Anda di halaman 1dari 2

BAB II

DASAR TEORI

Teknik produksi dalam pengembangannya cukup penting. Dimana pengerjaan


teknik produksi ini sangat berpengaruh dalam hasil akhir dari suatu produksi oil dan
gas.

Hydraulic Fracturing adalah salah satu metode stimulasi yang paling cocok
digunakan pada sumur dengan permeabilitas rendah-sedang atau reservoir yang tidak
mencukupi laju alir commercial meskipun kerusakan formasi telah diperbaiki oleh
acidizing treatment. Hydraulic Fracturing juga merupakan salah satu metode dari
stimulasi sumur yang digunaka untuk memperbaiki atau meningkatkan produktivitas
sumur. Tujuannya adalah membentuk saluran konduktif dan kontinu yang menembus
zona stain, maka dibuat rekahan untuk jalan mengalirnya fluida reservoir ke sumur.
Fluida perekah dengan laju dan tekanan tertentu diatas rekah formasi. Setelah itu,
fluida terus diinjeksikan untuk memperbesar rekahan yang terjadi untuk menjaga agar
rekahan tidak tertutup kembali, makan rekahan yang telah dibuat tadi diberi proppant.

Proppant yang digunakan harus mampu mengalirkan fluida dan dapat


menahan agar rekahan tidak menutup kembali. Oleh karena itu, proppant harus
memiliki permeabilitas yang besardan kekuatan yang cukup baik, agar tidak mudah
hancur karena tekanan dan temperature yang tinggi. Setelah proses ini selesai,
perforating ditarik keluar sumur, air bertekanan dan berisi pasir bahan kimia lain akan
diinjeksikan ke dalam lubang sumur ke retakan. Dan pasir (proppant) berfungsi
menjaga celah fracture tetap terbuka.

A. Peralatan dan perlengkapan yang digunakan:

3
1. Truck Mounted Pumps
2. Blenders
3. Fluid Tank
4. Proppant Tank
5. Fracture Pump
6. Batch Mixer
7. Sand Silo
8. Fracture Monitoring Cabin

B. Proses Perekahan
Proses perekahan secara umum dibedakan menjadi dua stages, yaitu:
1. Pad Stages : Hanya fluida fracturing yang diinjeksikan
kedalam sumur untuk membuka formasi dan membuat pad
(jalur). Pad terjadi karena laju alir fluida fracturing yang
diinjeksikan lebih besar dari pada laju alir fluida dapat keluar
dari formasi. Setelah pad terjadi dan memiliki ukuran yang
telah ditetapkan atau diinginkan selanjutnya tahap slurry stages
dimulai.
2. Slurry Stages : Fluida fracturing dicampur dengan pasir
(proppant) didalam blender dan kemudian diinjeksikan menuju
pad atau fracture. Setelah fracture diisi dengan proppant atau
sand, pekerjaan fracturing telah berakhir dan pompa dapat
dimatikan.

Anda mungkin juga menyukai