STROKE INFARK
Disusun Oleh :
Gesti Chaerunnisa
1620221030
Diajukan kepada :
Pembimbing :
Dr. Nurtakdir Setiawan, Sp.S
Anamnesa
Dilakukan alloanamnesis (Anak Pasien), pada hari ke-3 perawatan di RS (3 Desember
2017), jam 07.00 WIB
Keluhan utama :
Kelemahan pada tangan dan kaki kiri sejak 12 jam SMRS
1,5 tahun SMRS, keluarga pasien mengatakan pasien pernah dirawat di rumah
sakit dan didiagnosis lemah jantung. Awalnya pasien sedang berdiri kemudian tiba-
tiba terjatuh karena badanya terasa lemas. Selain itu keluarga pasien juga mengatakan
bicara pasien menjadi pelo. Setelah itu pasien tidak dapat berjalan.
2
- Riwayat Kejang : Disangkal
- Riwayat penyakit ginjal : disangkal
- Keganasan : Disangkal
Riwayat Pengobatan :
Keluarga pasien mengatakan pasien sedang tidak mengonsumsi obat-obatan
Anamnesis sistem
Sistem cerebrospinal : nyeri kepala (-), lebih sering tidur tapi mudah
dibangunka (+), kelemahan anggota gerak sinistra (+)
Sistem kardiovaskular : riwayat Hipertensi (+), Riwayat Penyakit jantung
bawaan (-).
Sistem respiratorius : sesak napas (-), batuk (-)
Sistem gastrointestinal : Nyeri epigastrium (-), mual (-), Muntah (-)
Sistem urogenital : kelainan ginjal (-), BAK normal
Sistem Neurologi : : kelemahan anggota gerak sebelah kiri (+), afasia (+),
porot (+), kesemutan (-)
Sistem integumentum : ruam (-), memar (-)
Resume Anamnesis
Anamnesis dilakukan secara alloanamnesis dengan anak pasien. Pasien perempuan
usia 82 tahun datang dengan diantar keluarga ke IGD dengan keluhan kelemahan pada
3
tangan dan kaki kiri, tidak dapat bicara dan muka perot. Keluarga pasien mengatakan
keluhan lemah pada tangan dan kaki kiri, tidak dapat bicara serta muka perot dirasakan
sejak 12 jam SMRS. Pasien jadi lebih sering tertidur tapi mudah dibangunkan.
Pasien memiliki riwayat HT sejak >20 tahun SMRS namun tidak kontrol dan minum
obat rutin. Pasien memiliki riwayat dengan keluhan yang sama sebelumnya 1,5 tahun
SMRS.
Diskusi Pertama
Dari data anamnesis didapatkan keluhan kelemahan anggota gerak sebelah kiri
yang terjadi secara tiba-tiba, keluhan kelemahan pada anggota gerak ini disebut
sebagai parese, yaitu sensasi abnormal berupa kesemutan, kelumpuhan anggota gerak,
tertusuk, atau terbakar pada kulit yang umumnya dirasakan di tangan, kaki, lengan, dan
tungkai. Paresis (kelemahan) merupakan berkurangnya kekuatan otot sehingga gerak
voluntar sukar tapi masih bisa dilakukan walaupun dengan gerakan yang terbatas,
menimbulkan kelemahan pada belahan tubuh kontralateral yang ringan sampai berat .
Keluhan pada pasien terjadi pada anggota gerak sebelah kiri, sehingga disebut dengan
hemiparese sinistra. Menurut WHO, kelumpuhan (hemiparesis) secara tiba-tiba pada
bagian, lengan, kaki, wajah, yang lebih sering terjadi pada separuh bagian tubuh
merupakan gejala umum stroke. Selain itu pada pasien ini juga terdapat gejala stroke
lainya yaitu berupa kesulitan berbicara atau memahami pembicaraan (aphasia).
Pada stroke, faktor risiko dibagi menjadi dua yaitu fakor risikio yang dapat
dimodifikasi dan yang tidak dapat dimodifikasi. Pada pasien ini terdapat faktor risiko
yang tidak dapat dimodifikasi yaitu usia. Usia pasien yaitu 82 tahun. Hal ini sesuai
dengan beberapa penelitian yang menunjukkan bahwa salah satu faktor terbanyak
terjadinya stroke adalah pada usia 48-84 tahun. Risiko stroke adalah dua kali lipat
lebih besar untuk setiap 10 tahun diatas 55 tahun. Selain itu pada pasien ini juga
terdapat faktor risiko yang dapat dimodifikasi yaitu adanya riwayat hipertensi sejak >
20 tahun yang lalu dan tidak rutin ke dokter maupun minum obat serta pasien suka
makan goreng-gorengan.
4
STROKE
5
9. Lain-lain (kadar protrombin, dissections, arteritis, migrain/vasospasm,
ketergantungan obat)
6
Gambar 1: Stroke hemoragik (kiri) dan stroke iskemik (kanan)
7
Faktor Risiko Stroke
Faktor risiko yang dapat dirubah atau dikendalikan:
1. Tekanan darah tinggi
2. Diabetes mellitus
3. Kadar lemak (kolesterol) darah yang tinggi
4. Kegemukan (obesitas)
5. Kadar asam urat yang tinggi
6. Stress
7. Merokok
8. Alkohol
9. Pola hidup tidak sehat
8
Penyakit jantung dengan shunt yang menghubungkan bagian kanan dengan
bagian kiri atrium atau ventrikel
Penyakit jantung rheumatoid akut atau menahun yang meninggalkan
gangguan pada katup mitralis
Fibrilasi atrium
Infarksio kordis akut
Embolus yang berasal dari vena pulmonalis
Kadang-kadang pada kardiomiopati, fibrosis endokardial, jantung
miksomatosus sistemik.
Emboli dapat berasal dari jantung, arteri ekstrakranial, ataupun dari right sided
circulation (emboli paradoksikal). Penyebab terjadinya emboli kardiogenik adalah
trombi valvular seperti pada mitral stenosis, endokarditis, katup buatan, trombi mural
(seperti infark miokard, atrial fibrilasi, kardiomiopati, gagal jantung kongestif) dan
atrial miksoma. Sebanyak 2-3% stroke emboli diakibatkan oleh infark miokard dan
85% diantaranya terjadi pada bulan pertama setelah terjadinya infark miokard.
Trombosis
Stroke trombotik dapat dibagi menjadi stroke pada pembuluh darah besar (termasuk
sistem arteri karotis) dan pembuluh darah kecil (termasuk sirkulus Willisi dan sirkulus
posterior). Tempat terjadinya trombosis yang paling sering adalah titik percabangan
arteri serebral utamanya pada daerah distribusi dari arteri karotis interna. Adanya
stenosis arteri dapat menyebabkan terjadinya turbulensi aliran darah (sehingga
meningkatkan resiko pembentukan trombus aterosklerosis atau ulserasi plak, dan
perlengketan platelet.
9
Penyebab lain terjadinya trombosis adalah polisitemia, anemia sickle cell, defisiensi
protein C, dysplasia fibromuskular dari arteri serebral, dan vasokonstriksi yang
berkepanjangan akibat gangguan migren. Setiap proses yang menyebabkan diseksi
arteri serebral juga dapat menyebabkan terjadinya stroke trombotik (contoh: trauma,
diseksi aorta torasik, arteritis)
10
Ada suatu penilaian sederhana yang dikenal dengan singkatan FAST (Face, Arms
drive, Speech, dan Three of signs) yang merupakan gejala awal stroke yang harus
diwaspadai.
F = Face (wajah)
Wajah tampak mencong sebelah atau tidak simetris. Sebelah sudut mulut tertarik ke
bawah dan lekukan antara hidung ke sudut mulut atas tampak mendatar.
A = Arms Drive (gerakan lengan)
Angkat tangan lurus sejajar kedepan (90 derajat) dengan telapak tangan terbuka ke atas
selama 30 detik. Apabila terdapat kelumpuhan lengan yang ringan dan tidak disadari
penderita, maka lengan yang lumpuh tersebut akan turun (menjadi tidak sejajar lagi).
Pada kelumpuhan yang berat, lengan yang lumpuh tersebut sudah tidak bisa diangkat
lagi bahkan sampai tidak bisa digerakkan sama sekali.
S = Speech (bicara)
Bicara menjadi pelo (artikulasi terganggu) atau tidak dapat berkata-kata (gagu) atau
dapat bicara akan tetapi tidak mengerti pertanyaan orang lain sehingga komunikasi
verbal tidak nyambung.
T = Three of signs (ketiga tanda diatas)
Ada ketiga-tiga gejala yaitu perubahan wajah, kelumpuhan, dan bicara. Terdapat gejala
atau tanda lain stroke, yaitu: Orang tiba-tiba terlihat mengantuk berat atau kehilangan
kesadaran atau pingsan. Pusing berputar. Rasa baal atau kesemutan separuh badan.
Gangguan penglihatan secara tiba-tiba pada satu atau dua mata
Patofisiologi
Stroke iskemik ini dibagi menjadi 3 jenis, yaitu :
Stroke trombotik/ateriosklerotik fokal
Jenis stroke ini terjadi ketika gumpalan darah (trombus) terbentuk di salah satu arteri
yang memasok darah ke otak yang berangsur-angsur menyempit dan akhirnya
tersumbat. Bekuan biasanya terbentuk di kawasan yang rusak oleh aterosklerosis yaitu
penyakit di mana arteri tersumbat oleh timbunan lemak (plak). Proses ini dapat terjadi
dalam satu dari dua arteri karotis leher yang membawa darah ke otak, serta di arteri
11
lain dari leher atau otak. Trombosis (penyakit trombo-oklusif) merupakan penyebab
stroke yang paling sering. Arteriosklerosis serebral dan perlambatan sirkulasi serebral
adalah penyebab utama trombosis serebral. Tanda-tanda trombosis serebral bervariasi,
sakit kepala adalah awitan yang tidak umum. Beberapa pasien mengalami pusing,
perubahan kognitif atau kejang dan beberapa awitan umum lainnya. Secara umum
trombosis serebral tidak terjadi secara tiba-tiba, dan kehilangan bicara sementara,
hemiplegia atau parestesia pada setengah tubuh dapat mendahului awitan paralisis
berat pada beberapa jam atau hari.
Proses aterosklerosis ditandai oleh plak berlemak pada pada lapisan intima arteri besar.
Bagian intima arteri sereberi menjadi tipis dan berserabut, sedangkan sel – sel ototnya
menghilang. Lamina elastika interna robek dan berjumbai, sehingga lumen pembuluh
sebagian terisi oleh materi sklerotik tersebut. Plak cenderung terbentuk pada
percabangan atau tempat-tempat yang melengkung. Trombi juga dikaitkan dengan
tempat-tempat khusus tersebut. Pembuluh-pembuluh darah yang mempunyai resiko
dalam urutan yang makin jarang adalah sebagai berikut: arteria karotis interna,
vertebralis bagian atas dan basilaris bawah. Hilangnya intima akan membuat jaringan
ikat terpapar. Trombosit menempel pada permukaan yang terbuka sehingga permukaan
dinding pembuluh darah menjadi kasar. Trombosit akan melepasakan enzim, adenosin
difosfat yang mengawali mekanisme koagulasi. Sumbat fibrinotrombosit dapat terlepas
dan membentuk emboli, atau dapat tetap tinggal di tempat dan akhirnya seluruh arteria
itu akan tersumbat dengan sempurna.
Stroke embolik
Penderita embolisme biasanya lebih muda dibanding dengan penderita trombosis.
Kebanyakan emboli serebri berasal dari suatu trombus dalam jantung, sehingga
masalah yang dihadapi sebenarnya adalah perwujudan dari penyakit jantung. Setiap
bagian otak dapat mengalami embolisme, tetapi embolus biasanya embolus akan
menyumbat bagian-bagian yang sempit. Tempat yang paling sering terserang embolus
sereberi adalah arteria sereberi media, terutama bagian atas.
12
Hipoperfusi sistemik : Berkurangnya aliran darah ke seluruh bagian tubuh karena
adanya gangguan denyut jantung.
Patofisiologi stroke iskemik akut
1. Masalah vaskular, hematologi, dan jantung akibat berkurang atau berhentinya aliran
darah.
2. Masalah perubahan biokimia akibat iskemik, dapat terjadi dekrosis jaringan otak:
neuron, sel glia, dan lain-lain.
Jika terjadi oklusi atau hipoperfusi otak yang aliran darah otak normal 15-20 % dari
cardiac output, jika CBF atau aliran darah otak 20 ml/menit/100gr otak maka otak
akan berada dalam keadaan iskemik, sehingga terjadi gangguan fungsi otak dan pada
EEG akan timbul perlambatan, namun bila CBF kembali normal, maka gangguan
fungsi akan pulih kembali.
Bila CBF 8-10 ml/menit/100gr otak, sel otak dalam keadaan infark dan bila tidak
segera diatasi akan timbul defisit neurologis sehingga timbul kecacatan dan kematian.
Daerah sekeliling yang terancam disebut daerah penumbra, di mana sel belum mati
tapi fungsi berkurang dan mengakibatkan deficit neurologik. Maka dari itu, sasaran
terapi stroke iskemik akut agar daerah penumbra dapat direperfusi dan sel otak dapat
berfungsi kembali. Reversibilitas tergantung faktor waktu. Disekeliling daerah
penumbra terdapat area hyperemik karena aliran darah kolateral/luxury perfusion area.
13
Mekanisme kematian sel otak
1. Proses nekrosis, ledakan sel akut akibat penghancuran sitoskeleton sel, reaksi
inflamasi dan proses fagositosis debris nekrotik. Berhubungan dengan exitotoxic
injury dan free radical injury.
2. Proses apoptosis atau silent death, sitoskeleton neuron menciut tanpa reaksi
inflamasi seluler. Kaskade iskemik, lambat, dan berhubungan proses pompa ion
natrium dan kalium.
Diagnosis Stroke
CT scan (Computerised Tomography Scanning) merupakan pemeriksaan baku emas
(Gold Standard) untuk mendiagnosis penyakit stroke. Mengingat bahwa alat tersebut
saat ini hanya dijumpai di kota tertentu, maka dalam menghadapi kasus dengan
kecurigaan stroke, langkah pertama yang ditempuh adalah menentukan lebih dahulu
14
apakah benar kasus tersebut kasus stroke, karena abses otak, tumor otak, infeksi otak,
trauma kepala, juga dapat memberikan kelainan neurologis yang sama, kemudian
menentukan jenis stroke yang dialaminya. Dengan perjalanan waktu, gejala klinis
stroke dapat mengalami perubahan. Untuk membedakan stroke tersebut termasuk jenis
hemoragik atau non hemoragik atau keduanya, dapat ditentukan berdasarkan
pemeriksaan berikut:
1. Anamnesis
2. Pemeriksaan klinis
3. Pemeriksaan klinis neurologis :
Pada pemeriksaan ini dicari tanda-tanda (sign) yang muncul, bila dibandingkan antara
keduanya akan didapatkan hasil sebagai berikut
15
4. Algoritma dan penilaian dengan skor stroke
Terdapat beberapa algoritma untuk membedakan stroke, antara lain :
a. Penetapan jenis stroke berdasarkan Algoritma Stroke Gajah Mada,yaitu :
16
Tabel 5. Penetapan jenis stroke berdasarkan Siriraj Stroke Score
17
18
19
Diagnosa Sementara
Diagnosa klinik : Kelemahan anggota gerak kiri, Afasia, Muka perot
Diagnosis topik : Korteks hemisphere serebri dextra
Diagnosis etiologi : Stroke infark dd stroke hemoragik
Diagnosa Tambahan
Hipertensi
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan pada hari ke-3 perawatan di RSUD Ambarawa (3 Desember 2017) di
bangsal WK
Status generalis :
KU : lemah, gizi cukup, kesadaran somnolen
(GCS E3-VA-M5)
Tanda vital :
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Nadi : 72 kali/ menit
Respirasi : 20 kali/ menit
Suhu : 36,5oC
20
Kepala : normosefali, tidak ada kelainan
Telinga : secret -/- ; hematom -/-
Hidung : napas cuping hidung -/- ; secret -/-, bekuan darah di lubang hidung
+/- ; selang NGT +
Ekstremitas : edema (-), atrofi otot (-), deformitas (-)
a. Thorax :
1. Cor :
a. Inspeksi : tidak tampak ictus cordis
b. Palpasi : Ictus cordis teraba di ICS IV
c. Perkusi : Batas jantung dalam batas normal
d. Auskultasi: Bunyi jantung I & II (+) normal, bising (-), gallop (-)
2. Pulmo :
Depan Dextra Sinistra
Inspeksi Pergerakan simetris, Pergerakan simetris,
retraksi (-) retraksi (-)
Palpasi Vokal fremitus normal Vokal fremitus normal
kanan = kiri kanan = kiri
Perkusi Sonor seluruh lapang paru Sonor seluruh lapang paru
Auskultasi Suara tambahan paru: Suara tambahan paru:
wheezing (-), ronki (-) wheezing (-), ronki (-)
Depan Belakang
21
b. Abdomen :
1. Inspeksi : dinding abdomen cembung, perabaan supel, spider
naevi (-), warna kulit sama dengan warna kulit sekitar
2. Auskultasi : bising usus (+) normal
3. Perkusi : timpani seluruh regio abdomen, ascites (-)
4. Palpasi : nyeri tekan(-), hepar & lien tak teraba
2. Status Neurologis
a. Sikap Tubuh : Simetris
b. Cara berjalan : Sulit dinilai
c. Pemeriksaan Saraf Kranial
Nervus Pemeriksaan Kanan Kiri
N. I. Olfaktorius Daya penghidu Sdn Sdn
N. II. Optikus Daya penglihatan Sdn Sdn
Pengenalan warna Sdn Sdn
Lapang pandang Sdn Sdn
N. III. Ptosis Sdn Sdn
Okulomotor Gerakan mata ke medial Sdn Sdn
Gerakan mata ke atas Sdn Sdn
Gerakan mata ke bawah Sdn Sdn
Ukuran pupil 2 mm 2 mm
Bentuk pupil Bulat Bulat
Refleks cahaya langsung + +
N. IV. Troklearis Strabismus divergen Sdn Sdn
Gerakan mata ke lat-bwh Sdn Sdn
Strabismus konvergen Sdn Sdn
N. V. Trigeminus Menggigit sdn Sdn
Membuka mulut Sdn Sdn
Sensibilitas muka sdn Sdn
22
Refleks kornea
+ +
23
N. XII. Sikap lidah Tidak dapat
Hipoglossus dinilai
Artikulasi Sdn
Fasikulasi lidah Sdn
Menjulurkan lidah Sdn
Trofi otot lidah sdn
d. Fungsi motorik
Kanan Kiri
Gerakan terbatas terbatas
Kekuatan 3/3 1/1
Tonus (+) (+)
e. Reflek patologis :
Kanan Kiri
Babinski + +
Chaddock + +
Gordon - -
Oppenheim - -
Rosolimo - -
Tromner - -
Hoffman - -
f. Reflek fisiologi :
Kanan Kiri
Biceps Normal Normal
Triceps Normal Normal
Patella Normal Normal
Achiles Normal Normal
24
g. Pemeriksaan sensibilitas : sulit dinilai
h. Pemeriksaan Fungsi Vegetatif :
Miksi : tidak ada keluhan
Defekasi : tidak ada keluhan
i. Pemeriksaan Rangsang Meningeal
-Kaku kuduk : -
-Kernig Sign : -
-Brudzinski I : -
-Brudzinski II : -
-Brudzinski III : -
-Brudzinski IV: -
25
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium kimia klinik (6 Desember 2017)
PEMERIKSAAN HASIL NILAI RUJUKAN
Hemoglobin 8.5 (↓) 13.2 - 17.3 g/dl
Eritrosit 2.97 (↓) 4.4 - 5.9 juta
Hematokrit 25.2 (↓) 40-52 %
Leukosit 17.0 (↑) 3.5 – 11.0 ribu
GDS 185 (↑) 74-106 mg/dL
Albumin 3.10 (↓) 3.4 – 4.8 g/dl
Natrium 101 (↓) 136-146 mmol/L
Chlorida 68 (↓) 98 – 106 mmol/L
26
Radiologi : MS CT Scan Kepala Tanpa Kontras (2 Desember 2017)
Kesan :
Infark luas lobus parieto-temporal kanan sesuai dengan tenlona cerebri media
kanan
Tak tampak perdarahan SOL maupun gambaran peningkatan tekanan
intrakranial pada MSCT scan kepala tanpa kontras saat ini
27
Diskusi kedua
Pada pemeriksaan fisik didapatkan GCS E3M5VA dan tingkat kesadaran pasien
adalah somnolen. Tekanan darah pasien 110/ 70 mmHg, nadi 72 x/ menit, irama
reguler, isi dan tegangan cukup, pernafasan 20x/ menit berarti normobreathing,
suhu 36,5oC secara aksiler. Hasil pemeriksaan fisik didapatkan pada pemeriksaan
motorik terdapat kelemahan pada tangan dan kaki kiri dengan kekuatan 1/1, pada
pemeriksaan refleks patologis didapatkan babinski (+) dan Chaddock (+) pada
kedua sisi ekstremitas. Pemeriksaan nervus kranialis sulit dinilai karena pasien
mengalami penurunan kesadaran.
Pada pemeriksaan pernunjang pemeriksaan darah rutin didapatkan Hb rendah,
eritrosit menurun, hematokrit menurun, leukosit meningkat, glukosa sewaktu
meningkat, albumin rendah, natrium randah, dan chlorida rendah. Pada
pemeriksaan morfologi darah tepi didapatkan kesan Anemia normositik
normokromik dengan kemungkinan gangguan hepar dan ginjal DD/Anemia
penyakit kronik, gambaran infeksi bakterial, RETIK 1,3%. CT Scan didapatkan
kesan Infark luas lobus parieto-temporal kanan sesuai dengan tenlona cerebri
media kanan dan tak tampak perdarahan SOL maupun gambaran peningkatan
tekanan intrakranial pada MSCT scan kepala tanpa kontras saat ini
28
A. DIAGNOSIS AKHIR
Diagnosis klinis : Afasia, Kelemahan anggota gerak kiri, muka perot
Diagnosis topis : Korteks hemisphere serebri dextra
Diagnosis etiologi : Stroke infark
DISKUSI III
Pada penderita ini diberikan terapi :
Istirahat / tirah baring
Medikamentosa : (saraf)
o Inj. Brainact (citicoline) 2x500 mg
o Inj. Piracetam 3 x 3gr
o Inj. Metylprednisolon 2 x 62,5 mg
o Inj. Metilcobalamin 1 x 1
o Inj. Ranitidin 2 x 1
o Manitol 4 x 125 (tapp off)
o Po. Amlodipin 1 x 10
Medikamentosa : (Penyakit Dalam)
o Infus NaCl 0,9% : Aminofusin
o Inj. Ceftriaxon 2x1
o Inj. Lapibal 1 x 1
o Transfusi albumin 20% 2 flash
Rehabilitasi medik : Fisioterapi (hari ke-4 perawatan)
Edukasi :
o Mengendalikan faktor resiko.
o Makan obat dan kontrol ke dokter secara teratur.
o Menjalani fisioterapi secara rutin sesuai jadual.
o Edukasi keluarga.
29
Monitoring :
o Keadaan umum
o GCS
o Tanda vital
o Defisit neurologis
o Pemeriksaan penunjang
Pembahasan :
1. Citicolin
Citicolin berperan untuk perbaikan membran sel saraf melalui
peningkatan sintesis phosphatidylcholine dan perbaikan neuron
kolinergik yang rusak melalui potensiasi dari produksi
asetilkolin. Citicoline juga menunjukkan kemampuan untuk
meningkatkan kemampuan kognitif, Citicoline diharapkan mampu
membantu rehabilitasi memori pada pasien dengan luka pada kepala
dengan cara membantu dalam pemulihan darah ke otak. Studi klinis
menunjukkan peningkatan kemampuan kognitif dan motorik yang lebih
baik pada pasien yang terluka di kepala dan mendapatkan citicoline.
Citicoline juga meningkatkan pemulihan ingatan pada pasien yang
mengalami gegar otak.
2. Piracetam
Piracetam adalah agen nootropikyang mempunyai efek vasodilatasi
dengan cara memodulasi neurotransmisi serebral. Piracetam yang
merupakan derivat dari GABA diketahui memiliki potensi sebagai
antiiskemik, dan dapat mengembalikan perfusi yang abnormal pada
kasus stroke dan juga menurunkan kerusakan sel yang diinduksi oleh
suatu jejas iskemik lokal. Fungsi lain dari piracetam adalah
30
menstimulasi glikolisis oksidatif, meningkatkan konsumsi oksigen pada
otak, serta mempengaruhi pengaturan serebrovaskular.
3. Manitol
Ma n it o l t e r ma su k ke d a la m go lo ngan d iu r e t ik
o smo t ik . Ma n it o l a d a la h suatu hip e ro s mo t ik agent
y a n g d i g u n a k a n d e n g a n segera untuk meningkatkan volume
plasma, meningkatkan aliran darah otak dan menghantarkan oksigen.
Manitol selalu dipakai untuk terapi udem otak. Manitol 20%
menurunkan TIK bekerja dengan c a r a meng isi kapiler
otak sehingga menye babkan perbedaan tekana n
osmot ik dan akhirnya akan menarik air dan substansi otak
yang edema kedalam kapiler. Keadaan ini menyebabkan penambahan
volume aliran darah d e n g a n r i s i k o m e n i n g k a t n ya t e k a n a n
d a r a h d i s e r t a i d i u r e s i s . P e n g a r u h hilangnya cairan di
dalam jaringan otak yang udem ini akan mengurangi v o l u m e
o t a k se h ing g a T I K me nu r u n. P e mbe r i a n ma n it o l le b i h
la n ju t me n ye ba bk a n per bedaa n t ekana n o smo t ik
s e h i n g g a t e r j a d i p e n g e l u a r a n cairan dari otak ke kapiler.
Manitol terbukti menurunkan kandungan air di daerah infark di tempat
sawar darah terganggu, sehingga tekanan pada jaringan di
hemisfer yang rusak menjadi berkurang.
4. Metilcobalamin
Metilkobalamin adalah metabolit dari vitamin B12 yang berperan
sebagai koenzim dalam proses pembentukan methionin dari
homosystein. Reaksi ini berguna dalam pembentukan DNA, serta
pemeliharaan fungsi saraf. Metilkobalamin berperan pada neuron
susunan saraf melalui aksinya terhadap reseptor NMDA dengan
31
perantaraan S-adenosilmethione (SAM) dalam mencegah apoptosis
akibat glutamate-induced neurotoxicity. Hal ini menunjukkan adanya
kemungkinan peranan metilkobalamin pada terapi stroke, cedera otak,
penyakit Alzheimer, Parkinson, termasuk juga dapat dipakai untuk
melindungi otak dari kerusakan pada kondisi hipoglikemia dan status
epileptikus (Meliala & Barus, 2008).
5. Pletaal
Sebagai anti platelet: cilostazol, bila diberikan per oral, akan mencegah
agregasi trombosit yang di induksi oleh ADP, kolagen, asam arakidonat
atau epinefrin pada pasien dengan oklusif arteri kronik. Efek
penghambatan terhadap agregasi: trombosit ini langsung teerjadi setelah
pemberian cilostazol, dan tidak menurun bila cilostazol diberikan secara
berulang. Begitu pemberian cilostazol dihentikan, proses agregasi
trombosit akan kembali seperti keadaan sebelum pengobatan sejalan
dengan menurunnya kadar obat dalam plasma, selain itu tidak terlihat
adanya rebound phenomenon (percepatan agregasi trombosit). Sebagai
antitrombotik: cilostazol mencegah kematian yang disebabkan oleh
emboli paru, yang diinduksi oleh pemberian ADP atau kolagen IV.
Indikasi: Untuk mengurangi berbagai keadaan yang ditimbulkan oleh
iskemia yang disebabkan oleh penyakit oklusif arteri kronis.
6. Ceftriaxon
Ceftriakson adalah derivat thiazolyl dari generasi ketiga sepalosporin
dengan sifat anti-laktamase dan anti kuman gram negatif kuat.
Mekanisme kerjanya : Dinding sel bakteri merupakan lapisan luar yang
kaku, yang menutupi keseluruhan membran sitoplasma. Dinding sel
terdiri dari peptidoglycan. Seftriakson menghambat sintesis
peptidoglycan yang diperlukan kuman sehingga sel mengalami lisis dan
sel bakteri akan mati.
32
FOLLOW UP
33
DAFTAR PUSTAKA.
Mokdad AH, Marks JS, Stroup DF. 2006. Actual Causes of Death in the United
Adult Treatment Panel III. 2001. Expert Panel on Detection, Evaluation, and
20.
Gofir A., 2009. Klasifikasi Stroke dan Jenis Patologi Stroke, Dalam : Manajemen Stroke.
34
Diagnosis Topik Neurologi DUUS. Jakarta : EGC.
Efrati, Shai; Fishlev, Gregori et al. 2013. Hyperbaric Oxygen Induces Late
Neuroplasticity in Post Stroke Patient.
Petrofsky, Jerrold Scott et al. 2004. Stroke :Present Treatment and Research
Part 1
35