Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Kebidanan/Midwifery Medical Journal Vol 1, No 1 ISSN : 2406-8179 14

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TANDA BAHAYA


KEHAMILAN DENGAN KETERATURAN MELAKSANAKAN ANTENATAL CAREDI
PUSKESMAS PEMBANTUDAUH PURI DENPASAR TAHUN 2014

Maria Christina Endang Sukartiningsih


(Dosen Poltekkes Kemenkes Kupang Prodi Sumba Timur)

__________________________________________________________________________

ABSTRACT

Pregnant and delivery mortality or morbidity is the big problem in development countries, it’s
about 25-50%. About 90% pregnant mother death caused in delivery and after delivery.
Antenatal care is way to observe and support pregnant mother’s health. There was a lot of
pregnant mother who has high risk in delivery and they should have to refer to hospital. This
study aimed to know the relation between knowledge of pregnant mother about danger signs with
regularity antenatal care. This study was analytic correlation with cross sectional. This study
used 46 samples with purposive sampling. It’s collected by interview pregnant mother.
Technique analyze used Chi-Square with p<0,05. Result of this study showed that Chi-Square
value was 5,073 with p value 0,024 so there was relation between knowledge of pregnant mother
about danger signs with regularity antenatal care in Puskesmas Pembantu Dauh Puri. There
was significant relation between knowledge of pregnant mother about danger signs with
regularity antenatal care.
Key word: Knowledge, Danger signs, Antenatal care

PENDAHULUAN Hasil Survey Demografi dan


Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2010
Mortalitas dan morbiditas pada wan pada saat ini Angka Kematian Ibu (AKI)
ita hamil dan bersalin merupakan masala masih tetap tinggi walaupun sudah terjadi
h besar di negara berkembang, sekitar 25- penurunan dari 307 per 100.000 kelahiran
50% kematian wanita usia hidup menjadi 228 per 100.000 kelahiran
subur disebabkan karena masalah yang hidup dan Angka Kematian Neonatal (AKN)
berhubungan dengan kehamilan. WHO 19 per 1.000 Kelahiran hidup. Angka
memperkirakan lebih dari 585.000 kematian ibu di Propinsi Bali tahun 2010
ibu pertahun meninggal pada (37 kasus) dengan penyebab kematian yaitu
saat hamil atau bersalin yaitu pada tahun : 25 % perdarahan, 18 % pre eklamsi –
1996. Kehamilan merupakan hal yang eklamsia, 4 % emboli, 40 % karena
fisiologis tetapi setiap saat dapat penyebab non obstetrik (Dinas Kesehatan
menghadapi berbagai risiko komplikasi yang Propinsi Bali, 2009- 2010).
mengancam ibu dan janin (Depkes RI.
2006).
Jurnal Kebidanan/Midwifery Medical Journal Vol 1, No 1 ISSN : 2406-8179 15

Penyebab langsung kematian ibu antenatalyang bertujuan untuk memantau


sebesar 90% terjadi pada saat persalinan dan perkembangan kehamilan dan mendeteksi
segera setelah persalinan (SKRT 2007) yaitu kelainan atau komplikasi yang menyertai
: perdarahan (28%), eklampsi (24%), infeksi kehamilan secara dini dan ditangani secara
(11%), penyebab tidak langsung kematian benar. Salah satu upaya yang bisa di lakukan
ibu adalah tiga terlambat dan empat terlalu, dengan melakukan Antenatal care (ANC)
yaitu terlambat mengenal tanda bahaya serta yang teratur yang dilakukan oleh ibu hamil
mengambil keputusan, terlambat mencapai yaitu memeriksakan kehamilan di petugas
sarana fasilitas kesehatan, terlambat kesehatan sehingga risiko yang terjadi
mendapatkan pertolongan di fasilitas terhadap kehamilannya dapat dideteksi
kesehatandan faktor empat terlalu yaitu : secara dini. Banyak penyulit-penyulit yang
terlalu muda melahirkan kurang dari 20 dialami sewaktu hamil dengan pengawasan
tahun, terlalu sering melahirkan lebih dari yang bermutu serta dapat diobati dan
tiga anak, terlalu dekat jarak anak kurang dicegah, sehingga persalinan berjalan
dari dua tahun dan terlalu tua untuk dengan mudah dan normal. Sesuatu tindakan
melahirkan lebih dari 35 tahun. harus diambil dengan cepat dan dilakukan
Asuhan antenatal harus difokuskan sedini mungkin tanpa menunggu terjadinya
pada intervensi yang telah terbukti komplikasi dan persalinan tidak terlantar
bermanfaat mengurangi angka kesakitan dan (Manuaba, 2008).
kematian ibu dan bayi yang harus di lakukan Pengawasan pada asuhan antenatal
dengan baik oleh tenaga kesehatan merupakan suatu cara yang mudah untuk
khususnya bidan. Salah satu peran bidan memonitor dan mendukung kesehatan ibu
dalam masyarakat adalah meningkatkan hamil secara menyeluruh. Rekomendasi
pengetahuan kesehatan masyarakat, dalam memberikan asuhan antenatal care
khususnya ibu hamil sehingga dapat salah satunya adalah dengan memberikan
diharapkan mampu meningkatkan penyuluhan mengenai tanda bahaya
pengetahuan tentang pentingnya asuhan kehamilan kepada ibu dan keluarga.
antenatal yang dapat mempengaruhi sikap Pengetahuan ibu hamil tentang tanda
ibu hamil agar melaksanakan antenatal care bahaya kehamilan juga berperan penting
secara teratur sehingga mampu mendektesi mempengaruhi sikap ibu hamil agar mampu
secara dini tanda bahaya kehamilan mendeteksi secara dini komplikasi dalam
(Manuaba, 2008). kehamilan yang ditunjukkan dengan
Kebijakan Kementerian Kesehatan keteraturan ibu hamil dalam melaksanakan
dalam upaya mempercepat penurunan antenatal care sehingga setiap keluhan dapat
Angka Kematian Ibu adalah dengan di tangani sedini mungkin (Manuaba, 2008)
pendekatan pelayanan ibu dan anak di Studi pendahuluan di Puskesmas
tingkat dasar dan rujukan yang pada Pembantu Dauh Puri yaitu bahwa banyak
dasarnya mengacu kepada intervensi ibu hamil yang datang melahirkan dan
strategis “empat pilar safe motherhood” banyak juga kasus resiko tinggi yang di
dimana pilar kedua adalah asuhan alami oleh ibu hamil sehingga harus di rujuk
Jurnal Kebidanan/Midwifery Medical Journal Vol 1, No 1 ISSN : 2406-8179 16

ke RSUP Sanglah, sedangkan kegiatan kelas pengukuran atau pengamatan pada saat yang
ibu hamil sudah berjalan dengan baik bersamaan, sekali waktu atau suatu
dengan kunjungan ibu hamil yang banyak penelitian
setiap minggu, dengan ini peneliti tertarik Teknik pengambilan sampel dalam
untuk meneliti tentang pengetahuan ibu penelitian adalah Non probability sampling
hamil tentang tanda bahaya kehamilan jenis Purposive sampling yaitu teknik
dengan keteraturan melaksanakan penentuan sampel dengan pertimbangan
pemeriksaan kehamilan sehubungan dengan tertentu, semua subyek yang memenuhi
kegiatan kelas ibu hamil yang sudah berjalan kriteria inklusi dimasukan dalam penelitian
dengan baik. Adapun data awal di sampai jumlah sampel yang diperlukan
Puskesmas II Denpasar Barat tahun 2014 tercapai 8, adapun penelitian ni dilakukan
yaitu di Puskesmas Pembantu Dauh Puri selama 3 minggu dan didapatkan sebanyak
cakupan K4 : 90,40%, jumlah ibu hamil 46 responden.
Trimester II dan III : 186 orang (Bulan
Agustus 2013). HASIL PENELITIAN
Berdasarkan latar belakang masalah
tersebut, maka peneliti tertarik untuk 1. Pengetahuan Ibu Hamil tentang Tanda
melakukan penelitian tentang “Hubungan Bahaya Kehamilan
pengetahuan ibu hamil tentang tanda
bahaya kehamilan dengan keteraturan Tabel 1. .
melaksanakan antenatal care di Puskesmas Pengetahuan ibu hamil tentang tanda bahaya
Pembantu Dauh Puri”. kehamilan
Tujuan penelitian ini secara umum
Pegetahuan Frekuensi Persentase
untuk mengetahui hubungan pengetahuan (f) (%)
ibu hamil tentang tanda bahaya kehamilan Baik 31 67,4
dengan keteraturan melaksanakan antenatal Cukup 15 32,6
Jumlah 46 100,0
care di Puskesmas Pembantu Dauh Puri .

METODE PENELITIAN Berdasarkan tabel di atas dapat


diketahui bahwa pengetahuan tentang tanda
Jenis penelitian yang digunakan dalam bahaya kehamilan yaitu dari 46 ibu hamil
penelitian ini adalah menggunakan metode primigravida trimester III yang
analitik korelasional yaitu mencari memeriksakan kehamilannya di Puskesmas
hubungan antara variabel yang satu dengan Pembantu Dauh Puri memiliki pengetahuan
yang lainuntuk mengetahui hubungan baik sebanyak (67,4%) dan memiliki
pengetahuan ibu hamil tentang tanda bahaya pengetahuan cukup sebanyak (32,6%) serta
kehamilan dengan keteraturan melaksanakan tidak ada subyek penelitian yang
Antenatal Care. Rancangan yang dipakai berpengetahuan kurang dan buruk.
adalah cross sectional yaitu merupakan
rancangan penelitian dengan melakukan
Jurnal Kebidanan/Midwifery Medical Journal Vol 1, No 1 ISSN : 2406-8179 17

2. Keteraturan Melaksanakan Antenatal bermakna antara tingkat pengetahuan ibu


Care hamil tentang tanda bahaya kehamilan
Tabel 2. dengan keteraturan melaksanakan antenatal
Keteraturan melaksanakan antenatal care care (p = 0,024).

Keteraturan Frekuens Persentas PEMBAHASAN


melaksanakan i (f) e (%)
Antenatal Care 1. Pengetahuan ibu hamil tentang tanda
Teratur 29 63,05 bahaya kehamilan
Tidak teratur 17 36,95
Jumlah 46 100,0 Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan terhadap 46 ibu hamil
Berdasarkan tabel di atas dapat primigravida trimester III yang
diketahui bahwa keteraturan ibu hamil memeriksakan kehamilannya di Puskesmas
melaksanakan antenatal care menunjukkan Pembantu Dauh Puri ditemukan sebanyak
dari 46 orang ibu hamil primigravida 67,4% memiliki tingkat pengetahuan baik,
trimester III yang memeriksakan dan sebanyak 32,6% memiliki pengetahuan
kehamilannya di Puskesmas Pembantu Dauh cukup. Pengetahuan adalah salah satu faktor
Puri secara teratur sebanyak 63,05%, yang mempengaruhi seseorang dalam
sedangkan yang tidak teratur melaksanakan berperilaku termasuk perilaku ibu hamil
antenatal care sebanyak 36,95%. dalam keteraturan melaksanakan antenatal
care.
3. Hubungan pengetahuan ibu hamil Berdasarkan penelitian Nur Islami
tentang tanda bahaya kehamilan Dewi tentang hubungan pengetahuan ibu
dengan keteraturan melaksanakan hamil tentang tanda bahaya kehamilan
antenatal care dengan keteraturan melaksanakan antenatal
di Puskesmas Arjuwingun kota Malang
Tabel 3. tahun 2010, bahwa responden yang
Hubungan pengetahuan ibu hamil tentang mempunyai pengetahuan cukup dan kurang
tanda bahaya kehamilan dengan keteraturan lebih banyak melakukan kunjungan ANC
melaksanakan antenatal care yang tidak teratur dan responden yang
mempunyai pengetahuan baik sebagian
Pengetahu Keteraturan X² P besar melakukan kunjungan ANC yang
an Teratu Tidak
teratur, hal ini disimpulkan bahwa
r teratur
Baik 74,2 25,8 5.07 0,02 responden yang memiliki pengetahuan yang
Cukup 40,0 60,0 3 4 baik cenderung akan melakukan kunjungan
Total 63,0 37,0 ANC yang teratur.
Pengetahuan seseorang dipengaruhi
Hasil pengamatan dari 46 responden oleh tingkat pendidikan, usia, paritas,
dengan uji korelasi Chi- Square diperoleh pekerjaan makin tinggi pendidikan
hasil bahwa terdapat hubungan yang sangat
Jurnal Kebidanan/Midwifery Medical Journal Vol 1, No 1 ISSN : 2406-8179 18

seseorang maka makin tinggi Tingkat pengetahuan selain


pengetahuannya (Notoatmodjo, 2005) dipengaruhi oleh tingkat pendidikan dan
Berdasarkan hal tersebut pengetahuan akan umur, juga di pengaruhi oleh faktor
dipengaruhi oleh tingkat pendidikan ibu pekerjaan (Notoatmodjo, 2005). Pekerjaan
yang sebagian besar memiliki latar belakang seseorang akan menggambarkan aktifitas
pendidikan SMA atau sederajat sebanyak dan tingkat kesejahteraan ekonomi yang
65,21%, pendidikan SMP atau sederajat didapatkan. Hasil dari penelitian ini
sebanyak 26,08% sedangkan pendidikan menujukan bahwa ibu hamil yang bekerja
Diploma atau Sarjana sebanyak 10,86%. sebanyak 56,53% dan pengetahuan baik
Menurut Kuncoroningrat yang dikutip oleh serta melakukan antenatal care secara
Nur Salam menyebutkan bahwa semakin teratur sebanyak 74,19%. Hal ini sesuai
tinggi tingkat pendidikan seseorang, dengan teori bahwa ibu yang bekerja
semakin mudah menerima informasi, mempunyai tingkat pengetahuan yang lebih
sehingga semakin banyak pula pengetahuan baik dari ibu yang tidak bekerja, karena pada
yang dimiliki, sebaliknya pendidikan yang ibu yang bekerja akan lebih banyak
kurang akan menghambat perkembangan memiliki kesempatan untuk berinteraksi
sikap seseorang terhadap nilai-nilai yang dengan orang lain, sehingga lebih banyak
diperkenalkan. Jadi pendidikan menuntun peluang juga untuk mendapatkan informasi
manusia untuk berbuat dan mengisi tentang seputar kehamilannya.
kehidupannya agar lebih baik dalam Tingkat pengetahuan juga
mencapai keselamatan dan kebahagiaan, dipengaruhi oleh beberapa faktor berupa
pendidikan juga diperlukan untuk budaya, pengalaman, sosial ekonomi dan
mendapatkan informasi. informasi. Informasi bisa diperoleh dari
Faktor umur juga merupakan salah satu petugas kesehatan yang umumnya dilakukan
yang dapat mempengaruhi pengetahuan dengan bertanya langsung pada petugas
seseorang, dimana umur lebih muda kesehatan ataupun mengikuti kegiatan
memiliki daya ingat yang lebih kuat dan promosi kesehatan yang dilakukan seperti
kreativitas yang lebih tinggi dalam mencari mengikuti kegiatan penyuluhan, sumber
dan mengenal sesuatu (Notoatmodjo, 2005). informasi lainnya bisa diperoleh melalui
Hasil penelitian ini menunjukan hal media massa salah satunya adalah buku
yang sesuai dengan teori bahwa dimana KIA, dimana dengan membaca dan
pengetahuan baik sebagian besar dimiliki memahami buku KIA, maka pengetahuan
oleh kelompok umur 20-30 tahun sebanyak ibu tentang perawatan kehamilan akan
76,08%. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat bertambah.
pengetahuan yang baik dimiliki oleh ibu Pengetahuan merupakan hasil tahu
hamil yang memiliki umur muda dan dari manusia dan terjadi setelah melakukan
matang karena mereka akan mudah untuk pengindraan terhadap obyek
.
menerima informasi khususnya tentang tertentu (Notoatmodjo, 2005) Sebagian besar
kehamilannya. pengetahuan manusia diperoleh melalui
mata dan teliga, makin banyak yang dilihat
Jurnal Kebidanan/Midwifery Medical Journal Vol 1, No 1 ISSN : 2406-8179 19

melalui membaca serta mendengar maka antenatalditentukan untuk menjamin mutu


pengetahuan semakin bertambah. Teori ini pelayanan khususnya dalam memberikan
memperkuat penelitian bahwa tingkat kesempatan yang cukup dalam menangani
pengetahuan akan dapat mempengaruhi kasus risiko tinggi yang ditemukan (Depkes
pemahaman ibu tentang kehamilannya. RI. 2006)
2. Keteraturan melaksanakan ante Keteraturan ibu hamil dapat diukur
natal care dengan memantau ketaatannya dalam
Berdasarkan hasil penelitian yang melaksanakan kunjungan antenatal care
dilakukan terhadap 46 ibu hamil sesuai dengan standar minimal kunjungan
(
primigravida trimester III yang Saifuddin, 2004). Bila ibu hamil tidak
memeriksakan kehamilannya di Puskesmas melaksanakan kunjungan sesuai dengan
Pembantu Dauh Puri, lebih dari setengahnya standar minimal maka ibu tersebut dikatakan
teratur melaksanakan antenatal care tidak teratur dalam melakukan kunjungan
sehingga dapat dikatakan bahwa ibu hamil antenatal. Ibu hamil yang tidak teratur
telah memenuhi ketentuan atau standar melakukan antenatal care pada trimester
untuk melakukan perawatan dan satu, sedangkan ibu hamil umumnya teratur
pemeriksaan kehamilan dengan baik dan melakukan antenatal care pada trimester
teratur. dua dan tiga. Ibu hamil tidak teratur
Jadwal kunjungan dilakukan minimal melakukan antenatal care pada trimester
satu kali pada trimester pertama (sebelum satu bisa disebabkan karena kurangnya
usia kehamilan 14 minggu), satu kali pada kesadaran ibu hamil untuk mendapatkan
trimester kedua (antara usia kehamilan 14 – pelayanan antenatal sejak dini serta
28 minggu), dan satu kali pada kunjungan kurangnya informasi mengenai pentingnya
pada trimester ketiga (antara usia kehamilan melakukan kunjungan antenatal.
28-36 minggu) Masih ada ibu hamil yang Ibu hamil yang tidak teratur
tidak teratur melaksakan antenatal care melaksanakan antenatal care dapat di lihat
sesuai dengan jadwal yaitu sebanyak pada buku KIA dan apabila responden sudah
36,04%. pernah memeriksakan dirinya di Dokter /
Antenatal care (ANC) adalah Bidan praktek swasta dan mendapatkan
pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan buku atau kartu pemeriksaan akan di
professional untuk ibu selama kehamilannya masukkan dalam katagori keteraturan
yang dilakukan sesuai standar pelayanan antenatal care. Ibu hamil yang tidak teratur
antenatal yang telah ditetapkan. Salah satu memeriksakan kehamilanya akan diberikan
pilar safe motherhood menyebutkan bahwa informasi mengenai perawatan kehamilan
asuhan antenatal dilakukan dengan tujuan melalui kelas antenatal sehingga ibu hamil
agar dapat memantau perkembangan tersebut bisa memahami penting
kehamilan seta dapat mendeteksi kelainan pemeriksaan kehamilan secara teratur dan
atau komplikasi yang menyertai kehamilan lebih penting lagi bisa mengenal dan
sehingga dapat ditangani secara dini dan mengetahui tanda bahaya yang terjadi
benar. Standar waktu pemeriksaan selama kehamilan, media yang bisa
Jurnal Kebidanan/Midwifery Medical Journal Vol 1, No 1 ISSN : 2406-8179 20

diperoleh melalui berbagai sumber salah jarak menuju pelayanan kesehatan dan
satunya petugas kesehatan dan media massa interaksi dengan tenaga kesehatan
seperti buku KIA. (Notoatmodjo, 2005)
Pelaksanaan Kelas Antenatal sangat
bermaanfaat bagi ibu hamil karena 3. Hubungan pengetahuan ibu hamil
responden mendapatkan informasi tentang tentang tanda bahaya kehamilan dengan
kehamilan khususnya tanda bahaya, dalam keteraturan melaksanakan antenatal
care.
kegiatan ini dilakukan senam hamil sesuai
umur kehamilan, sehingga diharapkan Dilihat dari hubungan antara tingkat
melalui kelas antenatal ini kunjungan ibu pengetahuan ibu hamil tentang tanda bahaya
hamil lebih teratur memeriksakan kehamilan dan keteraturan melaksanakan
kehamilannya dan mempersiapkan ibu antenatal care sebanyak 67,4% yang
dalam menghadapi proses persalinan memliki pengetahuan baik, dan 74,2% yang
sehingga ibu selamat dan bayi lahir dengan teratur melaksanakan antenatal care. Dari
sehat. 32,6% yang memiliki pengetahuan cukup,
Pengetahuan yang baik akan dimiliki oleh sebanyak 40,0% teratur melaksanakan
ibu hamil apabila mereka membaca dan antenatal dan 60,0% tidak teatur
memahami buku KIA tersebut sehingga melaksanakan antenatal care
informasi yang disampaikan oleh petugas Berdasarkan hasil yang diperoleh maka
kesehatan akan diserap dengan baik. Setelah dapat disimpulkan bahwa ibu hamil yang
ibu hamil mendapatkan informasi yang memiliki pengetahuan baik tentang tanda
banyak mengenai pentingnya melakukan bahaya kehamilan cenderung akan teratur
kunjungan antenatal maka mereka melaksanakan antenatal care. Sedangkan
cenderung akan teratur melaksanakan ibu hamil yang hanya memiliki pengetahuan
antenatal care (Notoatmodjo, 2007) cukup cenderung tidak teratur melaksanakan
Selain dapat mempengaruhi tingkat antenatal care. karena menganggap bahwa
pengetahuan, pendidikan juga bisa kehamilan itu adalah hal yang biasa dan
mempengaruhi perilaku seseorang tidak memerlukan perawatan khusus
(Notoatmodjo, 2007) salah satunya adalah (Sugiyono, 2007) Secara umum dapat di
perilaku ibu hamil dalam melaksanakan ketahui bahwa pengetahuan seseorang
antenatal care. Ibu hamil memiliki terhadap sesuatu hal dimulai dengan
pendidikan yang lebih tinggi lebih mudah melakukan pengindraan terhadap suatu
mendapatkan informasi tentang kesehatan obyek tertentu. Sebagian besar pengetahuan
dan lebih mengerti akan pentingnya manusia diperoleh melalui mata dan teliga,
pemeriksaan kehamilan sedini mungkin dan setelah itu akan diikuti dengan rasa
secara teratur sehingga mereka lebih teratur ketertarikan, kemudian berusaha beradaptasi
melaksanakan antenatal care. Keteraturan dengan apa yang di ketahui, pengetahuan
ibu hamil melaksanakan antenatal care juga secara langsung maupun tidak langsung
dipengaruhi oleh faktor lain seperti sosial akan berpengaruh pada perilaku seseorang
ekonomi, budaya, keadaan geografis atau (
Notoatmodjo, 2007) Hal ini dapat dipahami
Jurnal Kebidanan/Midwifery Medical Journal Vol 1, No 1 ISSN : 2406-8179 21

karena adanya pengetahuan agar dapat Puri, memiliki tingkat pengetahuan yang
menumbuhkan kesadaran seseorang untuk baik tentang tanda bahaya kehamilan,
berbuat sesuatu. sebagian besar ibu hamil teratur
Pengetahuan memiliki peranan yang melaksanakan antenatal care, ibu hamil
besar dalam perilaku seseorang terutama yang memiliki pengetahuan baik tentang
pada perawatan kehamilan. Pada setiap tanda bahaya kehamilan lebih dari
kunjungan antenatal, ibu hamil akan setengahnya teratur melaksanakan antenatal
mendapatkan informasi tentang care, sedangkan ibu yang memiliki
kehamilannya salah satunya tentang tanda pengetahuan cukup setangahnya tidak
bahaya kehamilan yang bisa terjadi pada tiap teratur melaksanakan antenatal care. Ada
trimester. Informasi yang sudah di peroleh hubungan yang signifikan antara tingkat
mempengaruhi pengetahuan yang dimiliki pengetahuan ibu hamil tentang tanda bahaya
oleh ibu hamil dan akan dapat kehamilan dengan keteraturan melaksanakan
menumbuhkan kesadaran tentang antenatal care. Saran yang dapat
pentingnya perawatan dan pemeriksaan disampaikan kepada praktisi kebidanan agar
kehamilan. memberikan promosi kesehatan untuk
Kelas antenatal sangat bermanfaat meningkatkan pengetahuan ibu tentang
bagi ibu hamil selain mendapatkan informasi tanda bahaya kehamilan sehingga
tentang perawatan kehamilan khususnya pengetahuan ibu hamil di wilayah kerja
tanda bahaya kehamilan tetapi melakukan Puskesmas Pembantu Dauh Puri semakin
kegiatan senam hamil sehingga dapat meningkat dan dapat mengurangi angka
mempersiapkan ibu dalam menjalani kematian ibu karena tanda bahaya yang
persalinan, dan diharapkan melalui kelas terdeteksi secara dini, memberikan informasi
antenatal ibu hamil lebih teratur tentang pentingnya melakukan kunjungan
memeriksakan kehamilannya sesuai jadwal kehamilan atau antenatal care sehingga
yag sudah disepakati sehingga kunjungan nantinya akan meningkatkan keteraturan ibu
K4 lebih optimal. hamil dalam melakukan kunjungan sehingga
Kesimpulannya bahwa terdapat cakupan K4 dapat tercapai secara optimal,
hubungan yang signifikan antara tingkat mengoptimalkan kegiatan antenatal class
pengetahuan ibu hamil tentang tanda bahaya yang ada sehingga mampu meningkatkan
kehamilan dengan keteraturan melaksanakan pengetahuan ibu hamil tentang perawatan
antenatal care di Puskesmas Pembantu Dauh kehamilan, melibatkan keluarga dalam
Puri. perawatan kehamilan sehingga memudahkan
untuk memamtau perkembangan kehamilan
KESIMPULAN dan mendeteksi komplikasi secara dini
sehingga bisa ditangani dengan cepat dan
Berdasarkan hasil penelitian yang benar.
telah diuraikan, dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut Sebagian besar ibu hamil di Kepada peneliti selanjutnya
wilayah kerja Puskesmas Pembantu Dauh diharapkan menggunakan metode
pengumpulan data yang lebih lengkap
Jurnal Kebidanan/Midwifery Medical Journal Vol 1, No 1 ISSN : 2406-8179 22

dengan wawancara sehingga didapatkan


hasil yang lebih baik, dan diharapkan
meneliti tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi pengetahuan ibu hamil
tentang tanda bahaya kehamilan dan
keteraturan melaksanakan antenatal care.

DAFTAR PUSTAKA

1. Depkes RI. 2006. Modul dan Materi


Promosi Kesehatan Untuk Politeknik
Atau D3 Kesehatan. Jakarta: Depkes RI
2. Dinas Kesehatan Propinsi Bali, 2009-
2010. Profil Kesehatan Propinsi Bali
3. Manuaba C, 2008. Gawat Darurat
Obstetri Ginekologi dan Obstetri
Ginekologi Sosial untuk Profesi Bidan.
Jakarta: EGC
4. Notoatmodjo, 2005. Metodologi
Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka
Cipta
5. Hidayat, A, 2007 Metode penelitian
kebidanan, Surabaya
6. Saifuddin A, 2004. Buku Panduan
Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Neonatal. Jakarta: JBP-SP
7. Notoatmodjo S, 2007. Pendidikan dan
Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT.Rineka
Cipta.
8. Sugiyono, 2007. Statistik untuk
penelitian, Bandung : Alfabeta
Jurnal Kebidanan/Midwifery Medical Journal Vol 1, No 1 ISSN : 2406-8179 23

Anda mungkin juga menyukai