Anda di halaman 1dari 5

P-ISSN 1907 - 0357

Jurnal Ilmiah Keperawatan Sai Betik, Volume 15, No. 2, Oktober 2019
E-ISSN 2655 – 2310

PENELITIAN
PERILAKU CARING PERAWAT PELAKSANA RAWAT INAP
RUMAH SAKIT DI KABUPATEN INDRAMAYU

Valentina BM Lumbantobing*◊, F.Sri Susilaningsih*, Maknun Dadi**


*Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran
**Rumah Sakit Umum Daerah Indramayu
◊Corresponding Outhor: Valentina@unpad.ac.id

Perilaku Caring perawat dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien merupakan salah satu elemen
sangat berdampak terhadap kualitas asuhan keperawayan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
persepsi pasien tentang perilaku caring perawat pelaksana di ruang rawat inap rumah sakit. Desain penelitian
ini adalah deskriptif kuantitatif dengan purposive sampling didapatkan sebanyak 67 orang pasien yang
menjadi responden. Hasil penelitian 37 orang pasien (55.2%) mempersepsikan perilaku caring perawat masih
kurang. Upaya meningkatkan perilaku caring dengan membudayakan perilaku caring terutama aspek
afektifnya di lingkungan RSUD Indramayu.

Kata Kunci: Perilaku Caring, Perawat Pelaksana

LATAR BELAKANG dikemukakan dalam penelitiannya


Dwidiyanti (2007) yang menyatakan bahwa
Komponen penting dari sistem pemberian asuhan keperawatan yang
perawatan kesehatan rumah sakit adalah professional mampu mewujudkan kualitas
untuk peningkatan status kesehatan pasien layanan rumah sakit tersebut.
dan yang berfokus pada penyediaan layanan Profesionalisme perawat tersebut dapat
berkualitas tinggi sesuai dengan kebutuhan terbentuk sejak awal memasuku duan
pasien. Dengan perkembangan teknologi pendidikan keperawatan yang didukung
yang cepat dan meningkatnya persaingan, dengan pembelajaran akademik dan
rumah sakit terus berusaha untuk laboratorium, hubungan interpersonal yang
meningkatkan kualitas layanan (Juhana, dipupuk dengan baik.
Manik, Febrinella, & Sidharta, 2015). Esensi dalam profesi keperawatan
Perawat merupakan tenaga kesehatan dengan adalah sikap dan perilaku caring. Hal ini
jumlah terbanyak di rumah sakit dank arena mencari penciri dari profesi keperawatan dan
hal tersebut maka kinerja perawat merupakan menjadi pembeda dengan profesi lainnya.
salah satu unsur yang berkontribusi sangat Caring merupakan hal yang utama dalam
penting terhadap kualitas perawatan. Hal ini praktik keperawatan yang senantiasa selalu
mendorong manajemen rumah sakit untuk dilandasi pada nilai kebaikan, perhatian, serta
tetap memperhatikan kualitas asuhan yang menghormati keyakinan spiritual pasien
diberikan pada pasien (Needleman & (Rubenfield, 2007). Caring tidak hanya
Hassmiller, 2009). Asuhan keperawatan yang mempraktikkan seni perawatan, memberi
diberikan secara professional dan tetap kasih sayang untuk meringankan penderitaan
memperhatikan indikator mutu rumah sakit pasien dan keluarga, meningkatkan kesehatan
antara lain terkait keselamatan dan keamanan dan martabat tetapi juga memperluas
pasien akan berdampak pada kepuasan pasien aktualisasi diri perawat (Morrison &
dan meberikan dampak yang positif terhadap Burnard, 2009). Tokoh keperawatan seperti
status mutu rumah sakit. Watson (2010), Leininger (1988), dan
Layanan kesehatan yang terjadi dan Benner (1989) menempatkan caring sebagai
diberikan di rumah sakit sebagian besar dasar dalam praktik keperawatan.
dilakukan oleh perawat, sehingga hal tersebut Data yang ditemukan dari sumber akun
menjadi perhatian penting untuk menentukan media sosial RSUD Indramayu didapatkan
kualitas pelayanan kesehatan di rumah sakit adanya masyarakat yang mengeluhkan
tersebut (Huber, 2011). Hal tersebut juga pelayanannya lambat, perawat yang kurang
[129]
P-ISSN 1907 - 0357
Jurnal Ilmiah Keperawatan Sai Betik, Volume 15, No. 2, Oktober 2019
E-ISSN 2655 – 2310
peduli sama pasien, tidak ramah, kasar, dan Sedangkan menurut penelitian yang
judes. Ada juga yang mengeluhkan kalau dilakukan oleh Setiati (2005), menemukan
shift malam perawatnya tidur saja dan tidak adanya hubungan antara faktor faktor
peduli dengan kondisi pasiennya yang lagi demografi antara lain status tingkat
kritis. Bahkan salah satu dari masyarakat ada pendidikan, jumlah besaran penghasilan,
yang mengatakan petugas minta dihargai dan status sosial, hubungan dalam keluarga
dihormati itu kalau pelayanannya benar, termasuk status marital dengan perilaku
mereka menyatakan kalau bisa jangan caring perawat yang berdampak terhadap
sampai masuk ke rumah sakit itu karena tingkat kepuasan pasien.
perawatnya kasar dan tidak ramah, serta
masih banyak lagi keluhan-keluhan lainnya
dari masyarakat mengenai ketidak puasan METODE
terhadap pelayanan keperawatan di rumah
sakit, dari sekitar 40 orang yang memberikan Desain penelitian ini adalah deskriptif
masukan tersebut semuanya ditujukan ke Kuantitatif dengan jumlah sampel sebanyak
seluruh petugas rumah sakit termasuk sebanyak 67 orang pasien yang sedang
perawat dan 7 orang lainnya langsung dirawat inap minimal 3 hari perawatan dan
ditujukan ke pelayanan keperawatan. sampel diambil dengan menggunakan teknik
Keluhan yang disampaikan tersebut purposive sampling. Instrumen yang
merupakan gambaran nyata atas digunakan untuk pengukuran perilaku caring
ketidakpuasan pasien terhadap asuhan yang dalam penelitian ini adalah caring Behavior
diberikan oleh perawat. Keluhan pasien Inventory Questionnaire (CBI). Analisis
terhadap perawat bersumber dari tidak dilakukan dengan distribusi frekuensi untuk
terpenuhinya kebutuhan (bio-psiko-sosial- mendapat gambaran perilaku caring perawat
spiritual-kultural). Kondisi ini dapat dihindari pelaksana di ruang rawat inap RSUD
dengan memenuhi kebutuhan pasien yang Indramayu berdasarkan persepsi pasien.
dilandasi perilaku caring, karena implikasi
dari perilaku caring adalah kepuasan pasien.
Hal ini sesuai dengan hasil penelitian dari HASIL
Gurusinga, Sulistyaningsih dan Tarigan
(2013) yang menyatakan bahwa ada korelasi Analisis Univariat
antara perilaku caring perawat dengan
kepuasan pasien rawat inap. Karakteristik responden sebagian besar
Perilaku merupakan wujud tindakan berusia dewasa menengah sebanyak 36 orang
yang diberikan oleh seseorang terhadap (53,7%), berjenis kelamin perempuan
orang lain maupun lingkungan. Perilaku sebanyak 41 orang (61.2%) dan
caring merupakan suatu tindakan dengan berpendidikan SD sebanyak 41 orang
memperhatikan aspek-aspek perasaan dan (61.2%).
situasi orang lain. Keperawatan merupakan
profesi yang didasari atas nilai-nilai caring, Tabel 1: Distribusi Perilaku Caring Perawat
dan hal ini dapat dipengaruhi oleh faktor Pelaksana berdasarkan Persepsi
individu tersebut baik secara emosi, Pasien
kematangan psikologis, kemampuan
akademik, faktor organisasi dan kegiatan Perilaku Caring f %
yang diikuti serta faktor religious dan Baik 30 44.8
psikologis dari individu tersebut (Gibson, Kurang 37 55,2
1997). Hal ini didukung oleh hasil penelitian
yang dilakukan oleh Supriatin (2009) di Tabel di atas menggambarkan bahwa
RSUD Kota Bandung, menyatakan bahwa persepsi pasien tentang perilaku caring
ada hubungan antara faktor usia, masa kerja, perawat pelaksana di ruang rawat inap
kepemimpinan, struktur organisasi dan sebagian besar kurang (55,2%).
desain kerja dengan perilaku caring perawat.

[130]
P-ISSN 1907 - 0357
Jurnal Ilmiah Keperawatan Sai Betik, Volume 15, No. 2, Oktober 2019
E-ISSN 2655 – 2310
Tabel 2: Distribusi Sub Variabel Perilaku menyatakan bahwa perilaku caring yang
Caring Perawat Pelaksana dilakukan oleh perawat pelaksana masih
berdasarkan Persepsi Pasien kurang.
Perilaku caring yang dipersepsikan
Sub Variabel Perilaku Baik Kurang oleh pasien tersebut kemungkinan besar
Caring f % f % dilandasi oleh kegiatan perawat yang
Mengakui keberadaan 30 44.8 37 55.2 dianggap sebagai rutinitas dan lebih
Manusia memprioritaskan pada tindakan delegasi
Menanggapi dengan 31 46.3 36 53.7 medik dibandingkan dengan asuhan
Rasa hormat keperawatan dan perilaku caring yang belum
Pengetahuan dan 29 43.3 38 56.7 dirasakan sebagai hal yang pokok dan dinilai
Keterampilan kurang membudaya bagi lingkungan
profesional keperawatan. keberhasilan ilmu pengetahuan
Menciptakan 33 49.3 34 50.7 dan teknologi menyebabkan perawat hanya
hubungan Positif memberikan perhatian pada tugas-tugas
Perhatian terhadap 34 50.7 33 49.3 mengobati daripada merawat. Tidak banyak
yang dialami orang waktu bagi perawat mendengarkan keluhan
lain pasien, memberi dukungan, hal ini
disebabkan karena delegasi lebih diberikan
Berdasarkan tebel di atas dapat untuk tugas-tugas dokter (Tomey, 2006).
diketahui perilaku caring perawat menurut Pemenuhan kebutuhan biologis menjadi
persepsi pasien, sebagian besar yaitu fokus utama perawat, sehingga kebutuhan
sebanyak 37 orang (55.2%) pasien lainnya seperti kebutuhan psikologis, sosial
menyatakan perilaku caring yang dilakukan dan spiritual menjadi kurang diperhatikan.
perawat kurang baik. Hal ini juga tercermin Hasil penelitian ini sejalan dengan yang
pada perilaku mengakui keberadaan manusia dikemukakan oleh Supriatin (2009) bahwa
yang mayoritas sebanyak 37 orang (55.2%) sebagian besar perilaku caring masih kurang
pasien menilai hal tersebut dilaksanakan yaitu (58,1%). Pernyataan ini didukung oleh
dengan kurang baik, berkaitan dengan hasil penelitian Zees (2011) menyatakan
perilaku menanggapi dengan rasa hormat (53,3%) persepsi perawat pelaksana tentang
mayoritas sebanyak 36 orang (53.7%) pasien perilaku caring masih kurang.
menilai hal tersebut dilaksanakan dengan Kecenderungan hasil perilaku caring
kurang baik. Berkaitan dengan pengetahuan perawat yang masih kurang yang
dan keterampilan professional sebanyak 38 dipersepsikan oleh pasien kemungkinan
orang (56.7%) pasien menilai kurang baik, besar dipengaruhi oleh banyak hal, karena
berkaitan dengan menciptakan hubungan persepsi dipengaruhi oleh beberapa faktor
yang positif sebanyak 34 orang (50.7%) antara lain tingkat pengetahuan, sikap,
pasien menilai dilaksanakan dengan kurang motivasi, kepentingan, minat, pengalaman
baik, namun berkaitan dengan perhatian dan pengharapan, umur, tingkat pendidikan,
terhadap yang dialami orang lain sebanyak latar belakang sosial ekonomi, budaya,
34 orang (50.7%) pasien menilai hal tersebut lingkungan fisik, pekerjaan, kepribadian dan
dilaksanakan dengan baik. pengalaman hidup individu. Hal ini dapat
dilihat bahwa sebagian besar responden
berjenis kelamin perempuan dan
PEMBAHASAN berpendidikan rendah serta berada pada
rentang usia 41-60 tahun, kemungkinan besar
Hasil analisis penelitian menunjukkan adalah sebagian IRT yang jarang terpapar
sebagian besar perilaku caring perawat dengan dunia medis dalam pelayanan
pelaksana dipersepsikan kurang baik oleh keperawatan, sehingga keterbatasan
pasien sebesar (55.2%). Dengan demikian pengetahuan terkait peran dan fungsi serta
maka secara keseluruhan lebih dari tugas seorang perawat, hal ini mempengaruhi
setengahnya baik menurut pasien penilaian pasien tersebut terhadap aktifitas

[131]
P-ISSN 1907 - 0357
Jurnal Ilmiah Keperawatan Sai Betik, Volume 15, No. 2, Oktober 2019
E-ISSN 2655 – 2310
yang sedang dikerjakan oleh perawat pada membantu pasien yang merefleksikan atribut
saat memberikan asuhan keperawatan. sikap seperti empati, mendukung, belas
Hal ini sejalan dengan pendapat kasih, melindungi, dan hal-hal lain
Purwaningsih (2018) yang menyatakan tergantung kebutuhan, nilai, masalah, nilai
bahwa faktur usia merupakan faktor penting dan tujuan yang ingin dicapai oleh individu
dalam menentukan perlaku caring perawat. ataupun kelompok yang dibantu perawat
Dimana perawat yang lebih dewasa memeliki (Leinenger, 1991).
kecenderungan berperilaku caring lebih baik. Caring merupakan hal yang menarik
Berdasarkan analisis secara dimensi yang dikemukakan oleh Pepin (1992 dalam
perilaku caring pengetahuan dan Petterson & Bredow, 2008), dimana caring
keterampilan secara professional dinilai tersebut dituangkan dalam dimensi cinta
merupakan elemen yang paling rendah dari (love) dan pekerjaan (labour). Cinta berupa
keempat dimensi lainnya. Pasien konsep-konsep afektif seperti altruisme,
mempersepsikan bahwa kualitas pemberian belas kasih, emosi, keberadaan, hubungan,
asuhan keperawatan berdasarkan pemeliharaan dan kenyamanan. Sedangkan
pengetahuan dan kemampuan professional caring sebagai pekerjaan berarti peran,
kurang ditunjukkan dengan perilaku-perilaku fungsi, pengetahuan dan tugas perawat dalam
caring perawat. Hal ini sesuai dengan hasil melaksanakan asuhan keperawatan kepada
penelitian yang dilakukan oleh Green Halg, pasien. Pernyataan Pepin tersebut
Vanhanen, dan Kyngas (1998 dalam menguatkan bahwa dalam melaksanakan
Morisson & Burnard, 2009) menjelaskan tugas memberikan asuhan keperawatan
bahwa perawat lebih menunjukkan perilaku perawat tidak cukup hanya berdasarkan
caring fisik daripada yang afektif. pengetahuan dan keterampilan yang
Pemenuhan kebutuhan biologis menjadi didapatkan secara akademik, namun juga
fokus utama perawat, sehingga kebutuhan memperhatikan perilaku manusia yang unit
lainnya seperti kebutuhan psikologis, sosial yang membutuhkan perhatian dengan kasih
dan spiritual menjadi kurang diperhatikan. saying dan rasa cinta didalam setiap tindakan
Perilaku caring perawat yang mencerminkan pemberian asuhan keperawatan. Seorang
aspek altruisme ini dalam memberikan perawat diharapkan dapat mengendalikan
asuhan keperawatan adalah mengenali control perasaan, suasana hati sehingga tetap
karakteristik pasien (umur, pendidikan, bisa bekerja secara professional dengan tetap
pekerjaan, alamat dll), mengenali kelebihan mempertahankan nilai-nilai dasar profesi
dan kekurangan pasien, mendengarkan apa perawat.
yang menjadi keluhan dan kebutuhan pasien
(Prihandhani, 2014: Malini, 2009).
Caring merupakan esensi dari praktik KESIMPULAN
keperawatan dalam memenuhi kebutuhan
manusia. Perawat sebagai caring profession Perilaku caring perawat pelaksana
harus memahami secara eksplisit dan implisit ruang rawat inap rumah sakit dalam persepsi
tentang apa yang terkandung dalam caring pasien sebagian besar kurang baik. Menurut
profesional. Watson dengan teori of human pasien aspek yang paling baik telah
care mempertegas bahwa caring sebagai dilakukan adalah berkaitan dengan perhatian
jenis hubungan transaksi yang diperlukan terhadap apa yang dialami orang lain,
antara pemberi dan penerima asuhan untuk sedangkan aspek yang paling harus
meningkatkan dan melindungi pasien sebagai diperhatikan adalah pengetahuan dan
manusia. Bentuk hubungan perawat dan keterampilan profesional. Berdasarkan hasil
pasien adalah hubungan yang wajib ini manajemen rumah sakit diharapkan dapat
dipertanggung jawabkan secara profesional mengevaluasi dan menetapkan kebijakan
(Tomey & Aligood, 2006). Perilaku caring untuk memasukkan perilaku caring perawat
adalah aktivitas perawat yang penuh dengan dalam standar penilaian kinerja perawat dan
keterampilan, suatu proses dan pengambilan standar operasional prosedur pelaksanaan
keputusan yang berhubungan dengan asuhan keperawatan serta memberikan

[132]
P-ISSN 1907 - 0357
Jurnal Ilmiah Keperawatan Sai Betik, Volume 15, No. 2, Oktober 2019
E-ISSN 2655 – 2310
reward kepada perawat dengan perilaku Prihandhani, S. (2014). Hubungan Faktor
caring terbaik, dan memfasilitasi perawat Individu dan Budaya Organisasi
melalui pelatihan-pelatihan terkait yang dengan Perilaku Caring Perawat
dapat meningkatkan perilaku caring perawat. Pelaksana di Ruang Rawat Inap RSU
Ganesha Gianyar. Tesis Program
Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat
DAFTAR PUSTAKA Universitas Udayana Denpasar.
Purwaningsih, D.F. (2018). Perilaku Caring
Dwidiyanti, M. (2007). Caring Kunci Sukses Perawat Pelaksana di Ruang Rawat
Perawat Mengamalkan Ilmu. Hasani: Inap. Jurnal Ilmu Kesehatan. 9(1): 61-
Semarang. 67.
Gibson, J.L. (1997). Organisasi: Perilaku, Rubenfield, M.G., Scheffer, B.K. (2007).
Struktur, Proses. Binarupa Aksara: Berpikir Kritis dalam Keperawatan.
Jakarta. EGC: Jakarta.
Huber, D. (2011). Leadership and Nursing Supriatin, E. (2009). Hubungan Faktor
Care Management. WB Saunders Individu dan Organisasi dengan
Company: Philadephia. Perilaku Caring Perawat di Ruang
Juhana, D., Manik, E., Febrinella, C., & Rawat Inap RSUD Kota Bandung.
Sidharta, I. (2015). Empirical study on Tesis Program Magister Ilmu
patient satisfaction and patient loyalty Keperawatan FIK UI. Tidak
on Public Hospital in Bandung, dipublikasikan.
Indonesia. International Journal of Watson Caring Science Institute. (2010).
Applied Business and Economic Core concepts of Jean Watson’s theory
Research, 13(6): 4305–4326. of human caring/caring science.
Leininger, M.M. (1988). Care the Essence of Retrieved from
Nursing and Health. Wayne State www.watsoncaringscience.org
University Press: Detroit. Watson, J. (2012). Human caring science: a
Malini, H, Sartika, D., Idianola, Edward, Z. theory of nursing. Second ed. USA:
(2009). Hubungan kecerdasan spiritual Jones & Bartlett Learning, LLC.
dengan perilaku caring perawat di RS Zees, R.F. (2011). Analisa Faktor Budaya
DR. M. Djamil Padang tahun 2009. Organisasi yang Berhubungan dengan
http://lp.unand.ac.id. Perilaku Caring Perawat Pelaksana di
Morrison, P. & Burnard, P.(2009). Caring Ruang Rawat Inap RSUD Prof. Dr.
and Communicating: Hubungan Aloei Saboe Kota Gorontalo. Tesis
Interpersonal dalam Keperawatan.. Program Magister Ilmu Keperawatan
EGC: Jakarta. FIK UI.
Needleman, J., & Hassmiller, S. (2009). The
role of nurses in improving hospital
quality and efficiency: Real-world
results. Health Affairs. 28(4): 625–
633..

[133]

Anda mungkin juga menyukai