Implementasi Optical Network Terminal On PDF
Implementasi Optical Network Terminal On PDF
Widya Estri Fadlillah1, Tri Nopiani Damayanti S.T., M.T.2, Dudung Ruhimat S.T.3
1. Pendahuluan
Pada saat ini perkembangan teknologi semakin maju dengan pesat. Hampir setiap detik terjadi inovasi-
inovasi baru terhadap teknologi. Tentunya perkembangan teknologi tersebut akan membuat laju informasi di dunia
ini semakin cepat saja. Laju informasi yang begitu cepatnya membuat manusia harus mampu mengolah berbagai
informasi yang ada untuk memperoleh suatu hasil data yang diinginkan.
Passive Optical Network (PON) pengganti teknologi tembaga untuk narrow-band dan broadband.
Berdasarkan definisinya Passive Optical Network (PON) adalah jaringan point-to-multipoint berbasis serat optik
yang memiliki elemen pembagi optik (optical splitter) yang berfungsi sebagai penyalur data untuk beberapa
tujuan. Elemen pembagi tersebut bersifat pasif artinya tidak melakukan manipulasi sinyal seperti penguatan sinyal
optik. PON pertama kali dibuat oleh FSAN (Full Service Access Network) yang kemudian distandardisasi oleh
ITU-T (A/BPON, GPON) atau IEEE (EPON). [1]
Jaringan FTTH pada umumnya terdiri dari perangkat OLT, ODC, ODP, dan ONT. Pada laboratorium
SKO FIT G9 telah dilakukan pemasangan jaringan FTTH secara umum, berdasarkan hal tersebut maka proyek
akhir ini akan mencoba menggunakan perangkat mikrotik yang diintegrasikan dengan jaringan FTTH. Perangkat
mikrotik pada jaringan FTTH akan di uji sebagai pengganti fungsi dari ONT. Jaringan FTTH pada sisi sentral
sebagai sumber cahaya optic akan menggunakan OLT dengan teknologi EPON. Pemilihan teknologi EPON pada
eksperimen jaringan ini dipilih karena teknologi EPON telah memenuhi kebutuhan bandwidth layanan pada
laboratorium SKO FIT G9. Fungsi ONT akan diganti dengan mikrotik dan ONU pada sisi user dengan
dihubungkan menggunakan kabel UTP.
Hasil keluaran eksperimen pada proyek akhir adalah nilai Power Link Budget, Rise Time Budget, dan
QoS yaitu Throughput, Delay dan Packet Loss. Pengukuran ini menggunakan bantuan aplikasi Wireshark.
2. Dasar Teori
1. Fiber To The Home (FTTH)[2]
FTTH merupakan suatu format transmisi sinyal optik dari pusat penyedia (provider) ke kawasan
pengguna dengan memanfaatkan serat optic sebagai saluran transmisinya. Perkembangan teknologi
ini tidak terlepas dari kemajuan teknologi serat optic yang menggantikan penggunaan kabel tembaga,
serta munculnya layanan yang dikenal dengan istilah Triple Play Service dimana pelanggan bisa
mengakses layanan data, voice, dan video yang merupakan keunggulan dari FTTH.
Dalam perancangan jaringan FTTH terdapat batas maksimum agar layanan yang diterima
pelanggan tetap dapat diterima dengan baik yaitu 20km. Dimana jarak tersebut terukur mulai dari sisi
penyedia layanan (service provider) yang terdapat pada kantor utama dan alatnya dikenal dengan
Optical Line Termination (OLT).
1550 nm 0,25 dB
2. Teknologi PON[3]
a) Gigabit Ethernet Passive Optical Network (GEPON)
GPON merupakan salah satu teknologi yang dikembangkan oleh ITU-T via G.984. Lapis
physical media dependent pada EPON/GEPON dapat mendukung maksimum 1.25 Gbps (laju
data efektif 1.0 Gbps) untuk trafik downstream dan upstream. GPON menggunakan TDMA
sebagai teknik multiple access upstream dengan data rate sebesar 1.2 Gbps dan menggunakan
broadcast kearah downstream dengan data rate sebesar 2.5 Gbps. GEPON mengenkapsulasi dan
men-transport data pengguna dalam frame Ethernet. GE-PON dikeluarkan sebagai jenis dari
sistem high speed optical access. Hal tersebut dikarenakan sistem PON ini menggunakan
teknologi Ethernet, yang biasanya disebut "EPON", tetapi karena pengaruh layanan yang
diberikan maka lebih dikenal sebagai "gigabit" Jadi, GEPON merupakan perluasan alami dari
LAN pada premis pengguna, dan menghubungkan LAN-LAN menuju infrastruktur MAN/WAN
berbasis Ethernet.
3. Mikrotik[4]
Mikrotik Router merupakan sistem operasi Linux base yang diperuntukan sebagai network
router. Didesain untuk memberikan kemudahan bagi penggunanya. Administrasinya bisa
dilakukan melalui Windows application (WinBox).
4. Parameter Performansi
a) Power Link Budget[2]
Perhitungan kinerja transmisi jaringan dilihat salah satunya dari nilai anggaran daya pada
jaringan tersebut dengan mengetahui batasan redaman total yang diijinkan. Perhitungan ini
menjamin daya yang dikirim oleh transmitter dapat diterima oleh receiver tidak kurang dari level
daya minimum sesuai dengan parameter daya yang telah distandarisasi oleh ITU-T. Total
redaman untuk link power budget dapat dihitung dengan menggunakan persamaan :
Dimana :
Ttx : rise time pemancar (ns)
Trx : rise time penerima (ns)
Tintermodal : rise time dispersi intermodal
Tmaterial : rise time dispersi intramodal
5. Wireshark [3]
Wireshark adalah tool yang ditujukan untuk penganalisaan paket data jaringan. Wireshark
disebut juga Network packet analyzer yang berfungsi menangkap paket-paket jaringan dan berusaha
untuk menampilkan semua informasi dipaket tersebut sedetail mungkin.
Sebenarnya Network packet analyzer sebagai alat untuk memeriksa apa yang sebenarnya terjadi
di dalam jaringan baik kabel maupun wireless. Dengan adanya wireshark ini semua sangat
dimudahkan dalam hal memonitoring dan menganalisa paket yang lewat di jaringan.
3. Perancangan
Perancangan dimulai dari Switch layer 3 yang berada di laboratorium SKO FIT G9 yang terhubung ke
OLT dan buat dalam satu jaringan pada switch layer 2. Lakukan setting port switch layer 3 kemudian setting
VLAN. Konfigurasi VLAN yang terhubung ke OLT disetting dengan mode Trunk VLAN. Kemudian sesuaikan
port switch layer 3 dan switch layer 2 dengan layanan server. Dari OLT akan terhubung dengan FTM yang berada
di ODF dengan menggunakan kabel patch core. Keluaran daya output yang berasal dari OLT adalah 3,6 dBm.
FTM yang digunakan pada rak pertama dimana terdapat splitter 1:2, pada proyek akhir ini saya menggunakan
output splitter untuk jaringan dalam yang terhubung dengan ODP.
Pada ODP yang berada di laboratorium SKO FIT G9 disambungkan dengan splitter 1:8 dimana dalam
proyek akhir ini saya menggunakan satu outputan untuk terhubung ke perangkat ONU. ONU Hioso H700
dihubungkan dengan port mikrotik menggunakan kabel UTP. Kemudian setting VLAN pada mikrotik dan
hubungkan port layanan di mikrotik ke semua layanan yang terinstalasi setelah itu aktivasi layanan.
Max Distance 20 km
Max.Work Temperature 45 ̊C
Min.Work Temperature -5 ̊C
Capacity 2 PON, 64 ONU’S V
b) Optical Distribution Point (ODP) akan membagi daya yang diberikan oleh ODP dan meneruskannya
ke pelanggan. Didalan ODP terdapat sebuah passive splitter yaitu 1:8.
c) Optical Network Unit (ONU) menyediakan interface antar jaringan optic dengan pelanggan. Sinyal
optic dalam PON diubah oleh ONU menjadi sinyal elektrik yang diperlukan untuk service pelanggan.
Spesifikasi perangkat ONU yang digunakan dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3 Spesifikasi ONU
Max Distance 20 km
d) Passive Splitter Berdasarkan ITU G.983.1 BPON Standard direkomendasikan agar sinyal dapat dibagi
untuk 32 pelanggan, namun rasio meningkat menjadi 64 pelanggan berdasarkan ITU-T G.984 GPON
Standard.
VoIP Video
Jumlah
Packet
User
Throughput Loss Delay Throughput Packet Loss Delay
1 0,17 Kbps 0% 0,01 ms 2,661 Kbps 0% 0,015 ms
2 0,17 Kbps 0% 0,01 ms 2,017 Kbps 0% 0,021 ms
3 0,036 Kbps 0% 0,013 ms 1,125 Kbps 1% 0,018 ms
4 0,08 Kbps 0% 0,013 ms 0,803 Kbps 0% 0,033 ms
5 0,065 Kbps 0% 0,013 ms 1,514 Kbps 0% 0,016 ms
0,1042
Rata-Rata Kbps 0% 0,0118 ms 1,624 Kbps 0,2% 0,0206 ms
Sangat Sangat Sangat Sangat Sangat
Kategori Bagus Bagus Bagus Bagus Bagus Bagus
Indeks 4 4 4 3 4 4
Dari Tabel 4 Dari hasil pengukuran untuk QoS dari User 1 sampai User 5 didapat nilai rata-rata
throughput VoIP adalah 0,1042 Kbps, delay VoIP adalah 0,0118 ms, dan packet loss VoIP adalah 0%.
Maka hasil pengukuran untuk layanan FTTH dipelanggan sangat bagus dengan indeks 4 yang memenuhi
standard untuk nilai throughput, delay, dan packet loss.
Nilai rata-rata throughput Video adalah 1,624 Kbps, delay Video adalah 0,0206 ms, dan packet loss
Video adalah 2%. Maka hasil pengukuran untuk layanan FTTH dipelanggan sangat bagus dengan indeks 4
untuk nilai delay, dan packet loss, indeks 3 untuk nilai throughput dan memenuhi standard.
GEPON
Uraian
Satuan Downlink
α total/PL dB 19,08364
Pr dBm -21,08364
M dBm 7,91636
GEPON
Downstream
Tr (NRZ) 0,5627 ns
Tr (RZ) 0,2813 ns
T total 0,2500 ns
6. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis perhitungan dan simulasi yang di lakukan, maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
1. Dari hasil pengukuran untuk QoS dari user 1 sampai User 5 didapat nilai rata-rata throughput VoIP
adalah 0,1042 Kbps, delay VoIP adalah 0,0118 ms, dan packet loss VoIP adalah 0%. Maka hasil
pengukuran untuk layanan FTTH dipelanggan sangat bagus dengan indeks 4 yang memenuhi
standard untuk nilai throughput, delay, dan packet loss.
2. Dari hasil pengukuran untuk QoS dari user 1 sampai 5 didapat nilai rata-rata throughput Video
adalah 1,624 Kbps, delay Video adalah 0,0206 ms, dan packet loss Video adalah 2%. Maka hasil
pengukuran untuk layanan FTTH dipelanggan sangat bagus dengan indeks 4 untuk nilai delay, dan
packet loss, indeks 3 untuk nilai throughput dan memenuhi standard.
3. Besarnya nilai redaman pada link downstream sebesar 19,08 dB masih dibawah nilai redaman
maksimal menurut standar ITU.T yaitu sebesar 28 dB sehingga link ini masih memenuhi syarat
dari sisi nilai redaman total. Nilai Margin (M) yang didapatkan dari tabel 4.2 perhitungan diatas
untuk GEPON masih berada di atas 0 (nol). Berdasarkan hasil tersebut maka link downstream
teknologi GEPON tersebut masih memenuhi kelayakan link power budget.
4. Besarnya nilai rise time untuk arah link downstream GEPON nilai rise time didapatkan sebesar
0.2500 ns berada dibawah batas nilai waktu pengkodean NRZ sebesar 0.5627 ns dan RZ sebesar
0.2813 ns.
Daftar Pustaka:
[1] A. Hambali, “Jaringan Akses (GPON dan GEPON),” Jar. Akses (GPON dan GEPON), 2014.
[2] D. L. Picha, M. D. Wooldridge, and T. Transporta-, “Performance Comparison of,” vol. 1950, no. 99,
pp. 9–16, 1958.
[3] M. F. Adriant, “Implementasi Wireshark Untuk Penyadapan (Sniffing) Paket Data Jaringan,” Semin.
Nas. Cendekiawan, pp. 224–228, 2015.