Anda di halaman 1dari 11

 Upload
 Login
 Signup


 Home
 Explore

 Presentation Courses
 PowerPoint Courses

 by LinkedIn Learning
Tata cara persidangan
16,115 views

   ...

Imanuel Monggesang
, ketua anggota at GMKI Cabang Luwuk, MAPALA UNTIKA
Follow

Published on Nov 15, 2013

Published in: Education

 0 Comments
 7 Likes
 Statistics
 Notes
 Be the first to comment

Tata cara persidangan

1. 1. TATA CARA PERSIDANGAN Oleh: Imanuel Monggesang I. Pendahuluan Pada setiap lembaga/institusi/organisasi sering dijumpai
sidang dalam musyawarah untuk pengambilan keputusan terhadap suatu permasalahan yang menjadi topik pembahasan. Semua orang
pasti pernah melihat atau mengikuti persidangan, misalnya Sidang Umum MPR RI, sidang paripurna DPR, Kongres, Konferensi,
Musyawarah Besar, dan lain-lain. Dapat dibayangkan bagaimana pimpinan sidang maupun peserta sidang bersama-sama membahas
suatu permasalahan dengan argumentasi atau perdebatan guna menghasilkan kesepakatan bersama yang secara bertanggungjawab
dilaksanakan oleh seluruh anggota lembaga/institusi/organisasi tersebut. Dapat pula dibayangkan apabila seluruh atau sebagian peserta
sidang yang tidak memahami persidangan sehingga menimbulkan konflik atau kerusuhan dalam persidangan. Sehingga tujuan dari
musyawarah yang seharusnya menyelesaikan suatu masalah malah menimbulkan permasalahan yang baru. Dari uraian singkat diatas,
dapat dipahami bahwa betapa pentingnya pengetahuan akan tehnik persidangan bagi setiap lembaga/institusi/organisasi. II. Definisi
Untuk mendefinisikan tata cara persidangan, perlu dipahami pengertian dari kata tata cara dan persidangan, yaitu : A. Tata cara,
merupakan suatu pola, tehnik atau metode. B. Sidang, merupakan pertemuan formal yang dilakukan dua orang atau lebih untuk
mengambil suatu keputusan dengan cara musyawarah. Ada juga yang mendefinisikan bahwa persidangan sebagai pertemuan formal
organisasi guna membahas masalah tertentu dalam upaya untuk menghasilkan keputusan yang dijadikan sebagai sebuah Ketetapan;
Sidang adalah forum formal bagi pengambilan keputusan yang akan menjadi kebijakan dalam sebuah organisasi (berstruktur dan
mempunyai susunan hierarkis) dengan diawali oleh konflik. Dari pengertian diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa tehnik persidangan
adalah suatu metode atau pola pengambilan keputusan dalam pertemuan formal yang dilakukan oleh dua orang atau lebih melalui
musyawarah. Keputusan dari persidangan ini akan mengikat kepada seluruh elemen organisasi selama belum diadakan perubahan atas
ketetapan tersebut. Ketetapan ini sifatnya final sehingga berlaku bagi yang setuju ataupun yang tidak, hadir ataupun tidak hadir ketika
persidangan berlangsung. III. Unsur-unsur persidangan Unsur-unsur persidangan, yaitu : A. Tempat atau ruang sidang B. Waktu C.
Masalah/agenda/acara sidang D. Pimpinan Sidang dan sekretaris/notulen. E. Peserta sidang F. Perlengkapan sidang G. Tata tertib sidang
IV. Jenis dan Bentuk Sidang A. Jenis-jenis Sidang Jenis persidangan yang sering dilakukan, yaitu : 1. Sidang Paripurna a. Sidang
Paripurna diikuti oleh seluruh peserta dan peninjau Permusyawaratan
2. 2. b. Sidang Paripurna dipimpin oleh Presidium Sidang/Majelis Ketua c. Sidang Paripurna mengesahkan segala ketetapan dan keputusan
yang berhubungan dengan Permusyawaratan 2. Sidang Pleno a. Sidang Pleno diikuti oleh seluruh peserta dan peninjau Permusyawaratan
b. Sidang Pleno dipimpin oleh Presidium Sidang/Majelis Ketua c. Sidang Pleno dipandu oleh Steering Committee d. Sidang Pleno
membahas dan memutuskan segala sesuatu yang berhubungan dengan Permusyawaratan 3. Sidang Komisi a. Sidang Komisi diikuti oleh
anggota masing-masing Komisi b. Anggota masing-masing Komisi adalah peserta dan peninjau yang ditentukan oleh Sidang Pleno c.
Sidang Komisi dipimpin oleh seorang pimpinan dibantu seorang Sekretaris Sidang Komisi d. Pimpinan Sidang Komisi dipilih dari dan
oleh anggota Komisi dalam Komisi tersebut e. Sidang Komisi membahas materi-materi yang menjadi tugas dari Komisi yang
bersangkutan 4. Sidang Panitia Kerja a. Sidang Panitia Kerja diikuti oleh anggota masing-masing Panitia kerja b. Anggota masing-
masing panitia Kerja adalah peserta dan peninjau yang ditentukan oleh Sidang Pleno c. Sidang Panitia Kerja dipimpin oleh seorang
pimpinan dibantu seorang Sekretaris Sidang Panitia Kerja d. Pimpinan Sidang Panitia Kerja dipilih dari dan oleh anggota Panitia Kerja
dalam panitia Kerja tersebut e. Sidang Panitia Kerja membahas materi-materi yang menjadi tugas dari Panitia Kerja yang bersangkutan 5.
Sidang panitia Khusus Panitia khusus dalam persidangan dapat dibentuk apabila diperlukan B. Bentuk-bentuk Sidang Bentuk
persidangan yang sering digunakan yaitu : 1. Bentuk lingkaran 2. Bentuk U 3. Bentuk segi empat 4. Bentuk bangku sekolah 5. Bentuk
sejajar 6. dan lain-lain. V. Quorum dan pengambilan keputusan Quorum adalah batas minimal peserta sidang yang harus hadir untuk
mengesahkan suatu keputusan dalam persidangan. A. Persidangan dinyatakan sah/quorum apabila dihadiri oleh sekurang-kurangnya ½ n
+ 1 dari Jumlah anggota B. Setiap keputusan didasarkan atas musyawarah untuk mufakat, dan jika tidak berhasil diambil melalui suara
terbanyak (½ + 1) dari peserta yang hadir di persidangan C. Bila dalam pengambilan keputusan melalui suara terbanyak terjadi suara
seimbang, maka dilakukan lobbying sebelum dilakukan pemungutan suara ulang. VI. Penggunaan palu Sidang Palu sidang berfungsi
untuk mempertegas atau mengesahkan hasil keputusan sidang. Dalam sidang/rapat, penggunaan palu sangat penting sekali, pimpinan
sidang/rapat harus memahami tata cara penggunaan palu sidang. Karena, kesalahan penggunaan atau pengetukan palu sidang akan
mengacaukan situasi sidang.
3. 3. A. B. C. D.        Jenis-jenis penggunaan palu sidang : Satu (1) kali ketukan, digunakan pada : 1. Menerima dan
menyerahkan pimpinan sidang 2. Mengesahkan kesepakatan/keputusan sela 3. Mengesahkan kesepakatan/keputusan sidang secara poin
per poin atau pasal per pasal. 4. Memberikan perhatian kepada peserta sidang untuk tidak membuat gaduh. 5. Menskorsing dan mencabut
skorsing yang lamanya 1 x 15 menit. 6. Mencabut kembali keputusan yang dianggap keliru. Dua (2) kali ketukan, digunakan pada :
Menskorsing dan mencabut skorsing yang waktunya lama, mis: 2 x 15 menit, 2 x 30 menit, istirahat, makan, d.l.l (catatan : dalam praktek
umumnya hal ini tidak ada, digantikan dengan ketukan 1 kali) Tiga (3) kali ketukan, digunakan pada : 1. Pembukaan atau penutupan
sidang secara resmi 2. Pengesahan keputusan final/pembacaan konsideran Berkali-kali, digunakan untuk peringatan atau meminta
perhatian peserta sidang/rapat Beberapa contoh kalimat yang digunakan oleh Pimpinan Sidang/Majelis Ketua dalam persidangan:
Membuka sidang : “Dengan mengucapkan Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, maka sidang …………………. Saya nyatakan
dibuka dengan resmi dan terbuka/tertutup untuk umum” tok…tok…tok Menutup Sidang: “Dengan mengucapkan Puji syukur ke hadirat
Tuhan Yang Maha Esa, maka sidang …………………. Saya nyatakan ditutup dengan resmi ” tok…tok…tok Mengalihkan pimpinan
sidang: “Dengan mengucapkan Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, maka palu sidang saya serahkan kepada pimpinan
sidang/majelis ketua berikutnya ” tok… Mengambil alih pimpinan sidang: “Dengan mengucapkan Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang
Maha Esa, palu sidang saya terima dan sidang dilanjutkan ” tok… Mengskorsing sidang: “Dengan memperhatikan saran dan pendapat
peserta sidang, maka sidang saya skorsing selama 1 x 15 menit dari pukul 12.00 dan berakhir pada pukul 12.15” tok.. Mencabut skorsing
sidang: “Dengan memperhatikan kehadiran peserta sidang dan waktu skorsing, maka skors saya cabut dan sidang dilanjutkan” tok..
“Sidang saya skorsing dengan batas waktu yang tidak ditentukan (dead lock)” tok..tok.. Memberi peringatan kepada peserta sidang:
tok..tok…tok….tok…tok…tok…. “Peserta sidang diharapkan tenang!” VII. Istilah dalam persidangan A. Skorsing, yaitu penundaan
acara sidang untuk sementara waktu atau dalam waktu tertentu pada waktu sidang berlangsung. B. Lobby, yaitu penentuan jalan tengah
atas konflik dengan skorsing waktu untuk menyatukan pandangan melalui obrolan antara dua pihak atau lebih yang berseberangan secara
informal. C. Notulis adalah Orang yang mencatat setiap persitiwa selama proses persidangan berlangsung. D. Kualifikasi adalah
kesempatan untuk saling berargumentasi antar peserta sidang terhadap suatu persoalan. E. Interpretasi adalah Penjelasan terhadap
permasalahan agar mendapatkan informasi yang lebih tepat dan tema yang berkembang menjadi dimengerti. F. Debat adalah suatu
bentuk tukar pikiran dengan tanpa aturan tertentu yang masing-masing peserta tidak mau menerima pendapat orang lain.
4. 4. G. Kontradiksi ialah perbedaan pendapat yang menajam sehingga terkadang diskusi harus diskors (diberhentikan sementara waktu). H.
Aklamasi adalah kesepakatan dalam suatu sidang/rapat dengan suara bulat persetujuan yang tidak lagi memerlukan pemungutan suara. I.
Mosi ialah usul untuk merubah sesuatu atau meniadakan sama sekali suatu keputusan sidang mengenai suatu masalah setelah
diperdebatkan dan disahkan. J. Amandemen ialah perubahan yang diajukan terhadap suatu usul. K. Musyawarah mufakat, yaitu
pengambilan keputusan berdasarkan kesepakatan bersama secara aklamasi. L. Voting, yaitu pengambilan keputusan berdasarkan suara
terbanyak. Bisa dilakukan secara terbuka atau tertutup. M. Formatur, yaitu peserta sidang yang dipilih untuk membantu tugas ketua
terpilih dalam menyusun kepengurusan N. Dead Lock, yaitu suasana musyawarah yang macet akibat masing-masing pihak berpegang
kukuh pada argumentasinya, tidak ada yang mengalah, maka sidang dihentikan. O. Walk Out, yaitu peserta sidang meninggalkan acara
sidang sebagai protes atau ketidaksetujuan atas jalannya persidangan. P. One Man One Vote, yakni setiap peserta memiliki hak satu suara
dalam pengambilan keputusan secara voting Q. One Delegation One Vote, yaitu setiap delegasi/tim memiliki hak satu suara dalam
pengambilan keputusan secara voting. R. Interupsi, yaitu memotong/menyela pembicaraan pimpinan sidang atau peserta lain, ditempuh
dengan menggunakan kata "interupsi" yang pada hakekatnya meminta kesepakatan untuk berbicara. Interupsi terdiri atas 4 (empat)
macam, yaitu: 1. Interupsi Point of Order / Usulan: dikatakan jika pembicaraan akan diajukan berkaitan langsung dengan pokok
pembicaraan / meminta kesempatan untuk berbicara, dipergunakan untuk mengajukan usulan. 2. Interupsi Point of Clarification /
Klarifikasi: dikatakan untuk meluruskan permasalahan atau memperjelas suatu usulan atau pendapat sebelumnya 3. Interupsi Point of
Information / Informasi : Memberi/meminta penjelasan atas apa yang telah disampaikan. 4. Interupsi point of personal privilege /
Personality : dikatakan untuk membela diri atau tidak setuju atas pembicaraan yang sedang berlangsung memojokkan atau menyinggung
persoalan individu/pribadi atau orang tertentu. Selain itu juga, ada beberapa tambahan-tambahan yang biasa digunakan, yaitu : Point of
Clearens, dikatakan dan terjadi jika seorang peserta dikatakan Personality (PP) oleh peserta sidang yang lain, maka hali ini yang
dipakai sebagai interupsi demi meluruskan/menyangga hal yang terjadi atau dimaksud. Point of Solution / Usulan Kongkrit, merupakan
interupsi yang digunakan jika peserta sidang ingin menyampaikan/menawarkan usulan atau solusi yang dianggap jitu untuk suatu
masalah. Point of Justification, merupakan interupsi yang digunakan untuk menguatkan pendapat sebelumnya Peninjauan Kembali,
merupakan usulan untuk peninjauan kembali terhadap draft yang sudah disepakati sebelum disahkan. Masuk, hal ini menandakan
untuk minta bicara Kata “interupsi” digunakan untuk memotong pembicaraan Hal-hal yang perlu juga diperhatikan : Tidak ada kata
“interupsi diatas interupsi” Tidak ada interupsi disaat sedang sunyi Pimpinan sidang harus menguasai sirkulasi penyampaian
pendapat VIII. Penutup
5. 5. Kepiawaian dalam memimpin sidang maupun kemampuan dalam berdiskusi tidak dapat hanya dengan membaca dan memahami
materi ini, tetapi dibutuhkan pengalaman, oleh karena itu sangat perlu bagi seseorang mengasah dirinya dan berpartisipasi aktif dalam
setiap pertemuan formal maupun informal di setiap organisasi. Semoga materi ini bermanfaat bagi rekan-rekan dalam menjalani
kehidupan organisasi dimana saja. Tinggilah Imanmu, Tinggilah Ilmumu, Tinggilah Pengabdianmu, Agar semua menjadi satu. Amin.

Recommended

Anda mungkin juga menyukai