BAB II Malaria-1
BAB II Malaria-1
A. Definisi Malaria
Malaria adalah suatu penyakit akut msupun kronik yang disebabkan
oleh protozoa genus plasmodium dengan manifestasi berupa demam, anemia
dan pembesaran limpa. Sedanglan menurut ahli lain malaria merupakan suatu
penyakit infeksi akut maupun kronik yang disebabkan oleh infeksi
plasmodium yang menyerang eritrosit dan ditandai dengan ditemukannya
bentuk aseksual dalam darah, dengan gejala demam, menggigil, anemia dan
pembesaran limpa [ CITATION Jul18 \l 1033 ].
Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh protozoa parasit
yang merupakan golongan plasmodium, dimana proses penularannya melalui
gigitan nyamuk Anopheles. Protozoa parasit jenis ininbanyak sekali tersebar
diwilayah trofik, misalnya di Asia, Amerika, dan Afrika. Ada empat tipe
plasmodium parasit yang bisa meninfeksi manusia, namun yang sering di
temui pada penyakit malaria adalah plasmodium vivax [ CITATION Nur12 \l
1033 ].
Menurut [ CITATION Soe09 \l 1033 ] terdapat 4 spesies parasit malaria
pada manusia yaitu :
1. Plasmodium falciparum : gametosit berbentuk pisang
ini menyebabkan malaria ganas yang banyak menimbulkan kematiian.
Gejala timbul 7-14 hari sesudah terinfeksi, tetapi kadang-kadang baru
terjadi beberapa bulan kemudian. Gejala klinis malaria mirip dengan
gejala penyakit lain misalnya influenza. Demam sering terjadi tetapi tidak
selalu ada.
2. Plasmodium Vivax : trofozoit berbentuk amuboid dengan sel darah merah
yang terinfeksi. Demam merupakan gejala yang selalu terjadi setiap hari
kedua. Demam terjadi secara mendadak, tetapi jarang secara progresif
menjadi berat atau menimbulkan komplikasi yang membahayakan jiwa
penderita. Masa inkubasinya berkisar 12-17 hari. Gambaran klinis malaria
vivax dan malaria ovale yang berat meliputi stadium menggigil, stadium
demam, dan stadium berkeringat, lebih sering terjadi disbanding pada
infeksi dengan plasmodium falciparum.
3. Plasmodium Ovale : sel darah merah yang terinfeksi bentuknya tidak
teratur dan bergerigi
Plasmodium ovale banyak dijumpai pada daerah Afrika dan Pasifik Barat,
di Indonesia di jumpai di Nusa Tenggara dan Irian. Memberikan infeksi
yang paling ringan dan dapat sembuh spontan tanpa pengobatan
4. Plasmodium Malariae : trofozoit berbentuk pita
Parasit ini menimbulkan malaria kuartana dengan demam yang terjadi di
hari ketiga (kuartan). Masa inkubasinya antara 18-40 hari. Gambaran
klinik yang penting pada malaria kuartana adalah kemampuan infeksi
untuk menimbulkan suatu kompleks imun nefropati yang dapat
menyebabkan kematian penderita malaria.
B. Etiologi
Plasmodium adalah parasit yang termasuk vilum protozoa, kelas
spermatozoa. Terdapat 4 spesies plasmodium pada manusia yaitu :
plasmodium vivax menimbulkan malaria vivax (malaria tertian ringan),
plasmodium falciparum menimbulkan malaria palsiparum (malaria tertian
berat), plasmodium malariae menimbulkan (malaria kuartana) dan
plasmodium ovale menimbulkan (malaria ovale). Keempat plasmodium
tersebut dapat dibedakan morfologinya dengan membandingkanbentuk
skizon, bentuk gametosit yang terdapat di dalam darah perifer maupun bentuk
pre-eritrositik dari skizon yang terdapat di dalam sel parenkim hati [ CITATION
Pad13 \l 1033 ].
Serangan demam yang khas pada malaria terdiri dari tiga stadium.
Berikut dipaparkan stadium demam yang khas pada malaria.
a. Stadium menggigil
Dimulai dengan perasaan kedinginan hingga menggigil.
Penderita sering membungkus badannya dengan selimut atau sarung.
Pada saat menggigil, seluruh tubuhnya bergetar; denyut nadi cepat,
tapi lemah; bibir dan jari-jari tangannya biru; serta kkulitnya pucat.
Pada anak-anak, sering disertai dengan kejang-kejang. Stadium ini
berlangsung 15 menit sampai satu jam yang diikuti dengan
meningkatnya suhu badan.
b. Stadium puncak demam
Penderita yang sebelumnya merasa kedinginan berubah
menjadi panas sekali. Wajah penderita merah, kulit kering dan terasa
panas seperti terbakar, frekuensi pernapasan meningkat, nadi penuh
dan denyut keras, sakit kepala semakin hebat, muntah-muntah,
kesadaran menurun, sampai timbul kejang (pada anak-anak). Suhu
badan bisa mencapai 41oC. Stadium ini berlangsung selama dua jam
atau lebih yang diikuti dengan kedaan berkeringat.
c. Stadium berkeringat
Penderita berkeringat banyak di seluruh tubuhnya hingga
tempat tidurnya basah. Suhu badan turun dengan cepat, penderita
merasa sangat lelah, dan sering tertidur. Setelah bangun dari tidurnya,
penderitaakan merasa sehat dan dapat melakukan pekerjaan seperti
biasa. Padahal, sebenarnya penyakit ini masih bersarang dalam tubuh
penderita. Stadium ini berlangsung 2-4 jam.
2. Pembesaran limpa
3. Anemia
E. Patway
Hb
Berkembang menjadi
protozoid
Gangguan kesadaran
kelemahan
Resiko defisit vol Resiko
cairan ketidakseimbangan
nutrisi Intoleransi Aktivitas
F. Komplikasi
Komplikasi malaria umumnya disebabkan karena P.falciparum dan
sering disebut pernicious manifestations. Sering terjadi mendadak tanpa
gejala-gjala sebelumnya, dan sering terjadi pada penderita yang tidak imun
seperti pada orang pendatang dan kehamilan. Penderita malaria dengan
komplikasi umumnya digolongkan sebagai malaria berat yang menurut WHO
didefinisikan sebagai infeksi P.falciparum dengan satu atau lebih komplikasi
sebagai berikut:
1. Malaria selebral : coma yang tidak bisa dibangunkan dengan total GCS
adalah kurang dari sebelas yang terjadi 30 menit setelah kejang ; yang
tidak disebabkan oleh penyakit lain.
2. Anemia berat, dengan Hb < 5 gr% atau hematokrit < 15% pada keadaan
hitung parasit > 10000.
3. Gagal ginjal akut, dengan urin < 400 ml/ 24 jam pada orang dewasa atau
< 12 ml/kg BB pada anak-anak setelah dilakukan rehidrasi, diseratai
kreatinin > 3 mg %
4. Hipoglikemia : gula darah < 40 mg %. Hal ini disebabkan kebutuhan
metabolik dari parasit telah menghabiskan cadangan glikogen dalam hati.
5. Syok ; tekanan sistolik < 70 mmHg (anak 1-5 < 50 mmHg) yang disertai
kringat dingin dengan perbedaan temperatur kulit-mukosa > 1 derajat C.
6. Oedema paru/ARDS, dimana tekanan vena sentral normal dan pulmonary
wedge pressure menurun. Ditandai dengan pernafasan yang dalam dan
cepat yakni > 35 kali/ menit. [ CITATION Wij13 \l 1033 ]
G. Pencegahan
1. Menghindari gigitan nyamuk malaria
Pada daerah yang jumlah penderitanya sangat banyak, tindakan untuk
menghindari gigitan nyamuk sangat penting, di daerah pedesaan atau
pinggiran kota yang banyak sawah, rawa-rawa atau tambak ikan (tambak
sangat ideal untuk perindukan nyamuk malaria), disarankan untuk
memakai baju lengan panjang dan celana panjang saat keluar rumah,
terutama pada malam hari karena nyamuk penular malaria aktif menggigit
pada waktu malam hari.
Kemudian mereka yang tinggal di daerah endemis malaria sebaiknya
memasang kawat kasa di jendela pada ventilasi rumah, serta
menggunakan kelambu saat akan tidur. Setelah itu masyarakat juga bisa
memakai anti nyamuk (mosquito repellent) saat hendak tidur terutama
malam hari agar bisa mencegah gigitan nyamuk malaria[ CITATION Pra08 \l
1033 ]
2. Membunuh jentik dan nyamuk malaria dewasa Untuk membunuh jentik
dan nyamuk malaria dewasa dapat dilakukan beberapa cara yaitu:
a. Penyemprotan rumah Penyemprotan insektisida pada rumah di
daerah endemis malaria, sebaiknya dilakukan dua kali dalam setahun
dengan interval waktu enam bulan.
b. Larvaciding Merupakan kegiatan penyemprotan pada rawa-rawa
yang potensial sebagai tempat perindukan nyamuk malaria.
c. Biological control Biological control merupakan kegiatan penebaran
ikan kepala timah (panchaxpanchax) dan ikan guppy/ wader cetul
(lebistus retculatus), karena ikan-ikan tersebut berfungsi sebagai
pemangsa jentik nyamuk malaria[ CITATION Ani06 \l 1033 ]
3. Mengurangi tempat perindukan nyamuk malaria Tempat perindukan
vektor malaria bermacam-macam, tergantung spesies nyamuknya. Ada
nyamuk malaria yang hidup dikawasan pantai, rawa-rawa, empang,
sawah, tambak ikan, bahkan ada yang hidup di air bersih pada
pegunungan. Akan tetapi pada daerah yang endemis malaria,
masyarakatnya harus menjaga kebersihan lingkungan[ CITATION Pra08 \l
1033 ]
4. Pemberian obat pencegahan malaria. Pemberian obat pencegahan
(profilaksis) malaria bertujuan agar tidak terjadinya infeksi, dan
timbulnya gejala-gejala malaria. Hal ini sebaiknya dilakukan pada
orang-orang yang melaksanakan perjalanan ke daerah endemis malaria
[ CITATION Ani06 \l 1033 ]
H. PENGOBATAN
1. Pengobatan Farmakologis
Berdasarkan panduan yang dikeluarkan oleh WHO serta
Kementerian Kesehatan RI, pengobatan malaria tanpa komplikasi saat ini
adalah menggunakan Artemisin-based Combination Therapy (ACT).
Prinsipnya kombinasi obat antimalaria diperlukan untuk menghindari
terjadinya resistansi pengobatan. Obat yang digunakan adalah kombinasi
antimalaria rapid-acting dan longer-acting. Kombinasi tersebut dapat
membunuh parasite intraeritrosit dengan cepat, sedangkan antimalaria
longer-acting diharpkan dapat mencegah terjadi resistansi terhadap
turunan artemisin. Selain itu, obat tersebut juga menyediakan periode
profilaksis pasca terapi. (Sardjono & Nugraha, 2019)
Pengobatan yang diberikan adalah pengobatan radikal malaria
dengan membunuh semua stadium parasit yang ada di dalam tubuh
manusia. Adapun tujuan pengobatan radikal untuk mendapat kesembuhan
kilinis dan parasitologik serta memutuskan rantai penularan. Semua obat
anti malaria tidak boleh diberikan dalam keadaan perut kosong karena
bersifat iritasi lambung, oleh sebab itu penderita harus makan terlebih
dahulu setiap akan minum obat anti malaria.
a. Pengobatan Malaria Tanpa Komplikasi.
1) Malaria Falsiparum Lini pertama pengobatan malaria falsiparum
adalah seperti yang tertera dibawah ini: Lini pertama = Artesunat
+ Amodiakuin + Primakuin Setiap kemasan Artesunat +
Amodiakuin terdiri dari 2 blister, yaitu blister amodiakuin terdiri
dari 12 tablet @ 200 mg = 153 mg amodiakuin basa, dan blister
artesunat terdiri dari 12 tablet @ 50 mg. Obat kombinasi diberikan
per-oral selama tiga hari dengan dosis tunggal harian sebagai
berikut: Amodiakuin basa = 10 mg/kgbb dan Artesunat = 4
mg/kgbb. Primakuin tidak boleh diberikan kepada: ibu hamil, bayi
<1 tahun, penderita defisiensi G6-PD2.
Pengobatan lini kedua malaria falsiparum diberikan, jika
pengobatan lini pertama tidak efektif dimana ditemukan: gejala
klinis tidak memburuk tetapi parasit aseksual tidak berkurang
(persisten) atau timbul kembali (rekrudesensi).
Lini kedua = Kina + Doksisiklin atau Tetrasiklin + Primakuin
Kina diberikan per-oral, 3 kali sehari dengan dosis 10
mg/kgbb/kali selama 7(tujuh) hari. Doksisiklin diberikan 2 kali
per-hari selama 7 (tujuh) hari, dengan dosis orang dewasa adalah 4
mg/Kgbb/hari, sedangkan untuk anak usia 8-14 tahun adalah 2
mg/kgbb/hari. Doksisiklin tidak diberikan pada ibu hamil dan
anak usia
2) Pengobatan malaria vivaks, malaria ovale, malaria malariae
a) Malaria vivaks dan ovale
Lini pertama pengobatan malaria vivaks dan malaria
ovale adalah seperti yang tertera dibawah ini:
Lini Pertama = Klorokuin + Primakuin
Kombinasi ini digunakan sebagai pilihan utama untuk
pengobatan malaria vivaks dan malaria ovale. Klorokuin
diberikan 1 kali per-hari selama 3 hari, dengan dosis total 25
mg basa/kgbb. Dosis Primakuin adalah 0.25 mg/kgbb per hari
yang diberikan selama 14 hari dan diberikan bersama
klorokuin.Seperti pengobatan malaria falsiparum, primakuin
tidak boleh diberikan kepada: ibu hamil, bayi <1 tahun,
penderita G6-PD. Pengobatan malaria vivaks resisten
klorokuin.
Lini kedua : Kina + Primakuin
Dosis Primakuin adalah 0,25 mg/kgbb per hari yang
diberikan selama 14 hari. Seperti pengobatan malaria pada
umumnya, primakuin tidak boleh diberikan kepada Ibu hamil,
bayi < 1tahun, dan penderita defisiensi G6-PD. Dosis kina
adalah 30mg/kgbb/hari yang diberikan 3 kali per hari.
Pemberian kina pada anak usia di bawah 1 tahun harus
dihitung berdasarkan berat badan. Dosis dan cara pemberian
primakuin adalah sama dengan cara pemberian primakuin pada
malaria vivaks terdahulu yaitu 0.25 mg/kgbb perhari selama 14
hari.
3) Pengobatan malaria vivaks yang relaps
Pengobatan kasus malaria vivaks relaps (kambuh) sama
dengan regimen sebelumnya hanya dosis perimakuin ditingkatkan
Klorokuin diberikan 1 kali per-hari selama 3 hari, dengan dosis
total 25 mg basa/kgbb dan primakuin diberikan selama 14 hari
dengan dosis 0,5 mg/kgbb/hari. Untuk penderita defisiensi enzim
G6PD yang dapat diketahui melalui anamnesis ada keluhan atau
riwayat warna urin coklat kehitaman setelah minum obat
(golongan sulfa, primakuin, kina, klorokuin dan lain-lain), maka
pengobatan diberikan secara mingguan. Klorokuin diberikan 1 kali
per-minggu selama 8 sampai dengan 12 minggu, dengan dosis 10
mg basa/kgbb/kali Primakuin juga diberikan bersamaan dengan
klorokuin setiap minggu dengan dosis 0,76 mg/kgbb/kali.
4) Pengobatan malaria malariae
Pengobatan malaria malariae cukup diberikan dengan
klorokuin 1 kali per-hari selama 3 hari, dengan dosis total 25 mg
basa/kgbb Pengobatan juga dapat diberikan berdasarkan golongan
umur penderita
Catatan
1) Tindakan umum
2) Pengobatan simptomatik
3) Pemberian obat anti malaria
4) Penanganan komplikasi
Catatan :
Selama ini ada juga obat bahan alam yang sering digunakan
sebagai terapi malaria berasal dari tumbuhan cinchona yang dimanfaatkan
dari getahnya. Obat ini lebih sering dikenal dengan sebutan kina
[CITATION Hay12 \l 1033 ].