Anda di halaman 1dari 21

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT serta tak lupa shalawat dan salam kita junjung
bagi Nabi Muhammad SAW yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga
penulis dapat menyelesaikan “Tugas Keperawatan Dasar tentang Konsep Dasar Memiliki dan
Dimiliki ( Mencintai dan Dicintai”. Makalah ini disusun guna memenuhi tugas Keperawatan
Dasar yang di ampuh oleh Ns. Heri Isyanto, S.Kep.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dikarenakan
terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu, kami
mengharapkan segala bentuk saran dan serta masukkan serta kritik yang membangun dari
berbagai pihak.
Akhir kata saya ucapkan banyak terima kasih dan semoga makalah yang kami susun ini
bermanfaat bagi kita semua dan perkembangan dunia pendidikan.

1
2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................1

DAFTAR ISI..........................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang................................................................................…3

1.2 Rumusan Masalah...........................................................................…4

1.3 Tujuan................................................................................................................….4

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Konsep Dasar Memiliki dan Dimiliki ............................................….5

2.2 Konsep Kebutuhan Dicintai Dan Mencintai Dalam Keperawatan. ….8

2.3 Contoh Gangguan Kebutuhan Dicintai Dan Mencintai..................…11

2.4 Asuhan Keperawatan......................................................................…17

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan..........................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................….20

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Kebutuhan dasar manusia adalah hal-hal seperti makanan, air, keamanan dan
cinta yang merupakan hal yang paling penting untuk bertahan hidup dan
kesehatan.walaupun setiap orang punya sifat tambahan, kebutuhan yang unik,
setiap orang mempunyai kebutuhan dasar manusia yang sama. Besarnya kebutuhan
dasar yang terpenuhi menentukan tingkat kesehatan dan posisi pada rentang sehat-
sakit..
Hirarki kebutuhan dasar manusia menurut Maslow adalah sebuah teori yang
dapat digunakan perawat untuk memahami hubungan antar kebutuhan dasar
manusia pada saat memberikan perawatan. Menurut teori ini kebutuhan manusia
tertentu lebih dasar daripada kebutuhan lainnya; oleh karena itu, beberapa
kebutuhan harus dipenuhi sebelum kebetuhan yang lain. Misalnya, orang yang
lapar lebih akan lebih mencari makanan daripada melakukan aktivitas untuk
meningkatkan harga diri.
Hiraki kebutuhan dasar manusia mengatur kebutuhan dasar dalam lima tingkat
prioritas. Tingkatan yang paling dasar atau yang pertama meliputi kebutuhan
fisiologis seperti udara, air, dan makanan. Tingkatan yang kedua meliputi
kebutuhan keselamatan dan keamanan, yang melibatkan keamanan fisik dan
psikologis. Tingkatan yang ketiga mencakup kebutuhan cinta dan rasa memilki,
termasuk persahabatan, hubungan social, dan cinta seksual. Tingkatan yang
keempat meliputi kebutuhan rasa berharga dan harga diri, yang melibatkan percaya
diri, merasa berguna, penerimaan, dan kepuasan diri. Tingkatan yang akhir adalah
kebutuhan aktualisasi diri, pernyataan dari penerimaan yang penuh potensi dan
memiliki kemampuan untuk memecahkan masalah dan mengatasinya dengan cara
realistis dan berhubungan dengan situasi hidup.

4
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Bagaiman pemahaman mahasiswa mengenai konsep dasar memiliki dan dimiliki
(mencintai dan dicintai).
2. Bagaimana pemahaman mahasiswa mengenai konsep dasar memiliki dan dimiliki
(mencintai dan dicintai) dalam keperawatan.
3. Bagaimana pemahaman mahasiswa mengenai contoh gangguan kebutuhan
memiliki dan dimiliki (mencintai dan dicintai).
4. Bagaimana pemahaman mahasiswa mengenai pengkajian memiliki dan dimiliki
(mencintai dan dicintai).

1.3 TUJUAN PENULISAN


1. Untuk mengetahui konsep dasar memiliki dan dimiliki (mencintai dan dicintai).
2. Untuk mengetahui konsep dasar memiliki dan dimiliki (mencintai dan dicintai)
dalam keperawatan.
3. Untuk mengetahui contoh gangguan kebutuhan memiliki dan dimiliki (mencintai
dan dicintai).
4. Untuk mengetahui pengkajian memiliki dan dimiliki (mencintai dan dicintai).

5
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Konsep Dasar Memiliki dan Dimiliki


a. Definisi Cinta
Kata cinta terlalu sulit untuk didefinisikan, karna cangkupan maknanya yang
terlalu luas dan tak terbatas. Cinta berhubungan dengan emosi, bukan dengan
intelektual seseorang. Perasaan lebih berperan dalam cinta daripada proses
intelektual. Walaupun demikian cinta dapat diartikan sebagai keadaan untuk saling
mengerti secara dalam dan menerima sepenuh hati.
Setiap individu, termasuk klien yang dirawat, memerlukan terpenuhinya
kebutuhan mencintai dan dicintai. Klien merupakan individu yang berada  dalam
kondisi ketidak berdayaan karena sakit yang dialaminya. Pada kondisi ini diperlukan
“sentuhan” perawat yang dapat memberikan kedamaian dan kenyamanan. Oleh
karena itu, setiap perawat harus memiliki pemahaman yang benar mengenai konsep
dalam pemenuhan kebutuhan mencintai dan dicintai.

Kebutuhan rasa cinta yaitu kebutuhan untuk memiliki dan dimiliki, antara lain
memberi dan menerima kasih saying, kehangatan, persahabatan, mendapat tempat
dalam keluarga, kelompok sosial dan sebagainya.
Cinta adalah suatu dorongan dimana seseorang berkeinginan untuk menjalin
hubungan emosional dengan orang lain.

b. Definisi Cinta menurut Para Ahli

1) Abraham Maslow mengutarakan pendapatnya tentang cinta, dia menyatakan


bahwa cinta adalah suatu proses aktualisasi diri yang bisa membuat orang
melahirkan tindakan-tindakan produktif dan kreatif. Dengan cinta seseorang akan
mendapatkan kebahagiaan bila mampu membahagiakan orang yang dicintainya.

2) Erich Fromm juga mendefenisikan cinta sebagai sesuatu yang aktif yang
dapat memecahkan tembok yang memisahkan manusia dari teman-temannya,

6
yang dapat menyatukannya dengan yang lain. Menurutnya konsep cinta itu
terdiri dari empat unsure yaitu:

a) Care (perhatian); sangat diperlukan dalam prilaku yang disebut cinta agar


dapat memahami kehidupan, perkambangan maju mundur, baik burut, dan
bagaimana kesejahteraan objek yang dicintai.

b) Responsibility (tanggung jawab); tanggung jawab diperlukan dalam menjalin


hubungan. Sebab tanpa adanya tanggung jawab tidak akan ada pembagian
yang seimbang. Tanggung jawab disini bukanlah untuk mendikte objek yang
dicintai sekehendak kita, tapi bagaimana keterlibatannya dalam kehidupan
objek yang dicintai.

c) Respect (hormat); hal ini menekankan bagaimana menghargai dan menerima


objek yang dicintai apa adanya dan tidak bersikap sekehandak hati.

d) Knowledge (pengetahuan); pengetahuan diperlukan guna mengetahui seluk


beluk yang dicintai. Dengan demikian kita dapat membidik target yang kita
incar, dengan kata lain tak kenal maka tak sayang. Bila objek yang kita bidik
itu adalah manusia, maka harus kita kenali dan pahami bagaiman
kepribadiannya, latar belakang yang membentuknya, dan kecendrungan
dirinya.

c. Ciri-Ciri Cinta
Menurut Abraham Maslow, cinta memiliki beberapa ciri, yaitu :
1. Cinta tidak hanya sebagai perasaan yg diungkapkan tetapi merupakan
serangkaian tindakan sebagai ungkapan terhadap orang lain.
2. Cinta tidak menuntut balasan dan tidak tawar menawar
3. Cinta adalah pendorong dan selalu ada saat orang lain membutuhkan.
d. Komponen Cinta
Berikut ini akan dijelaskan mengenai komponen cinta menurut Sternberg (dalam
Sternberg dan Barnes, 1988):
1) Keakraban atau keintiman (intimacy)
Keakraban atau keintiman (intimacy) Adalah perasaan dalam suatu hubungan
yang meningkatkan kedekatan, keterikatan, dan keterkaitan. Dengan kata lain

7
bahwa intimacy mengandung pengertian sebagai elemen afeksi yang
mendorong individu untuk selalu melakukan kedekatan emosional dengan
orang yang dicintainya.

2) Gairah (Passion)
Gairah (passion) meliputi rasa kerinduan yang dalam untuk bersatu dengan
orang yang dicintai yang merupakan ekspresi hasrat dan kebutuhan seksual. Atau
dengan kata lain bahwa passion merupakan elemen fisiologis yang menyebabkan
seseorang merasa ingin dekat secara fisik, menikmati atau merasakan sentuhan
fisik, ataupun melakukan hubungan seksual dengan pasangan hidupnya.
Komponen passion juga mengacu pada dorongan yang mengarah pada romance,
ketertarikan fisik, konsumsi seksual dan perasaan suka dalam suatu hubungan
percintaan.
Dalam suatu hubungan (relationship), intimacy bisa jadi merupakan suatu
fungsi dari seberapa besarnya hubungan itu memenuhi kebutuhan seseorang
terhadap passion. Sebaliknya, passion juga dapat ditimbulkan karena intimacy.
Dalam beberapa hubungan dekat antara orang-orang yang berlainan jenis, passion
berkembang cepat sedangkan intimacy lambat.
Passion bisa mendorong seseorang membina hubungan dengan orang lain,
sedangkan initmacylah yang mempertahankan kedekatan dengan orang tersebut.
Dalam jenis hubungan akrab yang lain, passion yang bersifat ketertarikan fisik
(physical attraction) berkembang setelah ada intimacy. Dua orang sahabat karib
lain jenis bisa tertarik satu sama lain secara fisik kalau sudah sampai tingkat
keintiman tertentu.
Terkadang intimacy dan passion berkembang berlawanan, misalnya dalam
hubungan dengan wanita tuna susila, passion meningkat dan intimacy rendah.
Namun bisa juga sejalan, misalnya kalau untuk mencapai kedekatan emosional,
intimacy dan passion bercampur dan passion menjadi keintiman secara emosional.
Pada intinya, walaupun interaksi intimacy dan passion berbeda, namun kedua
komponen ini selalu berinteraksi satu dengan yang lainnya di dalam suatu
hubungan yang akrab.

3) Keputusan atau Komitmen (decision/commitment)

8
Komponen keputusan atau komitmen dari cinta mengandung dua aspek, yang
pertama adalah aspek jangka pendek dan yang kedua adalah aspek jangka panjang.
Aspek jangka pendek adalah keputusan untuk mencintai seseorang. Sedangkan
aspek jangka panjang adalah komitmen untuk menjaga cinta itu. Atau dengan kata
lain bahwa komitmen adalah suatu ketetapan seseorang untuk bertahan bersama
sesuatu atau seseorang sampai akhir.
Kedua aspek tersebut tidak harus terjadi secara bersamaan, dan bukan berarti
bila kita memutuskan untuk mencintai seseorang juga berarti kita bersedia untuk
memelihara hubungan tersebut, misalnya pada pasangan yang hidup bersama. Atau
sebaliknya, bisa saja kita bersedia untuk terikat (komit) namun tidak mencintai
seseorang. Komponen ini sangat diperlukan untuk melewati masa-masa sulit.
Commitment berinteraksi dengan intimacy dan passion. Untuk sebagian orang,
commitment ini adalah merupakan kombinasi dari intimacy dan timbulnya passion.
Bisa saja intimacy dan passion timbul setelah adanya komitmen, misalnya
perkawinan yang diatur (perjodohan). 
Keintiman dan komitmen nampak relatif stabil dalam hubungan dekat,
sementara gairah atau nafsu cenderung relatif tidak stabil dan dapat berfluktuasi
tanpa dapat diterka. Dalam hubungan romantis jangka pendek, nafsu cenderung
lebih berperan. Sebaliknya, dalam hubungan romantis jangka panjang, keintiman
dan komitmen harus memainkan peranan yang lebih besar (Sternberg, dalam
Strernberg & Barnes, 1988).

2.2 Konsep Kebutuhan Dicintai Dan Mencintai Dalam Keperawatan


Setelah kebutuhan fisiologis dan kebutuhan akan rasa aman telah cukup
terpenuhi, menurut Maslow, muncullah kebutuhan yang ketiga, yaitu kebutuhan
akan cinta dan perasaan dimiliki atau menjadi bagian kelompok sosial. Maslow
menolak pendapat Freud bahwa cinta meupakan sublimasi dari insting seks.
Menurut Maslow cinta tidak bersinonim dengan seks, dan cinta adalah hubungan
yang sehat antara orang yang satu dengan yang lainnya yang melibatkan perasaan
saling menghormati, saling menghargai dan attachment dari kedua belah pihak.
Ada dua jenis cinta menurut Maslow, yakni Deficiency Love (D-Love) dan
Being Love (B-Love). D-Love merupakan cinta yang lebih mementingkan diri
sendiri, Kebutuhan cinta karena kekurangan, itulah DLove; orang yang mencintai
sesuatu yang tidak dimilikinya, seperti harga diri, seks, atau seseorang yang
9
membuat dirinya menjadi tidak sendirian. Misalnya : hubungan pacaran, hidup
bersama atau perkawinan yang membuat orang terpuaskan kenyamanan dan
keamanannya sedangkan B-Love didasari oleh perasaan menerima orang lain
apa adanya tanpa ada keinginan untuk memanfaatkan orang yang
dicintainya. B-Love didasarkan pada penilaian mengenai orang lain apa adanya,
tanpa keinginan mengubah atau memanfaatkan orang itu. Cinta yang tidak berniat
memiliki, tidak mempengaruhi, dan terutama bertujuan memberi orang lain
gambaran positif, penerimaan diri dan perasaan dicintai, yang membuka
kesempatan orang itu untuk berkembang.
Menurut Maslow, kegagalan dalam pemenuhan kebutuhan akan cinta ini
merupakan penyebab hampir seluruh bentuk psikopatologis.
Konsep yang terkandung dalam makna kebutuhan mencintai dan dicintai yang
perlu dipahami oleh setiap perawat, diantaranya adalah :

a. Cinta adalah dukungan


Klien yang dirawat membutuhkan adanya dukungan terhadap kesembuhannya.
Konsep ini memberikan makna bagi perawat bahwa klien yang dirawat
membutuhkan adanya dukungan terhadap kesembuhannya. Dukungan yang
diberikan perawat dapat dilakukan melalui intervensi keperawatan, misalnya
dengan memberikan motivasi untuk membangkitkan semangat hidup klien.
Dukungan yang dibutuhkan klien bukan hanya dari perawat, tetapi juga dukungan
dari keluarga. Bentuk dukungan keluargalah yang mempunyai pengaruh besar
terhadap kesehatan klien. Untuk memenuhi kebutuhan klien terhadap dukungan
keluarga ini, maka perawat dapat menjalankan perannya sebagai fasilitator yang
memfasilitasi klien dengan keluarganya.

b. Cinta adalah ketulusan


Ketulusan adalah hati yang mau memberikan dan menerima segala sesuatu
tanpa ingin memiliki untuk kepuasan atau kepentingan pribadi. Ketulusan
membuat seseorang mengerti lebih dalam mengenai arti dari kasih sayang, dan
ketulusan membuat seseorang tegas menghadapi apapun meskipun keadaan
mungkin sedang tidak berpihak. Ketulusan juga akan membuat seseorang tetap
mampu tersenyum meskipun hati terasa pedih atau terluka.

10
Dalam praktik keperawatan, ketulusan ini diwujudkan dengan sikap perawat
yang tidak membeda-bedakan dalam melayani klien. Konsep ini memberikan
landasan bagi perawat bahwa perawat harus tulus dan ikhlas tanpa mengharapkan
imbalan dalam pelaksanaan asuhan keperawatan. Ketulusan ini diwujudkan dengan
sikap perawat yang tidak membeda-bedakan dalam melayani klien. Semua klien

dilayani oleh perawat dengan baik. Bagi seorang perawat ketulusan adalah penting
karena perawat adalah seorang yang memberikan pelayanan atau perawatan baik
terhadap orang sakit maupun terhadap orang sehat. Perawatan bukan saja
merupakan keahlian untuk sekedar mencari nafkah, akan tetapi mengingat
tujuannya juga merupakan pekerjaan yang suci. Amal jasmani dan rohani yang
diberikan dengan penuh ketulusan oleh perawat kepada penderita, merupakan
faktor penting untuk kesembuhan penderita tersebut.
c. Cinta adalah perhatian
Bentuk perhatian dan kepedulian perawat terhadap klien diantaranya adalah
kehadiran perawat sebagai helper. Konsep ini selaras dengan hakikat keperawatan
yaitu care. Artinya, keperawatan merupakan profesi yang memiliki perhatian dan
kepedulian yang tinggi terhadap manusia. Klien yang dirawat akan diberikan
asuhan keperawatan dengan penuh perhatian. Bentuk perhatian dan kepedulian
perawat terhadap klien di antaranya adalah kehadiran perawat sebagai helper
(penolong).
Caring adalah fenomena universal yang mempengaruhi cara manusia berpikir,
merasa, dan mempunyai hubungan dengan sesama. Caring sebagai bentuk dasar
dari praktik keperawatan di mana perawat membantu klien pulih dari sakitnya,
memberikan penjelasan tentang penyakit klien, dan mengelola atau membangun
kembali hubungan. Caring membantu perawat mengenali intervensi yang baik, dan
kemudian menjadi perhatian dan petunjuk untuk memberikan caring nantinya.
Caring secara umum dapat diartikan sebagai suatu kemampuan untuk
berdedikasi bagi orang, pengawasan dengan waspada, perasaan empati pada orang
lain dan perasaan cinta atau menyayangi. Secara teoritis, pengertian caring adalah
tindakan yang menunjukan pemanfaatan lingkungan pasien dalam membantu
penyembuhan, memberikan lingkungan yang bersih, ventilasi yang baik dan tenang
kepada klien (Florence Nightingale, 1860).

11
d. Manfaat Cinta Bagi Kesehatan

Jatuh cinta adalah hal yang paling menyenangkan. Selain membuat terus
tersenyum ternyata jatuh cinta punya banyak manfaat. Semakin sering merasakan
perasaan cinta akan semakin baik bagi tubuh. Dilansir dari berbagai sumber, jatuh
cinta akan membuat tubuh bereaksi positif. Maka dengan jatuh cinta, energi positif

akan keluar dari dalam tubuh dan membuat semakin sehat. Dan inilah 7 manfaat
jatuh cinta bagi kesehatan yang dirangkum dari berbagai sumber :
1. Mengurangi depresi dan stress
2. Menurunkan tekanan darah
3. Menghindari rasa cemas
4. Mengatasi rasa sakit dan menyembuhkan luka
5. Meningkatkan system imun
6. Menurunkan berat badan
7. Mencegahkan penuaan dini

2.3 Contoh Gangguan Kebutuhan Dicintai Dan Mencintai


a. Definisi
Depresi merupakan satu masa terganggunya fungsi manusia yang berkaitan
dengan alam perasaan yang sedih dan gejala penyertanya, termasuk perubahan pola
tidur dan nafsu makan, psikomotor, konsentrasi, keindahan, rasa putus asa dan
tidak ber daya, serta gagasan bunuh diri (Kaplan, Sadock, 1998).
Depresi adalah salah satu bentuk gangguan kekecewaan pada alam perasaan,
(affective atau mood disorder) yang ditandai dengan kemurungan, kelesuan,
ketiadaan gairah hidup, perasaan tidak berguna, putus asa (Dadang Hawari, 2001)
Depresi ditandai dengan perasaan sedih yang ber lebihan, murung tidak
bersemangat, merasa tak berguna, merasa tak berharga, merasa kosong dan tak
ada harapan berpusat pada kegagalan dan bunuh diri, sering disertai ide dan
pikiran bunuh diri klien tidak berniat pada pemeliharaan diam dan aktivitas sehari-
hari (Budi Anna Kaliat, 1996)
Dari ketiga pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa depresi adalah
gangguan alam perasaan yang disertai oleh komponen psikologik dan komponen
somatik yang terjadi akibat mengalami kesedihan yang panjang.
b. Klasifikasi

12
1) Depresi Ringan
Sementara, alamiah, adanya rasa pedih perubahan proses pikir komunikasi
sosial dan rasa tidak nyaman
2) Depresi Sedang
a) Afek
Murung, cemas, kesal, marah, menangis
b) Proses piker
Perasaan sempit, berfikir lambat, berkurang komunikas verbal
komunikasi non verbal meningkat.
c) Pola komunikasi
Bicara lambat, berkurang komunikasi verbal, komunikasi non verbal
meningkat
d) Partisipasi sosial
Menarik diri tak mau bekerja sekolah, mudah tersinggung
3) Depresi Berat
a) Gangguan afek
Pandangan kosong, perasaan hampa, murung, inisiatif berkurang
b) Gangguan proses pikir
c) Sensasi somatik dan aktivitas motoric
Diam dalam waktu lama, tiba-tiba hiperaktif, kurang mer awat diri, tak
mau makan dan minum, menarik diri, tidak peduli dengan lingkungan
c. Rentang Respon
1) Reaksi Emosi Adaptif
a) Respon emosi yang responsif
Keadaan individu yang terbuka mau mempengaruhi dan menyadari
perasaannya sendiri dapat beradaptasi dengan dunia internal dan
eksternal.
b) Reaksi kehilangan yang wajar
Reaksi yang dialami setiap orang mempengaruhi keadaannya seperti:
1. Bersedih
2. Berhenti kegiatan sehari-hari
3. Takut pada diri sendiri
4. Berlangsung tidak lama.
2) Reaksi Emosi Maladaptif
13
Merupakan reaksi emosi yang sudah merupakan gangguan respon ini
dapat dibagi 3 tingkatan yaitu :
a) Supresi
Tahap awal respon maladaptif individu menyangkal perasaannya dan
menekan atau menginternalisasi aspek perasaan terhadap lingkungan.
b) Reaksi kehilangan yang memanjang
Supresi memanjang mengganggu fungsi kehidupan individu.
Gejala : bermusuhan, sedih terlebih, rendah diri.
c) Mania/ Depresi
Gangguan alam perasaan kesal dan dimanifestasikan dengan gangguan
fungsi sosial dan fungsi fisik yang hebat dan menetap pada individu yang
bersangkutan.
d. Etiologi
1) Kekecewaan
Karena adanya tekanan dan kelebihan fisik menyebabkan seseorang
menjadi jengkel tak dapat berfikir sehat atau kejam pada saat khusus jika cinta
untuk diri sendiri lebih besar dan pada cinta pada orang lain yang
menghimpun kita, kita akan terluka, tidak senang dan cepat kecewa, hal ini
langkah per tama depresi jika luka itu direnungkan terus-menerus akan
menyebabkan kekesalan dan keputusasaan.
2) Kurang Rasa Harga Diri
Ciri-ciri universal yang lain dari orang yang depresi adalah kurangnya rasa
harga diri sayangnya kekurangan ini cenderung untuk dilebih-lebihkan
menjadi ekstrim, karena harapan-harapan yang realistis membuat dia tak
mampu merestor dirinya sendiri hal ini memang benar khususnya pada
individu yang ingin segalanya sempur na yang tak pernah puas dengan prestasi
yang dicapainya
3) Perbandingan yang tidak adil
Setiap kali kita membandingkan diri dengan seseorang yang mempunyai
nilai lebih baik dari kita dimana kita merasa kurang dan tidak bisa sebaik dia
maka depresi mungkin terjadi
4) Penyakit

14
Beberapa faktor yang dapat mencetuskan depresi adalah organik contoh
individu yang mempunyai penyakit kronis seperti ca. mamae dapat
menyebabkan depresi.
5) Aktivitas Mental yang Berlebihan
Orang yang produktif dan aktif sering menyebabkan depresi.
6) Penolakan
Setiap manusia butuh akan rasa cinta, jika kebutuhan akan rasa cinta itu
tak terpenuhi maka terjadilah depresi.
Dapat timbul karena adanya factor predisposisi dan factor presipitasi
yaitu:
a) Faktor Predisposisi
1. Faktor Genetik
Faktor genetik mengemukakan, transmisi gangguan alam perasaan
diteruskan melalui garis keturunan. Frekuensi gangguan alam perasaan
meningkat pada kembar monozigote.
2. Teori Agresi Berbalik pada Diri Sendiri
Mengemukakan bahwa depresi diakibatkan oleh perasaan marah
yang dialihkan pada diri sendiri. Freud mengatakan bahwa kehilangan
objek/orang, ambivalen antara perasaan benci dan cinta dapat berbalik
menjadi perasaan menyalahkan diri sendiri dan dimunculkan dengan
perilaku mania (sebagai suatu mekanisme kompensasi)
3. Teori Kehilangan
Berhubungan dengan faktor perkembangan, misalnya kehilangan
orangtua yang sangat dicintai. Individu tidak berdaya mengatasi
kehilangan.
4. Teori Kepribadian
Mengemukakan bahwa tipe kepribadian tertentu menyebabkan
seseorang mengalami mania.
5. Teori Kognitif
Mengemukakan bahwa mania merupakan msalah kognitif yang
dipengaruhi oleh penilaian terhadap diri sendiri, lingkungan dan masa
depan.
6. Model Belajar Ketidakberdayaan

15
Mengemukakan bahwa mania dimulai dari kehilangan kendali diri
lalu menjadi aktif dan tidak mampu menghadapi masalah. Kemudian
individu timbul keyakinan akan ketidakmampuannya mengendalikan
kehidupan sehingga ia tidak berupaya mengembangkan respons yang
adaptif.

8. Model Perilaku
Mengemukakan bahwa depresi terjadi karena kurangnya
reinforcemant positif selama berinteraksi dengan lingkungan.
9. Model Biologis
Mengemukakan bahwa dalam keadaan depresi/mania terjadi
perubahan kimiawi, yaitu defisiensi katekolamin, tidak berfungsinya
endokrin dan hipersekresi kortisol.
b) Faktor Presipitasi
Stressor yang dapat menyebabkan gangguan alam perasaan meliputi
faktor biologis, psikologis dan sosial budaya.
1) Faktor Biologis
Meliputi perubahan fisiologis yang disebakan oleh obat-obatan
atau berbagai penyakit fisik seperti infeksi, neoplasma, dan
ketidakseimbangan metabolisme.
2) Faktor Psikologis
Meliputi kehilangan kasih sayang, termasuk kehilangan cinta,
seseorang dan kehilangan harga diri.
3) Faktor Sosial Budaya
Meliputi kehilangan peran, perceraian, kehilangan pekerjaan.
e. Patofisiologi
Alam perasaan adalah kekuatan/ perasaan hati yang mempengaruhi seseorang
dalam jangka waktu yang lama setiap orang hendaknya ber ada dalam afek yang
tidak stabil tapi tidak berarti orang tersebut tidak per nah sedih, kecewa, takut,
cemas, marah dan sayang emosi ini terjadi sebagai kasih sayang seseorang
terhadap rangsangan yang diterimanya dan lingkungannya baik interenal maupun
eksternal. Reaksi ini ber variasi dalam rentang dari reaksi adaptif sampai
maladaptif.
f. Manifestasi Klinis

16
1) Gejala Fisik yaitu:
a) Gangguan tidur,
b) Kelesuan fisik,
c) Hilangnya nafsu makan
d) Penyakit fisik yang ringan.
2) Gejala Emosional yaitu:
a) Kehilangan kasih sayang
b) Kesedihan,
c) Hilangnya kekuatan,
d) Hilangnya konsentrasi,
e) Rasa bersalah,
f) Permusuhan
g) Hilangnya harapan.
3) Perilaku
Gambaran utama dari mania adalah perbedaan intensitas psikofisiologikal
yang tinggi. Tingkah laku mania merupakan mekanisme pertahanan terhadap
depresi yang diakibatkan dari kurang efektifnya koping dalam menghadapi
kehilangan.
4) Mekanisme koping
Mekanisme koping yang digunakan pada reaksi kehilangan yang
memanjang adalah denial dan supresi, hal ini dilakukan untuk menghindari
tekanan yang hebat. Pada depresi mekanisme koping yang digunakan adalah
represi, supresi, mengingkari dan disosiasi. Tingkah laku mania merupakan
mekanisme pertahanan terhadap depresi yang diakibatkan karena kurang
efektifnya koping dalam menghadapi kehilangan.
g. Pencegahan
1) Usahakan untuk selalu punya seseorang yang dekat untuk bercurah hati.
Jangan pernah untuk menyimpan sendiri beban hidup kita. Karena hal ini
dapat memperburuk depresi yang sdah dialami mapun dapat mengakibatkan
depresi
2) Berpartisipasi dalam suatu kegiatan yang dapat membuat diri lebih baik, hal
ini dapat mengalihkan perhatian kita terhadap masalah yang sedang kita
hadapi. Ingat kita bkan lari dari masalah tetapi labih cenderung menyegarkn
pikiran kita sehingga kita lebih siap untuk menghadapinya lagi nanti.
17
3) Berpikir realistis, jangan terlalu menghayal dan berimajinasi. Hilangkan kata
“seandainya saya…” dalam hidup kita
4) Melakukan olahraga, aktif dalam kelompok agama dan sosial, kegiatan
tersebut membuat kita lebih jarang melamun
5) Mengubah suasana hati, Usahakan untuk selalu membuat suasan hati kita
gembira karena hal tersebut dapat menghindarkan diri dari menyalahkan diri
sendiri
6) Jangan banyak berpengharapan
7) Berpikir positif
8) Lapang hati dan sabar dalam mengadapi segala cobaan hidup dapat
menjauhkan diri kita dari depresi

2.4 Asuhan Keperawatan


A. Pengkajian
1. Data demografi
a. Perawat mengkaji identitas klien dan melakukan perkenalan dan
kontrak dengan klien tentang nama perawat, nama klien, tujuan, waktu,
tempat pertemuan, topik yang akan dibicarakan.
b. Usia dan nomor rekam medic

2. Tinjau riwayat klien untuk adanya stressor pencetus dan data signifikan
tentang:
a. Kerentanan genetika-biologi (misalnya, riwayat keluarga)
b. Peristiwa hidup yang menimbulkan stress dan depresi
c. Hasil dari alat pengkajian yang terstandardisasi untuk depresi
d. Episode-episode gangguan mood
e. Riwayat pengobatan
f. Penyalahgunaan obat dan alcohol
g. Riwayat pendidikan dan pekerjaan

3. Catat ciri-ciri respon fisiologik, kognitif, emosional dan perilaku dari


individu dengan gangguan mood

18
4. Kaji adanya faktor resiko bunuh diri dan lelalitas perilaku bunuh diri
klien

a. Tujuan klien (misalnya, agar terlepas dari stress solusi masalah yang
sulit)
b. Rencana bunuh diri, termasuk apakah klien memiliki rencana tersebut
c. Keadaan jiwa klien (missal, adanya gangguan pikiran, tingkat
kegelisahan, keparahan gangguan mood)
d. Sistem pendukung yang ada
e. Stressor saat ini yang mempengaruhi klien, termasuk penyakit lain

5. Kaji sistem pendukung keluarga dan kaji pengetahuan dasar klien atau
keluarga tentang gejala, medikasi, dan rekomendasi pengobatan,
gangguan mood, tanda-tanda kekambuhan serta tindakan perawatan
sendiri.

19
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Cinta berhubungan dengan emosi, bukan dengan intelektual seseorang. Perasaan lebih
berperan dalam cinta daripada proses intelektual. Walaupun demikian cinta dapat
diartikan sebagai keadaan untuk saling mengerti secara dalam dan menerima sepenuh
hati. Cinta dan kasih sayang merupakan suatu yang hakiki dan sangat berarti bagi
manusia, karena ia merupakan prasyarat bagi terwujudnya perasaan yang sehat. Menurut
Sternberg keakraban atau keintiman (intimacy), Gairah (Passion), Keputusan atau
Komitmen (decision/commitment).
Menurut Maslow cinta tidak bersinonim dengan seks, dan cinta adalah hubungan yang
sehat antara orang yang satu dengan yang lainnya yang melibatkan perasaan saling
menghormati, saling menghargai dan attachment dari kedua belah pihak. Ada dua jenis
cinta menurut Maslow, yakni Deficiency Love (D-Love) dan Being Love (B-Love).
Manfaat cinta bagi kesehatan yaitu Mengurangi depresi dan stress, Menurunkan
tekanan darah, Menghindari rasa cemas, Mengatasi rasa sakit dan menyembuhkan luka,
Meningkatkan sistem imun, Menurunkan berat badan, Mencegah penuaan dini.

20
DAFTAR PUSTAKA

Tedjho.2012.Ketulusan Perawat Sesuai Dengan Sila Pancasila Dapat Mempercepat


Kesembuhan Pasien. (Available): https://tedjho.wordpress.com/2012/04/15/ketulusan-
perawat-sesuai-dengan-sila-pancasila-dapat-mempercepat-kesembuhan-pasien/
(Diakses pada tanggal 06 Mei 2015 pukul 19.15 WITA)
Mastoni.2012.Teori Hirarki Abraham Maslow. (Available):
http://blognyamastoni.blogspot.com/2012/11/kdm-teori-hirarki-abraham-maslow.html
(Diakses pada tanggal 06 Mei 2015 pukul 20.00 WITA)
Noviyani, Evi.2014.Tata Nilai Perawat. (Available):
https://personalityevinoviyani.wordpress.com/tata-nilai-perawat/ (Diakses pada
tanggal 06Mei 2015 pukul 20.15 WITA)
Anoname. 2011. Konsep dasar klien dengan depresi. (Available) :
http://thefuturisticlovers.wordpress.com. (Diakses pada tanggal 07 Mei 2015 pukul
11.00 WITA)

21

Anda mungkin juga menyukai