BAB I Laporan Kasus Ca Servix
BAB I Laporan Kasus Ca Servix
LAPORAN KASUS
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. W
Usia : 52 Tahun
Alamat : Losari Brebes
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Agama : Islam
Status : Menikah
Pendidikan Terakhir : SD
Tanggal Periksa : Selasa, 26 Oktober 2017 pukul 11.00 WIB
II. ANAMNESIS
1
2
berhubungan suami istri. Pasien juga mengeluh sering keluar cairan putih
kekuningan dan berbau dari kemaluan. Pasien belum pernah berobat.
Pasien menyangkal keluhan lain seperti nafsu makan berkurang,
penurunan berat badan, mual, muntah, sesak napas dan keluhan lainnya.
Pasien mengaku BAB dan BAK juga tidak ada keluhan.
e. Riwayat Obstetrik :
- Riwayat Paritas
Umur Keadaan
N Tahun Tempat Jenis Penolong Jenis Kelamin
kehamila Anak
o Partus Partus Persalinan Persalinan Anak/ BB
n Sekarang
Puskesma
3 1999 Aterm Spontan Bidan P/ 3.000 gr Hidup
s
f. Riwayat Ginekologi
- Riwayat Penyakit Saluran Reproduksi : disangkal
- Riwayat Operasi Ginekologi : disangkal
g. Riwayat Kontrasepsi :
- Menggunakan KB pil : disangkal
- Menggunakan KB suntik : 10 tahun
- Menggunakan Implan : disangkal
- Menggunakan IUD : disangkal
h. Riwayat Nikah :
- Menikah : 1 kali Lama : 31 tahun
4
i. Riwayat Menstruasi :
- Menarce : 13 tahun
- Pola haid : teratur
- Siklus : 28 hari
- Jumlah : 2-3 kali ganti pembalut perhari
- Lama haid : 7 hari
- Nyeri haid : ada
Pemeriksaan Genitalia :
Inspeksi : Mons pubis, klitoris, ostium uretra eksternum, labia
majus, dan labia minus tidak ada kelainan.
Tidak terlihat darah merembes keluar melalui vagina,
tidak disertai rasa nyeri pada alat genital. Tidak terdapat
massa dan pembesaran pada alat genital luar.
Inspekulo : Terlihat fluksus (+), fluor albus (+) berwarna putih kental
berbau. Porsio berbenjol-benjol seperti kembang kol dan
mudah berdarah
VT : Fluor albus (+), teraba massa berbenjol-benjol pada
sekeliling porsio.
IV. RESUME
Seorang wanita usia 52 tahun datang ke RSUD Waled dengan
keluahan keluar darah dari jalan lahir tiba-tiba sejak 3 bulan SMRS. Pasien
mengeluh perdarahan semakin sering dari kemaluan, darah yang keluar
6
V. DIAGNOSIS DIFERENSIAL
Suspek Ca Serviks stadium IIB
Suspek Ca Endometrium
Chlamidia Trachomatis
USG
IX. PENATALAKSANAAN
Nonmedikamentosa:
- Konsultasi Sp.OG
- Rujuk
Medikamentosa:
X. PROGNOSIS
- Quo ad Vitam : Dubia ad bonam
- Quo ad Functionam : Dubia ad malam
- Quo ad Sanationam : Dubia ad malam
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. EPIDEMIOLOGI
Kanker serviks uteri merupakan kanker pada wanita nomor dua tersering
di seluruh dunia, yaitu 15% dari semua kanker pada wanita. Di negara
berkembang merupakan kanker yang terbanyak yaitu 20-39% dari semua
kanker pada wanita.Di negara maju frekuensinya hanya berkisar antara 4-6%.
Di Indonesia, diantara tumor ganas ginekologik, kanker serviks masih
menduduki tingkat pertama. Prevalensi umur penderita berkisar antara 30-60
tahun, terbanyak umur 45-50 tahun. Periode laten pada fase prainvasive
menjadi invasive sekitar 10 tahun, hanya 9% dari penderita berumur 35 tahun
yang menunjukan keganasan serviks uteri pada saat terdiagnosis, sedangkan
53% dari karsinoma insitu terdapat pada wanita dibawah umur 35 tahun.1
11
B. ETIOLOGI
C. PATOLOGI
D. PENYEBARAN
E. DIAGNOSIS
a. Keputihan.
Keputihan merupakan gejala yang paling sering ditemukan, berbau busuk
akibat infeksi dan nekrosis jaringan.
1. Sitologi.
Bila dilakukan dengan baik ketelitian melebihi 90%. Tes Pap sangat
bermanfaat untuk mendeteksi lesi secara dini. Sediaan sitologi harus
mengandung komponen ektoserviks dan endoserviks.
2. Kolposkopi.
Kolposkopi adalah pemeriksaan dengan menggunakan kolposkop, yaitu
suatu alat seperti mikroskop bertenaga rendah dengan sumber cahaya di
dalamnya. Pemeriksaan kolposkopi merupakan pemeriksaan standar bila
ditemukan pap smear yang abnormal. Pemeriksaan dengan kolposkopi,
merupakan pemeriksaan dengan pembesaran, melihat kelainan epitel
16
3. Biopsi
Biopsi dilakukan di daerah abnormal di bagian yang telah dilakukan
kolposkopi. Jika kanalis servikalis sulit dinilai, sampel diambil secara
konisasi.
IVA Test
Teknik IVA
F. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan karsinoma serviks dibagi berdasarkan stadium4
1. Karsinoma serviks mikroinvasive
Histerektomi totalis
2. Stadium IA1
Total Abdominal Histerektomi (TAH)/Total Vaginal Histerektomi (TVH).
Bila disertai Vaginal Intra Epitelial Neoplasma (VAIN) dilakukan
pengangkatan vaginal cuff.
3. Stadium IA2
Histerektomi radikal tipe 2 dan limfe adenektomi pelvis
4. Ca invasive
Biopsi untuk konfirmasi diagnosis
19
8. Stadium IV B
Pengobatan yang diberikan bersifat paliatif, radioterapi paliatif yang
diberikan
Adapun alasan untuk memilih salah satu terapi diatas adalah berdasarkan
keuntungan dan kerugian masing-masing terapi.
KEMOTERAPI
Sebagian besar obat kemoterapi (sitostatika) yang digunakan saat ini bekerja
terutama terhadap sel-sel kanker yang sedang berproliferasi, semakin aktif sel-sel
kanker tersebut berproliferasi maka semakin peka terhadap sitostatika hal ini
disebut Kemoresponsif, sebaliknya semakin lambat proliferasinya maka
kepekaannya semakin rendah. Hal ini disebut Kemoresisten.6,7
2) Obat golongan Antimetabolit, bekerja langsung pada molekul basa inti sel,
yang berakibat menghambat sintesis DNA.
4) Oral
6) Topikal
8) Intracavity
9) Intraperitoneal/Intrapleural
1) Pengobatan.
1. Efek samping segera terjadi (Immediate Side Effects) yang timbul dalam 24
jam pertama pemberian, misalnya mual dan muntah.
2. Efek samping yang awal terjadi (Early Side Effects) yang timbul dalam
beberapa hari sampai beberapa minggu kemudian, misalnya netripenia dan
stomatitis.
3. Efek samping yang terjadi belakangan (Delayed Side Effects) yang timbul
dalam beberapa hari sampai beberapa bulan, misalnya neuropati perifer,
neuropati.
4. Efek samping yang terjadi kemudian ( Late Side Effects) yang timbul
dalam beberapa bulan sampai tahun, misalnya keganasan sekunder.
Intensitas efek samping tergantung dari karakteristik obat, dosis pada setiap
pemberian, maupun dosis kumulatif, selain itu efek samping yang timbul pada
setiap penderita berbeda walaupun dengan dosis dan obat yang sama, faktor
nutrisi dan psikologis juga mempunyai pengaruh bermakna.7
kembali. Pada supresi sumsum tulang yang terjadi kemudian penurunan kadar
leukosit terjadi dua kali yaitu pertama-tama pada minggu kedua dan pada sekitar
minggu ke empat dan kelima. Kadar leukosit kemudian naik lagi dan akan
mencapai nilai mendekati normal pada minggu keenam. Leukopenia dapat
menurunkan daya tubuh, trombositopenia dapat mengakibatkan perdarahan yang
terus-menerus/ berlabihan bila terjadi erosi pada traktus gastrointestinal.6
RADIOTERAPI
Dalam menentukan teknik dan dosis radiasi pada pengobatan karsinoma serviks
uteri perlu dipertimbangkan faktor daya toleransi dari jaringan-jaringan di dalam
rongga pelvis.5
Teknik radiasi
Kombinasi antara radiasi lokal dan radiasi eksternal merupakan pilihan yang
umumnya diberikan dengan maksud:6
a. Komplikasi umum
Gejala umum yang sering timbul adalah nafsu makan menurun, rasa mual,
lesu, dan tidak ada gairah kerja. Pada keadaan yang lebih berat terdapat
muntah-muntah, tidak bisa makan, lemah, sampai tidak bisa bangun dari
tempat tidur. Berat ringannya gejala-gejala sangan dipengaruhi oleh status
fisik dan psikologi penderita.
b. Komplikasi lokal
Gejala-gejala yang timbul ialah gejala-gejala dari alat-alat tubuh yang
terkena radiasi secara langsung, yaitu:
HISTEREKTOMI RADIKAL
Operasi radikal yang memerlukan waktu yang cukup lama, tidak mungkin
tanpa terjadi komplikasi. Oleh karena itu, persiapan operasi perlu dilakukan
dengan cermat sehingga dapat mengurangi komplikasi seperti lazimnya
komplikasi operasi, yaitu :6
1. Disfungsi vesikouterina
Kejadian ini berkaitan dengan upaya penyisihan dan upaya pemotongan
ligamentum kardinale yang terlalu ke lateral dan pemotongan ligamentum
sakrouterinum terlalu dekat dengan rektum.
27
2. Fistula
Infeksi pascaoperatif
G. FOLLOW UP
H. PROGNOSIS
T1 70-85%
T2 40-60%
T3 30-40%
T4 <10%
DAFTAR PUSTAKA
29