MATERI DISKUSI VIRTUAL LKiP
MATERI DISKUSI VIRTUAL LKiP
- Sisi negatif lainnya, semangat belajar siswa menjadi menurun, termasuk siswa
yang memiliki prestasi. Mereka beranggapan bahwa untuk mendapatkan sekolah
favorit tidak dibutuhkan kerja keras, melainkan hanya tergantung dari domisili
wilayah.
Jika tujuan Pemerintah adalah “Pemerataan Pendidikan yang Berkualitas” maka
seharusnya yang dilakukan saat ini adalah penyebaran sekolahnya dulu, sebelum
memutuskan untuk menerapkan jalur zonasi.
Kita semua tahu bahwa penyebaran sekolah sampai saat ini belum merata di setiap
daerah. Hal ini tentu menjadi momok bagi para orang tua murid yang tinggalnya jauh
dari lokasi sekolah, sehingga pilihan sekolah bagi anaknya menjadi semakin sempit.
Pemerataan pendidikan yang dimaksudkan oleh Pemerintah sebenarnya bagus, salah
satunya untuk menghapus adanya sekolah unggulan dan sekolah reguler, sehingga
nantinya tidak ada lagi pengelompokan, semua sekolah memiliki kualitas sama
Dengan demikian tidak akan ada lagi siswa yang merasa terintimidasi jika tidak lolos
ke sekolah favorit atau unggulan.
Hanya saja langkah yang dilakukan Pemerintah terlalu tergesa-gesa tanpa
perencanaan dan pengkajian yang matang.
Untuk menghapus predikat sekolah unggulan mestinya diawali dengan upaya untuk
meningkatkan kualitas sekolah reguler, baik tenaga pengajarnya maupun sarana dan
prasarana pendidikannya. Sekolah-sekolah reguler dapat mengadopsi sistem belajar
mengajar yang selama ini diterapkan di sekolah unggulan. Artinya, sekolah reguler di
dorong agar dapat sejajar atau paling tidak mendekati sekolah unggulan.
Jika ini dilakukan, bukan hanya sekolah Negeri saja yang akan mengalami
peningkatan, sekolah swasta pun akan terdorong melakukan hal yang sama untuk
berupaya meningkatkan kualitasnya.
Bukan sebaliknya, sekolah Unggulan dipaksa untuk menyesuaikan dengan sekolah
reguler. Menurut saya langkah ini sangat keliru.
Ditengah polemik karut marutnya PPDB jalur zonasi, kini muncul sikap ‘apatis’ dari
sebagian masyarakat yang masih mendambakan putra-putrinya meraih prestasi
dalam menempuh pendidikan. Kelompok ini sejak awal langsung membidik sekolah
swasta yang telah terbukti mampu menghasilkan pendidikan yang berkualitas, walau
dengan biaya mahal.
Lalu, bagaimana dengan masyarakat yang ekonominya kurang beruntung sehingga
tidak mampu untuk mengikuti jejak kelompok ‘apatis’ ini?
Itulah tugas Pemerintah yang harus dilakukan dalam rangka meningkatkan kualitas
pendidikan di sekolah Negeri demi terwujudnya Pemerataan Pendidikan yang
berkualitas.
Jika target Pemerintah hanya yang penting anak-anak bisa sekolah, maka program
zonasi sudah benar. Tapi jika targetnya adalah untuk mewujudkan pendidikan yang
berkualitas dan berdaya saing, maka masih jauh dari harapan.
====================================================================