PERCOBAAN KE IV
FRAKSINASI
Disusun Oleh :
FRAKSINASI
A. TUJUAN
B. DASAR TEORI
Fraksinasi adalah proses pemisahan suatu kuantitas tertentu dari campuran (padat,
cair, terlarut, suspensi, atau esotop) dibagi dalam beberapa jumlah kecil (fraksi)
pada boot dari tiap fraksi, fraksi yang lebih berat akan berada paling dasar sedang
fraksi yang lebih ringan akan berada diatas fraksinasi bertingkat biasanya
atau campuran pelarut tersebut. Asam lemak, asam resin, lilin, tanin, dan zat warna
adalah bahan yang penting dan dapat diektraksi dengna pelarut organik (Adijuwana
dan Nur, 1989). Fraksinasi dalam arti lain yaitu suatu teknik pemisahan untuk larutan
yang mempunyai perbedaan titik didih yang tidak terlalu jauh yaitu sekitar 30oC atau
Fraksinasi ini umumnya dilakukan dengan metode corong pisah atau kromatografi
Partisi zat-zat trelarut antara dua cairan yang tidak campur menawarkan banyak
kemungkinan yang menarik untuk pemisahan analitis. Bahkan dimana tujuan primer
bukan untuk analitis namun preparatif. Ekstraksi pelarut merupakan suatu langkah
namun seringkali diperlukan hanya sebuah corong pisah. Seringkali suatu pemisahan
ekstraksi pelarut dapat diselesaikan dalam beberapa menit, pemisahan ekstraki
biasanya bersih dalam arti tidak ada analog kopresipitasi dengan suatu sistem yang
terjadi (Gunawan & Mulyani, 2004). Ekstraksi cair-cair (corong pisah) merupakan
pemisahan komponen kimia di antara 2 fase pelarut yang tidak saling bercampur
dimana sebagian komponen terlarut pada fase pertama dan sebagian terlarut pada fase
kedua. Kemudian kedua fase yang mengandung zat terdispersi dikocok dan setelah itu
didiamkan sampai terjadi pemisahan sempurna sehingga terbentuk dua lapisan fase
cair. Sedangkan komponen kimia akan terpisah. Jika suatu cairan ditambahkan ke
dalam ekstrak cairan lain yang tidak dapat bercampur dengan cairan pertama maka
akan terbentuk 2 lapisan. Salah satu komponen dari campuran akan terlarut ke dalam
dua lapisan tersebut (biasanya disebut fase) dan setelah beberapa waktu akan dicapai
memiliki massa jenis berbda yang tidak bercampur. Umumnya salah satu fase berupa
larutan air dan yang lain berupa pelarut organik lipofilik seperti eter, MTBE,
diklormetana, kloroform atau etil asetat. Kebanyakan pelarut organik berada diatas
fase air kecuali pelarut yang memiliki atom unsur halogen (Sudjadi, 1986).
Corong pisah berbentuk kerucut yang ditutupi setengah bola. Corong pisah
digunakan dalam laboratorium terbuat dari kaca borosilikat dan kerannya terbuat dari
kaca ataupun teflon. Ukuran corong pisah bervariasi antara 50ml sampai 3 liter. Untuk
menggunakan corong ini, campuran dua fase pelarut dimasukkan kedalam corong dari
atas dengan corong keran terttutup. Corong ditutup dan digoyangkan dengan kuat
untuk membuat fase larutan tercampur. Corong dibalik dan keran dibuka untuk
pemisahan antara dua fase berlangsung. Lalu penyumbat dan keran corong dibuka.
Dua fase larutan dipisahkan dengan mengontrol keran pada corong pisah (Sudjadi,
1986).
Farksinasi kering adalah suatu proses fraksinasi yang didasarkan pada berat molekul
dan komposisi dari suatu material. Proses ini lebih murah dibandingkan dengan
Fraksinasi basah adalah suatu proses fraksinasi denga menggunakan zat pembasah
atau dsebut proses hydrophilization atau detergen proses. Hasil fraksinasi dari proses
Adalah suatu proses fraksinasi dengan menggunakan pelarut. Dimana pelarut yang
digunakan adalah aseton. Proses fraksinasi ini lebih mahal dibandingkan denga
Merupakan proses fraksinasi didasarkan pada titik didih dari suatu zat atau bahan
pengembunan ini membutuhkan biaya yang cukup tinggi namun proses produksinya
Pada dasarnya semua cara kromatografi menggunakan dua fase yaoitu fase tetap
(stationary) dan fase gerak (mobile). Pemisahan tergantung pada gerakan relatif dari
dua fase tersebut. Cara kromatografi dapat digolongkan ssesuai dengan sifat dari fase
tetap yang dapat berupa zat padat atau zat cair. Jika fase ditetapkan berupa zat padat
maka cara tersebut dikenal denga kromatografi serapan. Jika zat cair dikenal sebagai
kromatografi partisi. Karena fase geraknya dapat berupa zat cair atau zat gas maka
semua ada 4 macam sistem kromatografi yaitu kromatografi serapan, yang terdiri dari
BAHAN ALAT
Ekstrak Etanol temulawak (hasil Beaker glass
dari P III)
Metanol Erlenmeyer
Etil asetat Corong pisah
Gelas ukur
Waterbath
Cawan porselen
D. CARA KERJA
Adijuwana, Nur, M.A., 1989. Teknik Spetroskopi dalam Analisi Biologi. Bogor. Pusat
Gunawan, D & S. Mulyani. 2004. Ilmu Obat Alam (Farmakognosi) Jilid I. Penebar
Swadaya, Jakarta.