Anda di halaman 1dari 36

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kehamilan merupakan proses yang alamiah. Perubahan-perubahan yang


terjadi pada wanita selama kehamilan normal adalah bersifat fisiologis, bukan
patologis. Oleh karenanya, asuhan yang diberikan pun adalah asuhan yang
meminimalkan intervensi. Bidan harus memfasilitasi proses alamiah dari
kehamilan dan menghindari tindakan-tindakan yang bersifat medis yang tidak
terbukti manfaatnya.
Kehamilan adalah peristiwa alamiah, yang akan dialami oleh seluruh ibu
yang mengharapkan anak. Namun demikian setiap kehamilan perlu perhatian
khusus, untuk mencegah dan mengetahui penyakit-penyakit yang dijumpai pada
persalinan, baik penyakit komplikasi dan lain-lain.
Pada umumnya kehamilan berkembang dengan normal dan
menghasilkan kehamilan sesuai dengan yang diharapkan. Oleh karena itu
pelayanan antenatal care merupakan cara penting untuk memonitor dan
mendukung kesehatan ibu hamil dan mendeteksi adanya kehamilan resiko tinggi.
Dengan adanya antenatal care sebagai deteksi dini adanya kehamilan yang
beresiko tinngi sebagai salah satu penyebab kematian ibu hamil, sehingga
antenatal care diharapkan dapat mengurangi angka kematian ibu.
Ibu hamil tersebut harus sering dikunjungi jika terdapat masalah dan
hendaknya disarankan untuk menemui petugas kesehatan bila merasakan tanda-
tanda kehamilan. Untuk itu ibu hamil terutama trimester III untuk lebih sering
memeriksakan diri sejak dini dengan tujuan untuk mengurangi penyulit saat
inpartu.Untuk itulah tenaga kesehatan dituntut untuk memberikan pelayanan
obstetrik dan neonatal, khususnya bidan harus mampu dan teerampil
memeberikan pelayanan sesuai dengan standart yang diterapkan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian kehamilan tanda-tanda kehamilan yang dapat menegakan
diagnosa kehamilan
2. Apa Filosofi Asuhan Antenatal Filosofi kebidanan dalam asuhan antenatal
3. Bagaimana Lingkup Asuhan Kehamilan
4. Apa Prinsip Pokok Asuhan Kehamilan
5. Apa Tanda bahaya pada kehamilan
6. Apa asuhan kebidanan pada kehamilan

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk menyelesaikan tugas makalah yang diberikan dan untuk
melaksanakan asuhan kebidanan langsung kepada pasien secara optimal dan
mental ibu dan anak selama dalam kehamilan sehingga didapat ibu dan anak
yang sehat.
2. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui pengertian kehamilan tanda-tanda kehamilan yang
dapat menegakan diagnosa kehamilan
2. Untuk mengetahui Filosofi kebidanan dalam asuhan antenatal
3. Untuk mengetahui Lingkup Asuhan Kehamilan
4. Untuk mengetahui Prinsip Pokok Asuhan Kehamilan
5. Untuk mengetahui Tanda bahaya pada kehamilan
6. Untuk mengetahui asuhan kebidanan pada kehamilan
D. Manfaat Penulisan
Manfaat penilisan laporan asuhan kehamilanini adalah:
1. Agar dapat mengetahui apa saja tanda-tanda kehamilan yang dapat
menegakan diagnosa kehamilan.
2. Agar dapat mengetahui Filosofi kebidanan dalam asuhan antenatal
3. Agar dapat mengetahui Lingkup Asuhan Kehamilan
4. Agar dapat mengetahui Prinsip Pokok Asuhan Kehamilan
5. Agar dapat mengetahui Tanda bahaya pada kehamilan
6. Agar dapat mengetahui asuhan kebidanan pada kehamilan
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Pengertian dan Tanda-Tanda Kehamilan

Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intrauterine mulai


sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan. Lamanya
kehamilan mulai dari ovulasi sampai partus kira kira 280 hari (40 minggu),
dan tidak lebih dari 300 hari (43 minggu). Kehamilan 40 minggu ini disebut
kehamilan matur (cukup bulan). Bila kehamilan lebih dari 43 minggu disebut
kehamilan postmatur. Kehamilan antara 28 dan 36 minggu disebut
kehamilan premature (Sarwono, 2018). Ditinjau dari tuanya kehamilan,
kehamilan dibagi dalam 3 bagian:
a. kehamilan triwulan pertama (antara 0 sampai 12 minggu)
b. kehamilan triwulan kedua (antara 12 sampai 28 minggu)
c. kehamilan triwulan terakhir (antara 28 sampai 40 minggu) (Sarwono,
2018).
Tanda-tanda kehamilan dapat dibagi menjadi:
a. Tanda-tanda dugaan hamil
1). Amenorea/tidak mengalami menstruasi (terlambat haid)
2). Mual (nausea) dan muntah (emesis)
3). Pusing
4). Miksi/sering buang air kecil
5). Pigmentasi kulit terutama di daerah muka, areola payudara, dan
dinding perut
6). Varices atau penampakan pembuluh darah vena
7). Payudara menegang dan sedikit nyeri
8). Epulis: hipertropi dari pupil gusi.
b. Tanda tidak pasti kehamilan
1). Rahim membesar, sesuai dengan umur kehamilan
2). Pada pemeriksaan dalam dijumpai
a) Tanda Hegar: SBR lunak.
b) Tanda Chadwicks: Warna kebiruan pada serviks, vagina, dan
vulva.
c) Tanda Piscaseck: Pembesaran uterus ke salah satu arah sehingga
menonjol jelas ke arah pembesaran tersebut.
d) Kontraksi braxton hicks: Bila uterus dirangsang (distimulasi
dengan diraba) akan mudah berkontraksi
c. Tanda Pasti Hamil
1). Gerakan janin dalam rahim terasa, dan teraba bagian janin.
2). Pemeriksaan USG
3). Terdenagr denyut jantung janin
2. Filosofi Asuhan Antenatal
Filosofi kebidanan dalam asuhan antenatal adalah nilai atau keyakinan atau
kepercayaan yang mendasari bidan untuk berperilaku dalam memberikan
asuhan kehamilan. Pada prinsipnya filosofi asuhan kehamilan merujuk pada
filosofi bidan, meliputi sebagai berikut:
a. Kehamilan dan persalinan merupakan proses alamiah (normal) dan bukan
proses patologis, tetapi kondisi normal dapat menjadi patologi/abnormal.
b. Setiap perempuan berkepribadian unik, di mana terdiri atas biopsikososial
yang berbeda, sehingga dalam memperlakukan klien satu dengan yang
lainnya juga berbeda dan tidak boleh disamakan
c. Mengupayakan kesejahteraan perempuan dan bayi baru lahir. Ini dapat
dilakukan dengan berbagai upaya baik promosi kesehatan melalui
penyuluhan atau konseling, maupun dengan upaya preventif misalnya
pemberian imunisasi TT ibu hamil dan tablet tambah darah.
d. Perempuan mempunyai hak memilih dan memutuskan tentang kesehatan,
siapa dan di mana mendapatkan pelayanan kesehatan.
e. Fokus asuhan kebidanan adalah untuk memberikan upaya preventif
(pencegahan) dan promotif (peningkatan kesehatan).
f. Mendukung dan menghargai proses fisiologi, intervensi dan penggunaan
teknologi dilakukan hanya atas indikasi membangun kemitraan dengan
profesi lain untuk memberdayakan perempuan.
3. Lingkup Asuhan Kehamilan
Dalam memberikan asuhan kepada ibu hamil, bidan harus memberikan
pelayanan secara komprehensif atau menyeluruh. Adapun lingkup asuhan
kebidanan pada ibu hamil meliputi:
a. Mengumpulkan data riwayat kesehatan dan kehamilan serta menganalisis
tiap kunjungan/pemeriksaan ibu hamil.
b. Melaksanakan pemeriksaan fisik secara sistematis dan lengkap.
c. Melakukan penilaian pelvik, ukuran dan struktur panggul.
d. Menilai keadaan janin selama kehamilan termasuk denyut jantung janin
dengan fetoskop/pinard dan gerakan janin dengan palpasi.
e. Menghitung usia kehamilan dan hari perkiraan lahir (HPL).
f. Mengkaji status nutrisi dan hubungan dengan pertumbuhan janin.
g. Mengkaji kenaikan berat badan ibu dan hubungannya dengan komplikasi.
h. Memberi penyuluhan tanda-tanda bahaya dan bagaimana menghubungi
bidan.
i. Melakukan penatalaksanaan kehamilan dengan anemia ringan,
hiperemesis gravidarum tingkat I, abortus iminen dan preeklampsia
ringan.
j. Menjelaskan dan mendemonstrasikan cara mengurangi ketidaknyamanan
kehamilan.
k. Memberi Imunisasi TT bagi ibu hamil
l. Mengidentifikasi atau mendeteksi penyimpangan kehamilan normal dan
penanganannya termasuk rujukan tepat pada: kurang gizi, pertumbuhan
janin tidak adekuat, PEB dan hipertensi, perdarahan pervaginam,
kehamilan ganda aterm, kematian janin, oedema yang signifikan, sakit
kepala berat, gangguan pandangan, nyeri epigastrium karena hipertensi,
KPSW, Persangkaan Polihidramnion, DM, kelainan kongenital, hasil
laboratorium abnormal, kelainan letak janin, infeksi ibu hamil seperti
infeksi menular seksual,vaginitis, infeksi saluran kencing.
m.Memberikan bimbingan dan persiapan persalinan, kelahiran dan menjadi
orang tua.
n. Bimbingan dan penyuluhan tentang perilaku kesehatan selama hamil
seperti nutrisi, latihan, keamanan, kebiasaan merokok.
o. Penggunaan secara aman jamu atau obat-obatan tradisional yang tersedia
4. Tanda Bahaya Dalam Kehamilan.
Setiap kunjungan antenatal bidan harus mengajarkan kepada ibu hamil untuk
mengenali tanda–tanda bahaya pada kehamilan maupun persalinan. Tanda
bahaya ini jika tidak terdeteksi maka akan mengakibatkan kematian. Untuk
mengantisipasi ini maka tidak hanya ibu hamil saja yang perlu mengerti
tentang tanda bahaya tetapi suami dan keluarganya khususnya orang penting
yang berhak memberi keputusan apabila terjadi kagawat daruratan harus juga
mengetahui tentang tanda bahaya. Ada 6 tanda bahaya selama periode
antenatal adalah:
a. Perdarahan pervagina
Perdarahan tidak normal yang terjadi pada awal kehamilan (perdarahan
merah, banyak atau perdarahan dengan nyeri), kemungkinan abortus,
mola atau kehamilan ektopik. Perdarahan tidak normal pada kehamilan
lanjut (perdarahan merah, banyak, kadang – kadang, tidak selalu, disertai
rasa nyeri) bisa berarti plasenta previa atau solusio plasenta
b. Sakit kepala yang hebat, menetap yang tidak hilang. Sakit kepala hebat
dan tidak hilang dengan istirahat adalah gejala pre eclampsia
c. Perubahan visual secara tiba – tiba (pandangan kabur)
Masalah penglihatan pada ibu hamil yang secara ringan dan tidak
mendadak kemungkinan karena pengaruh hormonal. Tetapi kalau
perubahan visual yang mendadak misalnya pandangan kabur atau
berbayang dan disertai sakit kepala merupakan tanda pre eklampsia
d. Nyeri abdomen yang hebat
Nyeri abdomen yang tidak ada hubungan dengan persalinan adalah tidak
normal. Nyeri yang tidak normal apabila nyeri yang hebat, menetap dan
tidak hilang setelah beristirahat, hal ini kemungkinan karena appendisitis,
kehamilan ektopik, abortus, penyakit radang panggul, gastritis, penyakit
kantung empedu, abrupsio plasenta, infeksi saluran kemih dll.
e. Bengkak pada muka atau tangan.
Hampir separuh ibu hamil mengalami bengkak normal pada kaki yang
biasanya muncul pada sore hari dan biasanya hilang setelah beristirahat
atau meninggikan kaki. Bengkak dapat menunjukkan tanda bahaya
apabila muncul pada muka dan tangan dan tidak hilang setelah beristirahat
dan disertai keluhan fisik lain. Hal ini dapat merupakan tanda anemia,
gagal jantung atau preeklampsia
f. Bayi bergerak kurang dari seperti biasanya
Ibu hamil akan merasakan gerakan janin pada bulan ke 5 atau sebagian
ibu merasakan gerakan janin lebih awal. Jika bayi tidur gerakannya akan
melemah. Bayi harus bergerak paling sedikit 3 x dalam periode 3 jam.
Gerakan bayi akan lebih mudah terasa jika ibu berbaring atau beristirahat
dan jika ibu makan dan minum dengan baik.
5. Prinsip Pokok Asuhan Kehamilan
Prinsip merupakan dasar atau azas atau kebenaran yang menjadi pokok dasar
berpikir, bertindak dan sebagainya. Sebagai seorang bidan dalam melakukan
asuhan kebidanan harus berdasarkan prinsip sesuai tugas pokok dan
fungsinya agar apa yang dilakukan tidak melanggar kewenangan. Selain
harus memiliki kompetensi, bidan dalam melaksanakan asuhan harus
berpegang pada Undang-Undang Kesehatan Nomor 30 Tahun 2009;
Permenkes 1464 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Praktik Bidan,
pelayanan dilaksanakan sesuai standar pelayanan kebidanan dan standar
profesi bidan.
6. Asuhan Kebidanan Kehamilan Trimester III
1. Identitas Pasien
a. Biodata
1) Nama
Nama merupakan identitas khusus yang membedakan seseorang
dengan orang lain. Hendaknya klien dipanggil sesuai dengan
nama panggilan yang biasa baginya atau yang disukainya agar ia
merasa nyaman serta lebih mendekatkan hubungan interpersonal
bidan dengan klien (Widatiningsih dan Dewi, 2017;h.162)
2) Umur
Menurut pendapat (Widatiningsih dan Dewi,2017;h. 162) umur
dalam kategori sehat yaitu antara 20 hingga kurang dari 35 tahun.
Kehamilan usia muda berkaitan dengan resiko preeklamsia. Pada
umur diatas 35 tahun fungsi sistem reproduksi umumnya sudah
tidak optimal untuk pertumbuhan janin, jalan lahir juga tidak
lentur lagi sehingga resiko persalinan lama pada nulipara, seksio
sesaria, pelahiran preterm, IUGR.
3) Agama
Kehamilan selalu melibatkan aspek spiritual karena berkaitan
dengan adanya individu baru yang akan dilahirkan. Hal ini
berkaitan dengan tradisi keagamaan dalam kehamilan dan
kelahiran, perasaan tentang jenis kelamin, tenaga kesehatan, dan
pada beberapa kasus penggunaan produk darah (Widatiningsih
dan Dewi,2017;h. 162)
4) Pendidikan
Tingkat pendidikan seseorang mempengaruhi kemampuan dalam
menyerap informasi pada saat dilakukan penyuluhan kesehatan
(Widatiningsih dan Dewi, 2017; h. 163).
5) Pekerjaan
Menurut (Romauli, 2011;h.163) pekerjaan digunakaan untuk
mengetahui taraf hidup dan sosial ekonomi agar nasehat kita
sesuai. Pekerjaan ibu perlu diketahui untuk mengetahui apakah
ada pengaruh pada kehamilan seperti bekerja di pabrik rokok,
percetakan, dan lain-lain. Menurut (Sulistyawati, 2009;h127)
Wanita hamil tetap dapat bekerja namun aktivitas yang
dijalaninya tidak boleh terlalu berat. Istirahat wanita hamil
dianjurkan sesering mungkin.
6) Suku Bangsa
Menurut Romauli, (2011;h.162) suku bangsa dikaji untuk
mengetahui kondisi sosial budaya ibu yang mempengaruhi
perilaku kesehatan.
7) Alamat
Alamat dikaji untuk mengetahui ibu tinggal dimana, menjaga
kemungkinan bila ada ibu yang namanya bersamaan. Ditanyakan
alamatnya, agar dapat dipastikan ibu yang mana hendak ditolong
itu, Alamat juga diperlukan bila mengadakan kunjungan kepada
penderita. (Romauli, 2011;h.163)
6) Jaminan Kesehatan
Jampersal merupakan kependekan dari Jaminan Persalian,
artinya jaminan pembiayaan yang digunakanuntuk pemeriksaan
kehamilan, pertolongan persalinan dan pelayanan bayi baru lahir
yang pembiayaannya dijamin oleh pemerintah. (Suplemen,
2011;h.2)
2. Data Subyektif
a. Alasan Datang
(Romauli, 2011;163) menyatakan bahwa ibu datang/kunjuangan
karena ada keluhan atau hanya untuk memeriksakan
kehamilannya.
b. Keluhan Utama
Menurut Sulistyawati (2011; hal.167) menyatakan bahwa keluhan
utama ditanyakan untuk mengetahui alasan pasien datang ke
fasilitas pelayanan kesehatan. Sedangkan menurut (Widatiningsih
dan Dewi, 2017; h.164) keluhan yang sering dijumpai pada TM
III diantaranya peningkatan frekuensi berkemih, nyeri ulu hati,
kembung/flatulen, konstipasi, kram tungkai, dyspareunia,
insomnia, nyeri ligamentum uteri, nyeri punggung bawah, sesak
nafas, kesemutan/baal pada jari, varices, hemoroid. Keluhan
utama kemudian diuraikan pada riwayat kehamilan sekarang.
c. Riwayat Kesehatan
Marmi (2011;h. 154) menyatakan riwayat kesehatan merupakan
identifikasi keluhan yang dirasakan sekarang, penyakit umum
yang pernah diderita, serta penyakit yang pernah dialami sebelum
kehamilan maupun pada saat kehamilan. Beberapa data penting
tentang riwayat kesehatan pasien yang perlu diketahui adalah
apakah pasien pernah atau sedang menderita penyakit seperti
jantung, diabetes mellitus, hipertensi/hipotensi dan juga hepatitis
(Romauli, 2011;h.167).
Berikut penyakit yang terjadi secara menurun dalam keluarga dan
penyakit menular:
1) Penyakit Menurun
a) Penyakit Jantung
Selama kehamilan normal, sistem kardiovaskuler ibu
mengalami banyak perubahan seperti (peningkatan
volume intravaskuler, penurunan resistensi sistemik
perifer) yang menyebabkan peningkatan kerja jantung.
Bila jantung sudah mempunyai masalah seperti penyakit
pada myokard, katup jantung atau kelainan kongenital
(defek septum atrium/ventrikel) maka akan dapat
menyebabkan dekompensasi jantung yang dapat
mengancam keselamatan jiwa ibu dan janin.
Resiko yang dapat terjadi pada ibu hamil dengan penyakit
jantung yaitu: abortus, kelahiran prematur, hambatan
pertumbuhan janin intrauterine (Intrauterine Growth
Retardation/IUGR) dan berakibat Berat Bayi Lahir
Rendah (BBLR). (Widatingsih dan Dewi,2017;h.83-84).
Menurut Marmi (Marmi,2011:h.162) Keluhan utama pada
pasien dengan penyakit jantung dalam masa kehamilan
adalah:
(1) Cepat merasa lelah
(2) Jantung berdebar-debar
(3) Sesak nafas dan terjadi sianosis (kebiruan)
(4) Edema pada tungkai
(5) Mengeluh tambah besarnya rahim yang tidak sesuai
b) Hipertensi
Resiko yang terjadi akibat hipertensi dalam kehamilan
adalah insufisiensi sirkulasi uteroplasental akibat
vasospasme yang menyebabkan infark plasenta dan
abruptio placentae sehingga dapat menyebabkan:
perdarahan, kelahiran prematur, IUGR, gawat janin
hingga IUFD. (Widatiningsih dan Dewi,2017 h:85)
c) Asma
Wanita yang memiliki riwayat asma berat sebelum hamil
terbukti akan terus mengalaminya dan menjadi semakin
buruk selama masa hamil. Apabila pada kehamilan
sebelumnya, wanita tersebut menderita asma, maka
kemungkinan besar ia juga akan mengalaminya pada
kehamilan kali ini. (Varney et al., 2007; h. 629).
d) Diabetes Melitus
Menurut Prawirohardjo (2014; h. 851) komplikasi yang
terjadi pada kehamilan dengan DM yaitu pada ibu akan
meningkatkan risiko terjadinya preeklampsia, seksio
sesarea, dan terjadinya diabetes mellitus tipe 2 di
kemudian hari, sedangkan pada janin terjadi makrosomia,
trauma persalinan, hiperbilirubinemia, hipoglikemi, serta
meningkatnya kematian janin.
Diabetes yang dialami ibu hamil dapat berupa
(1) DM tipe 1 (Insuline Dependency-DM), dan tipe 2
(Non-IIDM).
Keduanya jika dialami ibu sejak sebelum hamil
sering disebut pregastisional DM.
(2) Tipe spesifik lainnya (akibat infeksi, obat)
(3) Gestasional diabetes
(Widatiningsih dan Dewi,2017;h.85)
e) Anemia
Menurut Prawirohardjo (2014; h.775), pada kehamilan
kebutuhan oksigen lebih tinggi sehingga memicu
peningkatan produksi eritropoietin. Akibatnya, volume
plasma bertambah dan sel darah merah (eritrosit)
meningkat. Namun, peningkatan volume plasma terjadi
dalam proporsi yang lebih besar jika dibandingkan dengan
peningkatan eritrosit sehingga terjadi penurunan
konsentrasi hemoglobin (Hb) akibat hemodilusi.
2) Penyakit Menular
a) Hepatitis
Kehamilan tidak memperberat virus hepatitis, namun jika
terjadi infeksi akut pada kehamilan bisa mengakibatkan
terjadinya hepatitis fulminan yang dapat menimbulkan
mortalitas tinggi pada ibu dan bayi (Prawirohardjo 2014 ;
h. 906)
b) HIV/AIDS
Sulistyawati (2009;h.100) menyatakan bahwa janin yang
dikandung oleh ibu hamil yang sedang mengidap HIV
akan menjadi sangat rentan terhadap penularan selama
proses kehamilannya karena kemungkinan besar virus
akan ditransfer melalui plasenta ke dalam tubuh bayi.
c) TBC
Kehamilan dengan infeksi TBC risiko prematuritas,
IUGR, dan BBLR meningkat, serta risiko kematian
perinatal meningkat 6 kali lipat (Prawirohardjo, 2014; h.
807).
d. Riyawat Obstetri
1) Riyawat Haid
Data ini dikaji untuk memperoleh gambaran tentang keadaan
dasar dari organ reproduksi klien (Romauli, 2011; h. 163).
Marmi (2011;h. 157) menyatakan bahwa riwayat haid klien
yang akurat biasanya membantu penetapan tanggal perkiraan
kelahiran yang sering disebut taksiran partus.
a) Menarche
Menarche adalah usia pertama kali mengalami menstruasi.
Wanita Indonesia pada umumnya mengalami menarche
sekitar usia 12 sampai 16 tahun (Romauli, 2011;h 164)
b) Siklus
Siklus menstruasi adalah jarak antara menstruasi yang dialami
dengan mesntruasi berikutnya, dalam hitungan hari. Biasanya
sekitar 23 sampai 32 hari (Romauli, 2011;h 164).
c) Volume
Data ini menjelaskan seberapa banyak darah menstruasi yang
dikeluarkan biasanya acuan yang digunakan berupa kriteria
banyak ataupun sedikit, serta keluhan yang dialami saat
menstruasi (Romauli, 2011;h 164).
d) Disminorea (Nyeri Haid)
Disminorea adalah sakit perut yang dialami wanita pada saat
haid dan biasanya dirasakan pada permulaan haid.
(Widatiningsih, Christin, 2017, h. 171).
2) Riyawat Kehamilan Sekarang
Riyawat kehamilan sekarang meliputi: HPHT dan siklus Haid
apakah normal, Gerak janin (kapan mulai dirasakan dan
apakah ada perubahan), masalah dan tanda-tanda bahaya.
Keluhan-keluhan lazim pada kehamilan; penggunaan obat-
obatan (termasuk jamu-jamuan); kekhawatiran lain yang
dirasakan. (Rukiah, 2009; h. 145).
a) HPHT (Hari Pertama Haid Terakhir)
Penentuan perkiraan lahir dengan rumus Naegle yaitu
HPHT hari + 7, bulan - 3, tahun + 1 (untuk bulan baru atau
bulan maret keatas) dan hari + 7, bulan + 9 (untuk bulan
januari sampai maret) (Rukiah, 2009; h. 145)
b) Gerak Janin
Gerak janin perlu di pantau untuk mengethui kesejahteraan
janin dan jika ada gangguan janin segera terdeteksi.
Gerakan janin dalam 24 jam minimal 10 kali
(Sulistyawati, 2009;h. 123).
c) Tanda Bahaya
Menurut Romauli (2011; h. 152) tanda bahaya yang perlu
diperhatikan dan diantisipasi selama kehamilan lanjut
adalah perdarahan pervaginam, sakit kepala yang hebat,
penglihatan kabur, bengkak di wajah dan jari-jari tangan,
keluar cairan pervaginam, dan gerakan janin tidak terasa.
d) Penggunaan Obat-obatan
Pengaruh obat terhadap janin selama hamil tidak hanya
tergantung dari macam obat, akan tetapi juga tergantung
dari saat obat tersebut diberikan. Obat-obatan yang
diberikan kepada ibu hamil dapat menimbulkan efek pada
janin seperti kelainan bentuk anatomic, gangguan pertukan
zat dalam tubuh. (Romauli, 2011;h. 121-122).
e) Jamu-jamuan
Minum jamu merupakan sebuah kebiasaan yang sangat
beresiko bagi wanita hamil, karena efek dari minum jamu
dapat membahayakan tumbuh kembang janin seperti
menimbulkan kecacatan, abortus, BBLR, partus
prematurus, asfiksia, serta kematian janin dalam
kandungan (Romauli, 2011;h.109).
f) Imunisasi TT
Imunisasi selama kehamilan sangat penting dilakukan
untuk mencegah penyakit yang dapat menyebabkan
kematian ibu dan janin. Selama kehamilan bila ibu hamil
statusnya T0 maka hendaknya mendapatkan 2 dosis (TT1
dan TT2) dengan interval 4 minggu bila memungkinkan
untuk mendapatkan TT 3 sesudah 6 bulan berikutnya.
(Sulistyawati, 2011:120-121)
Tabel Jadwal Pemberian Imunisasi TT Ibu Hamil
Status Jenis Interval Lama Presentasi
Suntikan TT Waktu Perlindungan Perlindungan
T0 Belum
pernah
mendapat
suntikan TT
T1 TT1 80%
T2 TT2 4 minggu 3 tahun 95%
dari TT1
T3 TT3 6 bulan 5 tahun 99%
dari TT2

T4 TT4 Minimal 10 tahun 99%


1 tahun
dari TT3
T5 TT5 3 tahun Seumur hidup
dari TT4

g) Zat Besi/Tablet Fe
Pemberian tablet besi minimal 90 tablet selama hamil.
Pemberian tablet zat besi pada ibu hamil (Fe) adalah
mencegah defisiensi zat besi pada ibu hamil. Wanita hamil
perlu menyerap zat besi 60 mg/hari (Rukiyah, 2009h.164).
3) Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang lalu
Riwayat kehamilan yang lalu membantu mengelola asuhan
pada kehamilan saat ini, seperti jumlah kehamilan, anak yang
lahir hidup, persalinan yang aterm, persalinan premature,
keguguran atau kegagalan dalam kehamilan, persalinan
dengan tindakan, riwayat perdarahan pada kehamilan,
persalinan atau nifas, pre-eklampsia, berat bayi sebelumnya
<2500 atau >4000, (Rukiah, 2009; h. 146).
4) Riwayat Kehamilan Ganda
Pertumbuhan janin pada kehamilan ganda rentan mengalami
hambatan, karena peregangan uterus yang berlebihan oleh
karena besarnya janin, 2 plasenta dan air ketuban yang lebih
banyak menyebabkan terjadinya partus prematurus. Ini perlu
disarankan kepada tenaga kesehatan untuk segera melakukan
rujukan atau kolaborasi dengan dokter spesialis kebidanan dan
kandungan, karena kehamilan ganda termasuk kedalam
kehamilan beresiko dan perlu pemantauan yang ketat terutama
berat badan bayi. (Triana, 2014; 196 dan 197)
e. Riwayat Perkawinan
Data yang perlu dikaji antaralain berapa tahun usia ibu menikah,
status pernikahan, lama pernikahan, dan pernikahan yang
keberapa (Sulistyawati, 2009; h. 169).
Informasi yang perlu dikaji yaitu:
1) Menikah, ditanya status klien, apakah sudah menikah atau belum,
pernikahan yang keberapa.
2) Lama pernikahan
Ditanyakan sudah berapa lama menikah, jika klie mengatakan
sudah lama menikah tapi baru bisa mempunyai keturunan,
kemungkinan kehamilan ini sangat diharapkan (Widatiningsih
dan Dewi, 2017, h.177).
f. Riwayat KB
Riwayat kontrasepsi perlu dikaji karena kontrasepsi hormonal
dapat mempengaruhi EDD (Estimated Date of Delivery) / HPL
(Hari Perkiraan Lahir), karena penggunaan metode lain dapat
membantu menanggali kehamilan (Marmi, 2011;h.158)
Adakalanya kehamilan terjadi akibat kegagalan kontrasepsi yang
dapat menyebabkan kekhawatiran dan kecemasan klien terhadap
kehamilannya (Widatiningsih dan Dewi, 2017;h.172).
g. Pola Kebutuhan Sehari-hari
1) Pola Nutrisi
Menurut (Widatiningsih dan Dewi, 2017;h. 173)
Frekuensi makan 3x per hari. Komposisi bisa berupa nasi
atau penggantinya dengan porsi 1 piring makan, lauk
bervariasi baik produk hewani maupun nabati, sayuran,
buah minimal 1x sehari, cemilan dapat berupa makanan
ringan yang tinggi karbohidrat, atau diganti dengan buah.
Pantang terhadap makanan tentu dapat beresiko malnutrisi
jika pantangan itu mengandung nilai gizi yang sangat
dibutuhkan oleh tubuh.
Tabel Asupan makanan wanita hamil menurut
Prawirohardjo, 2009 dalam (Diana, 2017;h.32) :
Zat Gizi Tidak Hamil Hamil
Kilokalori (kkal) 2200 2500
Protein (g) 55 60
Vitamin larut dalam
lemak
A (ug) 800 800
D (ug) 10 10
E (mg) 8 10
K (ug) 55 65
Vitamin larut dalam
air
C (mg) 60 70
Float (ug) 180 400
Niasin (mg) 15 17
Riboflafin (mg) 1,3 1,6
Tiamin (mg) 1,2 1,5
Pirodiksin B6 (mg) 1,6 2,2
Kobalamin B12 (ug) 2,0 2,2
MINERAL 1200 1200
Kalsium (mg) 1200 1200
Lodium (ug) 150 175
Besi (mg besi fero) 15 30
Magnesium (mg) 280 320
Seng (mg) 12 15

2) Pola Eliminasi
Keluhan yang sering muncul pada ibu hamil berkaitan
dengan eliminasi adalah konstipasi dan sering buang air
kecil. Konstipasi terjadi karena adanya pengaruh hormon
progesteron yang mempunyai efek merilekskan otot polos
salah satunya otot usus. Selain itu desakan usus oleh
pembesaran janin juga menyebabkan bertambahnya
konstipasi (Rukiah, 2009;h. 117)..Sedangkan penyebab
sering buang air kecil pada trimester III karena
pembesaran janin yang menyebabkan desakan pada
kantong kemih (Rukiah, 2009;h. 120).
3) Pola Aktivitas
Kita mengkaji kebiasaan sehari-hari karena data ini
memberikan gambaran tentang seberapa berat aktivitas
yang biasa dilakukan oleh pasien. Aktivitas yang terlalu
berat pada masa kehamilan dapat menyebabkan abortus
dan persalinan premature(Romauli, 2011; h. 171).
4) Pola Istirahat dan Tidur
Sulistyawati(2009; h. 170) menyatakan bahwa pada ibu
hamil pola istirahat perlu diperhatikan. Istirahat malam
hari rata-rata yang normal adalah 6-8 jam. Selain itu tidak
semua wanita mempunyai kebiasaan tidur siang, oleh
karena itu dapat disampaikan kepada ibu bahwa tidur
siang sangat penting untuk menjaga kesehatan selama
hamil.
5) Pola Hubungan Seksual
Dalam hal ini bidan menanyakan hal-hal yang berkaitan
dengan aktivitas seksual seperti frekuensi dan gangguan
ketika melakukan hubungan seksual (Romauli, 2011;h.
172). Frekuensi dan libido seksual pada trimester ketiga,
abdomen yang semakin besar dan rasa tidak nyaman
akibat kehamilan timbul kembali sehingga hasrat seksual
akan menurun lagi (Widatiningsih dan Dewi, 2017;h.175).
6) Pola Personal Hygine
Data ini dikaji karena ikut mempengaruhi kesehatan klien
dan janinnya agar terhindar dari risiko infeksi. Beberapa
kebiasaan yang dilakukan yaitu mandi, keramas, ganti
celana dalam, kebersihan kuku (Romauli, 2011;h. 172).
Menurut Sulistyawati (2009;h. 118) kebersihan tubuh ibu
perlu diperhatikan karena selama hamil perubahan
metabolisme meningkatkan pengeluaran keringat, maka
dari itu ibu harus mandi teratur. Selain itu daerah vital ibu
juga harus dibersihkan secara rutin dengan berganti celana
dalam minimal 2 kali sehari.
7) Pola Kebiasaan Yang Merugikan Kesehatan
a) Merokok
Berdasarkan konsep evidence menunjukan bahwa
merokok menimbulkan efek yang sangat
membahayakan. Pengaruh nikotin terhadap janin
menimbulkan efek kenaikan tekanan pada otak janin
dan peningkatan denyut jantung janin. Efek bagi ibu
yaitu penyakit paru, jantung, hipertensi, arteriklerosis,
kanker paru dsb (Kusmiyati dkk, 2010;h.93)
b) Alkohol
Alkohol dapat menimbulkan masalah signifikan pada
anak-anak seperti mengalami sindrom alkohol janin
gangguan perkembangan saraf, pada ibu hamil dapat
memberikan efek jangka panjang pada bayi yang
dikandungnya (Marmi, 2011;h.156).
c) Penggunaan Obat-obatan Terlarang/NAPZA
Wanita yang menggunakan obat-obatan tidak akan
tertolong, kecuali mereka diidentifikasi sejak awal.
Identifikasi pemakaian obat dan alkohol pada wanita
hamil dapat mengubah hidup mereka dan mencegah
bayi mengalami keterlambatan perkembangan retardasi
atau bahkan kematian (Marmi, 2011;h. 156).
d) Data Psikososial, Budaya, dan Spiritual
Riwayat sosial ekonomi ibu dapat membantu untuk
mengetahui dukungan ibu dan pengambil keputusan
dalam keluarga, sehingga dapat membantu ibu dalam
merencanakan persalinannya yang lebih baik
(Rukiah,2009;h.146-147).
Respons dan dukungan keluarga terhadap kehamilan
ini, bagaimanapun juga hal ini sangat penting untuk
kenyamanan psikologis ibu. Adanya respons yang
positif dari keluarga terhadap kehamilan akan
mempercepat proses adaptasi ibu dalam menerima
perannya (Sulistyawati, 2009;h. 173).
Perubahan psikologi pada kehamilan trimester III
antara lainrasa tidak nyaman, merasa dirinya jelek,
tidak menarik, takut akan rasa sakit dan bahaya fisik
yang timbul pada saat melahirkan, khawatir akan
keselamatannya, khawatir dengan bayi yang dilahirkan
dalam keadaan tidak normal, merasa kehilangan
perhatian, dan juga memiliki perasaan
sensitive(Romauli, 2011; h. 90).
e) Data Pengetahuan
Data ini dapat kita peroleh dari beberapa pertanyaan
yang kita ajukan kepada pasien mengenai perawatan
selama hamil. Pengalaman atau riwayat kehamilannya
yang lalu dapat di jadikan sebagai bahan pertimbangan
dalam menyimpulkan sejauh mana pasien mengatahui
tentang perawatan kehamilan ini dan perawatan
bayinya kelak. (Sulistyawati, 2009; h. 173, 174).
Menurut Romauli (2011, h. 140-153) data pengetahuan
yang dapat dikaji adalah ketidaknnyamanan TM III,
konseling persiapan persalinan, konseling tanda-tanda
persalinan, tanda bahaya pada kehamilan, mobilisasi,
body mekanik, memantau kesejahteraan janin, serta
persiapan laktasi.
3. Data Obyektif
a. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan Umum
Menurut Sulistyawati (2009: h. 175) keadaan umum yang
baik adalah jika klien memperlihatkan respons yang baik
terhadap lingkungan maupun pada orang lain seperti saat
diberikan rangsangan pasien dapat memberikan tanggapan
yang sesuai dan secara fisik tidak mengalami ketergantungan
dalam berjalan.
2) Kesadaran
Diperoleh saat pengkajian bahwa kesadaran pasien compos
mentis (Sulistyawati, 2009;h. 175).
3) Tekanan Darah
Tekanan darah dikatakan tinggi jika lebih dari 140/90 mmHg.
Bila tekanan darah meningkat, yaitu sistolik 30 mmHg atau
lebih, dan/ atau diastolik 15 mmHg atau lebih, kelainan ini
dapat berlanjut menjadi preeklamsia dan eklamsi jika tidak
segera ditangani dengan tepat (Romauli, 2011;h. 173).
4) Nadi
Denyut nadi normal berkisar 60-80 x/menit (Romauli,
2011;h.173). Jika denyut nadi ibu 100 x/menit atau lebih,
mungkin ibu mengalami keluhan seperti tegang, ketakutan
atau cemas akibat masalah tertentu, perdarahan berat, anemia,
sakit/demam, gangguan tyroid atau gangguan jantung
(Romauli, 2011;h. 173)
5) Suhu
Suhu tubuh normal adalah 36-37,50C. Sedangkan suhu tubuh
yang lebih dari 370C perlu diwaspadai adanya infeksi
(Romauli, 2011; h. 173).
6) Pernafasan
Untuk mengetahui fungsi sistem pernafasan. Normalnya 16-
24 x/menit. (Romauli, 2011; h. 173)
7) Tinggi Badan
Tinggi badan <145 cm terlebih pada kehamilan pertama
tergolong resiko tinggi karena kemungkinan ibu tersebut juga
memiliki panggul yang sempit. (Widatiningsih, Christin,
2017, h. 180).
8) Berat Badan
Normalnya penambahan berat badan ibu hamil setiap minggu
bertambah 0,5 kg per minggu atau 6,5 kg sampai 16 kg
selama kehamilan (Romauli, 2011; h. 173).
9) LILA
LILA (Lingkar Lengan Atas) pada bagian kiri. Lila kurang
dari 23,50 cm merupakan indikator kuat untuk status gizi ibu
yang kurang/buruk, sehingga ia beresiko untuk melahirkan
BBLR (Romauli, 2011; h.173).
10) IMT
Menurut Widatiningsih dan Dewi (2017;h.69) Indeks Massa
Tubuh (IMT) yaitu kesesuaian berat badan (kg) sebelum
hamil terhadap tinggi badan (m). Rumus penghitungan IMT
adalah: IMT = BB/TB2
Berat Badan(kg)
IMT= .
Tinggi Badan ( m ) x tinggi badan(m)
Nilai IMT mempunyai rentang sebagai berikut :
19,8-26,6 : normal
< 19, 8 : underweight
26,6-29,0 : overweight
> 29,0 : obesitas
(Sulistyawati, 2009; h. 68)
b. Status Present
Kepala :Mesocephal, kulit kepala tidak menunjukkan adanya
kelainan kulit, rambut tidak mudah rontok.
Muka :Simetris, tidak pucat, tidak oedema.
Mata :kelopak mata tidak cekung, tidak edema, konjungtiva merah
muda, sklera putih.
Telinga :simetris, tidak ada sekresi(nanah, darah, cairan lain), tidak
ada gangguan pendengaran, tidak tanda infeksi.
Hidung :tidak ada massa, tidak ada polip, tidak ada nafas cuping
hidung
Mulut :simetris, lidah dan mukosa mulut tidak sianosis, tidak
stomatitis, tidak ada caries, tonsil/faring tidak ada tanda
radang (bengkak, kemerahan).
Leher :tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid, pembesaran
kelenjaran limfe, tidak bendungan vena jugularis.
Dada :simetris, hiperpigmentasi aerola, puting susu bersih dan
menonjol, tidak ada retraksi dinding dada.
Abdomen : tidak ada bekas luka operasi, tidak ada linea nigra, tidak
ada massa abnormal dan nyeri tekan.
Genetalia :tidak ada lecet/memar, lesi, edema vulva, tidak ada varises.
Anus : tidak ada hemoroid.
Ekstremitas : Atas : simetris, tidak edema, capillary refill <2 detik.
Bawah : simetris, tidak edema, capillary refill <2 detik,
reflek patella +/+
(Sulistyawati, 2009; h. 138-141) (Widatiningsih dan Dewi, 2017; h. 181-
182).
c. Status Obstetri
1) Inspeksi
a) Muka : Tidak ada cloasma gravidarum. (bintik-bintik pigmen
kecoklatan pada muka) (Romauli, 2011;h.174).
b) Payudara : Hiperpigmentasi areola, kelenjar Montgomery lebih
menonjol, puting menonjol, kolustrum sudah keluar.
(Widatiningsih dan Dewi, 2017; h. 182).
c) Abdomen : Tidak terdapat linea nigra dan striae gravidarum,
tidak ada luka bekas operasi, dan pembesaran perut sesuai umur
kehamilan. (Sulistyawati, 2009;h. 139)
d) Vulva :Bersih, tidak ada varises, tidak ada pengeluaran
pervaginam, tidak ada tanda-tanda infeksi (Sulistyawati,2009;h.
140 & 177).
2) Palpasi
a) Payudara : tidak teraba massa, tidak nyeri, kolostrum
(Sulistyawati, 2009; h. 176)
b) Abdomen
(1) Leopold I
Untuk mengetahui tinggi fundus uteri dan bagian yang
berada di fundus (Romauli, 2011;h.175). TFU ditentukan
dengan jari, tingginya sesuai dengan usia kehamilan.
Deskripsikan ciri-ciri bagian yang ada di fundus bila usia
gestasi > 28 minggu. Kepala didiskripsikan sebagai
teraba 1 bagian besar, buat, keras, melenting. Bokong
dideskripsikan sebagai teraba 1 bagian besar yang lunak,
kurang bulat. (Widatiningsih & Dewi,2017;h.183).
(2) Leopold II
Punggung dideskripsikan sebagai teraba bagian besar
dan rata, memanjang dan terasa ada tahanan. Sedangan
ekstremitas dideskripsikan sebagai teraba bagian-bagian
kecil yang menonjol. (Widatiningsih &
Dewi,2017;h.183). Normalnya teraba 1 bagian panjang,
keras seperti papan (punggung) pada satu sisi uterus dan
pada sisi lain teraba bagian kecil-kecil. (Romauli, 2011;
h. 175)
(3) Leopold III
Untuk mengetahui presentasi/ bagian terbawah janin
yang masih ada di simpysis ibu (Romauli, 2011; h.175).
Pada primigravida usia 37 minggu kepala harusnya
sudah masuk panggul, pada multigravida mungkin
kepala baru masuk panggul saat inpartu dikarenakan
tonus otot abdomen yang sudah mengendur tidak cukup
bisa menekan kepala janin untuk memasuki panggul
(Widatiningsih dan Dewi, 2017; h.183)
(4) Leopold 1V
Dilakukan bila pada Leopold III ditemukan bagian
terbawah sudah masuk PAP & usia gestasi > 36 minggu.
Tentukan tingkat penurunan kepala apakah konvergen
atau sejajar atau divergen. Pada primigravida usia 37
minggu kepala harusnya sudah masuk panggul, pada
multigravida mungkin kepala baru masuk panggul saat
inpartu dikarenakan tonus otot abdomen yang sudah
mengendur tidak cukup bisa menekan kepala janin untuk
memasuki panggul. (Widatiningsih & Dewi,
2017;h.183).
(5) TFU
TFU (Tinggi Fundus Uteri): apabila usia kehamilan
diatas 24 minggu memakai pengukuran mc donald yaitu
dengan cara mengukur tinggi fundus memakai cm dari
atas simpysis ke fundus uteri kemudian ditentukan
sesuai rumusnya. (Depkes RI,2001 dalam Rukiyah,
2009; h.7)
Usia kehamilan 36 minggu menurut Spiegelrberg TFU
32 cm diatas simfisis, usia 38 minggu 33 cm diatas
simfisis, dan 40 minggu 37,7 cm diatas simfisis (Rukiah,
2009;h. 33). Tabel Tinggi Fundus Uteri

Tinggi Fundus Uteri Usia Kehmilan


1/3 di atas pusat 28 minggu
1/2 pusat-prosesus xifoideus 34 minggu
Setinggi prosesus xifoideus 36 minggu
Dua jari (4cm) dibawah prosesus 40 minggu
xifoideus
Prawirohardjo dalam (Diana, 2017:h.42)
(6) TBJ
Berat janin = (TFU -13) X 155, bila kepala janin masih
floating
Berat janin = (TFU -12) X 155, bila kepala janin sudah
memasuki pintu atas panggul / HII
Berat janin = (TFU -11) X 155, bila kepala janin sudah
melewati HIII
(Diana, 2017;h. 66-67)
Tabel TBJ normal untuk kehamilan trimester III
(Manuaba, 2010;h.89) yaitu :

Usia Kehamilan Berat Badan (gram)


(bulan)
7 1000
8 1800
9 2500
10 3000
(7) Denyut Jantung Janin
Denyut jantung janin normal terdengar dibawah pusat
ibu (baik dibagian kiri atau dibagian kanan) (Romauli,
2011; h. 176). DJJ dapat terdengar pada bulan 4 sampai
5 dengan menggunakan stetoskop monoral (stetoskop
obstetric), menggunakan ultrasound sudah dapat
didengar pada akhir bulan ke 3. Janin yang dalam
keadaan sehat bunyi jantungnya teratur dan frekuensinya
antara 120-140 x/menit. Jika bunyi jantung <120
x/menit atau >160 x/menit atau tidak teratur, maka janin
dalam keadaan distress (Marmi, 2011; h. 188, 189).
3) Pemeriksaan Laboratorium
a) Pemeriksaan Urine
(1) Pemeriksaan protein urine
Pemeriksaan protein dalam urine yang bertujuan untuk
mengetahui komplikasi adanya pre-eklampsi pada ibu
hamil yang sering kali menyebabkan masalah dalam
kehamilan maupun persalinan dan terkadang
menyebabkan kesakitan dan kematian ibu serta bayinya
jika tidak segera diantisipasi (Rukiyah, 2009;h. 151).

(2) Pemeriksaan urine reduksi


Pemeriksaan urine reduksi bertujuan untuk melihat
adanya glukosa dalam urine. Urine normal biasanya
tidak mengandung glukosa, bila dibakar dan berwarna
hijau atau biru berarti neegatif (Rukiyah, 2009;h. 152).
b) Pemeriksaan Hemoglobin
Kadar Hb ibu kurang dari 10 g% berarti ibu dalam keadaan anemia.
Pemeriksaan Hb dilakukan minimal 2 kali selama kehamilan yaitu
pada trimester I dan trimester III (Romauli, 2011; h. 176).
Klasifikasi anemia menurut Romauli (2011; h. 187) Hb 11gr%
tidak anemia, 9-10,5 gr% anemia ringan, 7-8 gr% anemia sedang,
dan <7 gr% anemia berat. diperuntukan bagi ibu yang belum tau
golongan darahnya.
c) HbsAg
Pemeriksaan darah yang diambil melalui vena, tujuanya untuk
mengetahui ada tidaknya virus hepatitis dalam darah.
(Romauli,2011; h.188).
d) Golongan Darah
Ibu hamil dengan resus negatif perlu mendapatkan penanganan
khusus untuk mencegah terjadinya rhesusisomunization yang
membahayakan janin. (Widatiningsih dan Dewi, 2017;h. 184)
4. Analisa
a. Diagnosa Kebidanan
Pada kehamilan fisologis diagnosa kebidanannya mencakup
Ny.X (inisial nama ibu), umur (20-35 tahun), G ≤ 4, P ≤ 3,
A0, umur kehamilan (36-40 minggu), janin hidup, tunggal,
intrauterin, puka/puki, presentasi kepala, fisiologis.
b. Masalah
Masalah dituliskan jika ibu mengalami masalah yang
memerlukan penanganan yang biasanya tertulis pada keluhan
utama namun tidak dimasukan kedalam kategori diagnosa.
Masalah yang dapat terjadi pada TM III yaitu nyeri punggung
bagian bawah, konstipasi, kecemasan menghadapi persalinan,
dan ketidaktahuan tentang persiapan persalinan.
(Widatiningsih dan Dewi, 2017;h.186)
5. Penatalaksanaan
a. Memberian pendidikan kesehatan tentang cara mengatasi
ketidaknyamanan kehamilan pada TM III sesuai dengan keluhan ibu
hamil. Menurut para tokoh cara mengatasi ketidaknyamanan
kehamilan pada TM III adalah sebagai berikut:
1) Nyeri Punggung Bagian Bawah
Cara mengatasinya yaitu dengan memperhatikan postur tubuh
(jangan terlalu sering membungkuk dan berdiri serta berjalan dengan
punggung dan bahu yang tegak), menggunakan sepatu tumit rendah,
hindari mengangkat benda yang berat, tidur pada kasur tipis yang
dibawahnya ditaruh papan jika diperlukan (atau yang nyaman).
(Rukiyah, 2009; h.121-122).
2) Konstipasi
Biasanya terjadi pada bulan bulan akhir disebabkan karena
progesterondan usus yang terdesak oleh rahim yang membesar, bisa
juga karena tablet zat besi. Bisa diatasi dengan khusus atau obat
pencahar harus dengan resep dokter. Asuhan yang diberikan dengan
makanan yang mengandung tinggi serat, buah dan sayur, ekstra cairan,
hindari makan yang berminyak , dan anjurkan olahraga ( rukiyah
2009; h. 117)
3) Sering Buang Air Kecil
Biasanya keluhan dirasakan saat kehamilan dini, kemudian
kehamilan lanjut. Disebabkan karena progesteron dan tekanan pada
kandung kemih karena pembesaran rahim atau tekanan kepala bayi
yang turun ke rongga panggul. Cara mengatasinya yaitu dengan cara
mengurangi minum setelah makan malam atau minimal dua jam
sebelum tidur, menghindari minuman yang mengandung kafein, jangan
mengurangi kebutuhan air minum (minimal 8 gelas perhari) perbanyak
disiang hari, dan lakukan senam kegel (Rukiah, 2009;h. 120).
4) Nyeri ulu hati
Biasanya dirasakan pada buan buln akhir, disebabkan karena adanya
progerteron serta tekanan dari uterus. Untuk menanganinya bisa
dilakukan dengan diet dan jika diperlukan dengan antacid. Asuhan
yang dapat dilakukan dengan memberikan pendkes gizi, makan sedikit
sedikit, minum susu, hindari makan pedas, gorengan atau berminyak,
tinggikan bagian kepala saat tidur (Rukiyah 2009:h. 117)
5) Kram otot betis
Biasanya terjadi pada kehamilan lanjut. Cara mengatasinya yaitu
dengan memperbanyak makanan yang mengandung kalsium,
menaikkan kaki keatas, pengobatan dengan simtomatik dengan air
hangat, massase, menarik kaki keatas (Rukiah, 2009;h. 119-120).
6) Insomnia
Dapat terjadi pada ibu hamil karena ketidaknyamanan akibat
tekanan pada kandung kemih, kekhawatiran, gerak janin yang
menendang, kram, heartburn. Untuk mengatasi insomnia pada ibu
dapat dilakukan dengan hal berikut ini, yaitu mengubah suhu dan
suasan kamar menjadi lebih sejuk dengan mengurangi sinar yang
masuk atau mengurangi kegaduhan, tidur miring ke kiri karena dapat
memperlancar aliran darah dari ibu ke janin, beri ganjalan pada kaki,
mandi dengan air hangat, dan minum air hangat (Rukiyah 2009; h. 119)
7) Sesak Nafas
Terasa pada usia kehamilan lanjut (35-36 minggu). Disebabkan
oleh pembesaran rahim yang menekan daerah dada. Dapat diatasi
dengan seman hamil (latihan pernafasan), pegang kedua tangan di atas
kepala yang akan member ruang untuk bernafas lebih luas (Rukiah,
2009;h. 122).
8) Varises
Varises dapat disebabkan oleh kongesti vena dalam vena bagian
bawah yang meningkat selama kehamilan karena tekanan dari uterus,
kerapuhan jaringan elastiskarena esterogen faktor keluarga, faktor usia
dan lama berdiri. Hal ini dapat diatasi dengan meninggikan bagian kaki
ketika berbaring atau duduk menghindari berdiri atau duduk terlalu
lama (Kusmiyati dkk, 2010; h. 151-152)
9) Hemoroid
Hemoroid dapat terjadi akibat konstipasi, bisa juga karena tekanan
yang meningkat dari uterus gravid terhadap vena hemoroida. Cara
mengatasi konstipasi yaitu dengan menghindari konstipasi, makan –
makanan yang berserat, kompres es/ kompres hangat, masukan kbali
jika diperlukan (Kusmiyati, dkk , 2010: h. 147-148)
10) Memberi Tablet Fe
Fe dibutuhkan untuk pembentukan Hb terutama saat hemodulusi,
pemasukan harus adekuat selama hamil untuk mencegah anemia.
Wanita hamil memerlukan 800 mg atau 30-50 g perhari. Penambahan
mulai awal kehamilan, karena pemberian yang hanya pada trimester 3
tidak dapat mengejar kebutuhan ibu ataupun janin. Tablet zat besi
sebaikanya tiddak diminum bersama teh atau kopi, karena akan
mengganggu penyerapan, sebaiknya dianjurkan ibu mengkonsumsi
tablet zat besi bersama air putih atau sari buah jeruk. (Rukiyah
2009:50)
b. Menganjurkan pada ibu mulai merencanakan persiapan persalinan.
Menurut Sulistyawati (2011;h.122) beberapa hal yang harus
dipersiapkan untuk persalinan adalah biaya dan penentuan tempat
serta penolong persalinan, anggota keluarga yang dijadikan sebagai
pengambil keputusan jika terjadi suatu komplikasi yang membutuhkan
rujukan, baju ibu dan bayi beserta perlengkapan lainnya, dan surat-
surat fasilitas kesehatan
c. Menyarankan ibu untuk melakukan kunjungan ulang setiap minggu
dan atau ketika mempunyai keluhan.
Menurut Rukiah (2009;h. 123) kunjungan ulang merupakan
kunjungan yang dilakukan setelah kunjungan antenatal pertama.
Kunjungan antenatal minimal 4 kali selama kehamilan (1x trimester
pertama, 2 kali trimester kedua dan 2 kali trimester ketiga). Berikut
jadwal kunjungan ulang:
1) Umur kehamilan <28 minggu dilakukan setiap 4 minggu
2) Umur kehamilan 28-36 minggu dilakukan setiap 2 minggu
3) Umur kehamilan ≤36 minggu sampai kelahiran dilakukan setiap
minggu.
d. Jika ada kemungkinan komplikasi lakukan tindakan kolaborasi
(Kusmiyati dkk, 2010; h. 141)

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan
Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intrauterine
mulai sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan, Tanda-tanda
kehamilan dapat dibagi menjadi tanda-tanda dugaan hamil, tanda tidak pasti dan
tanda pasti kehamilan. Filosofi asuhan menjadi konsep dasar asuhan yang
melekat pada diri bidan dalam memberikan arah asuhan kehamilan yang
diberikan. Lingkup dan prinsip pokok asuhan merupakan rambu rambu yang
menjadi area kewenangan bidan dalam memberikan asuhan kehamilan
berdasarkan sesuai standar asuhan kebidanan dan standar pelayanan kebidanan.
Tanda bahaya kehamilan perdarahan pervagina, pandangan makan kabur, sakit
kepala hebat, nyeri abdomen, bengkak pada muka atau tangan, bayi bergerak
kurang dari seperti biasanya. Ketidaknyamanan Kehamilan pada trimester I, II,
dan III berbeda-beda. Ibu hamil membutuhkan zat gizi lebih seperti asam folat,
energi, protein, kalsium, yodium, dan Vitamin D.
2. Saran
Dalam memberikan asuhan kebidanan sebaiknya kita sebagai bidan harus
selalu memahami dan berpedoman pada filosofi, prinsip dan ruang lingkup
kebidanan. Kita hendaknya juga harus memahami tentang apa pengertian
kehamilan, tanda-tanda kehamilan, perubahan fisik, dan psikologi,
ketidaknyamanan pada saat kehamilan tanda bahaya dan kebutuhan nutrisi pada
saat kehamilan

DAFTAR PUSTAKA
Diana. Model Asuhan Kebidanan Continuity of Care; 2017 (Diakses tanggal
9Oktober 2018)

Kusmiyati. Perawatan Ibu Hamil; Fitramaya; 2010.h.93;141;147;148;151;152

Marmi, Rahardjo K. Asuhan kebidanan pada masa antenatal. Yogyakarta: Pustaka


Pelajar; 2014. h. 135;136;137;138;139;148;154;156;157;158

Manuaba. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KB Untuk Pendidikan Bidan.


Penerbit Buku Kedokteran; 2010.h.89

Prawirohardjo. Ilmu Kebidanan; Jakarta; PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo;


2014.h.775;807;851;906

Romauli, S. Buku ajar asuhan kebidanan 1 konsep dasar asuhan kehamilan.


Yogyakarta: Nuha Medika; 2011.
h.90;109;121;122;152;153;162;163;164;167;171;172;173;174;175;176;187;1
88

Rukiyah, A.Y., Lia Y, Maemunah, Lilik S. Asuhan kebidanan 1 kehamilan. Jakarta:


Trans Info Media; 2009. h.
7;33;34;45;50;83;117;119;120;121;122;123145;146;147;151;152
Simanulang, Ester. (2016). Modul Asuhan Kebidanan. Medan

Suplemen. Informasi Jampersal. 2011;h.2 (Diakses tanggal 1 Januari 2019)

Sulistyawati, A. Asuhan kebidanan pada masa kehamilan. Jakarta: Salemba Medika;


2009. h. 8;100;120;121;122;123;127;138;139;170;173;174;176;177

Triana. Jurnal Kesehatan Komunitas, 2014;h. 196,197 (Diakses tanggal 6 Januari


2019)
Tyastuti, Siti, Heni Puji. (2016). Asuhan Kebidanan Kehamilan. Kemenkes: Jakarta

Varney, H., Kriebs JM., Gegor CL. Buku ajar asuhan kebidanan edisi 4. Jakarta:
EGC; 2008.h.916

Widatiningsih, S., Dewi, CHT. Praktik terbaik asuhan kehamilan. Yogyakarta: Trans
Medika; 2017. h.;25;26;69;83;84;85;143;162;163;164;171;172;175;180;181

182;183;184;186
Yulizawati, Dkk. (2017). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan. PT Rumah
Kayu Pustaka Utama: Padang

LAPORAN ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN FISIOLOGIS


NY. L USIA 27 TAHUN UMUR KEHAMILAN 30 MINGGU

DI PUSKESMAS PARAKAN

Disusun Oleh:
Rini Dwi Mulyani
NIM. P.1337424519048

PROGRAM DIPLOMA SARJANA TERAPAN KEBIDANAN MAGELANG


JURUSAN KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
TAHUN 2019

KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi Robbil ‘Alamin, segala puji syukur penulis panjatkan
kehadirat ALLAH SWT yang telah memberikan nikmat dan karuniaNya, sehingga
penulisan proposal skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

Laporan Asuhan Kebidanan ini disusun dan diajukan untuk memenuhi syarat
dalam menyelesaikan mata kuliah Berfikir Kritis dalam Praktik Kebidanan Program
Studi Sarjana Terapan Kebidanan Magelang Politehnik Kesehatan Kementrian
Kesehatan Semarang.

Penulis tidak dapat menyelesaikan laporan ini tanpa bantuan dari berbagai
pihak. Untuk itu penulis menyampaikan ucapan terimakasih yang tulus kepada Ibu
Dosen Pembimbing, Pembimbing Klinik di Puskesmas Parakan dan semua pihak
yang tidak dapat disebutkan satu-satu yang telah banyak membantu dalam
penyusunan laporan ini.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangan, oleh karena
itu saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan untuk
perbaikan laporan ini. Harapan penulis semoga laporan ini dapat bermanfaat.

Magelang, November 2019


Penulis

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................

KATA PENGANTAR......................................................................................

DAFTAR ISI ...................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang......................................................................................
B. Rumusan Masalah.................................................................................
C. Tujuan Penelitian..................................................................................
D. Manfaat Penelitian................................................................................

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori.......................................................................................
1. Pengertian dan tanda-tanda kehamilan.............................................
2. Peer Support Group.........................................................................
3. Kepatuhan........................................................................................
4. Anemia dan Suplementasi TTD.......................................................
B. Kerangka Teori.....................................................................................

BAB III METODOLOGI PENELITIAN.......................................................

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan...........................................................................................
B. Saran.....................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai