Disusun Oleh:
Riyanti : 2018.2.7.1.01136
2020
KATA PENGANTAR
Puji serta syukur marilah kita panjatkan pada Allah SWT yang telah
menciptakan manusia dan memuliakannya diatas makhluk-makhluk yang lain.
Dan juga tidak lupa pula shalawat dan salam atas pemimpin umat islam yakni
baginda Nabi besar Muhammad SAW, beserta para sahabat dan pengikunya
hingga akhir zaman.
Alhamdulillah berkat rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan
penulisan makalah yang singkat ini dengan judul “Fluktuasi Nilai Tukar
Rupiah”. Materi ini disajikan secara ringkas yang kami ambil dari beberapa
sumber referensi.
Terkait dengan pembuatan makalah ini, penulis mengucapkan banyak
terimakasih kepada berbagai pihak yang telah memberikan bantuan dan
masukan. Walaupun begitu, tim penulis menyadari bahwa makalah ini masih
jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, tim penulis membutuhkan kritik dan
saran yang membangun. Semoga makalah yang sangat sederhana ini dapat
bermanfaat bagi kita semua dan menjadi amal shaleh bagi tim penulis.
Cirebon, 05 April 2020
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Nilai mata uang suatu negara bisa berfluktuasi karena dipengaruhi oleh
naik turunnya permintaan dan penawaran (Demand and Supply) terhadap mata
uang. Mata uang akan cenderung naik jika permintaan melebihi penawaran,
sedangkan ketika jumlah penawaran lebih banyak dari permintaan, maka nilai
mata uang akan cenderung turun. Pada masa orde lama berlaku system
pengendalian ketat devisa dimana pemerintah menetapkan kurs jauh dibawah
tingkat kurs menurut pasar bebas yang menimbulkan pasar bebas devisa. Pada
masa orde baru sistem pengendalian dihapus secara bertahap dan diganti system
kurs mengambang terkendali. Pada masa reformasi sekarang ini pengendalian
devisa.
Setiap negara mempunyai mata uang sendiri dan mata uang itu
menunjukkan nilai barangnya. Begitu juga dengan sistem moneter internasional
ini mengacu pada institusi-institusi dimana pembayaran atas transaksi lintas
negara dilaksanakan. Sistem ini menentukan bagaiman kurs tukar asing ditentukan
dan bagaimana pemerintah dapat mempengaruhi kurs tukar.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
PEMBAHASAN
Definisi nilai tukar atau kurs antara lain dikemukakan oleh Abimanyu
adalah harga mata uang suatu negara relative terhadap mata uang negara lain,
karena nilai tukar ini mencakup dua mata uang, maka titik keseimbangannya
ditentukan oleh sisi penawaran dan permintaan dari kedua mata uang tersebut.
Dapat disimpulkan bahwa nilai tukar adalah sejumlah uang dari suatu mata
uang tertentu yang dapat dipertukarkan dengan satu unit mata uang negara.
Sistem nilai tukar sangat tergantung pada kebijakan moneter suatu negara.
Bentuk sistem nilai tukar dapat dibagi dalam dua bentuk (Berlianta, 2004), yaitu:
Merupakan suatu sistem nilai tukar dimana nilai suatu mata uang yang
dipertahankan pada tingkat tertentu terhadap mata uang asing. Dan bila tingkat
nilai tukar tersebut bergerak terlalu besar maka pemerintah melakukan intervensi
untuk mengembalikannya. Sistem ini mulai diterapkan pada pasca perang dunia
kedua yang ditandai dengan digelarnya konferensi mengenai sistem nilai tukar
yang diadakan di Bretton Woods, New Hampshire pada tahun 1944.
Setelah runtuhnya Fixed Exchange Rate System maka timbul konsep baru yaitu
Floating Exchange Rate System. Dalam konsep ini nilai tukar valuta dibiarkan
bergerak bebas. Nilai tukar valuta ditentukan oleh kekuatan permintaan dan
penawaran valuta tersebut di pasar uang.
Fakta yang terjadi di banyak negara di dunia menganut varians dari kedua
sistem pokok nilai tukar diatas. Menurut Gilis (1996), dalam Abimayu, terdapat
enam sistem nilai tukar berdasarkan pada besarnya intervensi dan candangan
devisa yang dimiliki bank sentral suatu negara yang dipakai oleh banyak negara di
dunia antara lain:
Sistem ini berada pada kutub yang bertentangan dengan sistem fixed. Dalam
sistem ini, otoritas moneter secara teoritis tidak perlu mengintervensi pasar
sehingga sistem ini tidak memerlukan cadangan devisa yang besar. Sistem ini
berlaku di Indonesia saat ini.
Pada sistem tersebut nilai tukar dibiarkan mengambang atau berfluktuasi diantara
dua titik, tertinggi dan terendah. Apabila keadaan perekonomian mengakibatkan
nilai tukar bergerak melampaui batas tertinggi dan terendah tersebut, maka
otoritas moneter akan melaksanakan intervensi dengan cara membeli atau menjual
rupiah sehingga nilai tukar rupiah berada diantara kedua titik yang telah
ditentukan.
Dalam sistem ini, otoritas moneter tidak menentukan untuk mempertahankan satu
nilai tukar tertentu. Namun, otoritas moneter secara kontinyu melaksanakan
intervensi berdasarkan pertimbangan tertentu, misalnya cadangan devisa yang
menipis. Untuk mendorong ekspor, otoritas moneter akan melakukan intervensi
agar nilai mata uang menguat.
Otoritas moneter dalam sistem ini mengaitkan mata uang domestik dengan
beberapa mata uang asing.Nilai tukar tersebut secara periodik dirubah secara
berangsur-angsur dalam persentase yang kecil.Sistem ini dipakai di Indonesia
pada periode 1988-1995.
1. Kebijakan pemerintah.
3. Faktor tak terduga, misalnya: bencana alam atau kerusuhan yang bisa
segera mempengaruhi kondisi politik, perekonomian, dan lain-lain.
Exchange rates (nilai tukar uang) atau yang lebih popular di kenal dengan
sebutan kurs mata uang adalah catatan(quotation) harga pasar dari mata uang
asing (foreign currency) dalam harga mata uang domestik (domestic
currency) atau resiprokalnya, yaitu harga mata uang domestic dalam mata uang
asing. Nilai tukar uang merepresentasikan tingkat harga pertukaran dari satu mata
uang ke mata uang yang lainnya dan di gunakan dalam berbagai transaksi, antara
lain transaksi perdagangan internasional, turisme, investasi internasional ataupun
aliran uang jangka pendek antarnegara, yang melewati batas-batas geografis
ataupun batas-batas hukum.
Ekonomi konvensional mengatakan bahwa uang merupakan asset yang
sangat istimewa dan mempunyai status yang sangat istimewa pula atas asset-asset
ekonomi lainnya. Menurut konsep ekonomi konvensional, konsep uang tidak
begitu jelas dalam buku “Money, Interest and Capital” karya Colin Rogers, uang
diartikan sebagai uang dan capital secara bergantian. Capital bersifat stock
concept dan merupakan private goods. Uang yang mengendap merupakan milik
seseorang dan menjadi milik pribadi (private good) Nilai tukar suatu mata uang
dapat di tentukan oleh pemerintah (otoritas moneter), seperti pada Negara-negara
yang memakai system fixed exchange rates ataupun di tentukan oleh kombinasi
antara kekuatan-kekuatan pasar yang saling berinteraksi serta kebijakan
pemerintah seperti pada Negara-negara yang memakai rezim system ‘flexible
exchange rates.
b. Islam
Dalam Islam, uang adalah uang yang hanya berfungsi sebagai alat tukar. Jadi uang
adalah sesuatu yang terus mengalir dalam perekonomian, atau lebih dikenal
sebagai flow concept. Ini berbeda dengan system perekonomian kapitalis, di mana
uang dipandang tidak saja sebagai alat tukar yang sah (legal tender) melainkan
juga dipandang sebagai komoditas. Dengan demikian, menurut sistem ini, uang
dapat diperjual belikan dengan kelebihan baik on the spot maupun secara tangguh.
Dalam perspektif ini uang juga dapat disewakan (leasing).
Dalam Islam, apapun yang berfungsi sebagai uang, maka fungsinya hanyalah
sebagai medium of exchange (alat tukar).Ia bukan suatu komoditas yang bisa
diperjualbelikan dengan kelebihan baik secara on the spot maupun bukan.
Kebijakan nilai tukar uang dalam Islam menganut sistem Managed Floating yaitu
dimana nilai tukar adalah hasil dari kebijakan-kebijakan pemerintah karena
pemerintah tidak mencampuri keseimbangan yang terjadi di pasar kecuali jika
terjadi hal-hal yang menganggu keseimbangan itu sendiri.
Nilai tukar mata uang di dalam Islam dapat digolongkan menjadi dua kelompok,
yaitu :
1. Natural
2. Human Error
Dalam pembahasan nilai tukar menurut islam akan dipakai dua scenario
yaitu:
a) Fluktuasi nilai tukar uang akibat dari perubahan – perubahan yang terjadi
pada permintaan agregatif ( AD ). Expansi AD akan mengakibatkan naiknya
tingkat harga secara keseluruhan( P ), seperti kita ketahui bahwa: P= e P’ jika
tingkat harga dalam negeri naik, sedangkan tingkat harga di luar negeri tetap,
maka nilai tukar mata uang akan mengalami depresiasi. Sebalik nya jika AD
mengalami kontraksi maka tingkat harga akan mengalami penurunanyang akan
mengakibatkan nilai tukar akan mengalami apresiasi. P = e P’
b) Excesssive Tax yang sangat tinggi yang dikenakan pada barang dan jasa akan
meningkatkan harga jual dari barang dan jasa tersebut.
PENUTUP
1. Kesimpulan
fluktuasi nilai mata uang adalah naik-turunnya harga suatu mata uang
dibanding mata uang lainnya. Perubahan harga tersebut disebabkan oleh
permintaan dan penawaran di pasar untuk mata uang tersebut dibanding mata
uang lainnya. faktor yang mempengaruhi permintaan dan penawaran mata uang
antara lain:
1. Kebijakan pemerintah.
3. Faktor tak terduga, misalnya: bencana alam atau kerusuhan yang bisa
segera mempengaruhi kondisi politik, perekonomian, dan lain-lain.
4. Kondisi ekonomi negara mencakup berbagai komponen, mulai dari
pertumbuhan PDB, inflasi, belanja masyarakat, hingga ketenagakerjaan.
5. Sebagai contoh, semakin tinggi tingkat pengangguran suatu negara,
semakin sedikit masyarakat yang bisa membelanjakan uangnya. Dengan
kata lain, daya beli masyarakat menjadi rendah, sehingga akan membuat
pertumbuhan ekonomi menjadi lesu. Indikasi pertumbuhan yang demikian
akan membuat daya tarik mata uang melemah, dan menurunkan tingkat
permintaan terhadap mata uang negara terkait.
DAFTAR PUSTAKA
http://haermawan02.blogspot.co.id/2016/01/makalah-ekonomi-makro-islam-nilai-
tukar.html
Karim, Adiwarman. 2013. Ekonomi Makro Islami Edisi Ketiga, Jakarta: Raja Grafindo
Persada.