Anda di halaman 1dari 39

disampaikan oleh

Ir Bambang Irianto, M.Si.


(Kadis DPU Taru Kabupaten Pekalongan)
Dalam webinar “ Bincang Inderaja “ Seri 09
14 Agustus 2020
 Luas Wilayah : ± 836,13 km 2
 Batas wilayah :
- Di Utara : Laut Jawa &
Kota Pekalongan
- Di Timur : Kota Pekalongan
& Kab. Batang
- Di Selatan : Kab.Banjarnegara
- Di Barat : Kab. Pemalang
 Wilayah Administrasi : 19 kec, 272
desa, 13 kelurahan
 Secara topografi wilayah terdiri dari
23,16% dataran tinggi dan 76,84 %
dataran rendah
 Jml penduduk : 886.197 jiwa
 Panjang Pantai : 8,1 km
LAND SUBSIDENCE
Land subsidence atau amblesan tanah adalah
penurunan dari permukaan tanah atau topografi
tanah.
Laju-nya secara umum sekitar 1-20 sentimeter per tahun

Menurut Peneliti ITB, Dr Heri Andreas, penurunan muka tanah di pesisir


Pekalongan cukup tinggi sekitar 20 cm per tahun
AKIBAT DARI LAND SUBSIDENCE
Dampak akibat land subsidence:
• Kerusakan infrastruktur
• Fissures dan Sinkhole
• Banjir rob
• Perluasan area banjir
• Penurunan kualitas lingkungan
• Penurunan kualitas kesehatan masyarakat
terdampak
• Lain-lain
Andreas et.al., 2020
BANJIR ROB DAN LAND SUBSIDENCE DI INDONESIA
Tercatat sekitar 112 Kabupaten/Kota di Pesisir Nusantara yang saat ini
tengah mengalami banjir rob yang perlahan-lahan wilayahnya
tenggelam

Pesisir Kabupaten Aceh Besar, Kabupaten Pidie, Kabupaten Pidie Jaya, Kota Lhokseumaue, Kabupaten Bireun, Kabupaten Aceh Utara,
Kabupaten Aceh Timur, Kota Langsa, Kabupaten Aceh Tamiang, Kabupaten Langkat, Kabupaten Deli Serdang, Kota Medan,
Kabupaten Serdang Bedagai, Kabupaten Batubara, Kabupaten Asahan, Kabupaten Labuhanbatu Utara, Kabupaten Labuhanbatu, Kota
Sibolga, Kabupaten Rokanhilir, Kota/kabupaten Dumai, Kabupaten Bengkalis, Kabupaten Kepulauan Meranti, Kabupaten Siak,
Kabupaten Indragiri hilir, Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Kota Pangkal Pinang, Kabupaten Bintan,
Kabupaten Karimun, Kabupaten Lingga, Kota Padang, Kabupaten Banyuasin, Kabupaten Ogan Komering Ilir, Kabupaten Tulang
Bawang, Kabupaten Lampung Timur, Kabupaten Lampung Selatan, Kota Bandar Lampung,

Kabupaten Serang, Kota Serang, Kabupaten Tanggerang, DKI Jakarta, Kabupaten Bekasi, Kabupaten Karawang, Kabupaten Subang,
Kabupaten Indramayu, Kabupaten Cirebon, Kota Cirebon, Kabupaten Cilacap, Kabupaten Brebes, Kota Tegal, Kabupaten Tegal,
Kabupaten Pemalang, Kabupaten Pekalongan, Kota Pekalongan, Kabupaten Batang, Kabupaten Kendal, Kota Semarang,
Kabupaten Demak, Kabupaten Pati, Kabupaten Rembang, Kabupaten Gresik, Kota Surabaya, Kabupaten Sidoarjo, Kabupaten
Bangkalan, Kabupaten Sampang, Kabupaten Sumenep, Kabupaten Pasuruan, Kota Pasuruan, Kabupaten Probolinggo, Kota
Probolinggo, Kabupaten Situbondo, Kota Singkawang, Kabupaten Bengkayang, Kabupaten Pontianak, Kota Pontianak, Kabupaten
Kubu Raya, Kabupaten Kayong Utara, Kabupaten Ketapang,

Kabupaten Sukamara, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kabupaten Seruyan, Kabupaten Katingan, Kabupaten Pulau Pisau, Kabupaten
Kapuas, Kabupaten Barito Kuala, Kota Banjarmasin, Kabupaten Banjar, Kabupaten Tanah Laut, Kabupaten Tanah Bumbu, Kabupaten
Kotabaru, Kabupaten Pasir, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kota Balikpapan, Kota Bontang, Kabupaten Kutai Kertanegara, Kota
Samarinda, Kabupaten Berau, Kabupaten Kutai Timur, Kabupaten Donggala, Kabupaten Mamuju Utara, Kabupaten Mamuju Tengah,
Kabupaten Mamuju, Kabupaten Pohuwatu, Kabupaten Sorong Selatan, Kabupaten Teluk Bintuni, Kabupaten Kaimana, Kabupaten
Mimika, Kabupaten Asmat, Kabupaten Mappi, Kabupaten Merauke.
KONSEPSI RUANG KABUPATEN PEKALONGAN
1. Penanganan rob dan
UTARA

1 banjir
2 3 2. Pengembangan
Kawasan peruntukan
industri di Kecamatan
TENGAH

Siwalan
4 5 3. Pengembangan
Kawasan Perkotaan
Wiradesa

6 4. Optimalisasi Kawasan
exit tol di Kecamatan
Bojong
5. Pengembangan
Kawasan Perkotaan
SELATAN

Kedungwuni

7 6. Pengembangan
Kawasan perkotaan
Kajen.
7. Peningkatan
Pelestarian Kawasan
selatan sebagai
Kawasan ekologi
KEBIJAKAN PENATAAN RUANG KAB PEKALONGAN
a. pengembangan pusat pelayanan guna mendorong pertumbuhan dan
pemerataan perkembangan wilayah;
b. pengembangan prasarana Daerah;
c. pengembangan industri;
d. pengendalian alih fungsi lahan pertanian produktif;
e. pengembangan kawasan perdagangan yang mampu menjadi pusat
pemasaran hasil komoditas Daerah;
f. pengembangan dan pengendalian kawasan permukiman yang
sesuai dengan rencana tata ruang;
g. pengoptimalan pengembangan kawasan pesisir;  melalui
pengembangan sarana dan prasarana penanggulangan banjir
rob
h. peningkatan pengelolaan kawasan lindung;
i. pengendalian perkembangan kegiatan budi daya agar tidak
melampaui daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup; dan
j. peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan
RTRW KAB. PEKALONGAN_ RENCANA STRUKTUR RUANG
Perda Kabupaten Pekalongan no 3 /2020
RTRW KAB. PEKALONGAN_ RENCANA POLA RUANG
Perda Kabupaten Pekalongan no 3 /2020
Permasalahan “Air” di Kabupaten Pekalongan

 Banjir rob di 3 Kecamatan (Tirto, Wonokerto dan Siwalan) sejak 2007,


air laut mengintrusi daratan langsung atau melewati sungai dan
melimpas/bocor ke wilayah darat.
 Pemenuhan kebutuhan air bersih di wilayah pesisir dengan
menggunakan sumur dalam mempercepat laju penurunan tanah (land
subsidence).
 Terdapat 118 industri objek wajib pajak dengan volume bulanan 2.276.724 m3
 Penggunaan air untuk kebutuhan sehari-hari masyarakat
 Sistem drainase lingkungan belum terintegrasi dengan saluran buangan
utama daerah pesisir sehingga masih banyak ditemukan genangan air
rob.
 Terdapat sodetan sungai (sungai bremi) yang sekarang menjadi jalur
aliran air rob ke area daratan
 Sistem tanggul dan pompa belum mencukupi kapasitasnya untuk
menanggulangi banjir rob.
 Tanggul sungai yang mengalami kerusakan sehingga menjadi masuknya
air laut
Tahapan Mitigasi
Identifikasi

Penyusunan perencanaan

Pembuatan Tanggul Rob

Normalisasi sungai dan Penataan sistem drainase

Penguatan Kelembagaan dan peran masyarakat


Penanganan Banjir dan Rob Kabupaten Pekalongan
di Kecamatan Siwalan, Wonokerto dan Tirto

 Penyusunan DED Sistem Drainase Wonokerto dan Tirto


 Pembangunan Tanggul Darurat Penahan Rob di Desa Mulyorejo
yang melibatkan masyarakat dan TNI (Kodim 0710 Pekalongan)
dengan Anggaran + Rp. 2 Milyar dari Dana Tak Terduga (Tanggap
Darurat Bencana) Tahun 2017
 Pembuatan Tanggul Rob oleh BBWS Pemali Juana
 Pelaksanaan Pembangunan Sistem Drainase di Wonokerto dan
Tirto secara bertahap dari 2017 – Sekarang.
 Normalisasi Sungai
 Perbaikan tanggul sungai dan Penertiban pemanfaatannya
 Penguatan Kelembagaan Sungai (Komunitas Sungai)
 Sosialisasi dan penyuluhan
Pembiayaan oleh Pemerintah pusat
(BBWS Pemali Juana)
 2018 – 2019 Rp. 500 M
 2020 Rp. 98 M
Sharing dari
Pemerintah Kabupaten Pekalongan
2017
• Rp 6.968.220.000

2018
• Rp. 1.978.307.700

2019
• Rp. 6.023.353.973

2020
• Rp. 6.770.250.000
Penyusunan
Sistem Drainase Lingkungan
 Sudah ada Master plan Sistem Drainase Lingkungan
Kecamatan Wonokerto dan Kecamatan Tirto
 Sudah mulai dilaksanakan dari tahun 2017 secara
bertahap
 Sistem Drainase Rob Wonokerto Total Anggaran : Rp
523.001.492.000
 Sistem Drainase Rob Tirto Total Anggaran :
Rp 106.776.500.000
Memanfaatkan sungai sebagai alur utama aliran
air menuju Longstorage dan Laut
Sistem Drainase
Desa Tratebang Kec Wonokerto
Sistem Drainase Desa Jeruksari Kec Tirto
Pembangunan Tanggul Darurat Penahan Rob
di Desa Mulyorejo (2017)
 sebagai pilot
KONSEP PENGENDALIAN BANJIR DAN ROB PEKALONGAN

•TRASE 1: ANTARA S. SILEMPENG SAM


•DRAINASE SEMUT
PAI S. MRICAN
•DRAINASE TRATEBANG
•TRASE 2: ANTARA S. MRICAN SAMPAI
S. SENGKARANG •DRAINASE MRICAN
•TRASE 3: ANTARA S. SENGKARANG SA •DRAINASE PEKUNCEN
MPAI S. MEDURI (SUDAH DILAKUKAN •DRAINASE PESANGGRAHAN
OLEH PEMKAB PEKALONGAN) •DRAINASE KRANDING
•TRASE 4: ANTARA S. BREMI SAMPAI J MEMBANGUN •DRAINASE BANDENGAN
ALAN KUNTI UTARA DI KOTA PEKALO MENUTUP AKSES •DRAINASE KANDANG PANJANG
NGAN TANGGUL
PEMBATAS ANTARA BEBERAPA
WILAYAH KERING DRAINASE KE ARAH
DAN BASAH LAUT

MEMBUAT LONG
MELAKUKAN PENGATU STORAGE DI
RAN PADA SUNGAI & SEPANJANG
DRAINASE YANG TANGGUL
BERPOTENSI TERKENA PEMBATAS
DAMPAK BANJIR •TRASE 1: ANTARA S. SILEMPENG SAMPAI
DAN ROB S. MRICAN (LEBAR 30 M)
•DRAINASE BREMI •TRASE 2: ANTARA S. MRICAN SAMPAI S. S
•DRAINASE MEDURI ENGKARANG (LEBAR 30 M)
•TRASE 3: ANTARA S. SENGKARANG SAMP
AI S. MEDURI (TIDAK DILAKUKAN)
•TRASE 4: ANTARA S. BREMI SAMPAI JALA
N KUNTI UTARA DI KOTA PEKALONGAN (L
EBAR 10 M)
Normalisasi Sungai
 Mengangkat sedimen
 Perkuatan tanggul sungai
 Penertiban pemanfaatan tanggul sungai
Normalisasi Sungai Mrican
Normalisasi Sungai Meduri
Normalisasi Sungai Silempeng
Penanganan Kebersihan Sungai
1. Penguatan kelembagaan Komunitas Sungai
Komunitas Sungai Mrican, saat ini ada 6 embrio di desa Wiradesa,
Kepatihan, Mayangan, Bebel, Wonokerto Wetan dan Api api
2. Outsourching untuk kebersihan sungai
3. Kegiatan Berjumpa (Bersih Jumat Pagi)
4. Mengaktifkan kader peduli sungai / lingkungan
Rencana ke depan
 Review zonasi pesisir (zona basah dan kering)
 Mewujudkan perubahan perilaku masyarakat, Sungai
sistem drainase sebagai halaman dan wajah, bukan
sebagai tempat sampah.
 Pemenuhan air bersih melalui air permukaan
(Penguatan SPAM Petanglong) – mencari sumber air
baru sesuai potensi Kabupaten Pekalongan
Rencana ke depan
 Menghidupkan kembali sawah yang dulu tergenang
ROB  292 ha
Rencana ke depan
 Penataan tambak pasca pembangunan tanggul ROB
 Penghijauan lingkungan pemukiman
 Penataan nelayan ( Tambatan perahu, TPI )

Anda mungkin juga menyukai