Anda di halaman 1dari 8

IMPLEMENTASI OPTICAL NETWORK TERMINAL (ONT) BERBASIS

MIKROTIK PADA PROTOTIPE FIBER TO THE HOME (FTTH) DI


LABORATORIUM D3 TEKNIK TELEKOMUNIKASI

IMPLEMENTATION OF OPTICAL NETWORK TERMINAL (ONT) BASED ON


MICROTIK ON FIBER TO THE HOME (FTTH) IN D3 LABORATORY
TELECOMMUNICATION ENGINEERING

Widya Estri Fadlillah1, Tri Nopiani Damayanti S.T., M.T.2, Dudung Ruhimat S.T.3

Prodi D3 Teknik Telekomunikasi, Fakultas Ilmu Terapan, Universitas Telkom


widyaestri23@gmail.com1,
________________________________________________________________________________________
Abstrak
Pada saat ini perkembangan teknologi semakin maju dengan pesat. Hampir setiap detik terjadi inovasi-
inovasi baru terhadap teknologi. Tentunya perkembangan teknologi tersebut akan membuat laju
informasi di dunia ini semakin cepat saja. Laju informasi yang begitu cepatnya membuat manusia harus
mampu mengolah berbagai informasi yang ada untuk memperoleh suatu hasil data yang diinginkan.
Permasalahan tersebut dapat diketahui dari performansi mikrotik terhadap layanan. Mikrotik merupakan
sistem operasi perangkat lunak yang dapat digunakan untuk menjadikan komputer menjadi router
network yang handal, mencakup berbagai fitur yang dibuat untuk IP network dan jaringan wireless, cocok
digunakan oleh ISP dan provider hotspot. Optical Network Unit (ONU) merupakan perangkat di sisi
pelanggan yang menyediakan interface baik data, voice, maupun video. Parameter performansi
disimulasikan berdasarkan parameter link power budget, rise time budget serta nilai Quality of Service
(QoS) untuk kelayakan sistem jaringan.
Hasil perhitungan didapatkan pada arah downstream, link GEPON menghasilkan nilai redaman sebesar
19,08 dB dan nilai rise time sebesar 0,2500 ns. Pengukuran parameter nilai QoS untuk pengukuran layanan
VoIP dengan user sebanyak 5 dihasilkan nilai rata-rata delay adalah 0,0118 ms, packet loss adalah 0% dan
throughput adalah 0,1042 Kbps. Nilai QoS untuk pengukuran layanan Video dengan user sebanyak 5
dihasilkan nilai rata-rata delay adalah 0,0206 ms, packet loss adalah 0,2% dan throughput adalah 1,624
Kbps. Berdasarkan hasil kinerja dari power link, rise time, dan Qos tersebut dapat disimpulkan bahwa
performansi kinerja layanan FTTH memiliki kualitas transmisi yang baik.

Kata kunci : FTTH, ONT, MIKROTIK


________________________________________________________________________________________
Abstract
At this time technological developments progressed by leaps and bounds. Almost every second there are
new innovations on technology. Of course, these technological developments will make the rate of
information in this world faster and faster. The speed of information so fast that human beings must be
able to process various existing information to obtain a desired data result.
The problem can be known from the performance of mikrotik to service. Mikrotik is a software operating
system that can be used to make the computer into a reliable network router, including various features
made for IP networks and wireless networks, suitable for use by ISPs and hotspot providers. Optical
Network Unit (ONU) is a customer-side device that provides both data, voice, and video interfaces.
Performance parameters are simulated based on link power budget, rise time budget and Quality of Service
(QoS) values for network system feasibility.
The calculation results are obtained in the downstream direction, the GEPON link produces a damping
value of 19,08 dB and the rise time value of 0.2500 ns. The measurement of QoS value parameter for the
measurement of VoIP service with the user as much as 5 resulted the average value of delay is 0.0118 ms,
packet loss is 0% and the throughput is 0.1042 Kbps. The value of QoS for the measurement of Video
service with the user of 5 generated the average value of delay is 0.0206 ms, packet loss is 0.2% and
throughput is 1.624 Kbps. Based on the performance of power link, rise time, and Qos it can be concluded
that FTTH service performance performance has good transmission quality.
Keywords: FTTH, ONT, MICROTIK
______________________________________________________________________________________________________________________________________________________

1. Pendahuluan
Pada saat ini perkembangan teknologi semakin maju dengan pesat. Hampir setiap detik terjadi inovasi-
inovasi baru terhadap teknologi. Tentunya perkembangan teknologi tersebut akan membuat laju informasi di dunia
ini semakin cepat saja. Laju informasi yang begitu cepatnya membuat manusia harus mampu mengolah berbagai
informasi yang ada untuk memperoleh suatu hasil data yang diinginkan.
Passive Optical Network (PON) pengganti teknologi tembaga untuk narrow-band dan broadband.
Berdasarkan definisinya Passive Optical Network (PON) adalah jaringan point-to-multipoint berbasis serat optik
yang memiliki elemen pembagi optik (optical splitter) yang berfungsi sebagai penyalur data untuk beberapa
tujuan. Elemen pembagi tersebut bersifat pasif artinya tidak melakukan manipulasi sinyal seperti penguatan sinyal
optik. PON pertama kali dibuat oleh FSAN (Full Service Access Network) yang kemudian distandardisasi oleh
ITU-T (A/BPON, GPON) atau IEEE (EPON). [1]
Jaringan FTTH pada umumnya terdiri dari perangkat OLT, ODC, ODP, dan ONT. Pada laboratorium
SKO FIT G9 telah dilakukan pemasangan jaringan FTTH secara umum, berdasarkan hal tersebut maka proyek
akhir ini akan mencoba menggunakan perangkat mikrotik yang diintegrasikan dengan jaringan FTTH. Perangkat
mikrotik pada jaringan FTTH akan di uji sebagai pengganti fungsi dari ONT. Jaringan FTTH pada sisi sentral
sebagai sumber cahaya optic akan menggunakan OLT dengan teknologi EPON. Pemilihan teknologi EPON pada
eksperimen jaringan ini dipilih karena teknologi EPON telah memenuhi kebutuhan bandwidth layanan pada
laboratorium SKO FIT G9. Fungsi ONT akan diganti dengan mikrotik dan ONU pada sisi user dengan
dihubungkan menggunakan kabel UTP.
Hasil keluaran eksperimen pada proyek akhir adalah nilai Power Link Budget, Rise Time Budget, dan
QoS yaitu Throughput, Delay dan Packet Loss. Pengukuran ini menggunakan bantuan aplikasi Wireshark.

2. Dasar Teori
1. Fiber To The Home (FTTH)[2]
FTTH merupakan suatu format transmisi sinyal optik dari pusat penyedia (provider) ke kawasan
pengguna dengan memanfaatkan serat optic sebagai saluran transmisinya. Perkembangan teknologi
ini tidak terlepas dari kemajuan teknologi serat optic yang menggantikan penggunaan kabel tembaga,
serta munculnya layanan yang dikenal dengan istilah Triple Play Service dimana pelanggan bisa
mengakses layanan data, voice, dan video yang merupakan keunggulan dari FTTH.

Dalam perancangan jaringan FTTH terdapat batas maksimum agar layanan yang diterima
pelanggan tetap dapat diterima dengan baik yaitu 20km. Dimana jarak tersebut terukur mulai dari sisi
penyedia layanan (service provider) yang terdapat pada kantor utama dan alatnya dikenal dengan
Optical Line Termination (OLT).

Gambar 1 : Konfigurasi FTTH


Sinyal optic dengan panjang gelombang 1490nm dari downstream dan sinyal optic dengan
panjang gelombang 1310nm dari upstream digunakan untuk mengirim data, suara, dan video digital.
Sedangkan untuk layanan video kabel dikonversi dahulu ke format optic dengan panjang gelombang
1550nm oleh optical video transmitter. FTTH terjadi pengiriman informasi yang berbeda dari tiga
panjang gelombang secara simultan dan berbagai arah dalam satu kabel serat optic yang sama.

Tabel 1 : Standar Pengaturan Panjang Gelombang Optic

Status Layanan Wavelength Loss/km

Downstream Data, suara, dan video 1490 nm 0,28 dB


digital
Upstream 1310 nm 0,35 dB

1550 nm 0,25 dB

2. Teknologi PON[3]
a) Gigabit Ethernet Passive Optical Network (GEPON)
GPON merupakan salah satu teknologi yang dikembangkan oleh ITU-T via G.984. Lapis
physical media dependent pada EPON/GEPON dapat mendukung maksimum 1.25 Gbps (laju
data efektif 1.0 Gbps) untuk trafik downstream dan upstream. GPON menggunakan TDMA
sebagai teknik multiple access upstream dengan data rate sebesar 1.2 Gbps dan menggunakan
broadcast kearah downstream dengan data rate sebesar 2.5 Gbps. GEPON mengenkapsulasi dan
men-transport data pengguna dalam frame Ethernet. GE-PON dikeluarkan sebagai jenis dari
sistem high speed optical access. Hal tersebut dikarenakan sistem PON ini menggunakan
teknologi Ethernet, yang biasanya disebut "EPON", tetapi karena pengaruh layanan yang
diberikan maka lebih dikenal sebagai "gigabit" Jadi, GEPON merupakan perluasan alami dari
LAN pada premis pengguna, dan menghubungkan LAN-LAN menuju infrastruktur MAN/WAN
berbasis Ethernet.

b) Prinsip Kerja GEPON


Standar Ethernet didefinisikan untuk shared medium dan link point-to-point (P2P) fullduplex.
Hal ini menyebabkan GEPON mempunyai ciri yang merupakan kombinasi dari dua sifat standar
Ethernet tersebut. GEPON menggunakan struktur enkapsulasi paket Ethernet untuk komunikasi
pada layer 2. Saat ini terhitung hampir 95 % komunikasi LAN menggunakan aplikasi ethernet,
karena strukturnya yang ekonomis dan efektif. Sehingga GEPON menjadi sangat efektif dalam
mode komunikasi access network. Data dikirimkan dengan panjang variabel paket data
maksimum sebesar 1.518 Bytes sesuai dengan Ethernet standar IEEE 802.3ah Struktur Point to
Multipoint, dimana satu OLT bisa dihubungkan sampai 32 ONU. Semua ONU saling berbagi
bandwidth 1 G melalui TDM (Time Division Multiplex). Karena itu masing-masing ONU bisa
menyediakan bandwidth max 1 Gbps untuk arah uplink atau downlink. Transceiver optik
menggunakan sistem WDM (Wavelength DivisionMultiplexer) dengan panjang gelombang
yang digunakan berbeda antara pengirim dan penerima.

3. Mikrotik[4]
Mikrotik Router merupakan sistem operasi Linux base yang diperuntukan sebagai network
router. Didesain untuk memberikan kemudahan bagi penggunanya. Administrasinya bisa
dilakukan melalui Windows application (WinBox).

4. Parameter Performansi
a) Power Link Budget[2]
Perhitungan kinerja transmisi jaringan dilihat salah satunya dari nilai anggaran daya pada
jaringan tersebut dengan mengetahui batasan redaman total yang diijinkan. Perhitungan ini
menjamin daya yang dikirim oleh transmitter dapat diterima oleh receiver tidak kurang dari level
daya minimum sesuai dengan parameter daya yang telah distandarisasi oleh ITU-T. Total
redaman untuk link power budget dapat dihitung dengan menggunakan persamaan :

𝛼𝑡 = (𝐿 𝑥 𝛼𝑠𝑒𝑟𝑎𝑡 ) + (𝑁𝑐 𝑥 𝛼𝑐 ) + (𝑁𝑠 𝑥 𝛼𝑠 ) + 𝑆𝑝 (1)


Perhitungan Margin Daya dapat dihitung dengan persamaan:
𝑀 = (𝑃𝑡 − 𝑃𝑟 ) − 𝛼𝑡 − 𝑆𝑀 (2)
Nilai daya yang diterima di ONU atau di sisi pelanggan dihitung dengan persamaan:
𝑃𝑟𝑥 = 𝑃𝑡𝑥 − 𝛼𝑡 (3)
Dimana ;
α total : Redaman total sistem (dB)
L : panjang total serat optik(km)
𝛼𝑠𝑒𝑟𝑎𝑡 : Redaman serat optik ( dB/ Km)
𝛼𝑐 : Redaman Konektor (dB/buah)
𝛼𝑠 : Redaman sambungan ( dB/sambungan)
𝑁𝑐 : Jumlah konektor
𝑁𝑠 : Jumlah sambungan
𝑆𝑝 : Redaman Splitter (dB)
Pt : Daya keluaran sumber optik ( dBm)
Pr : Sensitivitas daya maksimum detektor ( dBm)
PRx : Daya terima, sensitivitas penerima (dBm)
PTx : Daya kirim (dBm)
M : Margin daya
SM : Safety Margin 6-8 dBm

b) Rise Time Budget[2]


Perhitungan rise time budget dipergunakan untuk sistem transmisi digital dalam menentukan
batasan dispersi dari jaringan serat optik. Memperhitungkan nilai rise time budget dapat
mempermudah untuk melihat unjuk kerja jaringan optik apakah telah memenuhi kapasitas kanal
yang diinginkan. Nilai dari degradasi total waktu transisi dari link digital tidak melebihi 70 % dari
satu periode bit NRZ (Non-retum-to-zero) atau 35 % dari satu periode bit untuk data RZ (return-
tozero). Perhitungan rise time budget dapat dihitung dengan persamaan :

Ttotal = √(T tx2 + T material2 + T intermodal2 + T rx (4)

Dimana :
Ttx : rise time pemancar (ns)
Trx : rise time penerima (ns)
Tintermodal : rise time dispersi intermodal
Tmaterial : rise time dispersi intramodal

Besarnya rise time dispersi material dapat dihitung dengan persamaan :


𝑇𝑚𝑎𝑡𝑒𝑟𝑖𝑎𝑙 = ∆σ x L x Dm (5)
Dimana:
∆σ : Lebar Spektral (nm)
L : Panjang serat optik (Km)
Dm : Dispersi Material (ps/nm.Km)
Besarnya waktu batas (Tr) untuk pengkodean NRZ dan RZ :
0,7
𝑇𝑟 = (Pengkodean NRZ) (6)
Bitrate
0,35
𝑇𝑟 = (Pengkodean RZ) (7)
Bitrate

c) Quality of Service (QoS)[5]


QoS didesain untuk membantu end user (client) menjadi lebih produktif dengan memastikan
bahwa user mendapatkan performansi yang handal dari aplikasi-aplikasi berbasis jaringan. QoS
mengacu pada kemampuan jaringan untuk menyediakan layanan yang lebih baik pada trafik
jaringan tertentu melalui teknologi yang berbeda-beda. QoS merupakan suatu tantangan yang
besar dalam jaringan berbasis IP dan internet secara keseluruhan. Tujuan dari QoS adalah untuk
memenuhi kebutuhan-kebutuhan layanan yang berbeda, yang menggunakan infrastruktur yang
sama. QoS menawarkan kemampuan untuk mendefinisikan atribut-atribut layanan yang
disediakan, baik secara kualitatif maupun kuantitatif.

5. Wireshark [3]
Wireshark adalah tool yang ditujukan untuk penganalisaan paket data jaringan. Wireshark
disebut juga Network packet analyzer yang berfungsi menangkap paket-paket jaringan dan berusaha
untuk menampilkan semua informasi dipaket tersebut sedetail mungkin.
Sebenarnya Network packet analyzer sebagai alat untuk memeriksa apa yang sebenarnya terjadi
di dalam jaringan baik kabel maupun wireless. Dengan adanya wireshark ini semua sangat
dimudahkan dalam hal memonitoring dan menganalisa paket yang lewat di jaringan.
3. Perancangan

Gambar 2 Perancangan FTTH dengan mikrotik

Perancangan dimulai dari Switch layer 3 yang berada di laboratorium SKO FIT G9 yang terhubung ke
OLT dan buat dalam satu jaringan pada switch layer 2. Lakukan setting port switch layer 3 kemudian setting
VLAN. Konfigurasi VLAN yang terhubung ke OLT disetting dengan mode Trunk VLAN. Kemudian sesuaikan
port switch layer 3 dan switch layer 2 dengan layanan server. Dari OLT akan terhubung dengan FTM yang berada
di ODF dengan menggunakan kabel patch core. Keluaran daya output yang berasal dari OLT adalah 3,6 dBm.
FTM yang digunakan pada rak pertama dimana terdapat splitter 1:2, pada proyek akhir ini saya menggunakan
output splitter untuk jaringan dalam yang terhubung dengan ODP.
Pada ODP yang berada di laboratorium SKO FIT G9 disambungkan dengan splitter 1:8 dimana dalam
proyek akhir ini saya menggunakan satu outputan untuk terhubung ke perangkat ONU. ONU Hioso H700
dihubungkan dengan port mikrotik menggunakan kabel UTP. Kemudian setting VLAN pada mikrotik dan
hubungkan port layanan di mikrotik ke semua layanan yang terinstalasi setelah itu aktivasi layanan.

4. Data Hasil Perancangan


Perangkat-perangkat dalam instalasi FTTH adalah :
a) OLT yang digunakan pada proyek akhir ini adalah OLT Hioso HA7002, OLT HA7002 dapat
menjangkau jarak transmisi hingga 10-20 km dengan bandwidth yang tinggi dengan spesifikasi pada
tabel berikut.

Tabel 2 Spesifikasi perangkat OLT Hioso HA7002

Parameter Spesifikasi Unit


Optical Transmit Power 2-7 dBm

Downlink Wavelength 1490 nm

Uplink Wavelength 1310 nm


Video Wavelength 1550 nm

Receiving sensitifity -27 dBm


Downstream Rate 2.4 Gbps

Upstream Rate 1.2 Gbps

Max Distance 20 km

Max Splitter Ratio 1:32

Max.Work Temperature 45 ̊C
Min.Work Temperature -5 ̊C
Capacity 2 PON, 64 ONU’S V

Pon port 2 SC/FC fiber ports

b) Optical Distribution Point (ODP) akan membagi daya yang diberikan oleh ODP dan meneruskannya
ke pelanggan. Didalan ODP terdapat sebuah passive splitter yaitu 1:8.
c) Optical Network Unit (ONU) menyediakan interface antar jaringan optic dengan pelanggan. Sinyal
optic dalam PON diubah oleh ONU menjadi sinyal elektrik yang diperlukan untuk service pelanggan.
Spesifikasi perangkat ONU yang digunakan dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3 Spesifikasi ONU

Parameter Spesifikasi Unit


Optical Power -1~ 4 dBm

Downlink Wavelength 1310 nm

Uplink Wavelength 1490 nm

Video Wavelength 1550 nm

Receiving sensitifity -24 dBm

Operating temperature -10~55 ℃


MTBF 100.000 hours

Max Distance 20 km

Number of LLID 1~8

d) Passive Splitter Berdasarkan ITU G.983.1 BPON Standard direkomendasikan agar sinyal dapat dibagi
untuk 32 pelanggan, namun rasio meningkat menjadi 64 pelanggan berdasarkan ITU-T G.984 GPON
Standard.

5. Hasil dan pembahasan


Berdasarkan hasil pengukuran dan perhitungan yang telah dilakukan pada Power Link Budget, Rise Time
Budget dan aplikasi Wireshark, dari data pengukuran berdasarkan acuan parameter Quality of Service
(QoS) dihasilkan nilai Throughput, Delay, dan Packet Loss sebagai berikut :
a) Analisis Quality of Service (QoS)

Tabel 4 Hasil QoS dari layanan VoIP dan Video

VoIP Video
Jumlah
Packet
User
Throughput Loss Delay Throughput Packet Loss Delay
1 0,17 Kbps 0% 0,01 ms 2,661 Kbps 0% 0,015 ms
2 0,17 Kbps 0% 0,01 ms 2,017 Kbps 0% 0,021 ms
3 0,036 Kbps 0% 0,013 ms 1,125 Kbps 1% 0,018 ms
4 0,08 Kbps 0% 0,013 ms 0,803 Kbps 0% 0,033 ms
5 0,065 Kbps 0% 0,013 ms 1,514 Kbps 0% 0,016 ms
0,1042
Rata-Rata Kbps 0% 0,0118 ms 1,624 Kbps 0,2% 0,0206 ms
Sangat Sangat Sangat Sangat Sangat
Kategori Bagus Bagus Bagus Bagus Bagus Bagus
Indeks 4 4 4 3 4 4

Dari Tabel 4 Dari hasil pengukuran untuk QoS dari User 1 sampai User 5 didapat nilai rata-rata
throughput VoIP adalah 0,1042 Kbps, delay VoIP adalah 0,0118 ms, dan packet loss VoIP adalah 0%.
Maka hasil pengukuran untuk layanan FTTH dipelanggan sangat bagus dengan indeks 4 yang memenuhi
standard untuk nilai throughput, delay, dan packet loss.
Nilai rata-rata throughput Video adalah 1,624 Kbps, delay Video adalah 0,0206 ms, dan packet loss
Video adalah 2%. Maka hasil pengukuran untuk layanan FTTH dipelanggan sangat bagus dengan indeks 4
untuk nilai delay, dan packet loss, indeks 3 untuk nilai throughput dan memenuhi standard.

b) Power Link Budget


Berdasarkan persamaan 1, 2, dan 3 akan didapatkan perbandingan nilai redaman total, daya
terima dan margin daya yang ditunjukkan pada tabel 4.2 :

Tabel 5 Nilai Power Link Budget

GEPON
Uraian
Satuan Downlink
α total/PL dB 19,08364
Pr dBm -21,08364
M dBm 7,91636

c) Rise Time Budget


Pada link GEPON, besarnya nilai rise time menggunakan persamaan 4 sehingga didapatkan
nilai rise time pada tabel berikut ini :

Tabel 6 Nilai Rise Time Budget

GEPON
Downstream
Tr (NRZ) 0,5627 ns
Tr (RZ) 0,2813 ns
T total 0,2500 ns

6. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis perhitungan dan simulasi yang di lakukan, maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
1. Dari hasil pengukuran untuk QoS dari user 1 sampai User 5 didapat nilai rata-rata throughput VoIP
adalah 0,1042 Kbps, delay VoIP adalah 0,0118 ms, dan packet loss VoIP adalah 0%. Maka hasil
pengukuran untuk layanan FTTH dipelanggan sangat bagus dengan indeks 4 yang memenuhi
standard untuk nilai throughput, delay, dan packet loss.

2. Dari hasil pengukuran untuk QoS dari user 1 sampai 5 didapat nilai rata-rata throughput Video
adalah 1,624 Kbps, delay Video adalah 0,0206 ms, dan packet loss Video adalah 2%. Maka hasil
pengukuran untuk layanan FTTH dipelanggan sangat bagus dengan indeks 4 untuk nilai delay, dan
packet loss, indeks 3 untuk nilai throughput dan memenuhi standard.

3. Besarnya nilai redaman pada link downstream sebesar 19,08 dB masih dibawah nilai redaman
maksimal menurut standar ITU.T yaitu sebesar 28 dB sehingga link ini masih memenuhi syarat
dari sisi nilai redaman total. Nilai Margin (M) yang didapatkan dari tabel 4.2 perhitungan diatas
untuk GEPON masih berada di atas 0 (nol). Berdasarkan hasil tersebut maka link downstream
teknologi GEPON tersebut masih memenuhi kelayakan link power budget.

4. Besarnya nilai rise time untuk arah link downstream GEPON nilai rise time didapatkan sebesar
0.2500 ns berada dibawah batas nilai waktu pengkodean NRZ sebesar 0.5627 ns dan RZ sebesar
0.2813 ns.

Daftar Pustaka:

[1] A. Hambali, “Jaringan Akses (GPON dan GEPON),” Jar. Akses (GPON dan GEPON), 2014.
[2] D. L. Picha, M. D. Wooldridge, and T. Transporta-, “Performance Comparison of,” vol. 1950, no. 99,
pp. 9–16, 1958.
[3] M. F. Adriant, “Implementasi Wireshark Untuk Penyadapan (Sniffing) Paket Data Jaringan,” Semin.
Nas. Cendekiawan, pp. 224–228, 2015.

Anda mungkin juga menyukai