Anda di halaman 1dari 12

1

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Metode penangkapan ikan (fishing method) adalah kemampuan yang


berlandaskan ilmu pengetahuan eksakta, atau pemanfaatan ilmu pengetahuan
tentang sifat biologi ikan melalui penggunaan metode dan teknis peralatan
tangkap untuk mengumpulkan biota yang hidup dalam perairan, baik perairan laut
maupun perairan umum, serta pengembangan dan aplikasi dari ilmu dan teknologi
alam untuk proses optimasi dalam proses penangkapan ikan.
Nelayan merupakan seseorang yang kesehariannya bekerja untuk
menangkap ikan dan biota yang hidup di dasar kolam maupun permukaan
perairan. Jenis perairan yang menjadi daerah aktivitas nelayan ini dapat
merupakan perairan tawar, payau maupun air laut.
Penangkapan ikan adalah kegiatan untuk memperoleh ikan di perairan
yang tidak dalam keadaan dibudidayakan dengan alat atau cara apapun, termasuk
kegiatan yang menggunakan kapal untuk memuat, mengangkut, menyimpan,
mendinginkan, menangani mengolah, atau mengawetkannya. Kemampuan
menangkap ikan (fishing power) dari satu kapal atau satu alat penangkapan ikan
diukur dengan hasil tangkapan per unit waktu. Kemampuan menangkap ikan
bergantung pada area (volume) yang dipengaruhi oleh alat penangkap ikan.
Keberhasilan suatu kegiatan penangkapan ikan sangat dipengaruhi oleh
kondisi dari daerah penangkapan ikan tersebut. Informasi mengenai daerah
penangkapan ikan yang potensialnya sangat dibutuhkan oleh para nelayan dalam
kegiatan penangkapan ikan. Daerah penangkapan ikan dalam hal ini tidak hanya
ditentukan oleh tingkat produktivitas yang tinggi, tetapi juga sangat ditentukan
oleh dominannya komposisi hasil tangkapan kategori layak tangkap secara
biologis.
Wilayah perairan dengan jumlah ikan hasil tangkapan yang banyak
ternyata belum dapat mengindikasikan wilayah penangkapan yang potensial,
sebab wilayah penangkapan yang potensial tentu akan menghasilkan ikan yang
layak tangkap secara biologis. Penangkapan ikan secara terus menerus dalam
jumlah besar dapat mengakibatkan jumlah ikan disuatu wilayah perairan semakin
menurun.
1
2

1.2. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui jenis kapal yang digunakan dalam proses penangkapan ikan
di Desa Rampa Lama Kabupaten Kotabaru.
2. Untuk Mengetahui alat tangkap yang digunakan masyarakat di Desa Rampa
Lama Kabupaten Kotabaru.
3. Untuk mengetahui jenis ikan yang tertangkap.

2
3

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

Nelayan tradisional adalah orang perorangan yang pekerjaanya melakukan


penagkapan ikan dengan menggunakan perahu dan alat tangkap yang sederhana
(tradisional). Dengan keterbatasan perahu maupun alat tangkapnya, maka
jangkauan wilayah penangkapannya pun menjadi terbatas biasanya hanya berjarak
6 mil laut dari garis pantai. Nelayan tradisional ini biasanya adalah nelayan yang
turun-temurun yang melakukan penangkapan ikan untuk mencukupi kebutuhan
hidupnya (Endang, 2011).
Trawl merupakan alat tangkap yang efektif dalam pemanfaatan
sumberdaya ikan demersal. Pembuangan hasil tangkapan sampingan merupakan
trawl telah menjadi perhatian di dunia karena berdampak terhadap lingkungan
serta sumberdaya ikan. Selektiktivitas alat tangkap trawl perlu dilakukan dengan
mempertimbangkan faktor tingkah laku ikan, morfologi dari ikan serta dimensi
ukuran dari codend. Ketiga faktor tersebut akan mempengaruhi terhadap proses
pelolosan dari ikan hasil tangkapan sampingan sehingga dapat dicapai perbaikan
teknologi dari alat tangkap trawl (Ronny, 2010).
Pengoperasian trwal dapat menimbulkan dampak negatif terhadap
kelestarian sumberdaya ikan dan sering menimbulkan konflik-konflik dengan
nelayan yang menggunkan alat penangkap ikan lainnya seperti gill net, bubu dan
pancing. Trawl merupakan alat tangkap yang selektif sehingga hampir semua
jenis ikan ikut tertangkap oleh alat ini, tidak hanya ikan yang menjadi tujuan
utama penangkapan, tetapi juga termasuk hasil tangkapan sampingan (Yusrizal,
2011).
Pada dasarnya jaring trawl terbagi atas tiga macam dilihat dari cara
pembukaan ,ulut jaringnya yaitu:
1. Otter trwal, terbukanya mulut jaring oleh karena adanya dua buah papan atau
‘’otter board’’ yang dipasang diujung muka kaki atau sayap jaring yang
prinsipnya menyerupai layang-layang.
2. Beam trwal, terbukanya mulut jaring dikarenakan bentangan kayu pada mulut
jaring.

3
4

3. Paranzella, terbukanya mulut jaring karena ditarik oleh dua buah kapal yang
jakannya sejajar dengan jarak tertentu.
Menurut Direktorat Jendral Perikanan Tangkap (2003), spesifikasi bagian-
bagian alat tangkap trawl diuraikan sebagai berikut:
1. Tali penarik (warp)

Tali penarik adalah tali baja (wire rope) yang digunakan untuk menarik
rangkaian jaring yang ujungya disambung dengan winch utama dan ujung lainnya
disambung dengan otter pendant yang disambung dihubungkan ke otter board.
2. Papan pembuka mulut jaring (otter board)

Papan pembuka mulut jaring (otter board) adalah terbuat dari kayu atau papan
besi, alat ini dimaksudkan untuk mengatur kedudukan atau posisi jaring agar tetap
berada didasar perairan.

3. Tali lengan (hand line)

Tali lengan adalah tali yang menghubungkan papan pembuka (otter board)
dengan bagian ujung sayap.

4. Jaring (webbing)

Jaring (webbing) adalah lembaran-lembaran jaring yang digunakan untuk


berbagai keperluan dalam bentuk yang disesuaikan dengan kebutuhan suatu alat
penangkap ikan.

a. Sayap (wing)

Sayap jaring adalah bagian dari alat tangkap trawl yang berada disamping kiri
kanan pada bagian papan jaring. Fungsi dari sayap ini adalah mengarahkan ikan
dan udang masuk kedalam jaring selain itu juga untuk memperlebar proses
pembukaan jaring vertikal.

b. Badan jaring
Badan jaring adalah bagian yang merupakan kontruksi terbesar dari alat
tangkap trawl yang mana terbentang dari bagian ujung belakang sayap sampai
keujung depan dari kantong.

4
5

c. Kantong (Codend)

Kantong adalah merupakan bagian belakang dari alat tangkap trawl yang
berfungsi sebagai tempat penampung hasil tangkapan yang masuk.

d. Tali malas (Lazy line)

Tali malas adalah tali yang digunakan untuk menghubungkan bagian kantong
dengan salah satu pagan pembuka mulut jaring yang nantinya berguna untuk
menaikkan bagian kantong jaring pada saat hauling.

5. Tali ris atas (Head rope)

Tali ris atas adalah tali panjang yang melekat pada mulut jaring bagian atas.
Tali ini berfungsi untuk mengikat pelampung.

6. Tali ris bawah (Ground rope)

Tali ris bawah adalah merupakan tali disepanjang sayap bagian bawah,
melingkar melalui mulut jaring bagian bawah. Tali ini berfungsi untuk mengikat
pemberat.

7. Pemberat

Pemberat adalah berfungsi untuk membuka mulut jaring bagian bawah secara
vertikal ke bawah. Untuk membuat jaring agar dapat mencapai dasar digunakan
pemberat yang terbuat dari rantai besi.

8. Pelampung (Floats)

Fungsi pelampung adalah untuk membuka mulut jaring bagian atas secara
vertical ke atas. Jumlah pelampung yang digunakan pada alat tangkap trawl
berjumlah 11 buah tiap jaring (tergantung ukuran dari pada head rope).

Menurut Sudirman dan Mallawa (2004), berdasarkan segi operasinya


dikenal tiga jenis trawl yaitu :
1. Stern trawl yaitu trawl yang ditarik pada bagian buritan kapal
2. Side trawl yaitu trawl yang pada waktu operasinya ditarik pada sisi kapal
3. Double rig trawl yaitu trawl yang ditarik melalui dua rigger yang dipasang
pada kedua lambung kapal.
5
6

BAB 3. METODE PRAKTIK

3.1. Waktu dan Tempat

Kegiatan praktik lapang ini dilaksanakan pada Sabtu, Tanggal 29 April


2017 di Desa Rampa Lama Kecamatan Pulau Laut Utara Kabupaten Kotabaru
Provinsi Kalimantan Selatan.

3.2. Metode Praktik Lapang

Adapun metode atau cara yang dilakukan dalam melakukan praktik lapang
ini yaitu berupa kuesioner yang diberikan kepada setiap mahasiswa dan langsung
berkomunikasi secara berhadapan dengan nelayan setempat dan mengajukan
beberapa pertanyaan seputar porses penangkapan ikan.

6
7

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

Hasil yang didapat pada praktik lapang yang di selenggarakan di Desa


Rampa Lama Kecamatan Pulau Laut Utara Kabupaten Kotabaru dengan
menggunakan metode wawancara pada nelayan setempat sebagai berikut:
4.1.1. Identifikasi Kapal Penangkapan
Jenis Kapal : Balapan
Ukuran GT Kapal : 3 GT
Merek Mesin : JIANDONG
Berapa PK, HP Mesin yang Digunakan : 104 – 184 PK/HP
Jenis Bahan Bakar : SOLAR
4.1.2. Identifikasi Jenis Ikan Yang Tertangkap

Jenis Alat Tangkap : Trawl


Payah Atau Pis yang Digunakan : Satu Unit
Ukuran Mesh Size Jaring : 4 cm
Jenis Ikan yang Tertangkap :
1. Bawal (Pampua argenteus) 6. Teri (Engraulidae)
2. Udang (Caridae) 7. Tenggiri (Scomberomorini)
3. Cumi-Cumi (Teuthida) 8. Bandeng (Chanos – Chanos)
4.Kerapu (P. Maculatus) 9. Bece-Bece.
5. Kembung (Rastrelliger)

4.1.3. Identifikasi Jumlah Hasil Tangkapan

Hasil Tangkapan Setiap Nelayan :


Paling Banyak : 116 kg
Paling Sedikit : 58 kg
Rata-rata Hasil Tangkapan : 13 kg
4.1.4. Lokasi Fishing Ground (Daerah Penangkapan Ikan)

Lokasi Penangkapan Terdekat : Di atas Belintang (5 mil)


Lokasi Penangkapan Terjauh : Cilacap Laut/kapal tombong (30 mil)

7
8

4.1.5. Trip Penangkapan

Lama Waktu Untuk Penangkapan Ikan : 1 Hari


4.1.6. Waktu Penangkapan

Pagi Hari Dari Jam : 03:00 Am – 17:00 Pm


Siang Hari Dari Jam :-
Malam Hari Dari Jam : 19:30 Pm – 09:00 Am
4.1.7. Musim Penangkapan

Musim Barat : Oktober - Mei


Musim Timur : Juni - September
Musim Tenggara : Juli – Agustus

4.2. Pembahsan

Identifikasi kapal penangkap yang ada di Desa Rampa Lama kabupaten


Kotabaru masyarakat disana menggunakan jenis kapal yang sering disebut oleh
masyarakat setempat dengan sebutan kapal balapan. Rata-rata GT untuk kapal
jenis balapan yang ada di Desa Rampa Lama Kabupaten Kotabaru berkisar 3 GT,
sedangkan untuk merek mesin yang di pakai oleh masyarakat nelayan setempat
ialah mesin yang mereknya Jiandong. Untuk tingkat kecepatan mesin yang
digunakan pada jenis kapal balapan ini berkisar 104-184 HP dan kapal jenis
balapan yang menggunakan mesin jiandong yang interval daya kecepatannya
berkisar 104-184 ini menggunakan bahan bakar berjenis solar. Bahan bakar jenis
solar yang diperlukan untuk kegiatan penangkapan ikan sebanyak 15-35 liter
untuk menempuh jarak dari rumah ke lokasi penangkapan.
Identifikasi alat tangkap yang digunakan oleh para nelayan di Desa Rampa
Lama Kabupaten Kotabaru, nelayan setempat menggunakan jenis alat tangkap
berupa trawl dan untuk banyaknya pis yang digunakan untuk penangkapan yaitu
sebanyak 1 unit saja. Pada alat tangkap jenis trawl yang digunakan nelayan
setempat untuk ukuran mesh size pada trawl tersebut berukuran 4 cm. Dengan
menggunakan alat tangkap jenis trawl bermacam jenis ikan yang terdapat.

8
9

4.1. Tabel Hasil Tangkapan


Jenis Alat Tangkap (Trawl)
No
. Jumlah Ikan Keterangan
Nama Ikan
(ekor)
Bawal
1. (Pampua 3-5 3 kg
argenteus)
Udang
2. - 20 kg
(Caridae)
Cumi-Cumi
3. - 30 kg
(Teuthida)
Kerapu
4. 2 10 kg
(P. maculatus)
Kembung
5. (Rastrelliger) 3 7 kg

Teri
6. - 1 kg
(Engraulidae)
Tenggiri
7. 5 4 kg
(Scomberomorini)
Bandeng
8. 7 6 kg
(Chanos-chanos)
9. Bece-Bece - 35 kg

Jumlah Total 116 kg

Identifikasi hasil tangkapan nelayan di Desa Rampa Lama Kabupaten


Kotabaru nelayan setempat mendapatkan hasil tangkapan dengan menggunakan
jenis alat tangkap berupa trawl. Pendapatan nelayan disana dalam satu kali
penangkapan paling banyak nelayan disana bisa mencapai 116kg, sedangkan
jumlah hasil tangkapan yang sedikit mencapai 58 kg. Dapat kita hitung rata-rata
jumlah hasil tangkapan dalam satu kali melakukan penangkapan oleh nelayan
setempat mencapai 13 kg.
Lokasi fishing ground (daerah penangkapan) untuk lokasi penangkapan
ikan terdekat yaitu di daerah di atas belintang yang berjarak 5 mil dari rumah ke
lokasi penangkapan. Untuk lokasi penangkapan yang terjauh yaitu di daerah
cilacap laut/ kapal tombong yang berjarak 30 mil dari rumah menuju lokasi
penangkapan. Dan untuk waktu penangkapan nelayan di Desa Rampa Lama

9
10

Kabupaten Kotabaru hanya memerlukan waktu satu hari dalam kegiatan


peangkapan ikan.
Untuk waktu penangkapan nelayan di Desa Rampa Lama Kabupaten
Kotabaru biasanya pada pagi hari mulai dari jam 03:00 WITA hingga sampai jam
17:00 WITA. Untuk keberangkatan pada siang hari tidak sering dilakukan,
sedangkan waktu penangkapan pada malam hari mulai dari jam 19:30 WITA
hingga sampai 08:00 – 09:00 WITA.
Untuk musim penangkapan nelayan di Desa Rampa Lama menyebutkan
pada musim barat barat tepat pada bulan oktober – mei, sedangkan pada musim
timur tepat pada bulan juni - september. Untuk musim tenggara nelayan setempat
mengatakan tepat pada bulan juli – agustus.

10
11

BAB 5. PENUTUP

5.1. Kesimpulan

1. Dari hasil data yang didapat bahwa masyarakat di Desa Rampa Lama
Kabupaten Kotabaru nelayan disana menggunakan jenis kapal yang disebut
oleh nelayan setempat dengan sebutan kapal balapan.

2. Nelayan di Desa Rampa Lama Kabupaten Kotabaru rata-rata menggunkan alat


tangkap jenis trawl dengan ukuran mesh sizenya berkisar antara 3-4 cm. Ada
tiga jenis pengoperasian trawl antara lain:
1. Stern trawl yaitu trawl yang ditarik pada bagian buritan kapal
2. Side trawl yaitu trawl yang pada waktu operasinya ditarik pada sisi kapal
3. Double rig trawl yaitu trawl yang ditarik melalui dua rigger yang dipasang
pada kedua lambung kapal.

3. Ada beberapa macam jenis ikan yang tertangkap dengan menggunakan alat
tangkap trawl ini antara lain:
- Bawal (Pampua argenteus)
- Udang (Caridae)
- Cumi-Cumi (Teuthida)
- Kerapu (P. Maculatus)
- Kembung (Rastrelliger)
- Teri (Engraulidae)
- Tenggiri (Scomberomorini))
- Bandeng (Chanos – Chanos)
- Bece- Bece
5.2. Saran

Sebaiknya dalam melakukan kegiatan praktik lapang mahasiswa harus


diberikan pengarahan terlebih dahulu oleh dosen pengampu mata kuliah metode
pangkapan agar mahasiswa dapat terarah dan paham tentang cara pengisian
kuesioner yang dibagikan kepada masing-masing mahasiswa.

11
12

DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Jendral Perikanan Tangkap. 2003. Identifikasi Beberapa Alat


Penangkap Ikan Yang Diperbolehkan dan Yang Dilarang Oleh
Pemerintahan Republik Indonesia. Jakarta: Departemen Kelautan dan
Perikanan.
Retnowati, Endang. 2011. Nelayan Indonesia Dalam Pusaran Kemiskinan
Struktural (Prespektif Sosial, Ekonomi Dan Hukum). Surabaya:
Fakultas Hukum Universitas Wijaya Kusuma Surabaya.
Sudirman dan Mallawa. 2000. Teknik Penangkapan Ikan. Makkasar: Rineka
Cipta.
Wahju, Ronny Irawan. 2010. Selektivitas Alat Tangkap Trawl Berdasarkan
Tingkah Laku Serta Morfologi Ikan Hasil Tangkapan Sampingan.
Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Yusrizal. 2011. Perbandingan Penggunaan Ukuran Mata Jaring Bagian Kantong
Pada Trawl Dasar Di Perairan Tanjung Kerawang. Bogor: Institut
Pertanian Bogor.

12

Anda mungkin juga menyukai