Anda di halaman 1dari 5

Khutbah Jumat di Masjid Baitus Salam Polres Jember dan pahlawan negeri ini, meneruskan perjuangan mereka dan membawa

07 Agustus 2020 kemerdekaan ini menuju kemerdekaan yang totalitas dalam segala arti
dan bentuknya.
‫ش َه ُد أَنْ اَل اِلَهَ إِاَّل هللا‬
ْ َ‫ أ‬،‫ريم‬ َ ِ‫ َوأَ ْف َه َمنَا ب‬،‫سالَ ِم‬
ِ ‫ش ِر ْي َع ِة النَّبِ ّي ال َك‬ ُ ‫لح ْم ُد هللِ الّذي َهدَانَا‬
ّ ‫سبُ َل ال‬ َ ‫لح ْم ُد هللِ ْا‬
َ ‫ْا‬
Hadirin jamaah jum’ah rahimakumullah.
َ ّ‫ش َه ُد أَن‬
‫ اللّ ُه َّم‬،‫سيِّ َدنَا َونَبِيَّنَا ُم َح َّمدًا َع ْب ُدهُ َو َرسولُه‬ ْ َ‫ َوأ‬،‫لجال ِل َواإل ْكرام‬ َ ‫ ُذو ْا‬،‫ش ِريك لَه‬َ ‫َو ْح َدهُ ال‬
‫ أما‬،‫سان إلَى يَ ْو ِم الدِّين‬
ِ ‫إح‬ْ ِ‫وأصحابِ ِه َوالتَّابِعينَ ب‬
ْ َ ‫سلِّ ْم َوبا ِركْ َعلَى‬
‫سيِّ ِدنا ُم َح ّم ٍد وعلى اله‬ َ ‫ص ِّل و‬
َ 75 tahun Indonesia merdeka bukanlah waktu yang pendek, sesuai umur
rata-rata manusia. Namun kemerdekaan hakiki bangsa ini masih belum
‫ قال هللا تعالى في‬،‫ أوصيكم و نفسي بتقوى هللا وطاعته لعلكم تفلحون‬،‫ فيايها اإلخوان‬:‫بعد‬
menjadi bukti. Memperingati kemerdekaan bukan sekadar perayaan
‫ َيا أَ ُّي َها الَّ ِذينَ آَ َمنُوا‬:‫ بسم هللا الرحمن الرحيم‬،‫ أعوذ باهلل من الشيطان الرجيم‬:‫القران الكريم‬ seremonial saja, juga bukan sekadar semarak warna-warni bendera dan
umbul-umbul, juga tidak sekadar aneka lomba yang kurang mendidik.
‫سولَهُ فَقَ ْد‬ ُ ‫صلِ ْح لَ ُك ْم أَ ْع َمالَ ُك ْم َويَ ْغفِ ْر لَ ُك ْم ُذنُوبَ ُك ْم َو َمنْ يُ ِط ِع هللا َو َر‬ َ ‫اتَّقُوا هللا َوقُولُوا قَ ْواًل‬
ْ ُ‫ ي‬،‫س ِديدًا‬
‫ق تُقَاتِ ِه َوالَ تَ ُم ْوتُنَّ إِالَّ َوأَ ْنتُ ْم‬
َّ ‫فَا َز فَ ْوزًا َع ِظي ًما وقال تعالى يَا اَيُّ َها الَّ ِذيْنَ آ َمنُ ْوا اتَّقُ ْوا هللاَ َح‬ Kita bisa lihat, banyak masyarakat, khususnya kaum muda yang
memaknai kemerdekaan hanya sebatas penciptaan suasana ramai,
َ‫سلِ ُم ْون‬
ْ ‫ُم‬
meriah, dan gebyar dengan hura-hura dan foya-foya. Sebaliknya,
Hadirin sidang jumat yang dirohmati allah semangat juang yang terkandung di dalamnya nyaris terlupakan.
Marilah pada siang hari ini kita senantiasa meningkatkan keimanan dan
ketaqwaan kita kepada Allah SWT dengan menjalankan semua perintah- Oleh karena itu, kita harus tetap mengawasi dan juga mengisi
perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-larangan-Nya. Dan kemerdekaan ini dengan sebaik-baiknya sesuai dengan apa yang telah
hendaknya kita selalu bersyukur kepada Allah SWT atas segala nikmat Allah syari’atkan dan perjuangan dalam mengisi kemerdekaan belum
yang telah diberikan kepada kita semua dalam menjalani kehidupan pernah berhenti. Karena kita telah keluar dari penjajah satu, kita akan
berbangsa dan bernegara ini. menghadapi penjajah yang lain. Bung Karno pernah mengatakan
“Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, tapi
Salah satu nikmat dan rahmat yang diberikan Allah kepada manusia perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri.”
adalah nikmat Kemerdekaan. Hal ini merupakan nikmat yang tidak bisa
diukur dengan harta benda. Banyak orang bersedia mengorbankan Hari kemerdekaan Indonesia ke-75 menarik untuk kita renungkan.
apapun demi mendapatkan hak untuk merdeka. Sebuah kemerdekaan tidak mungkin diraih tanpa adanya kemenangan,
kemenangan mustahil didapat tanpa adanya perjuangan, perjuangan tidak
Merupakan fakta sejarah yang tidak dapat dipungkiri bahwa peran dan akan berarti tanpa adanya kebersamaan dan persaudaraan, persaudaraan
kontribusi para ulama, dan para pahlawan muslim begitu besar dan tidak mungkin tercapai tanpa ketulusan, dan ketulusan tidak akan
menentukan dalam perjuangan melawan penjajah, meraih kemerdekaan. berfaedah tanpa didasari ilmu pengetahuan. Allah SWT berfirman:
Kontribusi mereka yang sangat bernilai di mata bangsa ini harus
dijadikan semangat mengukir prestasi. Saatnya kita menjadikan
momentum kemerdekaan ini untuk meneladani perjuangan para ulama
َ‫سنِيْن‬ ُ ‫َوٱلَّ ِذينَ ٰ َج َهدُو ْا ِفينَا لَنَ ْه ِديَنَّ ُهم‬
ِ ‫سبُلَنَا َوإِنَّ ٱهَّلل َ لَ َم َع ٱلمـ ُ ْح‬ Dalam memaknai kemerdekaan ini, marilah kita memposisikan diri
sebagai hamba Allah yang taat dan beradab, bersuka ria namun tanpa
“Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, harus lupa dari semangat kemerdekaan hakiki. Sesungguhnya Islam lahir
benar- benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. membawa misi kemerdekaan dan kebebasan serta ingin mengantarkan
Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang segenap manusia kembali kepada fitrah mereka yang suci. Misi
berbuat baik.” (Al-Ankabut: 70) kemerdekaan dan kebebasan yang diperjuangkan oleh Islam merupakan
inti dari ideologi yang benar yaitu “Tahrirul ‘Ibad Min ‘Ibaadatil
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah ‘Ibaad ilaa ‘Ibaadati Rabbil ‘Ibad “, membebaskan manusia dari
penghambaan, belenggu, dari ketergantungan kepada sesama manusia
Kemerdekaan Indonesia yang begitu susah payah diraih, ternyata sering menuju penghambaan dan pengabdian yang totalitas kepada Tuhan sang
dimaknai sebatas romantisme sejarah semata. Padahal bangsa Indonesia pencipta makhluk sealam jagad ini.
ini menghadapi multi penjajahan, dari penjajahan ekonomi, budaya,
moral, sampai pemikiran. Bahkan bentuk penjajahan seperti ini lebih Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah
besar bahayanya daripada penjajahan militer, karena bahaya yang
ditimbulkan jauh lebih komplek dan berdaya rusak tinggi. Bukan fisik Dengan tegas Allah SWT telah memberi arahan kepada bangsa ini
yang dirusak, tetapi pola pikir. Itulah yang dinamakan ghazwul fikri bagaimana seharusnya mengisi kemerdekaan dan mensyukuri nikmat
(perang pemikiran). kemerdekaan. Allah SWT berfirman dalam surat Al-Hajj ayat 41:
ٰ
Dalam masalah ekonomi, sampai hari ini kita belum bisa melepaskan ِ ‫صلَ ٰوةَ َو َءاتَ ُو ْا ٱل َّز َك ٰوةَ َوأَ َم ُرو ْا بِٱلمع ُر‬
‫وف َونَ َهو ْا َع ِن ٱل ُمن َك ِر‬ َّ ‫ض أَقَا ُمو ْا ٱل‬
ِ ‫ٱلَّ ِذينَ إِنْ َّم َّكنَّ ُهم فِي ٱألَر‬
krisis dan ketergantungan kepada utang luar negeri. Bidang budaya, ‫َوهَّلِل ِ ٰ َعقِبَةُ ٱألُ ُمو ِر‬
identitas keislaman dan ketimuran bangsa Indonesia terlebur dengan
budaya Barat. Dalam bidang moral, mulai anak TK sampai mahasiswa, ”(yaitu) orang-orang yang jika kami teguhkan kedudukan mereka di
masyarakat sampai pejabat, tidak jarang kita saksikan pemandangan muka bumi niscaya mereka mendirikan shalat, menunaikan zakat,
biasa dari tradisi tawuran korupsi, pornografi, pornoaksi, bahkan bangga menyuruh berbuat ma’ruf dan mencegah dari perbuatan yang mungkar;
menjadi lesbi, waria, dan wanita tuna susila. Maka benarlah apa yang dan kepada Allah-lah kembali segala urusan.”
disabdakan Rasulullah SAW:
Kalimat ”Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi” bisa berarti
ْ ‫صبِ ُر ْوا فَإِنَّهُ اَل يَأْتِ ْي َعلَ ْي ُك ْم زَ َمانٌ إِاَّل الَّ ِذ‬
‫ي بَ ْع َدهُ ش ٌَّر ِم ْنهُ َحتَّى تَلَقَّ ْوا َربَّ ُك ْم‬ ْ ِ‫ا‬ suatu bentuk kemerdekaan dari penjajahan. Ada empat strategi yang
harus dilaksanakan dalam mengisi kemerdekaan ini:
“Bersabarlah kalian, maka sesungguhnya tidak akan datang kepada
kalian sebuah zaman, kecuali zaman tersebut lebih rusak dari Pertama, iqamatus shalah (mendirikan shalat)
sebelumnya, sampai kalian menemui Tuhan kalian.”(HR. Bukhari).
Mendirikan shalat dalam rangka membangun moralitas dan akhlaq mulia.
Suatu bangsa atau institusi akan dapat langgeng ketika memiliki nasihat. Jika keduanya tidak bisa dilakukan, maka dengan pengingkaran
moralitas dan kredibilitas yang tinggi. Kunci membangun moralitas dalam hati. Inilah selemah-lemah iman seseorang.
terletak pada pelaksanaan ibadah shalat, dan ketaatan kepada Allah SWT.
Sebagaimana firman Allah SWT. (Al Ankabut: 45) Dalam konteks jaminan kepastian dan penegakan hukum, pernah
ditegaskan Rasulullah saw, ketika ada usaha dari para sahabat untuk
‫صاَل ةَ تَ ْن َهى َع ِن ا ْلفَ ْحشَا ِء َو ْال ُم ْن َك ِر‬
َّ ‫إِنَّ ال‬ minta keringanan hukuman bagi seorang wanita bangsawan yang
berzina. Namun dengan tegas Rasul menolak dan mengatakan,
Kedua, Itauz Zakah, menunaikan zakat sebagai bentuk kepedulian ”Ketahuilah, penyebab kehancuran umat terdahulu, adalah karena
sosial ketika orang kaya mencuri, maka tidak ditegakkan hukuman. Namun
kalau yang mencuri itu rakyat kecil, seketika itu hukuman ditegakkan
Agama Allah tidaklah hanya mengurusi masalah rohani dan akhirat saja, dengan seberat-beratnya. Ketahuilah, seandainya Fatimah putri
namun juga sangat memperhatikan keseimbangan kehidupan sosial Muhammad mencuri, pasti aku sendiri yang akan memotong tangannya.”
bermasyarakat. Itu dibuktikan dengan anjuran di banyak tempat di Al Seseorang sama di mata hukum. Hukum tidak bisa dibeli dan digadaikan.
Qur’an, penyebutan perintah shalat selalu diiringi dengan perintah
berzakat. Keempat, Mengembalikan urusan kepada Allah semata

Zakat, atau mengeluarkan harta yang kita punya untuk diberikan kepada Ketika usaha untuk membangun moralitas dan akhlakul karimah lewat
orang yang berhak menerimanya adalah dalam rangka membersihkan pelaksanaan ibadah shalat. Dan menumbuhkan kepedulian sosial yang
harta kita dari yang tidak halal atau yang masih samar-samar. Zakat juga dibuktikan dengan mengeluarkan zakat. Serta proses amar makruf dan
sebagai upaya untuk mengerem nafsu bakhil dalam diri seseorang, nahi munkar sudah dijalankan dengan seimbang, maka selebihnya kita
karena kecendrungan seseorang itu cinta terhadap harta dan dunia. Zakat serahkan urusan kehidupan kepada kehendak Allah SWT. Karena Dia-
juga sebagai symbol sosial kepedulian seseorang kepada sesama. lah yang akan mengatur urusan seluruh manusia. Dan Allah SWT pasti
menepati janji–Nya, yaitu akan menolong orang yang mengikuti
Ketiga, Amar makruf nahi munkar, jaminan kepastian dan kehendak–Nya. Allah SWT berfirman:
penegakan hukum
َ‫َوشَا ِو ْر ُه ْم فِي ْاألَ ْم ِر فَإ ِ َذا َعزَ ْمتَ فَتَ َو َّك ْل َعلَى هِللا إِنَّ هللاَ يُ ِح ُّب ا ْل ُمتَ َو ِّكلِيْن‬
Jabatan dan kekuasaan mendorong seseorang untuk menyimpang dan
menyalahgunakan jabatan. Banyak contoh dalam sejarah, Firaun ”Dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian
misalkan yang berupaya untuk melanggengkan kekuasaannya dengan apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada
segala cara, karena tidak ada perimbangan kontrol dari masyarakatnya. Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal
kepada–Nya.” (Ali Imran: 15)
Tingkatan amar makruf dan nahi mungkar sudah diatur dalam agama.
Yaitu dengan pendekatan kekuasaan atau tangan, bagi yang berwenang.
Dengan lisan atau nasihat bagi siapa pun yang bisa mampu memberikan
‫‪Jamaah Jumat yang dirahmati Allah.‬‬ ‫‪Khutbah Kedua‬‬

‫‪Kesyukuran yang tertinggi bagi kita bukan hanya bangsa ini telah meraih‬‬ ‫ال { َو َما ْال َحيَاةُ‬ ‫ْف ْالهُدَى َوالنُّوْ ِر‪ ،‬اَلَّ ِذيْ قَ َ‬ ‫اَ ْل َح ْم ُد هللِ ْال َع ِزي ِْز ْال َغفُوْ ِر‪ ،‬اَلَّ ِذيْ َج َع َل فِي ْا ِإل ْساَل ِم ْال َحنِي ِ‬
‫‪kemerdekaan, tetapi kesyukuran kita selaku umat Islam adalah bahwa‬‬ ‫اوي ِء‬ ‫ْ‬
‫ف َع ِن ال َم َس ِ‬ ‫ع ْال ُغرُوْ ِر}‪ ،‬نَحْ َم ُدهُ ُس ْب َحانَهُ َوتَ َعالَى َح ْم َد َم ْن نَظ َر فا ْعتَبَ َر‪َ ،‬و َك َّ‬
‫َ‬ ‫َ‬ ‫ال ُّد ْنيَا إِاَّل َمتَا ُ‬
‫‪kita tidak sekadar menjadi penonton di dalam mengisi kemerdekaan ini,‬‬ ‫ق َوأَحْ َكا َمهَا‪َ ،‬وقَ َّد َر‬ ‫ق ْالخَاَل ئِ ِ‬ ‫َار َمقَرّ‪َ ،‬وأَ ْشهَ ُد أَ ْن الَ إِلهَ ِإاَّل هللاُ خَ لَ َ‬ ‫ت بِد ِ‬ ‫ازد ََج َر‪ ،‬و َعلِ َم أَ َّن ال ُّد ْنيَا لَ ْي َس ْ‬ ‫َو ْ‬
‫‪tapi semampu mungkin menjadi pemain dan ikut ambil bagian sesuai‬‬ ‫َ‬ ‫ُ‬ ‫ُ‬ ‫َّ‬ ‫َ‬ ‫ُ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ُ‬
‫ق ال يَفوْ ت َوه َو َح ٌّي يَ ُموْ ت‪َ ،‬وأشهَد أن ُم َح َّمدًا َع ْبدهُ َو َرسُوْ لهُ‪ ،‬أ َم َر‬ ‫اَل‬ ‫ُ‬ ‫ُ‬ ‫ُ‬ ‫َ‬ ‫ار َو َحد َدهَا‪َ ،‬وه َُو بَا ٍ‬ ‫َّ‬ ‫اأْل َع َم َ‬
‫ْ‬
‫‪dengan bidangnya masing-masing, sesuai dengan segmentasi masing-‬‬ ‫َ‬ ‫ْ‬
‫صلى هللاُ َعلَى ُم َح َّم ٍد خَاتِ ُم األ ْنبِيَا ِء‬ ‫َّ‬ ‫ْ‬
‫ث َوالَجزَ ا ِء‪َ .‬‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬
‫ت َوالفَنَا ِء‪َ ،‬وااْل ِ ْستِ ْعدَا ِ“د لِيَوْ ِم البَ ْع ِ‬ ‫بِت َْذ ِكي ِْر ال َموْ ِ‬
‫ْ‬
‫‪masing untuk menjadi orang-orang yang bisa menorehkan tinta emas dan‬‬ ‫ار أَجْ َم ِع ْينَ ‪ .‬أَ َّما بَ ْع ُد‬‫َو ْالـ ُمرْ َسلِ ْينَ َو َعلَى آلِ ِه الطَّيِّبِ ْينَ َوأَصْ َحابِ ِه اأْل َ ْخيَ ِ‬
‫‪menuliskan sejarah kegemilangan bangsa ini di masa yang akan datang,‬‬
‫‪sehingga kita akan dikenang sebagai sebuah kebaikan yang Insya Allah‬‬ ‫يَاأَيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا اتَّقُوا هَّللا َ َوقُولُوا قَوْ ال َس ِديدًا * يُصْ لِحْ لَ ُك ْم أَ ْع َمالَ ُك ْم َويَ ْغفِرْ لَ ُك ْم ُذنُوبَ ُك ْم َو َم ْن يُ ِط ِع‬
‫‪jika itu diteruskan oleh generasi yang akan datang, maka kita akan‬‬ ‫هَّللا َ َو َرسُولَهُ فَقَ ْد فَا َز فَوْ ًزا َع ِظي ًما‬
‫‪meraih pahala yang tidak putus-putus meskipun kita sudah menghadap‬‬
‫‪Allah kelak.‬‬ ‫ُصلُّوْ نَ َعلَى النَّبِ ِّي‪ ،‬يَا أَيُّها َ الَّ ِذ ْينَ َءا َمنُوْ ا َ‬
‫صلُّوْ ا َعلَ ْي ِه َو َسلِّ ُموْ ا تَ ْسلِ ْي ًما‬ ‫إِ َّن هللاَ َو َمالَئِ َكتَهُ ي َ‬

‫‪Dengan semangat kemerdekaan, marilah kita menyukuri kemerdekaan‬‬ ‫ض اَللّهُ َّم ع َِن ْال ُخلَفَا ِءالر ِ‬
‫َّاش ِد ْينَ َسيّ ِدنَا اَبِى‬ ‫ار ْك َعلَى ُم َح َّم ٍد َّو َعلَى آ ِل ُم َح َّم ٍد َوارْ َ‬ ‫اَللّهُ َّم َ‬
‫صلِّ َو َسلِّ ْم َوبَ ِ‬
‫‪ini dengan mempertahankan keutuhan jati diri dan bangsa ini dengan‬‬ ‫ك اَجْ َم ِع ْينَ َوع َِن التَّابِ ِع ْينَ َوتَابِ ِعى التَّابِ ِع ْينَ َو َم ْن‬ ‫بَ ْك ٍر َو ُع َم َر َوع ُْث َمانَ َو َعلِ ٍّي َوع َْن َسائِ ِر أَصْ َحا ِ‬
‫ب نَبِيِّ َ‬
‫‪nilai-nilai akhlaq yang luhur dan nilai-nilai Islam yang tinggi, karena‬‬ ‫تَبِ َعهُ ْم بِإحْ َسا ٍن اِل َى يَوْ ِم ال ِّدي ِْن‬
‫‪hanya dengan itu, kita bisa meraih kejayaan di masa yang akan datang.‬‬
‫‪Mudah-mudahan Allah SWT berkenan meneruskan sejarah bangsa ini‬‬ ‫ت ْاألَحْ يَا ِء ِم ْنهُ ْم َو ْاألَ ْم َوا ِ‬
‫ت‬ ‫ت َو ْال ُم ْؤ ِمنِ ْينَ َو ْال ُم ْؤ ِمنَا ِ‬
‫اَللَّهُ َّم ا ْغفِرْ لِ ْل ُم ْسلِ ِم ْينَ َو ْال ُم ْسلِ َما ِ‬
‫‪sehingga bangsa ini akan menjadi sebuah “Baldatun Thayyibatun‬‬
‫‪Warabbun Ghafuur“ sebuah negara dan bangsa yang meraih maghfirah‬‬ ‫اللَّهُ َّم اجْ َعلْ َج ْم َعنَا هَ َذا َج ْمعًا َمرْ حُوْ ًما‪َ ،‬واجْ َعلْ تَفَرُّ قَنَا ِم ْن بَ ْع ِد ِه تَفَرُّ قًا َم ْعصُوْ ًما‬
‫‪Allah SWT dalam waktu yang bersamaan juga meraih kesejahteraan dan‬‬
‫‪kedamaian selama-lamanya.‬‬ ‫اللَّهُ َّم إِنَّا نَسْأَلُكَ ْالهُدَى َوالتُّقَى َوال َعفَافَ َو ِ‬
‫الغنَى‬

‫الذ ْك ِر ا ْل َح ِك ْي ِم‪ .‬أَقُ ْو ُل‬


‫ت َو ِّ‬ ‫آن ا ْل َع ِظ ْي ِم‪َ ،‬ونَفَ َعنِ ْي َوإِيَّا ُك ْم بِ َما ِف ْي ِه ِمنَ ْاآليَا ِ‬
‫بَا َر َك هللاُ لِ ْي َولَ ُك ْم فِي ا ْلقُ ْر ِ‬ ‫اشعًا ُمنِ ْيبًا‪َ ،‬و َع َمالً َ‬
‫صالِحًا َزا ِكيًا‪،‬‬ ‫ق ُكالًّ ِمنَّا لِ َسانًا َ‬
‫صا ِدقًا َذا ِكرًا‪َ ،‬وقَ ْلبًا خَ ِ‬ ‫اللَّهُ َّم إِنَّا نَسْأَلُكَ أَ ْن تَرْ ُز َ‬
‫ُ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َّ‬ ‫ْ‬
‫ستَغفِ ُر ْوهُ إِنهُ ُه َو الغف ْو ُر ال َّر ِح ْي ُم‬ ‫َ‬
‫سلِ ِميْنَ فا ْ‬ ‫ْ‬
‫ستَ ْغفِ ُر هللاَ لِ ْي َول ُك ْم َولِل ُم ْ‬
‫َ‬ ‫قَ ْولِ ْي َه َذا َوأَ ْ‬ ‫صا ِدقًا خَالِصًا‪َ ،‬و ِر ْزقًا َحالَالً طَيِّبًا َو ِ‬
‫اسعًا‪ ،‬يَا َذا‬ ‫َو ِع ْل ًما نَافِعًا َرافِعًا‪َ ،‬وإِ ْي َمانًا َر ِ‬
‫اس ًخا ثَابِتًا‪َ ،‬ويَقِ ْينًا َ‬
‫ْال َجالَ ِل َوا ِإل ْك َر ِام‬

‫صفُوْ فَهُ ْم‪َ ،‬وأَجْ ِم ْع َكلِ َمتَهُ ْم َعلَى ال َحقِّ‪َ ،‬وا ْك ِسرْ َشوْ َكةَ‬
‫اللَّهُ َّم أَ ِع َّز ا ِإل ْسالَ َم َو ْال ُم ْسلِ ِم ْينَ ‪َ ،‬و َو ِّح ِد اللَّهُ َّم ُ‬
‫ك أَجْ َم ِعينَ‬
‫ب ال َّسالَ َم َواألَ ْمنَ لِ ِعبا ِد َ‬ ‫‪.‬الظَّالِ ِمينَ ‪َ ،‬وا ْكتُ ِ‬

‫ق َوأَيِّ ْد بِ ِه ْال َح َّ‬


‫ق يَا َربَّ ال َعالَ ِم ْينَ‬ ‫اللَّهُ َّم َربَّنَا احْ فَ ْ‬
‫ظ أَوْ طَانَنَا َوأَ ِع َّز س ُْلطَانَنَا َوأَيِّ ْدهُ بِ ْال َح ِّ‬
‫ار‪ْ ،‬ال ُم ْستَ ْغفِ ِر ْينَ لَ َ‬
‫ك‬ ‫ار‪َ ،‬واجْ َع ْلنَا ِمنَ ال َّذا ِك ِر ْينَ لَ َ‬
‫ك في اللَ ْي ِل َوالنَّهَ ِ‬ ‫ك ْال ِم ْد َر ِ‬ ‫اللَّهُ َّم َربَّنَا ا ْسقِنَا ِم ْن فَ ْي ِ‬
‫ض َ‬
‫بِ ْال َع ِش ِّي َواألَ ْس َح ِ‬
‫ار‬

‫ار ْك لَنَا في ثِ َم ِ‬
‫ارنَا‬ ‫ت األَرْ ِ‬
‫ض‪َ ،‬وبَ ِ‬ ‫ت ال َّس َماء َوأَ ْخ ِرجْ لَنَا ِم ْن خَ ْي َرا ِ‬ ‫اللَّهُ َّم أَ ْن ِزلْ َعلَ ْينَا ِم ْن بَ َر َكا ِ‬
‫‪َ .‬و ُزرُوْ ِعنَا و ُكلِّ أَر َزاقِنَا يَا َذا ْال َجالَ ِل َوا ِإل ْك َر ِام‬

‫‪َ .‬ربَّنَا ال تُ ِز ْغ قُلُوْ بَنَا بَ ْع َد ِإ ْذ هَ َد ْيتَنَا‪َ ،‬وهَبْ لَنَا ِم ْن لَ ُد ْنكَ َرحْ َمةً‪ ،‬إِنَّكَ أَ ْنتَ ال َوهَّابُ‬

‫َربَّنَا ظَلَ ْمنَا أَ ْنفُ َسنَا َوإِ ْن لَ ْم تَ ْغفِرْ لَنَا َوتَرْ َح ْمنَا لَنَ ُكوْ ن ََّن ِمنَ ال َخا ِس ِر ْينَ‬

‫‪َ .‬ربَّنَا آتِنَا في ال ُّد ْنيَا َح َسنَةً َوفي اآل ِخ َر ِة َح َسنَةً َوقِنَا َع َذ َ‬
‫اب النَّ ِ‬
‫ار‬

‫ِعبَا َد هللاِ ! إِ َّن هللاَ يَأْ ُم ُر بِاْل َع ْد ِل َو ْا ِإلحْ َسانَ َوإِ ْيتَا ِء ِذى ْالقُرْ بَى َويَ ْنهَى َع ِن ْالفَحْ َشا ِء َو ْال ُم ْن َك ِر َو ْالَب ْغ ِي‬
‫‪.‬يَ ِعظُ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَ َذ َّكرُوْ نَ ‪ ،‬فَ ْاذ ُكرُواهللاَ يَ ْذ ُكرْ ُك ْم‪َ ,‬وا ْش ُكرُوْ ا َعلَى نِ َع ِم ِه يَ ِز ْد ُك ْم َولَ ِذ ْك ُرهللاِ أَ ْكبَ ُر‬

‫أَقِ ْي ُموا ال َّ‬


‫صاَل ةَ‬

Anda mungkin juga menyukai