Makalah KD Bella
Makalah KD Bella
Puji syukur kehadirat Allah SWT serta tak lupa shalawat dan salam kita junjung
bagi Nabi Muhammad SAW yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga
penulis dapat menyelesaikan “Tugas Keperawatan Dasar tentang Konsep Dasar Memiliki dan
Dimiliki ( Mencintai dan Dicintai”. Makalah ini disusun guna memenuhi tugas Keperawatan
Dasar yang di ampuh oleh Ns. Heri Isyanto, S.Kep.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dikarenakan
terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu, kami
mengharapkan segala bentuk saran dan serta masukkan serta kritik yang membangun dari
berbagai pihak.
Akhir kata saya ucapkan banyak terima kasih dan semoga makalah yang kami susun ini
bermanfaat bagi kita semua dan perkembangan dunia pendidikan.
1
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................1
DAFTAR ISI..........................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN
1.3 Tujuan................................................................................................................….4
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Konsep Dasar Memiliki dan Dimiliki ............................................….5
3.1 Kesimpulan..........................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................….20
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Bagaiman pemahaman mahasiswa mengenai konsep dasar memiliki dan dimiliki
(mencintai dan dicintai).
2. Bagaimana pemahaman mahasiswa mengenai konsep dasar memiliki dan dimiliki
(mencintai dan dicintai) dalam keperawatan.
3. Bagaimana pemahaman mahasiswa mengenai contoh gangguan kebutuhan
memiliki dan dimiliki (mencintai dan dicintai).
4. Bagaimana pemahaman mahasiswa mengenai pengkajian memiliki dan dimiliki
(mencintai dan dicintai).
5
BAB 2
PEMBAHASAN
Kebutuhan rasa cinta yaitu kebutuhan untuk memiliki dan dimiliki, antara lain
memberi dan menerima kasih saying, kehangatan, persahabatan, mendapat tempat
dalam keluarga, kelompok sosial dan sebagainya.
Cinta adalah suatu dorongan dimana seseorang berkeinginan untuk menjalin
hubungan emosional dengan orang lain.
2) Erich Fromm juga mendefenisikan cinta sebagai sesuatu yang aktif yang
dapat memecahkan tembok yang memisahkan manusia dari teman-temannya,
6
yang dapat menyatukannya dengan yang lain. Menurutnya konsep cinta itu
terdiri dari empat unsure yaitu:
c. Ciri-Ciri Cinta
Menurut Abraham Maslow, cinta memiliki beberapa ciri, yaitu :
1. Cinta tidak hanya sebagai perasaan yg diungkapkan tetapi merupakan
serangkaian tindakan sebagai ungkapan terhadap orang lain.
2. Cinta tidak menuntut balasan dan tidak tawar menawar
3. Cinta adalah pendorong dan selalu ada saat orang lain membutuhkan.
d. Komponen Cinta
Berikut ini akan dijelaskan mengenai komponen cinta menurut Sternberg (dalam
Sternberg dan Barnes, 1988):
1) Keakraban atau keintiman (intimacy)
Keakraban atau keintiman (intimacy) Adalah perasaan dalam suatu hubungan
yang meningkatkan kedekatan, keterikatan, dan keterkaitan. Dengan kata lain
7
bahwa intimacy mengandung pengertian sebagai elemen afeksi yang
mendorong individu untuk selalu melakukan kedekatan emosional dengan
orang yang dicintainya.
2) Gairah (Passion)
Gairah (passion) meliputi rasa kerinduan yang dalam untuk bersatu dengan
orang yang dicintai yang merupakan ekspresi hasrat dan kebutuhan seksual. Atau
dengan kata lain bahwa passion merupakan elemen fisiologis yang menyebabkan
seseorang merasa ingin dekat secara fisik, menikmati atau merasakan sentuhan
fisik, ataupun melakukan hubungan seksual dengan pasangan hidupnya.
Komponen passion juga mengacu pada dorongan yang mengarah pada romance,
ketertarikan fisik, konsumsi seksual dan perasaan suka dalam suatu hubungan
percintaan.
Dalam suatu hubungan (relationship), intimacy bisa jadi merupakan suatu
fungsi dari seberapa besarnya hubungan itu memenuhi kebutuhan seseorang
terhadap passion. Sebaliknya, passion juga dapat ditimbulkan karena intimacy.
Dalam beberapa hubungan dekat antara orang-orang yang berlainan jenis, passion
berkembang cepat sedangkan intimacy lambat.
Passion bisa mendorong seseorang membina hubungan dengan orang lain,
sedangkan initmacylah yang mempertahankan kedekatan dengan orang tersebut.
Dalam jenis hubungan akrab yang lain, passion yang bersifat ketertarikan fisik
(physical attraction) berkembang setelah ada intimacy. Dua orang sahabat karib
lain jenis bisa tertarik satu sama lain secara fisik kalau sudah sampai tingkat
keintiman tertentu.
Terkadang intimacy dan passion berkembang berlawanan, misalnya dalam
hubungan dengan wanita tuna susila, passion meningkat dan intimacy rendah.
Namun bisa juga sejalan, misalnya kalau untuk mencapai kedekatan emosional,
intimacy dan passion bercampur dan passion menjadi keintiman secara emosional.
Pada intinya, walaupun interaksi intimacy dan passion berbeda, namun kedua
komponen ini selalu berinteraksi satu dengan yang lainnya di dalam suatu
hubungan yang akrab.
8
Komponen keputusan atau komitmen dari cinta mengandung dua aspek, yang
pertama adalah aspek jangka pendek dan yang kedua adalah aspek jangka panjang.
Aspek jangka pendek adalah keputusan untuk mencintai seseorang. Sedangkan
aspek jangka panjang adalah komitmen untuk menjaga cinta itu. Atau dengan kata
lain bahwa komitmen adalah suatu ketetapan seseorang untuk bertahan bersama
sesuatu atau seseorang sampai akhir.
Kedua aspek tersebut tidak harus terjadi secara bersamaan, dan bukan berarti
bila kita memutuskan untuk mencintai seseorang juga berarti kita bersedia untuk
memelihara hubungan tersebut, misalnya pada pasangan yang hidup bersama. Atau
sebaliknya, bisa saja kita bersedia untuk terikat (komit) namun tidak mencintai
seseorang. Komponen ini sangat diperlukan untuk melewati masa-masa sulit.
Commitment berinteraksi dengan intimacy dan passion. Untuk sebagian orang,
commitment ini adalah merupakan kombinasi dari intimacy dan timbulnya passion.
Bisa saja intimacy dan passion timbul setelah adanya komitmen, misalnya
perkawinan yang diatur (perjodohan).
Keintiman dan komitmen nampak relatif stabil dalam hubungan dekat,
sementara gairah atau nafsu cenderung relatif tidak stabil dan dapat berfluktuasi
tanpa dapat diterka. Dalam hubungan romantis jangka pendek, nafsu cenderung
lebih berperan. Sebaliknya, dalam hubungan romantis jangka panjang, keintiman
dan komitmen harus memainkan peranan yang lebih besar (Sternberg, dalam
Strernberg & Barnes, 1988).
10
Dalam praktik keperawatan, ketulusan ini diwujudkan dengan sikap perawat
yang tidak membeda-bedakan dalam melayani klien. Konsep ini memberikan
landasan bagi perawat bahwa perawat harus tulus dan ikhlas tanpa mengharapkan
imbalan dalam pelaksanaan asuhan keperawatan. Ketulusan ini diwujudkan dengan
sikap perawat yang tidak membeda-bedakan dalam melayani klien. Semua klien
dilayani oleh perawat dengan baik. Bagi seorang perawat ketulusan adalah penting
karena perawat adalah seorang yang memberikan pelayanan atau perawatan baik
terhadap orang sakit maupun terhadap orang sehat. Perawatan bukan saja
merupakan keahlian untuk sekedar mencari nafkah, akan tetapi mengingat
tujuannya juga merupakan pekerjaan yang suci. Amal jasmani dan rohani yang
diberikan dengan penuh ketulusan oleh perawat kepada penderita, merupakan
faktor penting untuk kesembuhan penderita tersebut.
c. Cinta adalah perhatian
Bentuk perhatian dan kepedulian perawat terhadap klien diantaranya adalah
kehadiran perawat sebagai helper. Konsep ini selaras dengan hakikat keperawatan
yaitu care. Artinya, keperawatan merupakan profesi yang memiliki perhatian dan
kepedulian yang tinggi terhadap manusia. Klien yang dirawat akan diberikan
asuhan keperawatan dengan penuh perhatian. Bentuk perhatian dan kepedulian
perawat terhadap klien di antaranya adalah kehadiran perawat sebagai helper
(penolong).
Caring adalah fenomena universal yang mempengaruhi cara manusia berpikir,
merasa, dan mempunyai hubungan dengan sesama. Caring sebagai bentuk dasar
dari praktik keperawatan di mana perawat membantu klien pulih dari sakitnya,
memberikan penjelasan tentang penyakit klien, dan mengelola atau membangun
kembali hubungan. Caring membantu perawat mengenali intervensi yang baik, dan
kemudian menjadi perhatian dan petunjuk untuk memberikan caring nantinya.
Caring secara umum dapat diartikan sebagai suatu kemampuan untuk
berdedikasi bagi orang, pengawasan dengan waspada, perasaan empati pada orang
lain dan perasaan cinta atau menyayangi. Secara teoritis, pengertian caring adalah
tindakan yang menunjukan pemanfaatan lingkungan pasien dalam membantu
penyembuhan, memberikan lingkungan yang bersih, ventilasi yang baik dan tenang
kepada klien (Florence Nightingale, 1860).
11
d. Manfaat Cinta Bagi Kesehatan
Jatuh cinta adalah hal yang paling menyenangkan. Selain membuat terus
tersenyum ternyata jatuh cinta punya banyak manfaat. Semakin sering merasakan
perasaan cinta akan semakin baik bagi tubuh. Dilansir dari berbagai sumber, jatuh
cinta akan membuat tubuh bereaksi positif. Maka dengan jatuh cinta, energi positif
akan keluar dari dalam tubuh dan membuat semakin sehat. Dan inilah 7 manfaat
jatuh cinta bagi kesehatan yang dirangkum dari berbagai sumber :
1. Mengurangi depresi dan stress
2. Menurunkan tekanan darah
3. Menghindari rasa cemas
4. Mengatasi rasa sakit dan menyembuhkan luka
5. Meningkatkan system imun
6. Menurunkan berat badan
7. Mencegahkan penuaan dini
12
1) Depresi Ringan
Sementara, alamiah, adanya rasa pedih perubahan proses pikir komunikasi
sosial dan rasa tidak nyaman
2) Depresi Sedang
a) Afek
Murung, cemas, kesal, marah, menangis
b) Proses piker
Perasaan sempit, berfikir lambat, berkurang komunikas verbal
komunikasi non verbal meningkat.
c) Pola komunikasi
Bicara lambat, berkurang komunikasi verbal, komunikasi non verbal
meningkat
d) Partisipasi sosial
Menarik diri tak mau bekerja sekolah, mudah tersinggung
3) Depresi Berat
a) Gangguan afek
Pandangan kosong, perasaan hampa, murung, inisiatif berkurang
b) Gangguan proses pikir
c) Sensasi somatik dan aktivitas motoric
Diam dalam waktu lama, tiba-tiba hiperaktif, kurang mer awat diri, tak
mau makan dan minum, menarik diri, tidak peduli dengan lingkungan
c. Rentang Respon
1) Reaksi Emosi Adaptif
a) Respon emosi yang responsif
Keadaan individu yang terbuka mau mempengaruhi dan menyadari
perasaannya sendiri dapat beradaptasi dengan dunia internal dan
eksternal.
b) Reaksi kehilangan yang wajar
Reaksi yang dialami setiap orang mempengaruhi keadaannya seperti:
1. Bersedih
2. Berhenti kegiatan sehari-hari
3. Takut pada diri sendiri
4. Berlangsung tidak lama.
2) Reaksi Emosi Maladaptif
13
Merupakan reaksi emosi yang sudah merupakan gangguan respon ini
dapat dibagi 3 tingkatan yaitu :
a) Supresi
Tahap awal respon maladaptif individu menyangkal perasaannya dan
menekan atau menginternalisasi aspek perasaan terhadap lingkungan.
b) Reaksi kehilangan yang memanjang
Supresi memanjang mengganggu fungsi kehidupan individu.
Gejala : bermusuhan, sedih terlebih, rendah diri.
c) Mania/ Depresi
Gangguan alam perasaan kesal dan dimanifestasikan dengan gangguan
fungsi sosial dan fungsi fisik yang hebat dan menetap pada individu yang
bersangkutan.
d. Etiologi
1) Kekecewaan
Karena adanya tekanan dan kelebihan fisik menyebabkan seseorang
menjadi jengkel tak dapat berfikir sehat atau kejam pada saat khusus jika cinta
untuk diri sendiri lebih besar dan pada cinta pada orang lain yang
menghimpun kita, kita akan terluka, tidak senang dan cepat kecewa, hal ini
langkah per tama depresi jika luka itu direnungkan terus-menerus akan
menyebabkan kekesalan dan keputusasaan.
2) Kurang Rasa Harga Diri
Ciri-ciri universal yang lain dari orang yang depresi adalah kurangnya rasa
harga diri sayangnya kekurangan ini cenderung untuk dilebih-lebihkan
menjadi ekstrim, karena harapan-harapan yang realistis membuat dia tak
mampu merestor dirinya sendiri hal ini memang benar khususnya pada
individu yang ingin segalanya sempur na yang tak pernah puas dengan prestasi
yang dicapainya
3) Perbandingan yang tidak adil
Setiap kali kita membandingkan diri dengan seseorang yang mempunyai
nilai lebih baik dari kita dimana kita merasa kurang dan tidak bisa sebaik dia
maka depresi mungkin terjadi
4) Penyakit
14
Beberapa faktor yang dapat mencetuskan depresi adalah organik contoh
individu yang mempunyai penyakit kronis seperti ca. mamae dapat
menyebabkan depresi.
5) Aktivitas Mental yang Berlebihan
Orang yang produktif dan aktif sering menyebabkan depresi.
6) Penolakan
Setiap manusia butuh akan rasa cinta, jika kebutuhan akan rasa cinta itu
tak terpenuhi maka terjadilah depresi.
Dapat timbul karena adanya factor predisposisi dan factor presipitasi
yaitu:
a) Faktor Predisposisi
1. Faktor Genetik
Faktor genetik mengemukakan, transmisi gangguan alam perasaan
diteruskan melalui garis keturunan. Frekuensi gangguan alam perasaan
meningkat pada kembar monozigote.
2. Teori Agresi Berbalik pada Diri Sendiri
Mengemukakan bahwa depresi diakibatkan oleh perasaan marah
yang dialihkan pada diri sendiri. Freud mengatakan bahwa kehilangan
objek/orang, ambivalen antara perasaan benci dan cinta dapat berbalik
menjadi perasaan menyalahkan diri sendiri dan dimunculkan dengan
perilaku mania (sebagai suatu mekanisme kompensasi)
3. Teori Kehilangan
Berhubungan dengan faktor perkembangan, misalnya kehilangan
orangtua yang sangat dicintai. Individu tidak berdaya mengatasi
kehilangan.
4. Teori Kepribadian
Mengemukakan bahwa tipe kepribadian tertentu menyebabkan
seseorang mengalami mania.
5. Teori Kognitif
Mengemukakan bahwa mania merupakan msalah kognitif yang
dipengaruhi oleh penilaian terhadap diri sendiri, lingkungan dan masa
depan.
6. Model Belajar Ketidakberdayaan
15
Mengemukakan bahwa mania dimulai dari kehilangan kendali diri
lalu menjadi aktif dan tidak mampu menghadapi masalah. Kemudian
individu timbul keyakinan akan ketidakmampuannya mengendalikan
kehidupan sehingga ia tidak berupaya mengembangkan respons yang
adaptif.
8. Model Perilaku
Mengemukakan bahwa depresi terjadi karena kurangnya
reinforcemant positif selama berinteraksi dengan lingkungan.
9. Model Biologis
Mengemukakan bahwa dalam keadaan depresi/mania terjadi
perubahan kimiawi, yaitu defisiensi katekolamin, tidak berfungsinya
endokrin dan hipersekresi kortisol.
b) Faktor Presipitasi
Stressor yang dapat menyebabkan gangguan alam perasaan meliputi
faktor biologis, psikologis dan sosial budaya.
1) Faktor Biologis
Meliputi perubahan fisiologis yang disebakan oleh obat-obatan
atau berbagai penyakit fisik seperti infeksi, neoplasma, dan
ketidakseimbangan metabolisme.
2) Faktor Psikologis
Meliputi kehilangan kasih sayang, termasuk kehilangan cinta,
seseorang dan kehilangan harga diri.
3) Faktor Sosial Budaya
Meliputi kehilangan peran, perceraian, kehilangan pekerjaan.
e. Patofisiologi
Alam perasaan adalah kekuatan/ perasaan hati yang mempengaruhi seseorang
dalam jangka waktu yang lama setiap orang hendaknya ber ada dalam afek yang
tidak stabil tapi tidak berarti orang tersebut tidak per nah sedih, kecewa, takut,
cemas, marah dan sayang emosi ini terjadi sebagai kasih sayang seseorang
terhadap rangsangan yang diterimanya dan lingkungannya baik interenal maupun
eksternal. Reaksi ini ber variasi dalam rentang dari reaksi adaptif sampai
maladaptif.
f. Manifestasi Klinis
16
1) Gejala Fisik yaitu:
a) Gangguan tidur,
b) Kelesuan fisik,
c) Hilangnya nafsu makan
d) Penyakit fisik yang ringan.
2) Gejala Emosional yaitu:
a) Kehilangan kasih sayang
b) Kesedihan,
c) Hilangnya kekuatan,
d) Hilangnya konsentrasi,
e) Rasa bersalah,
f) Permusuhan
g) Hilangnya harapan.
3) Perilaku
Gambaran utama dari mania adalah perbedaan intensitas psikofisiologikal
yang tinggi. Tingkah laku mania merupakan mekanisme pertahanan terhadap
depresi yang diakibatkan dari kurang efektifnya koping dalam menghadapi
kehilangan.
4) Mekanisme koping
Mekanisme koping yang digunakan pada reaksi kehilangan yang
memanjang adalah denial dan supresi, hal ini dilakukan untuk menghindari
tekanan yang hebat. Pada depresi mekanisme koping yang digunakan adalah
represi, supresi, mengingkari dan disosiasi. Tingkah laku mania merupakan
mekanisme pertahanan terhadap depresi yang diakibatkan karena kurang
efektifnya koping dalam menghadapi kehilangan.
g. Pencegahan
1) Usahakan untuk selalu punya seseorang yang dekat untuk bercurah hati.
Jangan pernah untuk menyimpan sendiri beban hidup kita. Karena hal ini
dapat memperburuk depresi yang sdah dialami mapun dapat mengakibatkan
depresi
2) Berpartisipasi dalam suatu kegiatan yang dapat membuat diri lebih baik, hal
ini dapat mengalihkan perhatian kita terhadap masalah yang sedang kita
hadapi. Ingat kita bkan lari dari masalah tetapi labih cenderung menyegarkn
pikiran kita sehingga kita lebih siap untuk menghadapinya lagi nanti.
17
3) Berpikir realistis, jangan terlalu menghayal dan berimajinasi. Hilangkan kata
“seandainya saya…” dalam hidup kita
4) Melakukan olahraga, aktif dalam kelompok agama dan sosial, kegiatan
tersebut membuat kita lebih jarang melamun
5) Mengubah suasana hati, Usahakan untuk selalu membuat suasan hati kita
gembira karena hal tersebut dapat menghindarkan diri dari menyalahkan diri
sendiri
6) Jangan banyak berpengharapan
7) Berpikir positif
8) Lapang hati dan sabar dalam mengadapi segala cobaan hidup dapat
menjauhkan diri kita dari depresi
2. Tinjau riwayat klien untuk adanya stressor pencetus dan data signifikan
tentang:
a. Kerentanan genetika-biologi (misalnya, riwayat keluarga)
b. Peristiwa hidup yang menimbulkan stress dan depresi
c. Hasil dari alat pengkajian yang terstandardisasi untuk depresi
d. Episode-episode gangguan mood
e. Riwayat pengobatan
f. Penyalahgunaan obat dan alcohol
g. Riwayat pendidikan dan pekerjaan
18
4. Kaji adanya faktor resiko bunuh diri dan lelalitas perilaku bunuh diri
klien
a. Tujuan klien (misalnya, agar terlepas dari stress solusi masalah yang
sulit)
b. Rencana bunuh diri, termasuk apakah klien memiliki rencana tersebut
c. Keadaan jiwa klien (missal, adanya gangguan pikiran, tingkat
kegelisahan, keparahan gangguan mood)
d. Sistem pendukung yang ada
e. Stressor saat ini yang mempengaruhi klien, termasuk penyakit lain
5. Kaji sistem pendukung keluarga dan kaji pengetahuan dasar klien atau
keluarga tentang gejala, medikasi, dan rekomendasi pengobatan,
gangguan mood, tanda-tanda kekambuhan serta tindakan perawatan
sendiri.
19
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Cinta berhubungan dengan emosi, bukan dengan intelektual seseorang. Perasaan lebih
berperan dalam cinta daripada proses intelektual. Walaupun demikian cinta dapat
diartikan sebagai keadaan untuk saling mengerti secara dalam dan menerima sepenuh
hati. Cinta dan kasih sayang merupakan suatu yang hakiki dan sangat berarti bagi
manusia, karena ia merupakan prasyarat bagi terwujudnya perasaan yang sehat. Menurut
Sternberg keakraban atau keintiman (intimacy), Gairah (Passion), Keputusan atau
Komitmen (decision/commitment).
Menurut Maslow cinta tidak bersinonim dengan seks, dan cinta adalah hubungan yang
sehat antara orang yang satu dengan yang lainnya yang melibatkan perasaan saling
menghormati, saling menghargai dan attachment dari kedua belah pihak. Ada dua jenis
cinta menurut Maslow, yakni Deficiency Love (D-Love) dan Being Love (B-Love).
Manfaat cinta bagi kesehatan yaitu Mengurangi depresi dan stress, Menurunkan
tekanan darah, Menghindari rasa cemas, Mengatasi rasa sakit dan menyembuhkan luka,
Meningkatkan sistem imun, Menurunkan berat badan, Mencegah penuaan dini.
20
DAFTAR PUSTAKA
21