Anda di halaman 1dari 14

PENGARUH TINGKAT KESEJAHTERAAN KELUARGA DAN KECERDASAN

EMOSIONAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR


ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

Vivi Ibriyanti
20177379024

Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial


Fakultas Pascasarjana
Universitas Indraprasta PGRI (UNINDRA),
Jl. Nangka No. 58c Tanjung Barat, Jagakarsa, Jakarta Selatan

Email : zhankvie81@gmail.com

Abstract. The purpose of this study is to find out: 1) The influence of the level of family welfare
and emotional intelligence together on the learning achievements of Social Sciences of State
Junior High School students in Tangerang Regency. 2) The effect of the level of welfare of
students' families on social science learning achievements of State Junior High School students in
Tangerang Regency. 3) The influence of emotional intelligence on the learning achievements of
Social Sciences of State Junior High School students in Tangerang Regency. The method used in
this study is a survey method with correlation and regression analysis techniques. The population
of this research was VIII grade students of SMP Negeri 1 Jayanti, Tangerang Regency, SMP
Negeri 2 Jayanti, Tangerang Regency, and SMP Negeri 1 Balaraja, Tangerang Regency, totaling
600 students. The sample in this study amounted to 80 students. The results of the study are
concluded: 1) There is a significant influence on the level of family welfare and emotional
intelligence together on social studies learning achievement of students of SMPN in Tangerang
Regency. This is evidenced by the acquisition of Sig. 0,000 <0.05 and Fcount = 35.208. 2) There
is a significant influence on the level of family welfare on social studies learning achievement of
students of SMPN in Tangerang Regency. This is evidenced by the acquisition of Sig. 0,000 <0.05
and with tcount = 3,713. 3) There is a significant influence of emotional intelligence on social
studies learning achievement of SMPN students in Tangerang Regency. This is evidenced by the
acquisition of Sig. 0,000 <0.05 and tcount = 3.959.

Kata Kunci : Tingkat kesejahteraan keluarga, kecerdasan emosional, prestasi belajar Ilmu
Pengetahuan Sosial
PENDAHULUAN
Banyak negara mengakui bahwa menciptakan manusia produktif yang mampu
persoalan pendidikan merupakan persoalan memajukan bangsanya. Pendidikan dalam arti
yang pelik, namun semuanya merasakan luas didalamnya terkandung pengertian
bahwa pendidikan merupakan tugas negara mendidik, membimbing, mengajar dan
yang amat penting. Bangsa yang ingin maju, melatih. Dalam keseluruhan proses pendidikan
membangun, dan berusaha memperbaiki di sekolah, kegiatan belajar merupakan
keadaan masyarakat dan dunia, tentu kegiatan yang paling pokok.
mengatakan bahwa pendidikan merupakan Tujuan pendidikan nasional berdasarkan
kunci, dan tanpa kunci itu usaha mereka akan UU RI NO. 20 tahun 2003 tentang Sistem
gagal. Karena salah satu upaya Pendidikan Nasional, sebagai berikut:
meningkatkan sumber daya manusia adalah Pendidikan nasional bertujuan untuk
melalui jalur pendidikan. Pendidikan berkembangnya potensi peserta didik agar
merupakan salah satu faktor utama bagi menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa
pengembangan sumber daya manusia karena kepada Alloh Subhanallohu wata’ala,
pendidikan diyakini mampu meningkatkan berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
sumber daya manusia sehingga dapat
mandiri dan menjadi waga Negara yang pendidikan anak. Keluarga (orang tua) yang
demokratis serta bertanggung jawab. tingkat kesejahteraannya tinggi tidak akan
Tujuan pendidikan yang hendak dicapai banyak mengalami kesulitan dalam memenuhi
pemerintah Indonesia adalah mencerdaskan kebutuhan sekolah anak, berbeda dengan orang
kehidupan bangsa. Oleh karena itu pemerintah tua yang kesejahteraannya rendah. Contohnya:
telah mengadakan perluasan kesempatan anak dalam belajar akan sangat memerlukan
memperoleh pendidikan bagi seluruh Rakyat sarana penunjang belajarnya, yang kadang-
Indonesia. Hal ini sesuai dengan bunyi pasal kadang harganya mahal. Apabila kebutuhannya
31 ayat 1 UUD 1945, yang menyatakan bahwa: tidak terpenuhi akan menjadi penghambat bagi
“Tiap-tiap warga Negara berhak mendapat anak dalam pembelajaran.
pengajaran”. Keadaan yang demikian terjadi juga di
Penyelenggaraan pendidikan dilaksanakan Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMP N)
melalui 2 (dua) jalur yaitu jalur pendidikan di Kabupaten Tangerang, dimana sekolah ini
sekolah dan jalur pendidikan luar sekolah. menampung siswa-siswinya dari berbagai
Jalur pendidikan sekolah merupakan macam latar belakang tingkat kesejahteraan
pendidikan yang diselenggarakan di sekolah orang tua yang berbeda. Keragaman latar
melalui kegiatan belajar-mengajar secara belakang tingkat kesejahteraan orang tua
berjenjang dan berkesinambungan. Jalur tersebut dapat berpengaruh pula pada
pendidikan luar sekolah merupakan pendidikan kemampuan membiayai kepada anak-anaknya,
yang diselenggarakan diluar sekolah melalui sehingga tingkat kesejahteraan orang tua
kegiatan belajar-mengajar yang tidak harus merupakan salah satu faktor yang menentukan
berjenjang dan berkesinambungan. Pendidikan keberhasilan pendidikan anak.
keluarga merupakan bagian dari jalur Tingkat kesejahteraan orang tua
pendidikan luar sekolah yang diselenggarakan mempunyai peranan terhadap perkembangan
dalam keluarga dan yang memberi keyakinan anak-anak, misalnya keluarga yang tingkat
agama, nilai budaya, nilai moral dan kesejahteraannya cukup, menyebabkan
keterampilan (UU RI No. 20 Tahun 2003). lingkungan materil yang dihadapi oleh anak di
Dengan demikian keluarga mempunyai dalam keluarganya akan lebih luas sehingga ia
peranan penting dalam pendidikan, sehingga dapat kesempatan yang lebih luas di dalam
latar belakang keluarga harus diperhatikan agar memperkenalkan bermacam-macam keadaan.
keberhasilan pendidikan dicapai secara Hubungan sosial antara anak-anak dan orang
maksimal. tuanya itu ternyata berlainan juga coraknya,
Keberhasilan pendidikan merupakan misalnya keluarga yang tingkat
tanggung jawab bersama antara keluarga kesejahteraannya cukup hubungan antar orang
(orang tua), anggota masyarakat dan tua dengan anaknya lebih baik sebab orang tua
pemerintah. Pemerintah dan masyarakat tidak ditekankan di dalam mencukupi
menyediakan tempat untuk belajar yaitu kebutuhan-kebutuhan hidupnya, sehingga
sekolah. Sekolah menampung siswa-siswinya perhatiannya dapat dicurahkan kepada anak-
dari berbagai macam latar belakang atau anak mereka.
kondisi tingkat kesejahteraan yang berbeda. Keluarga adalah wadah yang sangat
Bahar dalam Yerikho (2007), menyatakan penting di antara individu dan masyarakat.
bahwa: pada umumnya anak yang berasal dari Orang tua sebagai pemimpin harus
keluarga menengah keatas lebih banyak bertanggung jawab atas keselamatan dunia dan
mendapatkan pengarahan dan bimbingan yang akhirat. Orang tua wajib mendidik anak-anak
baik dari orang tua mereka. Anak-anak yang mereka dengan sebaik-baiknya. Memberi
berlatar belakang kesejahteraan rendah, kurang kesempatan kepada mereka untuk mencari
dapat mendapat bimbingan dan pengarahan pengetahuan. Orang tua harus dapat
yang cukup dari orang tua mereka, karena mengayomi anak-anak mereka.
orang tua lebih memusatkan perhatiannya pada Dalam kehidupan sehari-hari kita
bagaimana untuk memenuhi kebutuhan sehari- mengetahui bahwa sekolah dan keluarga
hari. membagi tanggung jawab untuk mendidik
Keluarga merupakan lembaga sosial anak. Sementara data menunjukan bahwa
pertama yang dikenal oleh anak dan dalam prestasi hasil belajar anak di sekolah
keluarga ini dapat ditanamkan sikap-sikap dipengaruhi oleh banyak faktor yang biasanya
yang dapat mempengaruhi perkembangan anak dikelompokkan menjadi faktor keluarga,
selanjutnya. Keluarga bertanggung jawab sekolah, masyarakat dan individu anak. Dari
menyediakan dana untuk kebutuhan beberapa faktor tersebut yang sangat
menentukan adalah faktor keluarga, termasuk mengenali sifat–sifat tersebut pada anak-anak
tingkat kesejahteraan (tingkat pendidikan, jenis dan sepakat bahwa sifat–sifat tersebut
pekerjaan, jumlah penghasilan), ketersediaan mempunyai nilai penting. (www.fedus.org)
sarana belajar dan pemenuhan sarana Pandangan klasik mengenai hakikat
pendidikan oleh orang tua kepada anak. kecerdasan ini ditentang oleh Daniel Goleman,
Status ekonomi (kesejahteraan) adalah seorang psikolog yang juga penulis ilmiah
sebuah aspek budaya yang penting bisa New York Times. Ia memandang sempit
mempunyai pengaruh yang penting terhadap kecerdasan yang hanya didasarkan pada
prestasi sekolah para siswa. Sebagai contoh, Intelligence Quotient yang tinggi, karena
kemiskinan bisa menggannggu perkembangan dianggap sebagai pandangan yang sempit
anak–anak dan menghalangi kemampuan terhadap hakikat kecerdasan manusia. Sebagai
mereka untuk belajar,meskipun beberapa anak bukti ia memaparkan kegagalan seseorang
dalam keadaan miskin mampu berkembang yang ber- Intelligence Quotient tinggi dan
dengan baik sebaliknya kesuksesan seseorang yang hanya
(McLoyd,2005,Aikens&Burton,2006,Ryan,Fa mempunyai Intelligence Quotient yang biasa
uth,Brooks-Gunn,2006) saja. Akhirnya ia menawarkan alternatif lain
Disamping faktor tingkat kesjahteraan untuk menjadi cerdas, dengan apa yang
orang tua, keberhasilan dalam belajar seorang disebutnya sebagai kecerdasan emosi
siswa dapat dipengaruhi atau dilihat dari (Emotional Intelligence).
perkembangan siswa itu sendiri dengan Sementara itu para pakar sendiri
berbagai faktor yaitu perkembangan otak dan berpendapat bahwa hasil tes IQ hanya
emosinya. berfungsi sebagai data, alat Bantu untuk
Fenomena yang masih terjadi dalam mengetahui minat yang ada pada anak. Itupun
proses pengajaran adalah belum optimalnya harus melalui serangkaian tes, dan harus
perlibatan emosi sebagai unsur pendukung diketahui latar belakang keluarga, hasil belajar,
dalam belajar. Para guru lebih sering kondisi kesehatannya saat menjalani tes. Lebih
mengeksplorasi aspek kognitif. Padahal proses lanjut menurut Goleman, setinggi-tingginya
belajar tidak terpisah dari perasaan siswa, Intelligence Quotient, menyumbang kira-kira
termasuk dalam hal ini belajar sosiologi. 20% dalam menentukan sukses, sedangkan
Hal ini seperti diungkapkan oleh Karen 80% ditentukan oleh faktor-faktor lain.
Stone Mc Cown, yang dikutip Goleman (1995: (Golleman: 1995, 8).
262): Hal senadapun diungkapkan Garry D
Learning doesn’t take place in isolation Borich bahwa Intelligence Quotient hanya
from kid’s feeling. Being literate is as berperan sekitar 25% terhadap faktor
important for learning as instruction in math kesuksesan, sedangkan 75% ditentukan oleh
and reading.Pernyataan Mc Cown tersebut faktor lain, termasuk disini apa yang ia sebut
saring juga kita temui dalam proses belajar dengan istilah emotional wellbeing. (Booric:
mengajar. Ada gambaran umum bahwa ketika 1996, 10)
siswa belajar IPS ia merasa takut untuk Cara pandang masyarakat yang lebih
membuat kesalahan, ataupun perasaan tidak memfokuskan Intelligence Quotient dalam
percaya diri ketika mengerjakan soal yang menilai seseorang cerdas dan akan sukses
diberikan oleh seorang guru. Ia dihinggapi oleh disebabkan oleh kenyataan bahwa kehidupan
perasaan tidak aman (insecurity), terancam banyak orang termasuk siswa sering
(threat), rasa cemas (anxiety), dan perasaan dipengaruhi oleh kinerja tes ketika individu
lain yang dapat menghambat proses belajarnya menginginkan masuk Sekolah Menengah
(Curran : 1967, 28). Penyebab dari semua itu Pertama (SMP) atau Sekolah Menengah Atas
seringkali bukan terletak pada (SMA) unggulan, Perguruan Tinggi Negeri
ketidakmampuan siswa, tetapi karena faktor atau Perguruan Tinggi Swasta favorit, maupun
emosi yang mempengaruhi mereka. Dalam perusahaan ternama, ia akan ditentukan dan
kondisi seperti inilah faktor Kecerdasan Emosi dinilai layak oleh hasil tes. Yang boleh jadi
menjadi sangat berperan. hanya menilai seseorang secara monolitik. Hal
Berbeda dengan Intelligence Quotient ini meresap kuat dan membentuk pandangan
(IQ), Emotional Quotient (EQ) sulit untuk masyarakat tentang hakikat keberhasilan, juga
diukur,namun walaupun kita tidak dapat begitu kecerdasan seseorang.
saja mengukur bakat atau sifat–sifat khas Banyak para pakar ilmu sosial percaya
seseorang misalnya kemarahan, percaya diri bahwa masalah anak dewasa ini dapat dirunut
atau sikap hormat kepada orang lain kita dapat kepeliknya perubahan–perubahan pola sosial
yang telah terjadi selama empat tahun terakhir, Penelitian–penelitian telah menunjukkan
termasuk meningkatnya angka perceraian, bahwa keterampilan Emotional Quotient yang
meresapnya pengaruh negatif media,kurangnya sama untuk membuat siswa yang bersemangat
rasa hormat pada sekolah (dan orang tua) tinggi dalam belajar,atau untuk disukai oleh
sebagai sumber otoritas,dan semakin teman–temannya di arena bermain, juga akan
sedikitnya waktu yang disediakan oleh orang membantunya pada dua puluh tahun kemudian
tua untuk anak–anak mereka. (Emotional ketika sudah masuk ke dunia kerja atau ketika
Intelligence,hal 12). Dan dapat saya sudah berkeluarga.(Emotional Intelligenci,hal
tambahkan, bahwa kita dengan kultur timur 6). Dengan demikian kecerdasan emosional
yang mempunyai budaya yang lebih sangat dibutuhkan tidak hanya di dalam
dibandingkan negara barat dengan rasa hormat keluarga tetapi di dalam proses belajar di
dan santun pada sesama telah banyak terkikis sekolah.Karena kecerdasan ini berpengaruh
oleh maraknya budaya barat lewat berbagai pada prestasi belajar siswa.Dengan uraian di
media, mulai televisi,internet,majalah,radio atas maka tingkat kesejahteraan keluarga dan
dan lain–lain. kecerdasan emosional sangat menentukan
Banyak ilmuwan percaya bahwa emosi keberhasilan siswa dalam menempuh
manusiawi kita, terutama berkembang melalui pendidikan di sekolah.
mekanisme kelangsungan hidup. Dan anak Dari hasil pengamatan tersebut penulis
yang mempunyai kecerdasan emosional akan merasa tertarik untuk lebih dalam meneliti
banyak mendapat banyak keuntungan pada permasalahan ini, karena hubungan tingkat
masa mendatang dalam perjalanan kesejahteraan keluarga dan kecerdasan
hidupnya.Dan kecerdasan emosional, atau emosional sangat mempengaruhi prestasi
Emotional Quotient (EQ),bukan didasarkan siswa. Oleh karena itu penulis ingin
pada kepintaran seorang anak,melainkan pada mengetahui seberapa jauh “Pengaruh Tingkat
suatu yang dahulu disebut karakteristik pribadi Kesejahteraan Keluarga dan Kecerdasan
atau “karakter”. (Emotional Intelligence,hal 4). Emosional terhadap Prestasi belajar Ilmu
Istilah ”Kecerdasan Emosional” pertama Pengetahuan Sosial pada SMP Negeri di
kali dilontarkan pada tahun 1990 oleh psikolog Kabupaten Tangerang“
Peter Salovey dari Harvad University dan John Berdasarkan latar belakang masalah di
Mayer dari University of Hampshire Amerika atas, maka dapat dibuat rumusan masalah
untuk menerangkan kualitas–kualitas sebagai berikut:
emosional yang tampaknya penting bagi 1. Apakah terdapat pengaruh Tingkat
keberhasilan. Kualitas–kualitas ini antara lain Kesejahteraan Keluarga dan Kecerdasan
adalah: Emosional secara bersama-sama terhadap
1) Empati (kepedulian) Prestasi Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial
2) Mengungkapkan dan memahami perasaan siswa SMP Negeri di Kabupaten
3) Mengendalikan amarah Tangerang?
4) Kemandirian 2. Apakah Terdapat Pengaruh Tingkat
5) Kemampuan menyesuaikan diri Kesejahteraan Keluarga siswa terhadap
6) Disukai Prestasi Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial
7) Kemampuan memecahkan masalah antar siswa SMP Negeri di Kabupaten
pribadi Tangerang?
8) Ketekunan 3. Apakah terdapat pengaruh Kecerdasan
9) Kesetiakawanan Emosional terhadap Prestasi Belajar Ilmu
10) Keramahan Pengetahuan Sosial siswa SMP Negeri di
11) Sikap hormat Kabupaten Tangerang?

METODE
Penelitian dilakukan pada tiga sekolah, Penelitian ini dilakukan dalam kurun
yaitu SMP Negeri 1 Jayanti Kabupaten waktu selama 5 (lima) bulan, pada semester
Tangerang, SMP Negeri 2 Jayanti Kabupaten Ganjil tahun pelajaran 2019/2020 yaitu
Tangerang, dan SMP Negeri 1 Balaraja dimulai bulan September 2019 - Januari 20
Kabupaten Tangerang.
dan mengumpulkan data disebut populasi.
Populasi merupakan keseluruhan objek Dalam penelitian peranan populasi bahwa
atau sasaran dalam penelitian. Obyek kedudukannya sangat penting, karena tanpa
penelitian sebagai sasaran untuk mendapatkan adanya populasi maka akan kesulitan bagi
peneliti untuk memperoleh data atau informasi Sampel adalah sebagian dari populasi
yang dibutuhkan. terjangkau yang memiliki sifat sama dengan
Selanjutnya menurut Suharsimi Arikunto, populasi (Sudjana, 1998: 85). Pengertian
bahwa “apabila subjeknya kurang dari 100 sampel menurut Suharsimo Arikunto, adalah
lebih baik diambil semua sehingga sebagian atau wakil populasi yang diteliti
penelitiannya merupakan penelitian populasi. (Arikunto, 1996: 104).
Jika jumlah subjeknya besar dapat diambil Yang menjadi sampel dalam penelitian ini
antara 10–15 % atau 20 – 25 % atau lebih. adalah 80 siswa yang pengambilannya sampel
Populasi target penelitian ini adalah siswa dari masing-masing yang tergabung di dalam
kelas VIII SMP Negeri 1 Jayanti Kabupaten kelas VIII SMP Negeri 1 Jayanti dan SMP
Tangerang, SMP Negeri 2 Jayanti Kabupaten Negeri 2 Jayanti, SMP Negeri 1 Balaraja
Tangerang, dan SMP Negeri 1 Balaraja Kabupaten Tangerang yang memiliki
Kabupaten Tangerang yang berjumlah 600 kesempatan yang sama untuk dijadikan sampel
siswa. penelitian.
Tabel 3.2
Kisi-kisi Instrumen Tingkat Kesejahteraan Keluarga
No Indikator Nomor Soal Jumlah

1. Tingkat Pendidikan 6,7,8,9,10 5


2. Tingkat Pendapatan 1,2,3,4,5 5
3. Pemilikan Kekayaan atau Fasilitas 11,12 2
4. Jenis Tempat Tinggal 13,14,15 3

Jumlah 15

Tabel 3.3
Kisi-kisi instrumen Kecerdasan Emosional Siswa

No Indikator Nomor soal Jumlah


1. Kecakapan pribadi
a. Kesadaran diri 1,3,6,15 3
b. Percaya diri 2,13 2
12,14 2
c. Motivasi 3
2. Kecakapan sosial 4,9,10, 4
a. Empati 5,7,8,11
b. Ketrampilan Sosial
Jumlah 15
Tabel 3.4.
Coefficients
Coefficientsa
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
Model T Sig.
B Std. Error Beta
(Constant) ao
1 X1 a1
X2 A2
a. Dependent Variable: Y

Dimana:
Dari tabel di atas maka persamaan regresinya
X1 = Tingkat Kesejahteraan Keluarga
X2 = Kecerdasan Emosional ˆ a a x a x
Y 0 1 1 2 2
Y = Prestasi Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial adalah
Tabel 3.5.
ANOVA
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression
Residual
Total
a. Predictors: (Constant), X1, X2
b. Dependent Variable: Y

Kriteria signifikansinya adalah : “jika Fhitung> Ftabel maka garis regresi


 Jika digunakan Kolom Sig, maka kriteria tersebut signifikan”
signifikansinya adalah: Ftabel dipilih sesuai dengan ketentuan
“jika Sig < 0,05 maka garis regresi pengujian statistik pada distribusi F, yaitu pada
tersebut signifikan” taraf nyata α derajat (dk) pembilang = k dan
 Jika digunakan Kolom F, maka kriteria derajat (dk) penyebut = n – k – 1, dimana n
signifikansinya adalah: adalah banyaknya anggota sampel dan k
adalah banyaknya variabel bebas.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Deskripsi Data
Tabel 4.1.
Deskripsi Data Penelitian
Statistics
Tingkat Kesejahteraan Kecerdasan Prestasi Belajar IPS
Keluarga Emosional
Valid 80 80 80
N
Missing 0 0 0
Mean 63.18 61.20 76.05
Median 64.00 61.50 76.00
Mode 61 58a 70
Std. Deviation 7.151 7.086 11.359
Skewness -.493 -.409 -.147
Std. Error of Skewness .269 .269 .269
Kurtosis -.474 -.540 -.600
Std. Error of Kurtosis .532 .532 .532
Minimum 48 45 51
Maximum 75 72 98
Sum 5054 4896 6084
25 58.25 57.00 68.25
Percentiles 50 64.00 61.50 76.00
75 69.00 67.00 85.75
a. Multiple modes exist. The smallest value is shown

Analisis Data Variabel Tingkat menunjukkan bahwa data tingkat kesejahteraan


Kesejahteraan Keluarga (X1) keluarga pada penelitian ini cukup
Tingkat kesejahteraan keluarga yang representatif. Sedangkan tingkat kesejahteraan
diperoleh dari para responden mempunyai rata- keluarga yang berada di atas rata-rata
rata 63.18. dengan simpangan baku 7.151, menunjukkan bahwa siswa yang mempunyai
median sebesar 64.00, tingkat kesejahteraan tingkat kesejahteraan keluarga tinggi lebih
keluarga minimum 48 dan tingkat banyak di bandingkan yang rendah.
kesejahteraan keluarga maksimum 75. Angka Dari tabel distribusi dapat disimpulkan
simpangan baku sebesar 7.151, menunjukkan bahwa data skor skala Tingkat Kesejahteraan
perbedaan tingkat kesejahteraan keluarga antar Keluarga dalam penelitian ini memiliki sebaran
responden termasuk rendah. Hal ini yang cenderung normal.
menunjukkan bahwa tingkat kesejahteraan
keluarga dari responden tidak banyak beragam. Analisis Data Kecerdasan Emosional (X2)
Dari deskripsi tersebut juga dapat dilihat Skor Kecerdasan Emosional yang
bahwa antara nilai rata–rata dan median hampir diperoleh dari para responden mempunyai rata-
sama, yaitu 63.18 dan 64,00. Hal ini rata 61,20 dengan simpangan baku 7,086,
median 61.50, skor minimum 45 dan skor 76.000, skor minimum 51 dan skor maksimum
maksimum 72. 98. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata
Dari deskripsi tersebut juga dapat dilihat Prestasi belajar ilmu pengetahuan sosial dari
bahwa antara nilai rata-rata dan dan nilai responden termasuk tinggi. Skor simpangan
tengah (median) hampir sama, yaitu 61.20 dan baku 11.3594, menunjukkan perbedaan
61.50 Hal ini menunjukkan bahwa data jawaban antar responden termasuk tinggi. Hal
Kecerdasan Emosional yang diperoleh pada ini menunjukkan bahwa Prestasi belajar Ilmu
penelitian ini cukup representatif. Sedangkan Pengetahuan Sosial dari responden cukup
skor yang berada di atas rata-rata lebih banyak beragam.
dibanding yang berada di bawah rata-rata Dari deskriptif data tersebut juga dapat
menunjukkan bahwa responden yang dilihat bahwa antara nilai rata-rata dan dan nilai
mempunyai kecerdasan emosional yang baik tengah (median) hampir sama, yaitu 76.050 dan
lebih banyak dibanding yang kecerdasan 76.000. Hal ini menunjukkan bahwa data skor
emosional tidak baik. Prestasi belajar ilmu pengetahuan sosial pada
Dari tabel distribusi dapat disimpulkan penelitian ini cukup representatif. Sedangkan
bahwa data skor skala Kecerdasan Emosional skor yang berada di atas rata-rata lebih banyak
dalam penelitian ini memiliki sebaran yang dibanding yang berada di bawah rata-rata,
cenderung normal. menunjukkan bahwa Prestasi belajar ilmu
pengetahuan sosial yang berada diatas rata-rata
Analisa Data Prestasi Belajar Ilmu lebih banyak dibanding yang dibawah rata-rata.
Pengetahuan Sosial (Y) Dari tabel distribusi dapat disimpulkan
Data Prestasi belajar Ilmu Pengetahuan bahwa data skor skala prestasi belajar Ilmu
Sosial yang diperoleh dari para responden Pengetahuan Sosial dalam penelitian ini
mempunyai rata-rata 76.050 dengan memiliki sebaran yang cenderung normal.
simpangan baku 11.3594, median sebesar

Pengujian Persyaratan Analisis


Tabel 4.2.
Rekapitulasi Hasil Pengujian Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Tingkat Kecerdasan Prestasi Belajar
Kesejahteraan Emosional IPS
Keluarga
N 80 80 80
Mean 63.18 61.20 76.05
Normal Parametersa,b
Std. Deviation 7.151 7.086 11.359
Absolute .106 .076 .078
Most Extreme Differences Positive .056 .064 .078
Negative -.106 -.076 -.060
Kolmogorov-Smirnov Z .944 .679 .696
Asymp. Sig. (2-tailed) .335 .746 .717
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.

Pada tabel di atas terlihat bahwa nilai 0,05, sehingga H0 diterima, dengan kata lain
pada kolom Sig pada metode Kolmogorov- bahwa data dari semua sampel pada penelitian
Smirnov untuk semua sampel lebih besar dari ini berdistribusi normal.

Tabel 4.3.
Rekapitulasi Hasil Pengujian Linieritas Garis Regresi Hubungan Antara
Variabel X1 dengan Variabel Y
ANOVA Table
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Prestasi Belajar IPS * Between (Combined) 5527.110 26 212.581 2.414 .003
Tingkat Groups Linearity 3785.186 1 3785.186 42.989 .000
Deviation from
1741.924 25 69.677 .791 .734
Linearity
Kesejahteraan Within Groups 4666.690 53 88.051
Keluarga Total 10193.800 79

Pada tabel di atas terlihat bahwa nilai dari 0,05, sehingga H0 diterima, dengan kata
pada kolom Sig baris deviation from lain bahwa garis regresi hubungan antara
Linierity = 0,734 untuk semua sampel lebih varibel X1 dan variabel Y linier.

Tabel 4.4.
Rekapitulasi Hasil Pengujian Linieritas Garis Regresi Hubungan Antara
Variabel X2 dengan Variabel Y
ANOVA Table

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

(Combined) 6521.633 27 241.542 3.420 .000

Linearity 3915.765 1 3915.765 55.449 .000


Prestasi Belajar Between Groups
Deviation from
IPS * Kecerdasan 2605.868 26 100.226 1.419 .140
Linearity
Emosional
Within Groups 3672.167 52 70.619

Total 10193.800 79

Pada tabel di atas terlihat bahwa nilai lebih dari 0,05, sehingga H0 diterima, dengan
pada kolom Sig baris deviation kata lain bahwa garis regresi hubungan
fromLinierity= 0,140untuk semua sampel antara varibel X2 dan variabel Y linier.

Hipotesis Penelitian

Tabel 4.5.
Hasil Perhitungan Koefisien Korelasi Pengaruh Variabel X1 dan X2
terhadap Variabel Y
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Std. Error of the
Square Estimate

1 .691a .478 .464 8.316

a. Predictors: (Constant), Kecerdasan Emosional, Tingkat Kesejahteraan Keluarga


a. Dependent Variable: Prestasi Belajar IPS

Tabel 4.6.
Rekapitulasi Hasil Perhitungan Persamaan Garis Regresi
Pengaruh Variabel X1 dan X2 terhadap Variabel Y
Coefficients a
Model Unstandardized Standardized t Sig.
Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta
(Constant) -1.028 9.239 -.111 .912

Tingkat Kesejahteraan
1 .597 .161 .376 3.713 .000
Keluarga

Kecerdasan Emosional .643 .162 .401 3.959 .000

a. Dependent Variable: Prestasi Belajar IPS

Tabel 4.7.
Rekapitulasi Hasil Perhitungan Pengujian Signifikasi Koefisien Regresi
Pengaruh Variabel X1 dan X2 dengan Variabel Y
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Regression 4869.256 2 2434.628 35.208 .000b
1 Residual 5324.544 77 69.150
Total 10193.800 79
a. Dependent Variable: Prestasi Belajar IPS
b. Predictors: (Constant), Kecerdasan Emosional, Tingkat Kesejahteraan Keluarga

Pengaruh Tingkat Kesejahteraan Keluarga (X1) dan Kecerdasan Emosional (X2) secara
(X1) dan Kecerdasan Emosional (X2) secara bersama-sama terhadap Prestasi Belajar Ilmu
bersama-sama terhadap Prestasi Belajar Pengetahuan Sosial (Y) adalah sebesar 47,8%,
Ilmu Pengetahuan Sosial (Y) sisanya (52,2%) karena pengaruh faktor lain.
Hipotesis pengaruh ini adalah: Sedangkan untuk pengujian hipotesis
H0 : β1 = 0 atau β2 = 0 melalui analisis regresi diperoleh hasil
H1 : β1≠ 0 atau β2≠ 0; perhitungan terlihat pada Tabel 4.6. dan Tabel
artinya : 4.7. Dari Tabel 4.6. diperoleh persamaan garis
H0 : tidak terdapat pengaruh yang signifikan regresi yang merepresentasikan pengaruh
Tingkat Kesejahteraan Keluarga (X1) variabel X1 dan X2 terdahap variabel Y, yaitu
dan Kecerdasan Emosional (X2) secara Y ̂= -1.028+ 0,597 X1 + 0,643 X2.
bersama-sama terhadap Prestasi Belajar Sedangkan pengujian signifikansi garis
Ilmu Pengetahuan Sosial (Y) regresi tersebut adalah dengan memperhatikan
H1 : terdapat pengaruh yang signifikan hasil perhitungan yang ada pada Tabel 4.8.
Tingkat Kesejahteraan Keluarga (X1) Menurut ketentuan yang ada, kriteria
dan Kecerdasan Emosional (X2) secara signifikansi regresi tersebut adalah “jika Sig <
bersama-sama terhadap Prestasi Belajar 0.05 maka H0 ditolak” atau “jika
Ilmu Pengetahuan Sosial (Y) Fhitung>Ftabel maka H0 ditolak”, yang berarti
Dari tabel 4.5. di atas terlihat bahwa bahwa koefisien regresi tersebut signifikan,
koefisien korelasi ganda pengaruh variabel dengan kata lain terdapat pengaruh yang
bebas Tingkat Kesejahteraan Keluarga (X1) signifikan variabel bebas X1 dan X2 terhadap
dan Kecerdasan Emosional (X2) secara variabel terikat Y. Nilai Sig adalah bilangan
bersama-sama terhadap Prestasi Belajar Ilmu yang tertera pada kolom Sig dalam Tabel 4.7.
Pengetahuan Sosial (Y) adalah sebesar 0,691. Nilai Fhitung adalah bilangan yang tertera pada
Perhitungan pengujian signifikansi kolom F dalam Tabel 4.7. Sedangkan nilai
koefisien korelasi ganda ini bisa dilihat di Ftabel adalah nilai tabel distribusi F untuk taraf
Lampiran 11. Dari perhitungan tersebut di nyata 5% dengan derajat pembilang (k) = 2 dan
peroleh bahwa koefisien korelasi tersebut derajat penyebut (n – k – 1) = 77 dimana n
signifikan, dengan kata lain bahwa terdapat adalah banyaknya responden, dan k adalah
pengaruh yang signifikan variabel bebas banyaknya variabel bebas.
Tingkat Kesejahteraan Keluarga (X1) dan Dari Tabel 4.7. terlihat bahwa nilai Sig =
Kecerdasan Emosional (X2) secara bersama- 0.000 < 0,05 dan Fhitung = 35.208, maka H0 di
sama terhadap Prestasi Belajar Ilmu tolak yang berarti bahwa koefisien regresi
Pengetahuan Sosial (Y). tersebut signifikan. Dengan kata lain bahwa
Sedangkan koefisien determinasinya terdapat pengaruh yang signifikan variabel
sebesar 47,8% menunjukkan bahwa besarnya bebas Tingkat Kesejahteraan Keluarga (X1)
kontribusi Tingkat Kesejahteraan Keluarga dan Kecerdasan Emosional (X2) secara
bersama-sama terhadap Variabel terikat Dari hasil pengujian regresi tersebut maka
Prestasi Belajar ilmu pengetahuan sosial (Y). bisa disimpulkan bahwa terdapat pengaruh
Dari hasil pengujian korelasi maupun yang signifikan variabel bebas X1 (Tingkat
regresi tersebut maka bisa disimpulkan bahwa Kesejahteraan Keluarga) terhadap variabel
terdapat pengaruh yang signifikan variabel terikat Y (Prestasi Belajar Ilmu Pengetahuan
bebas Tingkat Kesejahteraan Keluarga (X1) Sosial).
dan Kecerdasan Emosional (X2) secara
bersama-sama terhadap Prestasi Belajar Ilmu Pengaruh Kecerdasan Emosional (X2)
Pengetahuan Sosial (Y). terhadap Prestasi Belajar Ilmu Pengetahuan
Sosial (Y)
Pengaruh Tingkat Kesejahteraan Keluarga Hipotesis pengaruh ini adalah:
(X1) terhadap Prestasi Belajar Ilmu H0 : β2 = 0
Pengetahuan Sosial (Y) H1 : β2 ≠ 0 ;
Hipotesis pengaruh ini adalah : artinya:
H0 : β1 = 0 H0 : Tidak terdapat pengaruh yang
H1 : β1 ≠ 0 ; signifikan Kecerdasan Emosional
artinya : terhadap Prestasi Belajar Ilmu
H0 : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan Pengetahuan Sosial
Tingkat Kesejahteraan Keluarga H1 : Terdapat pengaruh yang signifikan
terhadap Prestasi Belajar Ilmu Kecerdasan Emosional terhadap
Pengetahuan Sosial Prestasi Belajar Ilmu Pengetahuan
H1 : Terdapat pengaruh yang signifikan Sosial
Tingkat Kesejahteraan Keluarga Untuk membuktikan hipotesis tersebut
terhadap Prestasi Belajar Ilmu adalah dengan memperhatikan nilai/bilangan
Pengetahuan Sosial yang tertera pada kolom t atau kolom Sig untuk
Untuk membuktikan hipotesis tersebut baris Kecerdasan Emosional(Variabel X2) pada
adalah dengan memperhatikan nilai/bilangan Tabel 4.7. Menurut ketentuan yang ada, kriteria
yang tertera pada kolom t atau kolom Sig untuk signifikansi regresi tersebut adalah “jika
baris Tingkat Kesejahteraan Keluarga(Variabel thitung>ttabel maka H0 ditolak” atau “jika
X1) pada Tabel 4.6. Menurut ketentuan yang Sig< 0,05 maka H0 ditolak”, yang berarti
ada, kriteria signifikansi regresi tersebut adalah bahwa terdapat pengaruh yang signifikan
“jika thitung>ttabel maka H0 ditolak” atau variabel bebas X2 terhadap variabel terikat Y.
“jika Sig< 0,05 maka H0 ditolak”, yang berarti Nilai Sig adalah bilangan yang tertera pada
bahwa terdapat pengaruh yang signifikan kolom Sig untuk baris Kecerdasan
variabel bebas X1 terhadap variabel terikat Y. Emosional(Variabel X2) dalam Tabel 4.7..
Nilai Sig adalah bilangan yang tertera pada Nilai thitung adalah bilangan yang tertera pada
kolom Sig untuk baris Tingkat Kesejahteraan kolom t untuk baris Kecerdasan Emosional
Keluarga (Variabel X1) dalam Tabel 4.6. Nilai (Variabel X2) dalam Tabel 4.7.. Sedangkan
thitung adalah bilangan yang tertera pada nilai ttabel adalah nilai tabel distribusi t untuk
kolom t untuk baris Tingkat Kesejahteraan taraf nyata 5% dengan derajat kepercayaan (df
Keluarga(Variabel X1) dalam Tabel 4.7.. = n – 2) = 78 dimana n adalah banyaknya
Sedangkan nilai ttabel adalah nilai tabel responden.
distribusi t untuk taraf nyata 5% dengan derajat Dari Tabel 4.6. terlihat bahwa nilai Sig =
kepercayaan (df = n – 2) = 78 dimana n adalah 0.000< 0,05 dan thitung = 3.959, maka H0 di
banyaknya responden. tolak yang berarti terdapat pengaruh yang
Dari Tabel 4.7. terlihat bahwa nilai Sig = signifikan variabel bebas X2 (Kecerdasan
0.000 < 0,05 dan thitung = 3.713, maka H0 di Emosional) terhadap variabel terikat Y
tolak yang berarti terdapat pengaruh yang (Prestasi Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial).
signifikan variabel bebas X1 (Tingkat Dari hasil pengujian regresi tersebut maka
Kesejahteraan Keluarga) terhadap variabel bisa disimpulkan bahwa terdapat pengaruh
terikat Y (Prestasi Belajar Ilmu Pengetahuan yang signifikan variabel bebas X2 (Kecerdasan
Sosial). Emosional) terhadap variabel terikat Y
(Prestasi Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial).

PEMBAHASAN
Pengaruh Tingkat Kesejahteraan Keluarga keadaan tingkat kesejahteraan keluarga di
Dan Kecerdasan Emosional secara Bersama- masyarakat, diantaranya tingkat pendidikan,
Sama Terhadap Prestasi Belajar Ilmu jenis pekerjaan, tingkat pendapatan, kondisi
Pengetahuan Sosial lingkungan tempat tinggal, pemilikan kekayaan
Dari deskripsi data setelah dilakukan dan partisipasi dalam aktivitas kelompok dari
analisis korelasi diperoleh koefisien korelasi komunitasnya. Dalam hal ini uraianya dibatasi
sebesar 0,691, setelah dilakukan pengujian hanya 4 faktor yang menentukan yaitu tingkat
dengan program SPSS terbukti bahwa koefisien pendidikan, pendapatan, dan kepemilikan
korelasi tersebut signifikan. Hal ini berarti kekayaan, dan jenis tempat tinggal.
bahwa terdapat pengaruh variabel bebas X1 Dengan demikian jika tingkat
(Tingkat Kesejahteraan Keluarga) dan X2 kesejahteraan keluarga baik , maka
(Kecerdasan Emosional) secara bersama-sama diasumsikan bahwa prestasi belajar siswa akan
terhadap variabel terikat Y (Prestasi Belajar baik juga. Namun jika ternyata tingkat
Ilmu Pengetahuan Sosial). kesejahteraan kurang, maka yang terjadi pada
Sedangkan dari analisis regresi diperoleh prestasi belajar akan kurang juga. Faktor
persamaan garis regresi Y ̂= -1,028 + 0,597 X1 lainnya adalah Kecerdasan Emosional.
+ 0,643 X2. Nilai konstanta = -1,028 Kecerdasan Emosional adalah pandangan
menunjukkan bahwa dengan tingkat intelegensi individu terhadap dirinya sendiri berupa
dan Kecerdasan Emosional paling rendah sulit keyakinan diri dan harga diri. Keyakinan diri
untuk bisa meraih kinerja yang baik, sedangkan meliputi rasa percaya diri dan kemampuan diri,
nilai koefisien regresi sebesar 0,597 dan 0,643 sedangkan harga diri meliputi kedudukan diri
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif dalam kelompok, penghargaan diri dalam
variabel bebas X1 (Tingkat Kesejahteraan kelompok dan hubungan dalam kelompok. Jadi
Keluarga) dan X2 (Kecerdasan Emosional) berdasarkan kajian teori ini, kecerdasan
secara bersama-sama terhadap variabel terikat emosional adalah kemampuan seseorang untuk
Y (Prestasi Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial). mengenali perasaan, memotivasi dan mengatur
Setelah dilakukan pengujian linieritas garis diri sendiri (kecakapan pribadi), serta
regresi dengan menggunakan program SPSS mengenali dan memahami perasaan orang lain
diperoleh bahwa garis regresi tersebut linier. orang lain (kecakapan sosial). Semakin positif
Dari pengujian signifikansi koefisien Kecerdasan Emosional yang dimiliki siswa
regresi yang juga dilakukan dengan program maka siswa tersebut akan bersikap optimis
SPSS diperoleh bahwa koefisien regresi menyadari segenap potensi yang dimilikinya.
tersebut signifikan, yaitu ditunjukkan oleh nilai Serta akan berusaha mengaktualisasikannya
Sig = 0.000 dan Fhitung = 35,208, sedangkan dan ini berarti akan menyebabkan tingginya
Ftabel = 1,67 sehingga nilai Sig< 0,05 dan prestasi belajar ilmu pengetahuan sosial
Fhitung>Ftabel atau regresi tersebut signifikan, tersebut. Sedangkan prestasi belajar pada
yang berarti benar bahwa terdapat pengaruh pelajaran IPS adalah puncak hasil belajar yang
yang positif variabel bebas X1 (Tingkat dapat mencerminkan hasil keberhasilan belajar
Kesejahteraan Keluarga) dan X2 (Kecerdasan siswa terhadap tujuan belajar yang telah
Emosional) secara bersama-sama terhadap ditetapkan. Hasil belajar siswa dapat meliputi
variabel terikat Y (Prestasi Belajar Ilmu aspek kognitif (pengetahuan), afektif (sikap),
Pengetahuan Sosial ). dan psikomotorik (tingkah laku) pada materi
Menurut sintesis teori yang ada di Bab II, IPS.
siswa memerlukan berbagi dukungan baik Semakin tinggi tingkat kesejahteraan
bersifat materi maupun non materi. Faktor keluarga maka semakin tinggi pula prestasi
disini adalah Tingkat Kesejahteraan Keluarga. belajar yang bisa diraih. Emosional yang positif
Tingkat Kesejahteraan Keluarga merupakan dalam bertindak akan menimbulkan ketenangan
faktor penting yang dapat mempengaruhi dalam belajar hingga menyebabkan siswa
prestasi belajar siswa. benar-benar dapat memaksimalkan potensi
Faktor–faktor yang menentukan tingkat yang dipunyai, yang akhirnya dapat meraih
kesejahteraan keluarga. Berdasarkan kodrat- prestasi tinggi.
Nya manusia dilahirkan memiliki kedudukan Dari uraian teoritis tersebut bisa
yang sama dan sederajat, akan tetapi sesuai diasumsikan bahwa semakin tinggi tingkat
dengan kenyataan setiap yang menjadi warga kesejahteraan keluarga dalam memenuhi
suatu masyarakat, senantiasa mempunyai status kebutuhan hidup, semakin positif sikap dan
atau kedudukan dan peranan. Ada beberapa prilaku dalam menghadapi masalah yang
faktor yang dapat menentukan tinggi rendahnya
dihadapi dalam belajar maka akan semakin suatu masyarakat, senantiasa mempunyai status
tinggi pula prestasi belajar yang bisa diraih. atau kedudukan dan peranan. Ada beberapa
Dari informasi kuantitatif dan teori faktor yang dapat menentukan tinggi rendahnya
tersebut maka peneliti berkesimpulan bahwa keadaan tingkat kesejahteraan keluarga di
tingkat kesejahteraan keluarga dan kecerdasan masyarakat, diantaranya tingkat
emosional mempunyai pengaruh yang positif pendidikan,jenis pekerjaan, tingkat pendapatan,
dan signifikan terhadap prestasi belajar Ilmu kondisi lingkungan tempat tinggal, pemilikan
Pengetahuan Sosial. kekayaan dan partisipasi dalam aktivitas
kelompok dari komunitasnya. Dalam hal ini
Pengaruh Tingkat Kesejahteraan Keluarga uraianya dibatasi hanya 4 faktor yang
Terhadap Prestasi Belajar Ilmu menentukan yaitu tingkat pendidikan,
Pengetahuan Sosial pendapatan, dan kepemilikan kekayaan, dan
Dari pengujian hipotesis diperoleh bahwa jenis tempat tinggal.
nilai Sig = 0.005 dan thitung = 3,713, Dari uraan teoritis tersebut bisa
sedangkan ttabel = 1,99. Karena nilai Sig< diasumsikan bahwa semakin tinggi tingkat
0,05 dan thitung> ttabel maka H0 di tolak yang kesejahteraan keluarga, maka semakin tinggi
berarti terdapat pengaruh yang signifikan kemampuan siswa dalam memenuhi kebutuhan
variabel bebas X1 (Tingkat Kesejahteraan yang sedang dihadapi maka akan semakin
Keluarga) terhadap variabel terikat Y (Prestasi tinggi pula prestasi belajar yang bisa diraih.
Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial). Dari informasi kuantitatif dan teori
Menurut sintesis teori yang ada di Bab II, tersebut maka peneliti berkesimpulan bahwa
Kesejahteraan adalah suatu tata kehidupan dan tingkat kesejahteraan keluarga mempunyai
penghidupan sosial, material, maupun spiritual pengaruh yang positif dan signifikan terhadap
yang diliputi rasa keselamatan, kesusilaan dan prestasi belajar Ilmu Pengetahuan Sosial.
ketenteraman lahir batin yang memungkinkan
setiap warga negara untuk mengadakan usaha- Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap
usaha pemenuhan kebutuhan jasmani, rohani Prestasi Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial
dan sosial yang sebaik-baiknya bagi diri, Dari pengujian hipotesis diperoleh bahwa
keluarga serta masyarakat dengan menjunjung nilai Sig = 0.000 dan thitung = 3.959,
tinggi hak-hak asasi serta kewajiban manusia sedangkan ttabel = 1,99. Karena nilai Sig<
sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945. 0,05 dan thitung> ttabel maka H0 di tolak yang
Dalam UU Nomor 10 Tahun 1992 berarti terdapat pengaruh yang signifikan
memberikan batasan tentang keluarga variabel bebas X2 (Kecerdasan Emosional)
sejahteraan yaitu keluarga yang dibentuk terhadap variabel terikat Y (Prestasi Belajar
berdasarkan perkawinan yang sah, mampu Ilmu Pengetahuan Sosial).
memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan Menurut sintesis teori yang ada di Bab II,
material yang layak, bertaqwa kepada Tuhan Kecerdasan Emosional adalah pandangan
Yang Maha Esa, memiliki hubungan yang individu terhadap dirinya sendiri berupa
serasi, selaras, dan seimbang antara anggota keyakinan diri dan harga diri. Keyakinan diri
antara keluarga dengan masyarakat dan meliputi rasa percaya diri dan kemampuan diri,
lingkungan. sedangkan harga diri meliputi kedudukan diri
Berdasarkan pengertian di atas, dalam kelompok, penghargaan diri dalam
selanjutnya dikembangkan indikator yang kelompok dan hubungan dalam kelompok. Jadi
mencerminkan tingkat kesejahteraan keluarga berdasarkan kajian teori ini, kecerdasan
di Indonesia. Indikator tersebut sangat emosional adalah kemampuan seseorang untuk
bermanfaat untuk memantau kondisi mengenali perasaan, memotivasi dan mengatur
kesejahteraan keluarga di Indonesia dari waktu diri sendiri (kecakapan pribadi), serta
ke waktu. Dalam indikator tersebut, tingkat mengenali dan memahami perasaan orang lain
kesejahteraan keluarga dibagi dalam 5 tahapan orang lain (kecakapan sosial). Semakin positif
yaitu tahap prasejahtera, tahap sejahtera I, tahap Kecerdasan Emosional yang dimiliki siswa
sejahtera II, tahap sejahtera III, dan tahap IV maka siswa tersebut akan bersikap optimis
(Cornelis Rintuh, 2005: 86-87). menyadari segenap potensi yang dimilikinya,
Faktor–faktor yang menentukan tingkat serta akan berusaha mengaktualisasikannya dan
kesejahteraan keluarga. Berdasarkan kodrat- ini berarti akan menyebabkan tingginya prestasi
Nya manusia dilahirkan memiliki kedudukan belajar ilmu pengetahuan sosial tersebut.
yang sama dan sederajat, akan tetapi sesuai Berdasarkan hal tersebut terlihat bahwa
dengan kenyataan setiap yang menjadi warga Kecerdasan Emosional memiliki pengaruh
besar terhadap aktivitas individu dalam sekolah Kecerdasan Emosional kurang maka akan
tersebut. Kecerdasan Emosional yang positif dapat berpengaruh terhadap kualitas belajarnya.
akan membantu individu memperoleh rasa Dari uraan teoritis tersebut bisa
aman dan nyaman sehingga memungkinkan diasumsikan bahwa semakin tinggi kecerdasan
semua individu menjalankan aktivitasnya emosional, maka semaskin tinggi kemampuan
dengan baik dan efektif. Siswa yang memegang siswa dalam menyelesaikan masalah yang
peranan penting dalam suatu sekolah tentu saja dihadapi hingga mampu meraih prestasi belajar.
membutuhkan Kecerdasan Emosional yang Dari informasi kuantitatif dan teori
positif agar dapat melakukan tugasnya sebaik tersebut maka peneliti berkesimpulan bahwa
mungkin. Kecerdasan Emosional yang tinggi tingkat kesejahteraan keluarga mempunyai
akan menggairahkan siswa untuk melaksanakan pengaruh yang positif dan signifikan terhadap
tugas dan tanggung jawabnya sebagai pelajar Prestasi Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial.
semaksimal mungkin. Sebaliknya jika

SIMPULAN
1. Terdapat pengaruh yang signifikan Tingkat SMPN di Kabupaten Tangerang. Hal ini
Kesejahteraan Keluarga dan Kecerdasan dibuktikan dengan perolehan nilai Sig.
Emosional secara bersama-sama terhadap 0,000 < 0,05 dan dengan thitung = 3,713.
Prestasi Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial 3. Terdapat pengaruh yang signifikan
siswa SMPN di Kabupaten Tangerang. Hal Kecerdasan Emosional terhadap Prestasi
ini dibuktikan dengan perolehan nilai Sig. Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial siswa
0,000 < 0,05 dan Fhitung = 35,208. SMPN di Kabupaten Tangerang. Hal ini
2. Terdapat pengaruh yang signifikan Tingkat dibuktikan dengan perolehan nilai Sig.
Kesejahteraan Keluarga terhadap Prestasi 0,000 < 0,05 dan thitung = 3,959.
Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial siswa

DAFTAR PUSTAKA
Abdulsyani, (1994). Sosiologi sistematika, Psikologi. Jakarta: Grafindo
teori danterapan. Jakarta: Persada Departemen Pendidikan
BumiAksara dan Kebudayaan Direktorat
_________, (2007). Sosiologi skematika Jendral Perguruan Tinggi, Materi
teori dan terapan. Jakarta: Bumi Dasar Pendidikan Akta Mengajar
Aksara V, Buku II B Perencanaan
Ahmadi, A & Widodo, S. (2008). Pendidikan
Pengajaran berhasil. Jakarta: UI Daldjoeni, N. (1985). Dasar–dasar ilmu
Press. pengetahuan sosial. Bandung:
__________. (1991). Psikologi belajar. Alumni Bandung
Jakarta: PT. Rineka Cipta Damsar, (2009). Pengantar Sosiologi
Ahmadi, A. (2007). Sosiologi pendidikan. Ekonomi. Jakarta: Kencana
Jakarta: Rineka Cipta Prenada Media Group
Anas, S. (2009). Pengantar evaluasi Giovanni, C. (2010). Kecerdasan
pendidikan. Jakarta, PT Raja emosional. Mojokerto:
Grafindo Persada Manuscript.
Arikunto, S. (2006). Prosedur penelitian Goleman, D. (2009). Emotional
suatu pendekatan praktik. Jakarta: intelligence kecerdasan emosional.
PT Rineka Cipta Jakarta: PT Sun
Arifin, Z. (2009). Evaluasi pembelajaran. Gunawan, A. (2000). Sosiologi pendidikan.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya Jakarta: Rineka Cipta
Campbell, L. (2004). Metode praktis Hadikusumo, K. (1990). Pengantar
pembelajaran berbasis multiple pendidikan. Semarang: IKIP Press
intelligences. Intuisi Press. Kamanto, S. (2004). Pengantar sosiologi.
Chaplin, (1983/1986,1995).Terjemahan Jakarta: Fakultas Ekonomi Univ.
Kartini Kartono. Kamus Lengkap Indonesia
Kartono, K. (1986). Metodologi riset Soemantri, A. & Sambas, A. (2006).
sosial. Bandung: Alumni Aplikasi statistika dalam
Lawrence E. S. (1997). How to Raise A penelitian, Bandung: CV Pustaka
Child With A High Emotional 104 Setia
Intelligence. New York: Harper Sudjana, N. (1997). Dasar–dasar proses
Collins belajar mengajar. Bandung: Sinar
Pluchik, R, (1979). Emotion: a Baru Algasindo
psychoevolutionary synthesis. __________. (2009). Penilaian hasil
New York: Holiday Lithograph proses belajar mengajar.
Corp Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Prasetyono, D.S. (2010).Tes IQ dan EQ Sugiyono, (2007). Metode penelitian
plus.Yogyakarta: Buku Biru kuantitatif kualitatif dan R&D.
Purwanto, N. (1990). Prinsip-prinsip teknik Bandung: Alfabeta
evaluasi pengajaran, Bandung: _________,(2005). Statistik untuk
CV Remaja Karya penelitian, Bandung: CV Alfabeta
___________. (2007). Psikologi Sutrisno, H. (1984). Metodologi risearc.
pendidikan, Bandung: PT Remaja Yogyakarta: Yayasan penerbit
Rosdakarya Fakultas Psikologi Universitas
Riduwan, (2007). Skala pengukuran Gajah Mada
variabel–variable penelitian, Suryabrata, S. (2005). Pengembangan alat
Bandung: Alfabeta ukur psikologis. Yogyakarta: Andi
Santrock, J.W. (2009). Psikologi Yogyakarta
pendidikan education psychology. Supardi, D. S. (2009). Pengantar statistik
Jakarta: Salemba Humanika pendidikan, Jakarta: Diadit Media
Slameto, (2003). Belajar dan factor-faktor Zainal, A. (2009). Menjadi guru
yang mempengaruhinya. Jakarta: profesional berstandar nasional,
Rineka Cipta Bandung, Yramawidya.
Soekanto, S. (1985). Sosiologi ruang
lingkup dan aplikasinya, Bandung,
Remaja Rosdakarya

Anda mungkin juga menyukai