayatkan, Muhamad bin Abdul A'la menceritakan Muhamad bin
Tsur dan Mu'mar dari Qatadah tentang ayat ( ) وﻻ ﺗﻘﺮﺑﻮا ﻣﺎل اﻟﻴﺘﻴﻢada para
sahabat itu mencampuradukkan harta mereka dengan harta anak yatim dan
mereka tidak memberi makan sampai turun ayat ( وﻻ ﺗﻘﺮﺑﻮا ﻣﺎل اﻟﻴﺘﻴﻢ إﻻ ﺑﺎﻟﺘﻲ هﻲ
) أﺣﺴﻦhal ini sependapat dengan Ibnu Jain menceritakan padaku Yunus
mengabarkan pada kamu Ibnu Wahab berkata : Ibnu Jain tentang ayat ( أوﻓﻮا
) اﻟﻜﻴﻞ إذا آﻠﺘﻢ وزﻧﻮا ﺑﺎﻟﻘﺴﻄﺎس اﻟﻤﺴﺘﻘﻴﻢ ذﻟﻚ ﺧﻴﺮ وأﺣﺴﻦ ﺗﺄوﻳﻼditafsirkan dengan
memakan harta mereka dengan baik jika kamu memakan bersamanya
membutuhkan harta tersebut bapakku berkata yang demikian itu tentang
firman Allah )وﺁﺗﻮا اﻟﻴﺘﺎﻣﻰ أﻣﻮاﻟﻬﻢ وﻻ ﺗﺘﺒﺪﻟﻮا اﻟﺨﺒﻴﺚ ﺑﺎﻟﻄﻴﺐ وﻻ ﺗﺄآﻠﻮا أﻣﻮاﻟﻬﻢ إﻟﻰ أﻣﻮاﻟﻜﻢ
( إﻧﻪ آﺎن ﺣﻮﺑﺎ آﺒﻴﺮاditafsirkan dengan sampai waktu remaja di dalam pikirannya
dan mengurusi hartanya dan dapat berlaku baik terhadap kelakuannya di
dalam agama dan firman Allah )وﻻ ﺗﻘﺮﺑﻮا ﻣﺎل اﻟﻴﺘﻴﻢ إﻻ ﺑﺎﻟﺘﻲ هﻲ أﺣﺴﻦ ﺣﺘﻰ ﻳﺒﻠﻎ أﺷﺪﻩ
)وأوﻓﻮا ﺑﺎﻟﻌﻬﺪ إن اﻟﻌﻬﺪ آﺎن ﻣﺴﺌﻮلا. Maksudnya penuhilah janji yang kamu
mengadakan perjanjian kepada manusia di dalam kebaikan antara ahlul harbi
dan islam dan di dalam suatu antara kamu semua dan jual beli perserikatan
sewa menyewa dan lainnya.34
Begitu juga dalam surat An-Nisa ayat 2 :
34
Abu Ja'far Muhammad bin Jarir ath-thabari, op. cit., hlm 20 – 22
45
harta anak-anak yatim jika mereka telah mencapai masa kedewasaan dan
janganlah kamu menukar antara keburukan dan kebaikan dan firman Allah
SWT :
35
Departemen Agama RI., op. cit., hlm. 114
46
36
Ibid., hlm. 114
37
Abu Ja'far Muhammad bin Jarir ath-thabari, op. cit., hlm. 103 – 105
38
Departemen Agama RI., op. cit., hlm. 115
47
harta mereka pada anak yang belum sempurna akalnya baik itu anak yatim
laki-laki maupun anak yatim perempuan.
Apabila si wali yatim itu termasuk kedalam katagori miskin maka ia
boleh memakan harta anak yatim dengan sepatutnya sewaktu dia dalam
keadaan darurat atau karena kebutuhan yang sangat mendesak. Seorang yang
mengurus anak yatim janganlah menguasai harta mereka kecuali demi
kebaikan mereka. Dengan demikian akan menjadi jelas hak dari anak yatim
yang harus di tunaikan oleh sang wali yatim.
ﺴ ُﺘ ْﻢ ِﻣ ْﻨ ُﻬ ْﻢ ُرﺷْﺪًا ﻓَﺎ ْد َﻓﻌُﻮا ِإَﻟ ْﻴ ِﻬ ْﻢ ْ ن ﺁ َﻥ ْ ح َﻓِﺈ َ ﺡﺘﱠﻰ ِإذَا َﺑَﻠﻐُﻮا اﻟ ﱢﻨﻜَﺎ َ وَا ْﺑ َﺘﻠُﻮا ا ْﻟ َﻴﺘَﺎﻣَﻰ
ﻦْ ﻒ َو َﻣ ْ ﺴ َﺘ ْﻌ ِﻔ
ْ ﻏ ِﻨّﻴًﺎ َﻓ ْﻠ َﻴ
َ ن َ ﻦ آَﺎ ْ ن َﻳ ْﻜ َﺒﺮُوا َو َﻣ ْ ﺱﺮَاﻓًﺎ َو ِﺑﺪَارًا َأ
ْ َأ ْﻣﻮَاَﻟ ُﻬ ْﻢ وَﻻ َﺕ ْﺄ ُآﻠُﻮهَﺎ ِإ
ﻋَﻠ ْﻴ ِﻬ ْﻢ َو َآﻔَﻰ َ ﺷ ِﻬﺪُوا ْ ف َﻓِﺈذَا َد َﻓ ْﻌ ُﺘ ْﻢ ِإَﻟ ْﻴ ِﻬ ْﻢ َأ ْﻣﻮَاَﻟ ُﻬ ْﻢ َﻓَﺄِ ﻞ ﺑِﺎ ْﻟ َﻤ ْﻌﺮُو
ْ ن َﻓﻘِﻴﺮًا َﻓ ْﻠ َﻴ ْﺄ ُآ
َ آَﺎ
(6:ﺡﺴِﻴﺒ ًﺎ )اﻟﻨﺴﺎء َ ﺑِﺎﻟﱠﻠ ِﻪ
Artinya : " Dan ujilah anak yatim itu sampai mereka cukup umur untuk
kawin, kemudian jika menurut pendapatmu mereka telah
cerdas(pandai memelihara harta), maka serahkanlah kepada
mereka harta-hartanya. Dan janganlah kamu makan harta anak
yatim lebih dari batas kepatutan dan (janganlah kamu) tergesa-
gesa (membelanjakannya) sebelum mereka dewasa. Barang siapa
(di antara pemelihara itu ) mampu, maka hendaklah ia menahan
diri (dari memakan harta anak yatim itu ) dan barang siapa
miskin, maka bolehlah ia makan harta itu menurut yang patut.
Kemudian apabila kamu menyerahkan harta kepada mereka,
maka hendaklah kamu adakan saksi-saksi (tentang penyerahan
itu) bagi mereka. Dan cukuplah Allah sebagai pengawas (atas
persaksiaan itu) ". (Qs An-Nisa : 6 ) 39
mereka telah mampu untuk menjaganya dan jangan para wali yatim
memberikan kepada yatim yang masih lemah.40
39
Departemen Agama RI, op. cit., hlm. 116
40
Abu Ja'far Muhammad bin Jarir ath-thabari, op. cit., hlm. 166