Anda di halaman 1dari 39

DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT / ILMU

KEDOKTERAN KOMUNITAS / ILMU KEDOKTERAN PENCEGAHAN


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Seminar Proposal

Pembimbing : Dr. dr. Rina Amelia, MARS

Disusun oleh :

Jessica Sherin Agustina


Adelia Ginting Pradeepa AP Govindan
Purnama Paulina Muhammad Farhan
16 Mei 2020
Latar Belakang • Global : total 4.434.653 kasus konfirmasi di
216 negara dengan 302.169 kematian.
• Indonesia : 17.025 kasus konfirmasi dan
1.089 kematian. Kasus pertama COVID-19 di
Indonesia dijumpai tanggal 2 Maret 2020.
• Sumatera Utara : 147 orang pasien positif
COVID-19 – tersebar terutama di kecamatan
Medan Selayang.
• Medan Selayang : jumlah ODP adalah
sebanyak 40 orang, OTG 83 orang, PDP
sebanyak 56 orang dan pasien COVID-19(+)
sebanyak 27 orang.
1WHO. (2020). Coronavirus Disease (COVID-19). https://www.who.int/indonesia/news/novel-coronavirus
2Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19. (2020). Peta Sebaran. https://covid19.go.id/peta-sebaran
3Pemerintah Kota (Pemko) Medan (2020). https://covid19.pemkomedan.go.id/
• Dalam menghadapi pandemi COVID-19, sejumlah strategi dan langkah-langkah telah
dilakukan oleh pemerintah untuk menekan penularan COVID-19, salah satunya adalah
dengan social distancing. Adapun sejumlah masyarakat Indonesia tidak menyikapi hal
ini dengan baik, bahkan menganggap remeh pandemi virus ini dan tidak
mengindahkan himbauan-himbauan pemerintah.
• Sikap maupun perilaku yang ditunjukan oleh
fenomena diatas, serta mengingat cukup
banyaknya kasus COVID-19 di kecamatan
Medan Selayang, mendorong kami untuk
menganalisis lebih jauh mengenai perilaku
masyarakat Medan Selayang dalam
menghadapi pandemi COVID-19, terutama
dalam upaya pencegahan COVID-19.
1Buana. (2020). Analisis Perilaku Masyarakat Indonesia dalam Menghadapi Pandemi Virus Corona (Covid-19) dan Kiat Menjaga Kesejahteraan Jiwa
Rumusan Masalah
1) Bagaimana perilaku masyarakat Medan Selayang dalam upaya pencegahan COVID-19 ?
2) Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi perilaku masyarakat Medan Selayang dalam
upaya pencegahan COVID-19 ?

Tujuan Umum : mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku masyarakat Medan


Selayang dalam upaya pencegahan COVID-19.
Tujuan Khusus : mengetahui gambaran perilaku masyarakat Medan Selayang dalam
upaya pencegahan COVID-19 dan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku masyarakat
Medan Selayang dalam upaya pencegahan COVID-19.

Manfaat Teoritis : data dan informasi dari hasil penelitian ini diharapkan akan dapat
menjadi data dasar maupun data pendukung untuk penelitian-penelitian selanjutnya mengenai
perilaku masyarakat dalam upaya pencegahan COVID-19.
Manfaat Praktis : proses dan hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan
dan wawasan peneliti mengenai perilaku masyarakat, dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya, dalam upaya pencegahan COVID-19.
Coronavirus Disease 2019
(COVID-19)
✓ Definisi
✓ Definisi Operasional ✓ Manifestasi Klinis
✓ Patogenesis ✓ Penegakan Diagnosis
✓ Transmisi ✓ Tatalaksana
✓ Pencegahan
Coronavirus
• Viral Pneumonia → SARS-CoV-2
• Coronavirus → Genera (alpha, beta,
delta, gamma)
• Karakteristik → Enveloped, single
stranded, positive sense, inti RNA

1Jin, et al. (2020). Virology, Epidemiology, Pathogenesis and Control of COVID-19


Definisi Operasional
PASIEN DALAM PENGAWASAN (PDP) ORANG DALAM PENGAWASAN (ODP)
▪ Orang dengan ISPA yaitu demam (≥38oC) atau ▪ Orang yang mengalami demam (≥38oC)
riwayat demam disertai salah satu gejala/tanda atau riwayat demam; atau gejala
penyakit pernapasan (batuk/sesak napas/sakit gangguan sistem pernapasan seperti
tenggorokan/pilek/pneumonia ringgan hingga berat pilek/sakit tenggorokan/batuk dan tidak
DAN tidak ada penyebab lain berdasarkan gambaran ada penyebab lain berdasarkan gambaran
klinis yang menyakinkan DAN 14 terakhir memiliki klinis yang meyakinkan dan pada 14 hari
riwayat perjalanan atau tinggal di negara/wilayah terakhir sebelum timbul gejala memiliki
yang melaporkan transmisi lokal. riwayat perjalanan atau tinggal di
▪ Orang dengan demam (≥38oC) atau riwayat demam negara/wilayah yang melaporkan transmisi
atau ISPA DAN pada 14 hari terakhir sebelum timbul lokal.
gejala memiliki riwayat kontak dengan kasus ▪ Orang yang mengalami gejala gangguan
konfirmasi COVID-19. sistem pernapasan seperti pilek/sakit
▪ Orang dengan ISPA berat/Pneumonia berat yang tenggorokan/batuk dan pada 14 hari
membutuhkan perawatan di rumah sakit DAN tidak terakhir sebelum timbul gejala memiliki
ada penyebab lain berdasarkan gambaran klinis yang riwayat kontak dengan kasus konfirmasi
meyakinkan COVID-19.
TERMASUK DALAM KONTAK ERAT
ORANG TANPA GEJALA (OTG) ▪ Petugas kesehatan yang memeriksa, merawat,
Seseorang yang tidak bergejala dan memiliki mengantar dan membersihkan ruangan di tempat
perawatan kasus tanpa menggunakan APD sesuai
risiko tertular dari orang konfirmasi COVID-19.
standar.
Orang tanpa gejala (OTG) merupakan kontak
▪ Orang yang berada dalam suatu ruangan yang
erat dengan kasus konfirmasi COVID-19.
sama dengan kasus (termasuk tempat kerja, kelas,
rumah, acara besar) dalam 2 hari sebelum kasus
KONTAK ERAT timbul gejala dan hingga 14 hari setelah kasus
Kontak erat adalah seseorang yang melakukan timbul gejala.
kontak fisik atau berada dalam ruangan atau ▪ Orang yang bepergian bersama (radius 1 meter)
berkunjung (dalam radius 1 meter dengan dengan segala jenis alat angkut/kendaraan dalam 2
kasus pasien dalam pengawasan atau hari sebelum kasus timbul gejala dan hingga 14 hari
konfirmasi) dalam 2 hari sebelum kasus timbul setelah kasus timbul gejala
gejala dan hingga 14 hari setelah kasus timbul
KASUS KONFIRMASI
gejala.
Pasien terinfeksi COVID-19 dengan hasil pemeriksaan
positif melalui PCR.
1Kemenkes RI. (2020). Pedoman Pencegahan dan Pengendalian COVID-19 Revisi ke-4
Patogenesis
Transmisi
• COVID-19 kemungkinan berasal dari hewan (zoonotic origin).
• Infeksi pernapasan → ditularkan melalui droplet.
− Droplet dengan ukuran > 5-10 μm → respiratory droplets
− Droplet dengan ukuran < 5 μm → droplet nuclei
• Sampai saat ini, COVID-19 → ditularkan melalui respiratory droplets
(kurang dari satu meter) atau kontak (langsung dan melalui fomites).
• Airbone tidak dilaporkan → namun dapat terjadi pada beberapa
prosedur tertentu.
• Beberapa temuan mengarah ke penularan melalui feses (belum terbukti).

1Rothan & Byareddy. (2020). The epidemiology and pathogenesis of coronavirus disease (COVID-19) outbreak
2WHO. (2020). Modes of transmission of virus causing COVID-19: implications for IPC precaution recommendations
Manifestasi Klinis Penegakan Diagnosis
• Anamnesis dan riwayat epidemiologi
• Pemeriksaan fisik
• Pemeriksaan penunjang
✓ Deteksi Asam Nukleat → RT-qPCR & high
throughput sequencing
− mencapai sensitivitas 50 -79%
− bergantung pada protokol dan jumlah
spesien yang diambil
✓ Metode imaging CT-scan
− High Resolution CT-scan
− sulit membedakan dengan diagnosis lain
✓ Metode imunologis
− POCT IgG/IgM & ELISA
Tatalaksana
 Belum terdapat terapi antiviral yang spesifik terhadap SARS-CoV-2.
 Terapi suportif masih menjadi yang utama → terapi oksigen, konservasi
cairan, terapi antibiotik spektrum luas (untuk infeksi sekunder)
 Beberapa antiviral yang diduga berpotensi :
 IFN-α dengan Ribavirin, atau IFN-β dengan Ribavirin
 Remdesevir (analog adenosine) → kombinasi dengan Chloroquine
 Oleh karena itu, analog nukleosida lain dinilai berpotensi →
Favipiravir, Ribavirin, Galidesivir
 3CLpro & PLP

1Jin, et al. (2020). Virology, Epidemiology, Pathogenesis and Control of COVID-19


2Li, et al. (2020). Molecular immune pathogenesis and diagnosis of COVID-19
Pencegahan
1) Pencegahan Level Individu
• Upaya kebersihan personal dan rumah
• Peningkatan imunitas dan mengendalikan
komorbid
2) Pencegahan Level Masyarakat
• Pembatasan interaksi fisik
(physical distancing)
• Menerapkan etika batuk dan bersin
• Karantina kesehatan
• Jaga jarak fisik dan pembatasan sosial

1Gugus Tugas COVID-19. (2020). Pedoman Penanganan Cepat Medis dan Kesehatan Masyarakat COVID-19 di Indonesia
Perilaku
✓ Pengertian
✓ Jenis-Jenis Perilaku
✓ Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku
✓ Pembentukan Perilaku
Perilaku
Perilaku merupakan suatu bentuk perbuatan atau aktivitas yang dilakukan oleh
individu dalam kehidupannya sehari-hari, baik yang dapat diamati secara
langsung maupun tidak.
Pada dasarnya perilaku yang dimiliki oleh manusia dipengaruhi oleh faktor
internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor bawaan yang
diwariskan oleh orang tua, sedangkan faktor eksternal dapat berupa stimulus-
stimulus yang didapatkan dari lingkungannya, baik lingkungan keluarga, sekolah
maupun lingkungan masyarakat. Oleh karena itu, setiap orang memiliki perilaku
yang berbeda-beda sebagai akibat dari kedua faktor tersebut.

1Okviana. (2015). Hubungan antara konsep diri dan pergaulan teman sebaya dengan perilaku delinkuen ramaja.
2Umar, S. (2014). Penggunaan Teknik Behavior Contract untuk Mengurangi Perilaku Maladaptif pada Peserta Didik Low Vision di SLBN-A Kota Bandung
• Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang
mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain berjalan, berbicara,
menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca, dan sebagainya.
Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku manusia
adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang diamati langsung,
maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar.
• Perilaku adalah bentuk respon atau reaksi terhadap stimulus atau
rangsangan dari luar organisme (orang) namun dalam memberikan respon
sangat tergantung pada karakteristik ataupun faktor-faktor lain dari orang
yang bersangkutan.

1Kholid. (2015). Promosi Kesehatan dengan Pendekatan Teori Perilaku, Media, dan Aplikasi.
2Azwar. (2014). Metode Penelitian
Jenis-Jenis Perilaku
1 Perilaku sadar, perilaku yang melalui kerja otak dan susunan saraf pusat.

2 Perilaku tak sadar, perilaku yang spontan atau instingtif.

3 Perilaku tampak dan tidak tampak.

4 Perilaku sederhana dan kompleks.

5 Perilaku kognitif, afektif, konatif, dan psikomotor.

1Okviana. (2015). Hubungan antara konsep diri dan pergaulan teman sebaya dengan perilaku delinkuen ramaja.
Pembentukan Perilaku
PENGGUNAAN
KEBIASAAN PENGERTIAN
MODEL
Terbentuknya perilaku karena Terbentuknya perilaku Pembentukan perilaku
kebiasaan yang dilakukan, yang ditempuh dengan yang melalui model
seperti kebiasaan menggosok pengertian. atau contoh.
gigi sebelum tidur.

Sebagian besar perilaku manusia ialah perilaku yang dibentuk dan dapat dipelajari.

1Priyoto. (2014). Teori Sikap dan Perilaku dalam Kesehatan


Faktor Endogen yang Mempengaruhi Perilaku
• Jenis Ras : semua ras di dunia memiliki perilaku yang spesifik, saling berbeda dengan yang
lainnya, ketiga kelompok terbesar yaitu ras kulit putih (Kaukasia), ras kulit hitam (Negroid) dan ras
kulit kuning (Mongoloid).
• Jenis Kelamin : perbedaan perilaku pria dan wanita dapat dilihat dari cara berpakaian dan
melakukan pekerjaan sehari-hari, pria berperilaku berdasarkan pertimbangan rasional dan
wanita berperilaku berdasarkan emosional.
• Sifat Fisik : perilaku individu akan berbeda-beda karena sifat fisiknya.
• Sifat Kepribadian : perilaku individu merupakan manifestasi dari kepribadian yang dimilikinya
sebagai pengaduan antara faktor genetik dan lingkungan.
• Bakat Pembawaan : bakat adalah kemampuan individu untuk melakukan sesuatu lebih sedikit
sekali bergantung pada latihan mengenai hal tersebut.
• Intelegensi : intelegensi sangat berpengaruh terhadap perilaku individu. Individu dengan
intelegensi tinggi yaitu individu yang dalam pengambilan keputusan dapat bertindak tepat, cepat
dan mudah.
1Okviana. (2015). Hubungan antara konsep diri dan pergaulan teman sebaya dengan perilaku delinkuen ramaja.
Faktor Eksogen yang Mempengaruhi Perilaku
• Usia : merupakan faktor terpenting juga dalam menentukan sikap individu, seseorang cenderung
mempunyai perilaku yang positif dibandingkan umur yang dibawahnya.
• Pendidikan : kegiatan pendidikan formal maupun informal berfokus pada proses belajar dengan
tujuan agar terjadi perubahan perilaku, yaitu dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti
menjadi mengerti dan tidak dapat menjadi dapat.
• Pekerjaan : bekerja adalah salah satu jalan yang dapat digunakan manusia dalam menemukan
makna hidupnya.
• Agama : agama sebagai suatu keyakinan hidup yang masuk dalam konstruksi kepribadian
seseorang sangat berpengaruh dalam cara berpikir, bersikap, bereaksi dan berperilaku individu.
• Kebudayaan : diartikan sebagai kesenian, adat-istiadat atau peradaban manusia, dimana hasil
kebudayaan manusia akan mempengaruhi perilaku manusia itu sendiri.
• Sosial Ekonomi

1Okviana. (2015). Hubungan antara konsep diri dan pergaulan teman sebaya dengan perilaku delinkuen ramaja.
• Pemerintah telah mencoba untuk meningkatkan perilaku preventif pada
masyarakat.
• Pembatasan secara legal dan karantina wilayah (pada beberapa kasus) →
tingkat kesuksesan yang bervariasi.
• Awal pandemi → respon publik lemah dan tidak efektif → kehilangan
kesempatan untuk mengendalikan transmisi.

1Broucke. (2020). Why health promotion matters to the COVID-19 pandemic, and vice versa.
Protective Health Behavior
Menggunakan model – model teoritis (Health Belief Model) atau (Protection
Motivation Theory) → masyarakat dapat memberi respon pada peringatan
kesehatan apabila :
a) Percaya bahwa mereka rentan secara pribadi untuk mengalami kondisi
yang terhadap hal tersebut dilakukan tindakan perlindungan.
b) Mempersepsikan kondisi tersebut sebagai kondisi yang parah.
c) Mempersepsikan tindakan preventif yang dilakukan, efektif dalam
mengurangi ancaman
d) Percaya bahwa mereka dapat melaksanakan tindakan preventif tersebut.

1Broucke. (2020). Why health promotion matters to the COVID-19 pandemic, and vice versa.
Protective Health Behavior
• Pemaparan COVID-19 oleh media → dapat menyebabkan kecemasan
• Kecemasan dibutuhkan untuk memotivasi tindakan preventif, namun apabila
berlebihan → cognitive avoidance strategies (mengurangi persepsi ancaman)
• Fenomena Knowledge Resistence
• Pentingnya Health Literacy
• Kombinasi saran ahli dan pengetahuan komunitas lokal

1Broucke. (2020). Why health promotion matters to the COVID-19 pandemic, and vice versa.
Rekomendasi untuk Mengurangi Transmisi
(Prinsip Perubahan Perilaku)
• Membentuk model mental yang menunjukkan proses transmisi untuk memotivasi rasionalitas
yang kuat agar tindakan preventif dapat dilakukan.
• Membuat norma-norma sosial yang mendukung tindakan preventif, melalui kampanye yang
menargetkan identitas diri masyarakat, dengan cara membuat masyarakat saling
memberikan feedback.
• Membentuk sejumlah emosi dengan bentuk dan kadar yang tepat, dengan cara
menggabungkan peringatan kesehatan dengan saran konkret dalam melakukan tindakan
protektif.
• Memberikan saran terhadap bagaimana suatu perilaku berisiko dapat digantikan dengan
perilaku yang lebih efektif dibandingkan dengan meminta masyarakat untuk menghentikan
suatu perilaku.
• Buat perilaku menjadi mudah, contohnya dengan menginkorporasikannya ke dalam suatu rutin
atau menggunakan dorongan.

1Michie, et al. (2020). Slowing down the covid-19 outbreak: changing behaviour by understanding it
Kerangka Teori

Kerangka Konsep
• Usia
• Jenis Kelamin Prilaku masyarakat
• Tingkat Pendidikan dalam mencegah
• Status Pekerjaan COVID-19
Metode Penelitian
Rancangan Penelitian
Metode penelitian : deskriptif analitik
Desain penelitian : cross-sectional Waktu & Lokasi Penelitian
Waktu penelitian : Mei-Juni 2020
Lokasi penelitian : Kec. Medan Selayang
Besar Sampel
Teknik consecutive sampling.
Besar sampel = Kriteria inklusi :
𝒁𝟐 𝒑 𝟏 − 𝒑 1. Masyarakat yang tinggal di Kec. Medan
𝒏=
𝒅𝟐 Selayang.
𝟏, 𝟗𝟔𝟐 𝟎, 𝟎𝟓 𝟏 − 𝟎, 𝟎𝟓 2. Masyarakat yang berusia diatas 17 tahun.
𝒏=
𝟎, 𝟏𝟎𝟐 3. Masyarakat yang bersedia mengikuti
𝒏 = 𝟗𝟔, 𝟎𝟒 (dibulatkan menjadi 𝟗𝟕) penelitian.
Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data, berupa data primer,
dilakukan dengan pengukuran langsung (cross sectional)
oleh peneliti. Data primer diperoleh melalui pengisian
kuesioner melalui googleform.

Metode Analisis Data


Data yang dikumpulkan kemudian akan dilakukan
serangkaian proses mulai dari editing, coding, entry,
cleaning, hingga saving. Selanjutnya data akan diolah
dan dianalisis dengan menggunakan program komputer
SPSS (Statistical Package for the Social Sciences).
Definisi Operasional
Variabel Defenisi operasional Alat ukur Hasil ukur Skala

Perilaku Respon atau reaksi terhadap stimulus, Kuesioner SS = 5 Ordinal


dalam memberikan respon sangat S=4
tergantung pada karakteristik RR = 3
ataupun faktor lain dari orang yang TS = 2
bersangkutan STS = 1
Usia Kelompok umur masyarakat Kuesioner 17-25 tahun Ordinal
26-35 tahun
36-45 tahun
46-55 tahun
56-65 tahun
>65 tahun
Jenis kelamin Membedakan pasien laki-laki dan Kuesioner Laki-laki Nominal
perempuan Perempuan
Definisi Operasional
Variabel Defenisi operasional Alat ukur Hasil ukur Skala

Pekerjaan Kegiatan atau aktivitas yang Kuisioner Ya Nominal


(Status dilakukan manusia untuk memenuhi Tidak
Pekerjaan) kebutuhan hidupnya

Tingkat Pendidikan mempengaruhi perilaku Kuisioner Tamat SD Nominal


Pendidikan manusia, perilaku baru didasari oleh Tamat SMP
pengetahuan dan kesadaran Tamat SMA
Tamat Sarjana
Upaya Pencegahan COVID-19 di Tingkat Individu
Jawaban
Pernyataan
STS TS RR S SS
Saya lebih sering mencuci tangan dengan sabun dan air setidaknya 20 detik.
Apabila air dan sabun tidak tersedia, saya menggunakan hand sanitizer/
antiseptik berbasis alkohol.
Saya menghindari menyentuh mata, hidung, dan mulut dengan tangan yang
belum dicuci.
Saya sebisa mungkin menghindari kontak dengan orang yang memiliki gejala
sakit.
Saya menutup mulut saat batuk dan bersin dengan lengan atas dan ketiak, atau
dengan tisu lalu langsung buang tisu ke tempat sampah dan segera cuci tangan.
Saya segera mengganti baju/ mandi sesampainya di rumah setelah berpergian.
Saya membersihkan dan memberikan desinfektan secara berkala pada benda-
benda yang sering disentuh dan pada permukaan rumah dan perabot.
Saya mulai menerapkan pola makanan sehat (konsumsi gizi seimbang) selama
pandemi COVID-19.
Jawaban
Pernyataan
STS TS RR S SS
Saya tetap beraktivitas dengan berolahraga di rumah selama pandemi
COVID-19.
Saya beristirahat cukup dan mengonsumsi suplemen atau vitamin untuk menjaga
daya tahan tubuh selama pandemi COVID-19.
Saya tidak merokok atau mengurangi rokok, dan mengonsumsi obat secara
teratur (apabila mempunyai penyakit penyerta seperti diabetes, hipertensi, dan
lain-lain).
Saya menunda pergi ke rumah sakit apabila tidak ada urgensi untuk mencegah
membawa virus atau menjadi carrier.
Upaya Pencegahan COVID-19 di Tingkat Masyarakat
Saya menjaga jarak dengan orang lain minimal 2 meter.
Saya menghindari berkumpul di keramaian atau tempat-tempat umum.
Saya menunda atau membatalkan penyelenggaran kegiatan/ pertemuan yang
melibatkan banyak orang (seperti acara arisan, ulang tahun, dan lain-lain).
Jawaban
Pernyataan
STS TS RR S SS
Saya menghindari melakukan perjalanan baik ke luar kota atau luar negeri dan
juga berpergian ke tempat-tempat wisata.
Saya mengurangi berkunjung ke rumah kerabat/teman/saudara dan mengurangi
menerima kunjungan/tamu.
Saya menghindari penggunaan transportasi publik (seperti kereta, bus, dan
angkot) yang tidak perlu dan menghindari jam sibuk ketika berpergian.
Saya mengenakan masker apabila bepergian ke luar atau berada di tempat
umum.
Saya tidak bekerja atau menerapkan Work From Home (WFH) selama pandemi
COVID-19 berlangsung.
Saya memilih melaksanakan ibadah di rumah selama pandemi COVID-19.
Ketika saya sakit atau memiliki gejala pernapasan ringan, saya melakukan
isolasi diri.
Uji Validitas Kuesioner

r tabel = 0.3338
r hitung > r tabel = ada korelasi antar variabel
Sig. (2-tailed) < 0.05 = ada korelasi antar variabel VALID
https://www.spssindonesia.com/2014/01/uji-validitas-product-momen-spss.html
Uji Validitas Kuesioner

r tabel = 0.3338
r hitung > r tabel = ada korelasi antar variabel
Sig. (2-tailed) < 0.05 = ada korelasi antar variabel VALID
https://www.spssindonesia.com/2014/01/uji-validitas-product-momen-spss.html
Uji Realibilitas Kuesioner

Cronbach’s Alpha > 0.60 = kuesioner reliabel


Cronbach’s Alpha > r tabel = reliabel
https://www.spssindonesia.com/2014/01/uji-reliabilitas-alpha-spss.html
http://www.spssstatistik.com/uji-validitas-dan-reliabilitas-dengan-spss/
https://www.advernesia.com/blog/spss/cara-uji-reliabilitas-spss-alpha-cronbachs-data-kuesioner/

Anda mungkin juga menyukai