BAB 1&2 Negosiasi Dan Kolaborasi
BAB 1&2 Negosiasi Dan Kolaborasi
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Satu hal yang penting dalam negosiasi adalah apakah ada salah satu
atau kedua pihak menghendaki adanya perubahan hubungan yang
berlangsung dengan meningkatkan hubungan yang lebih baik. Jika kedua
pihak menghendaki adanya perbaikan hubungan, maka akan muncul tipe
kooperatif. Namun, jika hanya salah satu pihak yang menghendaki perbaikan
hubungan, maka yang muncul adalah tipe kompetitif. Meskipun dalam
negosiasi ada pihak yang menang dan kalah, sebagai negosiator penting untuk
memaksimalkan kemenangan 160 Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam
Praktik Keperawatan Profesional Edisi 4 kedua pihak untuk mencapai tujuan
bersama, meminimalkan kekalahan dengan membuat pihak yang kalah tetap
dapat tujuan bersama, dan membuat kedua belah pihak merasa puas terhadap
hasil negosiasi.[ CITATION nur14 \l 1033 ]
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari kolaborasi?
2. Apa saja manfaat kolaborasi?
3. Apa komponen-komponen yang digunakan sebagai dasar kolaborasi ?
4. Bagaimana elemen-elemen kolaborasi dalam praktik keperawatan ?
5. Bagaimana proses kolaborasi?
6. Apa definisi dari negoisasi?
7. Apa langkah-langkah yang harus dilakukan sebelum melaksanakan
negoisasi?
8. Bagaimana strategi negoisasi?
9. Bagaimana kunci sukses dalam melakukan negoisasi?
C. Tujuan
1. Tujuan umum
Menambah pengetahuan mahasiswa mengenai kolaborasi dan
negoisasi serta dapat menerapkan dalam manajemen keperawatan.
2. Tujuan khusus
a. Untuk mengetahui tentang definisi kolaborasi
b. Untuk megetahui manfaat manfaat kolaborasi
c. Untuk mengetahui komponen-komponen yang digunakan sebagai
dasar kolaborasi
d. Untuk mengetahui elemen-elemen kolaborasi dalam praktik
keperawatan
e. Untuk memahami proses kolaborasi
f. Untuk mengetahui definisi dari negoisasi
g. Untuk mengetahui langkah-langkah yang harus dilakukan sebelum
melaksanakan negoisasi
h. Untuk memahami strategi negoisasi
i. Untuk memahami kunci sukses dalam melakukan negoisasi
BAB II
A. Konsep Kolaborasi
1. Definisi Kolaborasi
2. Manfaat Kolaborasi
Kolaborasi dilakukan dengan beberapa alasan sebagai manfaat
dari kolaborasi yaitu antara lain :
a. Sebagai pendekatan dalam pemberian asuhan keperawatan klien,
dengan tujuan memberikan kualitas pelayanan yang terbaik bagi
klien
b. Sebagai penyelesaian konflik untuk menemukan penyelesaian
masalah atau isu
c. Memberikan model yang baik riset kesehatan
5. Proses Kolaboratif
Proses kolaboratif dengan sifat interaksi antara perawat dengan
dokter menentukan kualitas praktik kolaborasi. ANA, 1998 dalam Siegler
& Whitney (2000) menjabarkan kolaborasi sebagai hubungan rekan yang
sejati, dimana masing-masing pihak menghargai kekuasaan pihak lain
dengan mengenal dan menerima lingkup kegiatan dan tanggung jawab
masing-masing dan adanya tujuan bersama. Sifat kolaborasi tersebut
terdapat beberapa indikator yaitu kontrol kekuasaan, lingkup praktik,
kepentingan bersama dan tujuan bersama.
a. Kontrol Kekuasaan
Kontrol kekuasaan dapat terbina apabila dokter dan perawat
mendapat kesempatan yang sama mendiskusikan pasien tertentu.
Kemitraan terbentuk apabila interaksi yang diawali sama banyaknya
dengan yang diterima dimana terdapat beberapa kategori antara lain:
menanyakan informasi, memberikan informasi, menanyakan dan
memberi pendapat, memberi pengarahan atau perintah, pengambilan
keputusan, memberi pendidikan, memberi dukungan/persetujuan,
menyatakan tidak setuju, orientasi dan humor.
b. Lingkungan Praktik
Menunjukkan kegiatan dan tanggung jawab masing-masing
pihak. Perawat dan dokter memiliki bidang praktik yang berbeda
dengan peraturan masing-masing tetapi tugas-tugas tertentu dibina
yang sama.
c. Kepentingan Bersama
Kepentingan bersama merupakan tingkat ketegasan masing-
masing (usaha untuk memuaskan kepentingan sendiri) dan faktor
kerjasama (usaha untuk memuaskan pihak lain).
d. Tujuan Bersama
Tujuan bersama pada proses ini bersifat lebih terorientasi pada
pasien dan dapat membantu menentukan bidang tanggung jawab yang
berkaitan dengan prognosis pasien.
B. Konsep Negosiasi
1. Definisi Negosiasi
Negosiasi pada umumnya sama dengan kolaborasi. Pada
organisasi, negosiasi juga diartikan sebagai suatu pendekatan yang
kompetitif (Marquis dan Huston, 1998). Negosiasi sering dirancang
sebagai suatu strategi menyelesaikan konflik dengan pendekatan
kompromi. Selama negosiasi berlangsung, berbagai pihak yang terlibat
menyerah dan lebih menekankan untuk mengakomodasi perbedaan-
perbedaan antara keduanya.[CITATION nur14 \p 159 \l 1033 ].
Negosiasi adalah suatu upaya yang dapat dilakukan oleh pihak-
pihak yang sedang berkonflik dengan tujuan untuk mencari jalan keluar
dari permasalahan dan pertentangan diantara kedua pihak dengan
melakukan kesepakatan bersama. Dalam perspektif Islam pun, negosiasi
menjadi salah satu solusi dalam penyelesaian perselisihan diantara kedua
pihak, seperti yang telah tertuang dalam beberapa ayat Al Qur’an, dan
tentunya bisa menjadi pedoman kita sebagai umat muslim dalam
manajemen konflik.[CITATION Wij05 \p 54 \l 1033 ].
Negosiasi atau perundingan merupakan proses tawar menawar
antara pihak-pihak yang terlibat dalam konflik. Dalam perundingan ini
diharapkan ada kesepakatan nilai antara kedua kelompok tersebut.
Menurut Robbins (1999) dalam Sopiah (2008:64) menawarkan dua
strategi perundingan yang meliputi : (1) tawar menawar distributif,
artinya perundingan yang berusaha untuk membagi sejumlah tetap
sumberdaya (situasi kalah menang); dan (2) tawar menawar integratif,
yaitu perundingan yang mengusahakan satu penyelesaian atau lebih yang
dapat menciptakan pemecahan menangmenang[CITATION Wij05 \p 53 \l
1033 ]
Satu hal yang penting dalam negosiasi adalah apakah ada salah
satu atau kedua pihak menghendaki adanya perubahan hubungan yang
berlangsung dengan meningkatkan hubungan yang lebih baik. Jika kedua
pihak menghendaki adanya perbaikan hubungan, maka akan muncul tipe
kooperatif. Namun, jika hanya salah satu pihak yang menghendaki
perbaikan hubungan, maka yang muncul adalah tipe kompetitif.
Meskipun dalam negosiasi ada pihak yang menang dan kalah, sebagai
negosiator penting untuk memaksimalkan kemenangan 160 Manajemen
Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik Keperawatan Profesional Edisi 4
kedua pihak untuk mencapai tujuan bersama, meminimalkan kekalahan
dengan membuat pihak yang kalah tetap dapat tujuan bersama, dan
membuat kedua belah pihak merasa puas terhadap hasil negosiasi.
[ CITATION nur14 \l 1033 ]
Terdapat tiga kriteria yang harus dipenuhi sebelum manajer setuju
untuk memulai proses negosiasi, yaitu: masalah harus dapat
dinegosiasikan, negosiator harus tertarik terhadap “take and give” selama
proses negosiasi, dan mereka harus saling percaya [CITATION nur14 \p
160 \l 1033 ].
3. Strategi Negosiasi
Ada beberapa strategi dan cara yang perlu dilaksanakan dalam
menciptakan kondisi yang persuasif, asertif, dan komunikasi terbuka
selama negosiasi berjalan.[CITATION nur14 \p 160 \l 1033 ]
a. Pilih fakta-fakta yang rasional dan berdasarkan hasil penelitian.
b. Dengarkan dengan saksama, dan perhatikan respons nonverbal yang
nampak.
c. Berpikirlah positif dan selalu terbuka untuk menerima semua
alternatif informasi yang disampaikan.
d. Upayakan untuk memahami pandangan apa yang disampaikan lawan
bicara Anda. Konsentrasi dan perhatikan, tidak hanya memberikan
persetujuan.
e. Selalu diskusikan tentang konflik yang terjadi. Hindarkan masalah-
masalah pribadi pada saat negosiasi.
f. Hindari menyalahkan orang lain atas konflik yang terjadi.
g. Jujur.
h. Usahakan bersikap bahwa Anda memerlukan penyelesaian yang
terbaik.
i. Jangan langsung menyetujui solusi yang ditawarkan, tetapi berpikir,
dan mintalah waktu untuk menjawabnya.
j. Jika kedua belah pihak menjadi marah atau lelah selama negosiasi
berlangsung, istirahatlah sebentar.
k. Dengarkan dan tanyakan tentang pendapat yang belum begitu Anda
pahami.
l. Bersabarlah [CITATION nur14 \p 160 \l 1033 ]
b. Hindari
1) Sikap yang tidak baik, seperti sinis, kasar, dan menyepelekan.
2) Trik yang tidak baik, seperti manipulasi.
3) Distorsi.
4) Tergesa-gesa dalam proses negosiasi.
5) Tidak berurutan.
6) Membuat hanya satu pilihan.
7) Memaksakan kehendak.
8) Berusaha menekankan pada satu pendapat.[CITATION nur14 \p
161 \l 1033 ]