Seminar Proposal
Disusun oleh :
Manfaat Teoritis : data dan informasi dari hasil penelitian ini diharapkan akan dapat
menjadi data dasar maupun data pendukung untuk penelitian-penelitian selanjutnya mengenai
perilaku masyarakat dalam upaya pencegahan COVID-19.
Manfaat Praktis : proses dan hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan
dan wawasan peneliti mengenai perilaku masyarakat, dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya, dalam upaya pencegahan COVID-19.
Coronavirus Disease 2019
(COVID-19)
✓ Definisi
✓ Definisi Operasional ✓ Manifestasi Klinis
✓ Patogenesis ✓ Penegakan Diagnosis
✓ Transmisi ✓ Tatalaksana
✓ Pencegahan
Coronavirus
• Viral Pneumonia → SARS-CoV-2
• Coronavirus → Genera (alpha, beta,
delta, gamma)
• Karakteristik → Enveloped, single
stranded, positive sense, inti RNA
1Rothan & Byareddy. (2020). The epidemiology and pathogenesis of coronavirus disease (COVID-19) outbreak
2WHO. (2020). Modes of transmission of virus causing COVID-19: implications for IPC precaution recommendations
Manifestasi Klinis Penegakan Diagnosis
• Anamnesis dan riwayat epidemiologi
• Pemeriksaan fisik
• Pemeriksaan penunjang
✓ Deteksi Asam Nukleat → RT-qPCR & high
throughput sequencing
− mencapai sensitivitas 50 -79%
− bergantung pada protokol dan jumlah
spesien yang diambil
✓ Metode imaging CT-scan
− High Resolution CT-scan
− sulit membedakan dengan diagnosis lain
✓ Metode imunologis
− POCT IgG/IgM & ELISA
Tatalaksana
Belum terdapat terapi antiviral yang spesifik terhadap SARS-CoV-2.
Terapi suportif masih menjadi yang utama → terapi oksigen, konservasi
cairan, terapi antibiotik spektrum luas (untuk infeksi sekunder)
Beberapa antiviral yang diduga berpotensi :
IFN-α dengan Ribavirin, atau IFN-β dengan Ribavirin
Remdesevir (analog adenosine) → kombinasi dengan Chloroquine
Oleh karena itu, analog nukleosida lain dinilai berpotensi →
Favipiravir, Ribavirin, Galidesivir
3CLpro & PLP
1Gugus Tugas COVID-19. (2020). Pedoman Penanganan Cepat Medis dan Kesehatan Masyarakat COVID-19 di Indonesia
Perilaku
✓ Pengertian
✓ Jenis-Jenis Perilaku
✓ Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku
✓ Pembentukan Perilaku
Perilaku
Perilaku merupakan suatu bentuk perbuatan atau aktivitas yang dilakukan oleh
individu dalam kehidupannya sehari-hari, baik yang dapat diamati secara
langsung maupun tidak.
Pada dasarnya perilaku yang dimiliki oleh manusia dipengaruhi oleh faktor
internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor bawaan yang
diwariskan oleh orang tua, sedangkan faktor eksternal dapat berupa stimulus-
stimulus yang didapatkan dari lingkungannya, baik lingkungan keluarga, sekolah
maupun lingkungan masyarakat. Oleh karena itu, setiap orang memiliki perilaku
yang berbeda-beda sebagai akibat dari kedua faktor tersebut.
1Okviana. (2015). Hubungan antara konsep diri dan pergaulan teman sebaya dengan perilaku delinkuen ramaja.
2Umar, S. (2014). Penggunaan Teknik Behavior Contract untuk Mengurangi Perilaku Maladaptif pada Peserta Didik Low Vision di SLBN-A Kota Bandung
• Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang
mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain berjalan, berbicara,
menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca, dan sebagainya.
Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku manusia
adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang diamati langsung,
maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar.
• Perilaku adalah bentuk respon atau reaksi terhadap stimulus atau
rangsangan dari luar organisme (orang) namun dalam memberikan respon
sangat tergantung pada karakteristik ataupun faktor-faktor lain dari orang
yang bersangkutan.
1Kholid. (2015). Promosi Kesehatan dengan Pendekatan Teori Perilaku, Media, dan Aplikasi.
2Azwar. (2014). Metode Penelitian
Jenis-Jenis Perilaku
1 Perilaku sadar, perilaku yang melalui kerja otak dan susunan saraf pusat.
1Okviana. (2015). Hubungan antara konsep diri dan pergaulan teman sebaya dengan perilaku delinkuen ramaja.
Pembentukan Perilaku
PENGGUNAAN
KEBIASAAN PENGERTIAN
MODEL
Terbentuknya perilaku karena Terbentuknya perilaku Pembentukan perilaku
kebiasaan yang dilakukan, yang ditempuh dengan yang melalui model
seperti kebiasaan menggosok pengertian. atau contoh.
gigi sebelum tidur.
Sebagian besar perilaku manusia ialah perilaku yang dibentuk dan dapat dipelajari.
1Okviana. (2015). Hubungan antara konsep diri dan pergaulan teman sebaya dengan perilaku delinkuen ramaja.
• Pemerintah telah mencoba untuk meningkatkan perilaku preventif pada
masyarakat.
• Pembatasan secara legal dan karantina wilayah (pada beberapa kasus) →
tingkat kesuksesan yang bervariasi.
• Awal pandemi → respon publik lemah dan tidak efektif → kehilangan
kesempatan untuk mengendalikan transmisi.
1Broucke. (2020). Why health promotion matters to the COVID-19 pandemic, and vice versa.
Protective Health Behavior
Menggunakan model – model teoritis (Health Belief Model) atau (Protection
Motivation Theory) → masyarakat dapat memberi respon pada peringatan
kesehatan apabila :
a) Percaya bahwa mereka rentan secara pribadi untuk mengalami kondisi
yang terhadap hal tersebut dilakukan tindakan perlindungan.
b) Mempersepsikan kondisi tersebut sebagai kondisi yang parah.
c) Mempersepsikan tindakan preventif yang dilakukan, efektif dalam
mengurangi ancaman
d) Percaya bahwa mereka dapat melaksanakan tindakan preventif tersebut.
1Broucke. (2020). Why health promotion matters to the COVID-19 pandemic, and vice versa.
Protective Health Behavior
• Pemaparan COVID-19 oleh media → dapat menyebabkan kecemasan
• Kecemasan dibutuhkan untuk memotivasi tindakan preventif, namun apabila
berlebihan → cognitive avoidance strategies (mengurangi persepsi ancaman)
• Fenomena Knowledge Resistence
• Pentingnya Health Literacy
• Kombinasi saran ahli dan pengetahuan komunitas lokal
1Broucke. (2020). Why health promotion matters to the COVID-19 pandemic, and vice versa.
Rekomendasi untuk Mengurangi Transmisi
(Prinsip Perubahan Perilaku)
• Membentuk model mental yang menunjukkan proses transmisi untuk memotivasi rasionalitas
yang kuat agar tindakan preventif dapat dilakukan.
• Membuat norma-norma sosial yang mendukung tindakan preventif, melalui kampanye yang
menargetkan identitas diri masyarakat, dengan cara membuat masyarakat saling
memberikan feedback.
• Membentuk sejumlah emosi dengan bentuk dan kadar yang tepat, dengan cara
menggabungkan peringatan kesehatan dengan saran konkret dalam melakukan tindakan
protektif.
• Memberikan saran terhadap bagaimana suatu perilaku berisiko dapat digantikan dengan
perilaku yang lebih efektif dibandingkan dengan meminta masyarakat untuk menghentikan
suatu perilaku.
• Buat perilaku menjadi mudah, contohnya dengan menginkorporasikannya ke dalam suatu rutin
atau menggunakan dorongan.
1Michie, et al. (2020). Slowing down the covid-19 outbreak: changing behaviour by understanding it
Kerangka Teori
Kerangka Konsep
• Usia
• Jenis Kelamin Prilaku masyarakat
• Tingkat Pendidikan dalam mencegah
• Status Pekerjaan COVID-19
Metode Penelitian
Rancangan Penelitian
Metode penelitian : deskriptif analitik
Desain penelitian : cross-sectional Waktu & Lokasi Penelitian
Waktu penelitian : Mei-Juni 2020
Lokasi penelitian : Kec. Medan Selayang
Besar Sampel
Teknik consecutive sampling.
Besar sampel = Kriteria inklusi :
𝒁𝟐 𝒑 𝟏 − 𝒑 1. Masyarakat yang tinggal di Kec. Medan
𝒏=
𝒅𝟐 Selayang.
𝟏, 𝟗𝟔𝟐 𝟎, 𝟎𝟓 𝟏 − 𝟎, 𝟎𝟓 2. Masyarakat yang berusia diatas 17 tahun.
𝒏=
𝟎, 𝟏𝟎𝟐 3. Masyarakat yang bersedia mengikuti
𝒏 = 𝟗𝟔, 𝟎𝟒 (dibulatkan menjadi 𝟗𝟕) penelitian.
Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data, berupa data primer,
dilakukan dengan pengukuran langsung (cross sectional)
oleh peneliti. Data primer diperoleh melalui pengisian
kuesioner melalui googleform.
r tabel = 0.3338
r hitung > r tabel = ada korelasi antar variabel
Sig. (2-tailed) < 0.05 = ada korelasi antar variabel VALID
https://www.spssindonesia.com/2014/01/uji-validitas-product-momen-spss.html
Uji Validitas Kuesioner
r tabel = 0.3338
r hitung > r tabel = ada korelasi antar variabel
Sig. (2-tailed) < 0.05 = ada korelasi antar variabel VALID
https://www.spssindonesia.com/2014/01/uji-validitas-product-momen-spss.html
Uji Realibilitas Kuesioner