Elektrolisis adalah suatu proses dimana reaksi kimia terjadi pada elektroda yang
tercelup dalam elektrolit. Ketika tegangan diberikan terhadap elektroda itu.
Elektroda yang menerima elektron dari sumber arus listrik luar disebut
Katoda, sedangkan elektroda yang mengalirkan elektron kembali ke sumber
arus listrik luar disebut Anoda. Katoda adalah tempat terjadinya reaksi
reduksi dan anoda adalah tempat terjadinya reaksi oksidasi. Katoda
merupakan elektroda negatif karena menangkap elektron sedangkan anoda
merupakan elektroda positif karena melepas elektron. Reaksi yang terjadi
pada katoda dan anoda pada sel elektrolisis sama seperti pada sel volta, yaitu
di katoda adalah tempat terjadinya reaksi reduksi dan di anoda adalah tempat
terjadinya reaksi oksidasi. Akan tetapi, muatan elektronnya berbeda. Pada sel
volta katoda bermuatan positif dan anoda bermuatan negatif, sedangkan pada
sel elektrolisis katoda bermuatan negatif dan anoda bermuatan positif.
Elektroda seperti platina yang hanya mentransfer elektron dari larutan, disebut
elektron inert. Elektroda reaktif adalah elektroda yang secara kimia memasuki
reaksi elektroda selama elektrolisis, terjadilah
reduksi pada katoda dan oksidasi pada anoda. (Dogra, 1998)
Elektrolisis adalah peristiwa penguraian suatu elektrolit oleh suatu arus listrik. Jika
dalam sel volta energi kimia diubah menjadi energi listrik, maka dalam sel
elektrolisis yang terjadi adalah sebaliknya, yaitu energy listrik diubah menjadi
energi kimia. Dengan mengalirkan arus listrik ke dalam suatu larutan atau leburan
elektrolit, akan diperoleh reaksi redoks yang terjadi dalam sel elektrolisis. Faktor
yang menentukan reaksi kimia elektrolisis antara lain konsentrasi (keaktifan)
elektrolit yang berbeda, ada yang bersifat inert (tak aktif) dan elektroda tak inert.
(Anshory, 1984)
Dalam elektrolisis, sumber aliran listrik digunakan untuk mendesak elektron agar
mengalir dalam arah yang berlawanan dengan aliran spontan. Hubungan antara
jumlah energi listrik yang dikonsumsi dan perubahan kimia yang dihasilkan dalam
elektrolisis merupakan salah satu persoalan penting yang dicarikan jawabannya
oleh Michael Faraday. Hukum Faraday pertama tentang elektrolisis, menyatakan
bahwa “Jumlah perubahan kimia yang dihasilkan sebanding dengan besarnya
muatan listrik yang melewati suatu elektrolisis”. Huku kedua tentang elektrolisis
menyatakan bahwa, “Sejumlah tertentu arus listrik menghasilkan jumlah ekivalen
yang sama dari benda apa saja dalam suatu elektrolisis”. (Petrucci, 1985)
Logam--------foto
Elektrogravimetri adalah suatu metode yang menggunakan arus listrik
(secara elektrolisis) untuk mengendapkan analit pada sebuah elektroda.
Proses elektrolisis yang dilakukan menggunakan dua buah elektroda
(anoda dan katoda). Salah satu dari elektroda tersebut berfungsi sebagai
elektroda kerja yang fungsinya bergantung pada reaksi pengendapan yang
terjadi. Jika reaksi pengendapan yang terjadi adalah reaksi reduksi maka
elektroda kerja berfungsi sebagai katoda. Sedangkan jika reaksi yang
terjadi adalah reaksi oksidasi maka elektroda berfungsi sebagai anoda.
(vogel----)
Beberapa istilah yang dipakai dalam analisis elektrogravimetri yaitu : sel volta
(galvani) dan elektolisis. suatu sel terdiri dari dua elektroda dan satu atau lebih
larutan dalam tempat yang sesuai. Jika suatu sel dapat mengalirkan energi listrik
kepada suatu sistem luar (eksternal), maka disebut sel volta (galvani). Energi
kimia diubah menjadi energi listrik, tetapi sebagian dari energi tersebut terbuang
sebagai kalor (panas). Jika energi listrik diberikan dari suatu sumber luar, sel
yang mengalir disebut elektrolisis.
Elektrogravimetri digunakan pada pada analisa kuantitatif, pemisahan,
prekonsentrasi, elektrosintesis, dan pemurnian logam. (underwood)
pembahasan