DASAR TEORI
Hydraulic Fracturing adalah salah satu metode stimulasi yang paling cocok
digunakan pada sumur dengan permeabilitas rendah-sedang atau reservoir yang tidak
mencukupi laju alir commercial meskipun kerusakan formasi telah diperbaiki oleh
acidizing treatment. Hydraulic Fracturing juga merupakan salah satu metode dari
stimulasi sumur yang digunaka untuk memperbaiki atau meningkatkan produktivitas
sumur. Tujuannya adalah membentuk saluran konduktif dan kontinu yang menembus
zona stain, maka dibuat rekahan untuk jalan mengalirnya fluida reservoir ke sumur.
Fluida perekah dengan laju dan tekanan tertentu diatas rekah formasi. Setelah itu,
fluida terus diinjeksikan untuk memperbesar rekahan yang terjadi untuk menjaga agar
rekahan tidak tertutup kembali, makan rekahan yang telah dibuat tadi diberi proppant.
3
1. Truck Mounted Pumps
2. Blenders
3. Fluid Tank
4. Proppant Tank
5. Fracture Pump
6. Batch Mixer
7. Sand Silo
8. Fracture Monitoring Cabin
B. Proses Perekahan
Proses perekahan secara umum dibedakan menjadi dua stages, yaitu:
1. Pad Stages : Hanya fluida fracturing yang diinjeksikan
kedalam sumur untuk membuka formasi dan membuat pad
(jalur). Pad terjadi karena laju alir fluida fracturing yang
diinjeksikan lebih besar dari pada laju alir fluida dapat keluar
dari formasi. Setelah pad terjadi dan memiliki ukuran yang
telah ditetapkan atau diinginkan selanjutnya tahap slurry stages
dimulai.
2. Slurry Stages : Fluida fracturing dicampur dengan pasir
(proppant) didalam blender dan kemudian diinjeksikan menuju
pad atau fracture. Setelah fracture diisi dengan proppant atau
sand, pekerjaan fracturing telah berakhir dan pompa dapat
dimatikan.