Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Angka kematian ibu di Indonesia cukup tinggi yaitu 379/100.000 kelahiran hidup. Dan
anemia pada kehamilan merupakan penyebab tidak langsung AKI. Target Indonesia
Sehat 2010 adalah penurunan angka kematian ibu 125/100.000 kelahiran hidup .
Anemia merupakan gangguan medis yang paling umum ditemui pada masa hamil,
mempengaruhi sekurang-kurangnya 20 % wanita hamil.Sampai saat ini anemia dan
kehamilan di Indonesia tinggi, yaitu 63,5 % sedangkan di Amerika hanya 6 %.
Kekurangan gizi dan perhatian yang kurang terhadap ibu hamil merupakan predisposisi
anemia defisiensi ibu hamil di Indonesia.
Menurut WHO 40 % kematian ibu di negara berkembang berkaitan dengan anemia dalam
kehamilan. Kebanyakan anemia dalam kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi dan
perdarahan akut bahkan tidak jarang keduanya saling berinteraksi .Anemia ringan
mungkin tidak secara langsung merupakan penyebab kematian akan tetapi dapat
mengakibatkan resiko perdarahan. Dibanding wanita sehat, wanita anemia akan
mengalami keadaan fatal apabila terjadi perdarahan.Setelah melakukan pengkajian di
lahan praktek, anemia terjadi pada masyarakat setempat masih sering terjadi diantaranya
sekitar 9 orang ibu hamil mengalami anemia ringan. Karena faktor defisiensi makanan,
sosial ekonomi dan pendidikan yang rendah, oleh karena itu penulis tertarik untuk
mengambil kasus anemia ringan pada Ny. N dalam membantu pembuatan makalah ini.
B. Rumusan masalah
C. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Anemia adalah suatu keadaan di mana jumlah eritrosit yang beredar atau konsentraisi
hemoglobin menurun. Sabagai akibat,ada penurunan trasportasi oksigan dari paru-paru ke
jaringan perifer. Selama kehamilan, anemia lazim terjadi dan biasanya disebabkan oleh
difesiensi besi, sekunder terhadap kehilangan darah sebalumnya atau asupan besi yang
tidak a jarang dekuat. Anemia adalah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin (Hb) dalam
darahnya kurang dari 12 gr% (Wiknjosastro, 2002). Sedangkan anemia dalam kehamilan
adalah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin dibawah 11 gr% pada trimester I dan III
atau kadar <10,5 gr% pada trimester II (Saifuddin, 2002). Anemia dalam kehamilan yang
disebabkan karena kekurangan zat besi, jenis pengobatannya relatif mudah, bahkan
murah. Anemia diindikasikan bila hemoglobin ( Hb) kurang dari 12 g/dl pada wanita
yang tidak hamil atau kurang dari 10 g/dl pada wanita hamil. Anemia adalah suatu
keadaan dimana jumlah eritrosit yang beredar atau konsentrasi hemoglobin menurun,
sehingga terjadi penurunan transportasi oksigen dari paru ke janin .Anemia adalah suatu
keadaan dimana kadar hemoglobin dalam darah < 11 g% atau kadar hematokrit kurang
dari normal . Anemia adalah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin dibawah 11g% pada
trimester I dan II atau kadar < 10,5 g% pada trimester II .Anemia adalah keadaan dimana
kadar haemoglobin dibawah 11 g % anemia ringan - sedang adalah 7 - 10 g %, anemia
berat adalah 4-6 g %.
B. Etiologi
1. Pendarahan
2. Kebutuhan meningkat
a. Prematuritas
b. Pertumbuhan
c. Kehamilan
3. Mal absorbs
Apabila terjadi malabsorbsi didalam tubuh mengakibatkan kandungan zat besi yang
dikandung dalam makanan tidak dapat dicerna atau diserap oleh tubuh dengan baik
sehingga mengakibatkan zat besi yang diproduksi didalam tubuh berkurang.
C. Patofisiologi
Kebutuhan darah bertambah banyak dalam kehamilan yang lazim disebut hidremia, akan
tetapi bertambahnya sel-sel darah kurang dibanding dengan bertambahnya plasma,
sehingga terjadi pengenceran darah. Pengenceran darah dianggap sebagai penyesuaian
diri secara fisiologis dalam kehamilan dan bermanfaat bagi wanita. Pengenceran
meringankan kerja jantung yang harus bekerja lebih berat dalam masa hamil, sebagai
akibat hidremia cardiac output meningkat. Akibat defisiensi Fe sehingga unsur-unsur
dalam sirkulasi darah berkurang, jumlah Hb dalam tubuh berkurang dan kekurangan ini
terutama terjadi di hati, limfa, dan sumsum tulang sehingga menyebabkan anemia ringan.
1. Kriteria Anemia
2. Pengaruh Anemia
Keguguran
Partus sprematurus
Inersia dan partus lama, ibu lemah
Atonia uteri dan menyebabkan perdarahan
Syok
Infeksi intrapartum dan dalam nifas
b. Pengaruh anemia terhadap hasil konsepsi
Kematian mudigah
Kematian janin dalam kandungan
Kematian janin waktu lahir
Kematian perinatal tinggi
Prematuritas
Dapat terjadi cacat bawaan
Cadangan besi kurang
D. Tanda dan gejala
E. Penatalksana
1. Memeriksakan kadar Hb semua ibu hamil pada kunjungan pertama dan pada trimester
III untuk mengetahui apakah kadar Hb ibu dibawah 11 g'%.
2. Pemenuhan kalori 300 kalor/hari dan suplemen zat besi 60 mg/hari.
3. Pada anemia defisiensi besi yaitu dengan preparat besi : ferosulfat, fero gluconat atau
Na-feri bisitrat. Pemberian prefarat 60 mg/hari.
4. Beri penyuluhan gizi pada setiap kunjungan antenatal, tentang perlunya
mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi dan perlunya minum tablet zat
besi.
5. Sarankan ibu hamil untuk tetap minum tablet zat besi l x l perhari.
F. Pengobatan komplementer
1. Jus Jambu
Jambu biji merupakan buah yang banyak mengandung vitamin C. Jambu biji dapat
mengatasi anemia karena didalam buah jambu biji merah mengandung zat gizi makro
dan mikro, salah satu zat gizi mikro ialah vitamin C yang dapat memperlancar proses
pembentukan hemoglobin sel darah merah. Dalam penelitian ini ibu hamil
mengkonsumsi jus jambu biji dan tablet Fe secara rutin selama 20 hari.
Tujuannya :
2. Jus Stoberi
Buah strawberry adalah buah yang kaya akan kandungannya. Di dalam buah
strawberry terdapat vitamin C sehingga bisa jadi digunakan sebagai antioksidan dan
meningkatkan daya tahan tubuh. Buah stoberi adalah buah yang kaya akan
kandungannya. Di dalam buah strawberry terdapat vitamin C sehingga bisa jadi
digunakan sebagai antioksidan dan meningkatkan daya tahan tubuh. Tingginya akan
vitamin C dalam buah strawberry dapat membantu penyerapan zat besi sehingga
dapat meningkatkan kadar hemoglobin dalam darah (Wulandari dkk, 2017).