Anda di halaman 1dari 22

Integrity, Professionalism, & Entrepreneurship

Mata Kuliah : Perancangan Struktur Baja


Kode : CIV – 303
SKS : 3 SKS

Komponen Struktur Tekan


Pertemuan – 4, 5
Integrity, Professionalism, & Entrepreneurship

• Sub Pokok Bahasan :


• Panjang Tekuk
• Tekuk Lokal
• Tekuk Batang
• Desain Batang Tekan
Integrity, Professionalism, & Entrepreneurship

• Batang – batang tekan yang banyak dijumpai


yaitu kolom dan batang – batang tekan dalam
struktur rangka batang.
• Komponen struktur tekan dapat terdiri dari profil
tunggal atau profil tersusun yang digabung
dengan menggunakan pelat kopel.
• Syarat kestabilan dalam mendisain komponen
struktur tekan sangat perlu diperhatikan,
mengingat adanya bahaya tekuk (buckling) pada
komponen – komponen tekan yang langsing.
Integrity, Professionalism, & Entrepreneurship

• Teori tekuk kolom pertama kali diperkenalkan oleh Leonhard


Euler di tahun 1744.
• Komponen struktur yang dibebani secara konsentris, di mana
seluruh serat bahan masih dalam kondisi elastik hingga
terjadinya tekuk, perlahan – lahan melengkung.
P P

y(x)

x
L

Beban tekuk Euler


 2 EI Pcr  2E
Pcr  f cr  
L2 Ag ( L / r ) 2
Integrity, Professionalism, & Entrepreneurship

• Pendekatan Euler pada umumnya diabaikan dalam disain karena hasil


dari percobaan – percobaan yang dilakukan tak sesuai dengannya.
• Pendekatan Euler hanya mungkin terjadi bila nilai  (= L/r) yang cukup
besar (  > 110 ).
• Untuk nilai  yang lebih kecil, akan terjadi tekuk inelastis. Dan bila nilai 
< 20 akan terjadi leleh pada seluruh penampang.
• Pada kenyataannya keruntuhan kolom lebih banyak terjadi akibat tekuk
inelastis.
• Kolom ideal yang memenuhi persamaan Euler harus memenuhi
anggapan-anggapan sebagai berikut :
• kurva hubungan tegangan – regangan tekan yang sama di seluruh penampang
• tak ada tegangan sisa
• kolom benar – benar lurus dan prismatis
• beban bekerja pada titik berat penampang, hingga batang melentur
• kondisi tumpuan harus ditentukan secara pasti
• berlakunya teori lendutan kecil (small deflection theory )
• tak ada puntir pada penampang, selama terjadi lentur
Integrity, Professionalism, & Entrepreneurship

• Bila asumsi-asumsi di atas dipenuhi, maka kekuatan kolom


dapat ditentukan berdasarkan :
 2 Et
Pcr  2
Ag  f cr . Ag
(kL / r )
dengan :
Et = tangen Modulus Elatisitas pada tegangan Pcr/Ag
Ag = luas gross penampang batang
kL/r = rasio kelangsingan efektif
k = faktor panjang efektif
L = panjang batang
r = jari – jari girasi
Integrity, Professionalism, & Entrepreneurship

Klasifikasi Penampang
• Pasal B.4 SNI 1729:2015 memberikan klasifikasi bagi
penampang struktur berdasarkan rasio tebal terhadap
lebar dari masing-masing elemennya.
• Untuk suatu komponen struktur tekan, maka
penampang diklasifikasikan sebagai penampang
langsing dan penampang non langsing.
• Apabila rasio tebal terhadap lebar dari elemen tekan
tidak melebihi nilai r , maka penampang
dikategorikan sebagai penampang non langsing.
• Sedangkan apabila rasio tebal terhadap lebar melebihi
r, maka penampang dikategorikan sebagai
penampang langsing.
Integrity, Professionalism, & Entrepreneurship

• Dalam perencanaan rasio lebar terhadap


tebal dari suatu elemen penampang
sebaiknya dibatasi sehingga tidak masuk ke
dalam kategori penampang langsing.
• Hal ini bertujuan untuk mencegah terjadinya
tekuk lokal pada penampang, serta agar
kekuatan penampang tidak perlu direduksi
Integrity, Professionalism, & Entrepreneurship

Panjang Tekuk
• Panjang efektif suatu kolom secara sederhana
dapat didefinisikan sebagai jarak di antara dua
titik pada kolom tersebut yang mempunyai
momen sama dengan nol, atau didefinisikan pula
sebagai jarak di antara dua titik belok dari
kelengkungan kolom.
• Dalam perhitungan kelangsingan komponen
struktur tekan (  = L/r ), panjang komponen
struktur yang digunakan harus dikalikan suatu
faktor panjang tekuk k untuk memperoleh
panjang efektif dari kolom tersebut.
Integrity, Professionalism, & Entrepreneurship

Faktor Panjang Tekuk


• SNI 03-1729-2002 pasal 7.6.3.1 memberikan
daftar nilai faktor panjang tekuk untuk
berbagai kondisi tumpuan ujung dari suatu
kolom.
• Nilai k ini diperoleh dengan mengasumsikan
bahwa kolom tidak mengalami goyangan atau
translasi pada ujung – ujung tumpuannya.
Integrity, Professionalism, & Entrepreneurship

Faktor Panjang Tekuk


Integrity, Professionalism, & Entrepreneurship

Tekuk Lentur Dari Komponen Struktur Tanpa


Elemen Langsing
• Jika sebuah komponen struktur tekan dibebani beban aksial tekan
sehingga terjadi tekuk terhadap keseluruhan elemen tersebut (bukan
tekuk lokal), maka ada tiga macam potensi tekuk yang mungkin terjadi :
• Tekuk lentur. Dapat terjadi pada semua penampang
• Tekuk torsi. Tekuk torsi hanya terjadi pada elemen-elemen yang
langsing dengan sumbu simetri ganda. Contoh : penampang
cruciform
• Tekuk lentur torsi. Tekuk lentur torsi dapat terjadi pada penampang
– penampang dengan satu sumbu simetri saja seperti profil kanal, T,
siku ganda dan siku tunggal sama kaki. Di samping itu juga dapat
terjadi pada penampang – penampang tanpa sumbu simetri seperti
profil siku tunggal tak sama kaki dan profil Z
Integrity, Professionalism, & Entrepreneurship
Integrity, Professionalism, & Entrepreneurship

• Kekuatan tekan nominal, Pn, dari suatu komponen struktur tekan akibat
tekuk lentur harus ditentukan berdasarkan keadaan batas dari tekuk
lentur. Nilai Pn, menurut SNI 1729-2015, pasal E.3 adalah :
Pn =Fcr.Ag
dengan :
Ag adalah luas bruto penampang
Fcr adalah tegangan kritis yang ditentukan sebagai berikut :
Fy
a. Jika KL  4,71 E atau  2,25
r Fy Fe
 Fy 
Fcr  0,658 Fe F  2E
  y
1.a Fe  2
   KL 
Fy  
b. Jika
KL
 4,71
E
atau  2,25  r 
r Fy Fe
Fcr = 0,877Fe 1.b
Integrity, Professionalism, & Entrepreneurship

• Besarnya faktor ketahanan fc, dan faktor


keamanan tekan, Wc, ditentukan dalam pasal
E.1 SNI 1729:2015 sebagai berikut :
Metode DFBK
fc = 0,90
Metode DKI (Desain Kekuatan Ijin) :
Wc = 1,67
Integrity, Professionalism, & Entrepreneurship

Contoh 1 :
• Tentukan kekuatan tekan desain fcPn, dan kekuatan tekan
tersedia, Pn/Wc,dari suatu komponen struktur tekan dalam
gambar berikut ini. Mutu baja dari ASTM A992 (Fy = 345 MPa)
Data penampang :
tf
d = 298 mm

4,5 m W300×200×9×14 b = 201 mm


d tw h
tw = 9 mm

tf = 14 mm
b r0 = 18 mm
Integrity, Professionalism, & Entrepreneurship

1. Periksa terhadap batasan r


Flens Web
b/ 2 201 h 234
  7 ,18   26
tf 2 14 tw 9
E 200.000 E 200.000
0,56  0,56  13,48 1,49  1,49  35,87
Fy 345 Fy 345
b/2 h
 r o.k.  r o.k.
tf tw

2. Menentukan rasio kelangsingan (KL/r), karena ry < rx, maka rasio kelangsingan
ditentukan oleh ry.
KL 0,8  4.500
  75,47
ry 47 ,7
3. Menghitung tegangan tekuk Euler, Fe.
 2E  2  200.000
Fe  2
  346,56 MPa
 KL  75,47 2
 
 r 
Integrity, Professionalism, & Entrepreneurship

4. Menghitung tegangan kritis, Fcr


4,71
E
 4,71
200.000
 113,4 >
KL
 75,47
Fy 345 ry
Sehingga Fcr dihitung dari persamaan 4.22.a
 Fy 
 345 

Fcr  0,658 Fe 
F  0,658 ,56   345  227 ,44 MPa
346
  y  
   
5. Menghitung kekuatan tekan desain fcPn (DFBK) dan kekuatan tekan tersedia, Pn/Wc
(DKI)
DFBK DKI
fcPn = 0,90FcrAg Pn/Wc = FcrAg /1,67
= 0,90(227,44)(8.336) = (227,44)(8.336)/1,67
= 1.706.345,86 N = 1.135.293,32 N
= 1.706,35 kN = 1.135,29 kN
Integrity, Professionalism, & Entrepreneurship

Tekuk Torsi dan Tekuk Lentur Torsi Dari Komponen Tanpa


Elemen Langsing
• SNI 1729:2015 pasal E.4 mencantumkan
persyaratan pemeriksaan terhadap tekuk
lentur torsi untuk profil-profil simetris
tunggal, asimetris dan penampang simetris
ganda tertentu, misalnya kolom cruciform,
siku tunggal dengan b/t > 20, dan profil T.
Integrity, Professionalism, & Entrepreneurship

Dinyatakan bahwa tegangan kritis, Fcr, pada keadaan batas dari tekuk tosi dan tekuk lentur
torsi, sebagai berikut :
1. Untuk komponen struktur tekan siku ganda dan profil T
 Fcry  Fcrz  4.Fcry .Fcrz .H 
Fcr   1  1  
 ( Fcry  Fcrz )2 
 2H  
Dengan Fcry dihitung dari nilai Fcr seperti dalam persamaan 1a dan b untuk tekuk
lentur pada sumbu y simetris,
G .J
Fcrz  2
A.r0 a. xo, yo merupakan koordinat pusat geser terhadap titik berat, x0 = 0 untuk siku
ganda dan profil T.
2 Ix  Iy
r0   x0 2  y 0 2 b. G adalah modulus geser baja, diambil sebesar 77.200 MPa
Ag 1
c. J adalah konstanta puntir, J   b.t 3
3
x 2 y 2
H  1  0 2 0 
 r 
 0 
Integrity, Professionalism, & Entrepreneurship

2. Untuk semua kasus lainnya, nilai Fcr harus ditentukan sesuai dengan persamaan 1.a
dan b, hanya saja nilai Fe ditentukan sebagai berikut :
a. Untuk komponen struktur simetris ganda :
  2 EC w  1
Fe    GJ 
 K z L   I x  I y
2

b. Untuk komponen struktur simetris tunggal dengan y adalah sumbu simetris :


 Fey  Fez  4 Fey Fez H 
Fe    1  1  
 2H

 
Fey  Fez 2  

c. Untuk komponen struktur tak simetris, Fe adalah akar terendah dari persamaan
pangkat tiga berikut :
2 2
x  y 
Fe  Fex Fe  Fey Fe  Fez   Fe 2
 
Fe  Fey  0   Fe 2 Fe  Fex  0   0
 r0   r0 
Integrity, Professionalism, & Entrepreneurship

Dengan :
 2E
Fex  2
 KxL 
 
 x 
r

 2E
Fey  2
 KyL 
 
 ry 
 
  2 EC w  1
Fez    GJ 

 z K L 2
 Ag r0
2

Kz adalah faktor panjang efektif untuk tekuk torsi

Anda mungkin juga menyukai