Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesulitan makan pada bayi adalah gangguan makan atau penolakan


makanan sehingga tidak mampu memenuhi kebutuhan nutrisi. Keluhan orang
tua yang sering disampaikan yaitu : penerimaan makanan yang kurang,
makanan tidak ditelan, tidak ada nafsu makan, ada keterlambatan
ketrampilan  makan,  menolak makan, kebiasaan makan yang aneh, tidak mau
makan nasi dan cepat bosan dengan makanan yang diberikan.
Faktor yang menyebabkan kesulitan makan ada 3 yaitu 1. Faktor Gizi,
pada bayi biasanya karena faktor mekanis misalnya kelainan bawaan,
kurangnya pengetahuan dalam pemberian ASI yang benar, pemberian
makanan pendamping ASI dan jadwal serta cara pemberian makan yang tidak
tepat, sedangkan pada balita adalah kurangnya nafsu makan karena
meningkatnya interaksi dengan lingkungan yang menyebabkan meningkatnya
resiko infeksi akut maupun kronis. 2. Faktor Penyakit / Kelainan Organ,
yaitu  alat pencernaan makanan, sistem syaraf, sistem hormonal dan enzim
pencernaan. 3. Faktor Gangguan / Kelainan Psikologis, meliputi internal
(perkembangan anak, emosi) dan eksternal (lingkungan,  pengasuh dan
teman).1
Kesulitan makan pada bayi berdampak pada kesehatan dan tumbuh
kembang anak. Gejala yang timbul tergantung dari jenis dan jumlah zat gizi
yang kurang. Tatalaksana mengatasi kesulitan makan mencakup 3 aspek yaitu
: 1. Identifikasi faktor penyebab, dengan anamnesis yang teliti, pemeriksaan
fisik dan pemeriksaan penunjang. 2. Evaluasi tentang faktor dan dampak
nutrisi, bisa dilakukan dengan wawancara riwayat makan, jumlah, jenis ,
makanan yang suka dan tidak disukai, cara dan waktu pemberian, suasana dan
perilaku makan. 3. Melakukan upaya berbaikan yaitu perbaikan jenis dan
jumlah makanan, jadwal dan cara pemberian makan (tidak lebih dari 30 mnt),
tidak diberikan camilan pada saat makan,  macam menu dan  rasa yang
variasi, penggunaan suplemen, makanan cair pada konsisi khusus,
menghindari obat penambah nafsu makan dan menciptakan lingkungan yang
nyaman.1
Orangtua masih beranggapan bahwa solusi sulit makan adalah
pemberian vitamin/suplemen sehingga mereka seringkali meminta dokter
meresepkan vitamin penambah nafsu makan. Permasalahan lain yang sering
terjadi yakni anak hanya mau makanan cair/lumat karena sulit
mengunyah/menelan, anak langsung menangis atau berlari menjauh saat
melihat sendok/piring, menyemburkan makanan serta keterlambatan untuk
makan mandiri.2
Sehubungan dengan hal tersebut penulis tertarik untuk melakukan
“Asuhan Kebidanan Pada By. H Bayi Sulit Makan dengan Terapi Pijat
Tui Na di BPM Ny. G” 
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Medis
1. Sulit Makan Pada Bayi
Menurut Judarwanto (2011), kesulitan makan adalah jika anak
tidak mau atau menolak untuk makan, atau mengalami kesulitan
mengkonsumsi makanan atau minuman dengan jenis dan jumlah sesuai
usia secara fisiologis (alamiah dan wajar), yaitu mulai dari membuka
mulut tanpa paksaan, mengunyah, menelan hingga sampai terserap
dipercernaan secara baik tanpa paksaan dan tanpa pemberian vitamin dan
obat tertentu.
Kesulitan makan adalah ketidakmampuan untuk makan dan
menolak makanan tertentu. Gangguan kesulitan makan pada anak sering
kita jumpai pada masyarakat awam yang belum memahami prosedur
pemenuhan kebutuhan nutrisi pada anak. Masyarakat awam masih banyak
yang belum memahami pentingnya nutrisi pada anak.3
Kesulitan makan adalah gangguan makan dengan gejala; makan
hanya sedikit, sulit untuk mencoba makanan baru, secara total
menghindari beberapa jenis makanan, dan memiliki makanan yang sangat
disukainya
Menurut pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
kesulitan makan bada bayi adalah gangguan makan pada bayi sehingga
melakukan penolakan makanan dan hanya mengkonsumsi makanan yang
disukai.
Sulit makan berkepanjangan berakibat menurunnya asupan kalori
yang dibutuhkan sehingga dapat memengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan anak. Dampak sulit makan pada awalnya berpengaruh
terhadap berat badan (tetap/dapat turun) kemudian akan memengaruhi
tinggi badan serta status gizi. Pemeriksaan status gizi dilakukan dengan
pengukuran antropometri meliputi berat badan, tinggi badan dan lingkar
kepala. Dilakukan pula pemeriksaan fisik lainnya yakni masalah gigi
geligi, mulut, kemampuan menelan atau bila terdapat gangguan neurologis
yang mungkin dapat mengganggu proses makan. Berbagai hal yang
mengganggu proses makan ini harus dideteksi sedini mungkin dan segera
diatasi sesuai penyebab yang mendasarinya.

Perilaku banyak orangtua di Indonesia terhadap beberapa hal


tersebut masih sangat sulit dilakukan, karena pemahamannya yang masih
kurang tepat. Sebagian besar orang tua/pengasuh cenderung membujuk
dan menenangkan anak dengan berbagai macam cara supaya anak mau
makan, hal ini justru mengganggu konsentrasi makan anak. Bila anak tidak
mau makan orang tua seringkali menggantinya dengan susu formula
berlebihan. Cara ini mengakibatkan anak selalu kenyang dan semakin sulit
mengenal perilaku makan yang benar.

Pencegahan sulit makan sejak dini adalah penerapan aturan makan


(feeding behavior) yang tepat mengacu pada feeding rules yang telah
dijelaskan di atas. 3 pengenalan makan juga harus memenuhi 4 syarat
yakni:4
1. Tepat waktu disaat ASI tidak lagi mencukupi kebutuhan nutrisi bayi.
2. Adekuat dalam memenuhi kandungan gizi sesuai usia bayi.
3. Aman dalam penyajian serta penyimpanannya.
4. Makanan diberikan dengan cara yang benar (properly fed) dengan
memperhatikan sinyal lapar dan kenyang seorang anak.
Dengan menerapkan feeding rules diharapkan masalah sulit makan
pada bayi dapat teratasi sehingga tumbuh kembang menjadi lebih optimal.
Namun, apabila anak tetap sulit makan, maka disarankan untuk
berkonsultasi langsung kepada ahli gizi atau dokter spesialis anak terdekat.

2. Pijat Bayi Tui Na untuk bayi Sulit makan


Upaya Mengatasi Berat Badan Kurang dari Normal Kesulitan makan
pada anak berisiko tinggi menjadi malnutrisi seiring dengan bertambahnya
usia. Hal ini dapat diidentifikasi dan ditindaklanjuti secara dini melalui
pengukuran status gizi pada anak dengan kesulitan makan agar terhindar
dari salah satu komplikasinya yaitu malnutrisi. Upaya untuk mengatasi
kesulitan makan dapat dilakukan dengan cara farmakologi maupun non
farmakologi, yaitu sebagai berikut. (a) Farmakologi Cara mengatasi
kesulitan makan dengan farmakologi antara lain dengan pemberian
miltivitamin, dan micronutrien lainnya. Saat ini kebanyakan orang tua
mengatasi kesulitan makan anak sebatas pemberian multivitamin tanpa
memperhatikan penyebab. Hal tersebut akan berdampak negatif jika
diberikan dalam jangka waktu yang lama. (b) Non farmakologi Upaya
mengatasi kesulitan makan dengan non farmakologi antara lain melalui
minuman herbal/jamu, pijat, akupresur, dan akupunktur. 5
Pijat Tui Na adalah bentuk terapi pijat dan telah digunakan di China
selama lebih dari 5.000 tahun. Didefinisikan sebagai "seni penyembuhan
jari dan kekuatan kuno," tui na (diucapkan "twee nah") telah mendapatkan
perhatian internasional untuk perawatannya yang aman dan efektif untuk
berbagai kondisi. Terapi pijat ini digunakan untuk memberikan perawatan
khusus kepada orang-orang dari segala usia, dari bayi sampai usia tua.
Praktisi menggunakan jari, tangan, siku, lutut atau kaki untuk memberikan
tekanan pada lokasi tubuh tertentu, menurut sebuah artikel yang
diterbitkan oleh Pusat Nasional untuk Informasi Bioteknologi. Modalitas
pengobatan Tiongkok komplementer dan alternatif ini menggunakan
teknik kompresi berirama di sepanjang saluran energi tubuh yang berbeda
untuk membangun aliran qi yang harmonis ke seluruh tubuh dan
membawanya kembali ke keseimbangan. Dengan memberikan tekanan
pada meridian, titik akupuntur, dan kelompok otot dan saraf, hal ini
menghilangkan penyumbatan dan bekerja secara mendalam dengan energi
positif tubuh. 5
Manfaat Pijat Tui Na
Pijatan anak-anak menerapkan teknik-teknik pijatan yang sama
untuk perkembangan sensasi sentuhan yang sehat pada bayi dan anak-anak
Penelitian telah menunjukkan bahwa bayi dan bayi berkembang dari
sentuhan orangtua yang penuh kasih. Faktanya, anak-anak yang menerima
perhatian semacam ini lebih sehat dan menambah berat badan dengan baik
sepanjang perkembangan mereka.Selain mempromosikan pematangan
yang sehat, pediatrik Tui Na juga dapat mengobati sejumlah kondisi yang
diderita anak-anak. Ini termasuk mual, kurang nafsu makan, demam,
mimpi buruk, dan mengompol. Sesi pijat tunggal akan berlangsung selama
30 menit, dan harus dilakukan sesering yang diperlukan mengingat sifat
kondisi anak. Teknik-tekniknya mudah dipelajari dan karenanya dapat
diperkuat di rumah di antara sesi-sesi dengan profesional Tui na berperan
dalam rehabilitasi dan pemeliharaan kesehatan. Ini membantu merawat
otot, tendon, dan ligamen.5
Tui na dapat mengobati atau melengkapi pengobatan berbagai
kondisi, termasuk gangguan internal, penyakit pernapasan kronis yang
berhubungan dengan stres, nyeri bahu dan punggung, gangguan
muskuloskeletal dan perpindahan sendi, dan banyak lagi. Tui na teknik
juga:
a. Memperbaiki sirkulasi darah
b. Tingkatkan mobilitas sendi
c. Sembuhkan cedera jaringan lunak d. Mengatur saraf
d. Teknik Pijat Tui Na Tui na menggunakan berbagai teknik tangan
dalam kombinasi dengan akupuntur dan teknik manipulasi lainnya.
Untuk meningkatkan proses penyembuhan, praktisi dapat
merekomendasikan penggunaan ramuan Tiongkok. Banyak teknik yang
digunakan dalam pijatan ini mirip dengan pijatan barat seperti meluncur,
menguleni, menggosok, getaran, mengetuk, gesekan, menarik, memutar,
menekan dan mengguncang. Dalam pijat, otot dan tendon dipijat dengan
bantuan tangan, dan teknik akupresur diterapkan untuk secara langsung
mempengaruhi aliran qi di berbagai titik akupresur tubuh, sehingga
memudahkan proses penyembuhan. Ini menghilangkan penyumbatan dan
menjaga energi bergerak melalui meridian serta otot. Tui Na adalah pilihan
yang sangat menarik untuk merawat anakanak karena sangat lembut dan
tidak menimbulkan efek samping yang tidak diinginkan. Titik-titik
tekanan diaktifkan tanpa menggunakan jarum, sehingga aliran energi
secara keseluruhan dapat dimanipulasi, seperti halnya praktik akupunktur.
Seorang praktisi Tui Na dapat mengidentifikasi penyumbatan pada
meridian, ketidakseimbangan Chi dan darah, dan menggunakan pijatan
yang menenangkan untuk mengembalikan tubuh ke keadaan sehat dan
kuat.6
Titik Pijat Tui Na
a. Tekuk sedikit ibu jari bayi atau anak, lalu gosok perlahan seperti
gerakan memijat bagian garis pinggir ibu jari (sisi telapak). Pijatan
dilakukan mulai dari ujung ibu jari hingga ke pangkal ibu jari
sebanyak yang ibu mampu (disarankan 100-500 kali). Pijatan pada sisi
telapak ibu jari ini berfungsi untuk memperkuat fungsi pencernaan dan
limpa anak.
b. Pijat dengan cara sedikit ditekan melingkar pada bagian pangkal ibu
jari yang paling tebal (berdaging) sebanyak 100-300 kali. Hal ini
sangat berpengaruh pada penguraian akumulasi makanan yang belum
dicerna serta menstimulasi lancarnya sistem pencernaan.
c. Gosok melingkar pada bagian tengah telapak tangan sebanyak 100-
300 kali, dengan radius lingkaran kurang lebih 2/3 dari bagian tengah
telapak ke pangkal jari kelingking. Pijatan ini berfungsi untuk
menstimulasi dan memperlancar sirkulasi daya hidup dan darah serta
mengharmoniskan 5 organ utama dalam tubuh anak.
d. Tusuk bagian lekuk buku jari dengan kuku 3-5 kali secara perlahan
pada masing-masing jari mulai dari ibu jari sampai kelingking secara
bergantian. Lalu pijat dengan cara menekan melingkar 30-50 kali per
titik buku jari. Stimulasi ini berfungsi untuk memecah stagnasi di
meridian dan menghilangkan akumulasi makanan.
e. Tekan melingkar dengan bagian tengah telapak tangan Anda tepat di
area atas pusarnya, searah jarum jam sebanyak 100-300 kali. Ini untuk
menstimulasi agar makanan lebih lancar dicerna.
f. Tekan dan pisahkan garis di bawah rusuk menuju perut samping
dengan kedua ibu jari sebanyak 100-300 kali. Hal ini untuk
memperkuat fungsi limpa, lambung dan juga untuk memperbaiki
sistem pencernaan.
g. Tekan melingkar pada titik di bawah lutut bagian luar, sekitar 4 lebar
jari anak di bawah tempurung lututnya, dan lakukan sebanyak 50- 100
kali. Stimulasi ini untuk mengharmoniskan fungsi lambung, usus dan
pencernaan.
h. Pijat punggung anak, tekan ringan pada bagian tulang punggungnya
dari atas ke bawah sebanyak 3 kali. Lalu cubit bagian kulitnya di
bagian kiri dan kanan tulang ekor lalu menjalar ke bagian atas hingga
lebar 3-5 kali. Hal ini untuk memperkuat konstitusi tubuh anaj dan
mendukung aliran chi menjadi lebih sehat serta untuk memperbaiki
nafsu makan anak.

Pengaruh Pijat Tui Na Terhadap Berat Badan Balita


Pijatan anak-anak menerapkan teknik-teknik pijatan yang sama untuk
perkembangan sensasi sentuhan yang sehat pada anak-anak. Penelitian
telah menunjukkan bahwa bayi dan bayi berkembang dari sentuhan
orangtua yang penuh kasih. Faktanya, anak-anak yang menerima perhatian
semacam ini lebih sehat dan menambah berat badan dengan baik
sepanjang perkembangan mereka. Selain mempromosikan pematangan
yang sehat, pediatrik Tui Na juga dapat mengobati sejumlah kondisi yang
diderita anak-anak. Ini termasukmual, kurang nafsu makan, demam,
mimpi buruk, dan mengompol. Sesi pijat tunggal akan berlangsung selama
30 menit, dan harus dilakukan sesering yang diperlukan mengingat sifat
kondisi anak. Tekniktekniknya mudah dipelajari dan karenanya dapat
diperkuat di rumah di antara sesi-sesi dengan professional
B. Manajemen Kebidanan
1. Pengertian Manajemen Kebidanan
Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang
digunakan sebagai metode mengorganisasikan pikiran dan tindakan
berdasarkan teori ilmiah, temuan-temuan, keterampilan dalam rangkaian/
tahapan yang logis untuk pengambilan suatu keputusan yang berfokus
pada klien.7
2. Penerapan Manajemen Varney Dalam Persalinan menggunakan terapi
musik.
Manajemen kebidanan terdiri dari beberapa langkah yang
berurutan yang dimulai dari pengumpulan data dasar dan berakhir dengan
evaluasi yang terdiri dari tujuh langkah tersebut adalah :
a. Langkah I : pengkajian : pada langkah ini bidan mengumpulkan
semua informasi yang akurat dan lengkap dari semua sumber yang
berkaitan dengan kondisi klien, untuk memperoleh data dapat
dilakukan dengan cara :
1) Anamnesa
2) Pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhan dan pemeriksaan
tanda-tanda vital
3) Pemeriksaan khusus
4) Pemeriksaan penunjang
Bila klien mengalami komplikasi yang perlu dikonsultasikan
kepada dokter dalam penatalaksanaan maka bidan perlu
melakukan konsultasi atau kolaborasi dengan dokter. Tahap ini
merupakan langkah awal yang akan menentukan langkah
berikutnya, sehingga kelengkapan data sesuai dengan kasus yang
dihadapi akan menentukan proses interpretasi yang benar atau
tidak dalam tahap selanjutnya, sehingga dalam pendekatan ini
harus yang komprehensif meliputi data subyektif, obyektif dan
hasil pemeriksaan sehingga dapat menggambarkan kondisi /
masukan klien yang sebenarnya dan valid. Kajian data ulang data
yang sudah di kumpulkan apakah sudah tepat, lengkap dan akurat.
b. Langkah II : merumuskan diagnosa/ masalah kebidanan :
pada langkah ini identifikasi terhadap diagnosa atau masalah
berdasarka interpretasi yang akurat atas data-data yang telah
dikumpulkan. Data dasar yang sudah dikumpulkan diinterpretasikan
sehingga dapat merumuskan diagnosa dan masalah yang spesifik.
Rumusan diagnosa dan masalah keduanya digunakan karena masalah
tidak dapat didefinisikan seperti diagnosa tetapi tetap membutuhkan
penanganan. Masalah sering berkaitan dengan hal-hal yang sering
dialamia wanita yang sering diidentifikasi oleh bidan sesuai dengan
hasil pengkajian. Masalah juga sering menyertai diagnosa. Diagnosa
kebidanan adalah diagnosa yang ditegakkan bidan dalam lingkup
praktik kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur diagnosa
kebidanan.
c. Langkah III : mengantisipasi diagnosa/masalah kebidanan :
pada langkah ini mengidentifikasi masalah potensial atau
diagnosa potensial berdasarkan masalah yang sudah diidentifikasi.
Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan
pencegahan. Pada langkah ke tiga ini bidan dituntut mampu
mengantisipasi masalah potensial tidak hanya merumuskan masalah
potensial yang akan terjadi tetapi juga merumuskan tindakan
antisipasi agar masalah atau diagnosa potensial tidak terjadi.
d. Langkah IV : menetapkan kebutuhan tindakan segera :
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau
dokter untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota
tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi klien. Langkah ini
mencerminkan kesinambungan dari proses penatalaksanaan
kebidanan. Jadi, penatalaksanaan bukan hanya selama asuhan primer
periodik atau kunjungan prenatal saja tetapi juga selama wanita
tersebut bersama bidan terus menerus.
Pada penjelasan diatas menunjukan bahwa bidan dalam
melakukan tindakan harus sesuai dengan prioritas masalah/kebutuhan
yang dihadapi kliennya. Setelah bidan merumuskan tindakan yang
perlu dilakukan untuk mengantisipasi diagnosa/masalah potensial
pada langkah sebelumnya, bidan juga harus merumuskan tindakan
emergency/segera untuk segera ditangani baik ibu maupun bayinya.
Dalam rumusan ini termasuk tindakan segera yang mampu dilakukan
secara mandiri, kolaborasi atau yang bersifat rujukan.
e. Langkah V : Merencanakan asuhan secara menyeluruh :
pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh yang
ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan
langakah kelanjutan penatalaksanaan terhadap masalah atau diagnosa
yang telah teridentifikasi atau diantisipasi. Pada langkah ini informasi
data yang tidak lengkap dapat dilengkapi. Rencana asuhan yang
menyeluruh tidak hanya meliputi apa-apa yang sudah teridentifikasi
dari kondisi klien atau dari masalah yang berkaitan tetapi juga dari
kerangka pedoman antisipasi terhadap wanita tersebut seperti apa
yang diperkirakan akan terjadi berikutnya, apakah akan dibutuhkan
penyuluhan konseling dan apakah perlu merujuk klien bila ada
masalah-maslah yang berkaitan dengan sosial ekonomi-kultural atau
masalah psikologi. Setiap rencana asuhan haruslah disetujui oleh
kedua belah pihak, yaitu oleh bidan dan klien agar dapat
dilaksanakan dengan efektif Karena klien juga akan melaksanakan
rencana tersebut. Semua keputusan yang dikembangkan dalam asuhan
menyeluruh ini harus rasional dan benar-benar valid berdasarkan
pengetahuan dan teori yang up to date sesuai dengan asumsi tentang
apa yang dilakukan klien.
f. Langkah VI : Implementasi
pola langkah ke enam ini rencana asuhan menyeluruh seperti
yang telah diuraikan pada langkah ke lima dilaksanakan secara aman
dan efisien. Perencanaan ini dibuat dan dilaksanakan seluruhnya oleh
bidan atau sebagian lagi oleh klien atau anggota tim kesehatan
lainnya. Walaupun bidan tidak melakukannya sendiri, bidan tetap
bertanggung jawab untuk mengarahkan pelaksanaanya. Dalam
kondisi dimana bidan berkolaborasi dengan dokter untuk menangani
klien yang mengalami komplikasi, maka keterlibatan bidan dalam
penatalaksanaan asuhan bagi klien adalah tetap bertanggung jawab
terhadap terlaksananya rencana asuhan bersama yang menyeluruh
tersebut. Pelaksaan yang efisien akan menyangkut waktu dan biaya
serta meningkatkan mutu dan asuhan klien.
g. Langkah VII : evaluasi :
pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan
yang sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan
apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagai
mana telah diidentifikasi dalam diagnosa dan masalah. Rencana
tersebut dapat dianggap efektif jika memang benar-benar efektif
dalam pelaksanaanya.7
BAB III
TINJAUAN ASKEB
ASUHAN KEBIDANAN PADA BY. H BAYI SULIT MAKAN DENGAN
TERAPI PIJAT TUI NA DI BPM NY. G

I. PENGKAJIAN
Hari / Tanggal : 3 April 2020
Jam : 09.30 WIB
Tempat : Bidan
A. Data Subjektif
1. Biodata
a. Biodata Pasien
Nama : By. H
Umur : 1 tahun
Tanggal Lahir : 27 Maret 2019
b. Biodata Penanggung jawab
Nama : Ny. K
Umur : 24 tahun
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta
Hubungan dengan pasien : ibu
Alamat :
2. Alasan datang
Ibu ingin memijatkan bayinya yang sulit makan
3. Keluhan utama
Ibu mengatakan bayi sering rewel atau tidak nyaman dan nafsu makan
turun
4. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Terdahulu
- Anak tidak pernah sakit kronis
- Anak tidak pernah opname
b. Riwayat Kesehatan Sekarang
- Saat ini anak dalam keadaan sehat
c.Riwayat Kesehatan Keluarga
- Di keluarga anak tidak ada yang menderita penyakit Menular seperti
Hepatitis, AIDS, TBC dll
- Di keluarga anak tidak ada yang menderita penyakit Keturunan
seperti : DM, Tekanan darah tinggi, Jantung dll
- Di keluarga bayi tidak ada riwayat kembar dan kecacatan
5. Riwayat Kelahiran
a. Tanggal Lahir : 21 Maret 2019
b. Jenis Kelamin : Perempuan
c. BB Lahir : 2000 gram
d. PB Lahir : 38 cm
e. LK Lahir : 28 cm
f. LD Lahir : 29 cm
g. LLA Lahir : 10 cm
h. AS Lahir :
Penilaian 1 menit 5 menit 10 menit
Appereance 2 2 2
Pulse 2 2 2
Grinace 2 2 2
Activity 2 2 2
Respiratory 1 2 2
Jumlah 9 10 10

i. Reflek Lahir :
Moro Reflex :+ Rooting Reflex :+
Sucking Reflex :+ Graps Reflek : +
Babinsky Reflek :+ Startle Reflek : +
Tonic Neck Reflek :+
6. Riwayat Imunisasi
a. HB 0 : segera setelah lahir
b. BCG,Polio 1 :-
c. Hepatitis B umur :-
d. DPT/HB1,Polio2 :-
e. DPT/HB2,Polio3 :-
f. DPT/HB3/Polio4 :-

7. Riwayat Perkembangan
a. Tengkurap umur :-
b. Merangkak umur :-
c. Berjalan umur :-
8. Pola Pemenuhan Kebutuhan
a. Pola Nutrisi :Makan ASI setiap anak menginginkan (on the
mand)
b. Pola Eliminasi : Anak BAB 1-2 kali/hari
Anak BAK ± 1-5x/hari
c. Pola Aktifitas : Anak aktif bergerak
d. Pola Istirahat :Tidur siang 2 jam, tidur malam 9-10 jam
e. Personal Hygiene :Mandi 2 kali/hari

B. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
a.Keadaan Umum : Baik
b. Antopometri
 BB : 20500 kg
 PB : 39 cm
 LK : 28 cm
 LD : 29 cm
 LLA : 10 cm
c.Tanda – tanda Vital
 Suhu : 36,5 ˚C
 RR : 30x/menit
N : 120x/menit
2. Kemampuan Motorik Halus : -
3. Kemampuan Motorik Kasar : -
4. Kemampuan Bahasa & Penggunaan : -

5. Status Present
a. Kepala : Tidak ada Caput Suksedanum, tidak ada sefal
hematoma
b. Muka : Tidak ada eritema, abrasi, ekimosis
c. Ubun-ubun : Lunak, berdenyut, sutura menyatu
d. Mata : Simetris, tidak ada kelainan dan tidak ada cairan
yang keluar
e. Telinga : Simetris, tidak ada kelainan dan tidak ada cairan
yang keluar
b. Mulut : Baik, bibir tidak kering, lidah dan rongga
mulut bersih
c. Hidung : Bersih tidak ada kelainan
d. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
e. Dada : Tidak ada bunyi ronchii dan wheezing,
simetris
f. Tali pusat : Tidak ada perdarahan dan kelainan
g. Abdomen : Tidak ada pembesaran hepar dan lien
h. Ekstrimitas : simetris dan terkoordinasi
i. Genitalia :O
j. Anus : Tidak ada kelainan
1. Data Penunjang
Tidak ada
II. INTEPRETASI DATA
A. Diagnosa : By.H, usia 1 tahun dengan pijat bayi Sulit Makan
Dasar Ds : - Ibu menyatakan usia anaknya 1 tahun
- Ibu menyatakan ingin memijatkan bayinya

Do :Pemeriksaan umum baik


N :120x/menit
RR :30x/menit
S :36,5˚C
BB :2500 Kg
PB : 39 cm
B. Masalah :Tidak ada
Dasar : Tidak ada
III. DIAGNOSA POTENSIAL
Tidak ada

IV. ANTISIPASI TINDAKAN SEGERA


Tidak ada
V. INTERVENSI
1. Beritahu ibu hasil pemeriksaannya
2. Beri penjelasan pada ibu tentang bayi dengan gizi nutrisi
rendah karena sulit makan
3. Jelaskan pada ibu tujuan dilakukan pijat bayi sulit makan
dengan pijat Tui NA
4. Siapkan alat yang digunakan untuk pijat Tui Na
5. Menganjurkan ibu cuci tangan
6. Melakukan langkah-langkah pijat bayi prematur
7. Menganjurkan ibu membereskan alat dan cuci tangan

VI. IMPLEMENTASI
Hari/Tanggal : 3 April 2020
1. 09.30 WIB Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa anaknya
dalam keadaan sehat untuk dilakukan pemijatan
KU :Baik
N :120x/menit
RR :30x/menit
S :36,5˚C
BB : 2500 G
PB :39 cm
2. 10.00 WIB Menjelaskan pada ibu tentang pijat bayi Tui Na pada bayi
sulit makan yaitu salah satu bentuk terapi sentuh yang
dilakukan pada bayi dilakukan secara menyeluruh untuk
meningkatkan nafsu makan bayi, berat badan bayi,
kesehatan,kebugaran bayi,sebagai salah satu teknik
penngobatan,meningkatkan kelenturan
3. 09.04 WIB Menjelaskan pada ibu tujuan dilakukan pijat bayi Tui Na
yaitu meningkatkan nafsu makan bayi, berat badan bayi,
kesehatan,kebugaran bayi,sebagai salah satu teknik
penngobatan,meningkatkan kelenturan
4. 09.06 WIB Menyiapkan alat yang digunakan untuk
baby and massge yaitu alas yang empuk, handuk,air,waslap,makanan &
minuman secukupnya
5. 09.08 WIB menganjurkan ibu untuk mencuci tangan
sebelum melakukan tidakan
6. 09.13 WIB menjelaskan kepada ibu langkah-langkah Pijat Bayi Tui
Na Pada bayi sulit makan :
a. Tekuk sedikit ibu jari bayi atau anak, lalu gosok
perlahan seperti gerakan memijat bagian garis pinggir
ibu jari (sisi telapak). Pijatan dilakukan mulai dari
ujung ibu jari hingga ke pangkal ibu jari sebanyak
yang ibu mampu (disarankan 100-500 kali). Pijatan
pada sisi telapak ibu jari ini berfungsi untuk
memperkuat fungsi pencernaan dan limpa anak.
b. Pijat dengan cara sedikit ditekan melingkar pada
bagian pangkal ibu jari yang paling tebal (berdaging)
sebanyak 100-300 kali. Hal ini sangat berpengaruh
pada penguraian akumulasi makanan yang belum
dicerna serta menstimulasi lancarnya sistem
pencernaan.
c. Gosok melingkar pada bagian tengah telapak tangan
sebanyak 100- 300 kali, dengan radius lingkaran
kurang lebih 2/3 dari bagian tengah telapak ke
pangkal jari kelingking. Pijatan ini berfungsi untuk
menstimulasi dan memperlancar sirkulasi daya hidup
dan darah serta mengharmoniskan 5 organ utama
dalam tubuh anak.
d. Tusuk bagian lekuk buku jari dengan kuku 3-5 kali
secara perlahan pada masing-masing jari mulai dari
ibu jari sampai kelingking secara bergantian. Lalu
pijat dengan cara menekan melingkar 30-50 kali per
titik buku jari. Stimulasi ini berfungsi untuk memecah
stagnasi di meridian dan menghilangkan akumulasi
makanan.
e. Tekan melingkar dengan bagian tengah telapak
tangan Anda tepat di area atas pusarnya, searah jarum
jam sebanyak 100-300 kali. Ini untuk menstimulasi
agar makanan lebih lancar dicerna.
f. Tekan dan pisahkan garis di bawah rusuk menuju
perut samping dengan kedua ibu jari sebanyak 100-
300 kali. Hal ini untuk memperkuat fungsi limpa,
lambung dan juga untuk memperbaiki sistem
pencernaan.
g. Tekan melingkar pada titik di bawah lutut bagian
luar, sekitar 4 lebar jari anak di bawah tempurung
lututnya, dan lakukan sebanyak 50- 100 kali.
Stimulasi ini untuk mengharmoniskan fungsi
lambung, usus dan pencernaan.
h. Pijat punggung anak, tekan ringan pada bagian
tulang punggungnya dari atas ke bawah sebanyak 3
kali. Lalu cubit bagian kulitnya di bagian kiri dan
kanan tulang ekor lalu menjalar ke bagian atas hingga
lebar 3-5 kali. Hal ini untuk memperkuat konstitusi
tubuh anaj dan mendukung aliran chi menjadi lebih
sehat serta untuk memperbaiki nafsu makan anak.

09.20 WIB menganjurkan ibu membersih kan alat dan mencuci


tangan

VII. EVALUASI
Hari/Tanggal : 3 April 2020
1. 10.00 WIB Ibu sudah mengerti hasil pemeriksaan anaknya baik
2. 11.30 WIB Ibu sudah mengerti tentang bayi sulit makan dan pijat
bayi Tui Na
3. 12.00 WIB Ibu sudah mengerti tentanng tujuan pijat bayi Tui Na
untuk bayi sulit makan
4. 12.30 WIB ibu sudah mengerti alat yang digunakan dalam pijat bayi
Tui Na
5. 13.00 WIB ibu sudah mengerti langkah-langkah pijat bayi Tui Na
untuk bayi sulit makan
6. 13.30 WIB Ibu telah membereskan alat dan mencuci tangan
BAB IV
PEMBAHASAN

Berdasarkan penelitian bayi-bayi yang dipijat, bertambah berat badannya sekitar


satu ons per hari, dibandingkan bayi yang tidak dipijat yang hanya bertambah 0,9
ons. Sesuai ASUHAN KEBIDANAN PADA BY. H BAYI SULIT MAKAN
DENGAN TERAPI PIJAT TUI NA DI BPM NY. G. Ny. K mengatakan bayi
nya yang berusia 1 tahun sulit makan karena nafsu makan turun, Ny. K sudah
mendapat pemberitahuan tentang persiapan pijat bayi Tui NA untuk bayi sulit
makan dan bidan telah memberikan saran agar Ny. K selanjutnya bisa melakukan
sendiri praktik pijat pada bayi By. H di rumah sendiri. Bidan Melakukan pijat
bayi Tui Na dengan tahapan sebagai berikut :
1. Memposisikan bayi dalam kondisi Tengkurap
2. Selimuti tubuh bayi yang tidak di pijat
3. Gunakan baby oil
4. Tekuk sedikit ibu jari bayi atau anak, lalu gosok perlahan seperti gerakan
memijat bagian garis pinggir ibu jari (sisi telapak). Pijatan dilakukan mulai
dari ujung ibu jari hingga ke pangkal ibu jari sebanyak yang ibu mampu
(disarankan 100-500 kali). Pijatan pada sisi telapak ibu jari ini berfungsi untuk
memperkuat fungsi pencernaan dan limpa anak.
5. Pijat dengan cara sedikit ditekan melingkar pada bagian pangkal ibu jari yang
paling tebal (berdaging) sebanyak 100-300 kali. Hal ini sangat berpengaruh
pada penguraian akumulasi makanan yang belum dicerna serta menstimulasi
lancarnya sistem pencernaan.
6. Gosok melingkar pada bagian tengah telapak tangan sebanyak 100- 300 kali,
dengan radius lingkaran kurang lebih 2/3 dari bagian tengah telapak ke
pangkal jari kelingking. Pijatan ini berfungsi untuk menstimulasi dan
memperlancar sirkulasi daya hidup dan darah serta mengharmoniskan 5 organ
utama dalam tubuh anak.
7. Tusuk bagian lekuk buku jari dengan kuku 3-5 kali secara perlahan pada
masing-masing jari mulai dari ibu jari sampai kelingking secara bergantian.
Lalu pijat dengan cara menekan melingkar 30-50 kali per titik buku jari.
Stimulasi ini berfungsi untuk memecah stagnasi di meridian dan
menghilangkan akumulasi makanan.
8. Tekan melingkar dengan bagian tengah telapak tangan Anda tepat di area atas
pusarnya, searah jarum jam sebanyak 100-300 kali. Ini untuk menstimulasi
agar makanan lebih lancar dicerna.
9. Tekan dan pisahkan garis di bawah rusuk menuju perut samping dengan kedua
ibu jari sebanyak 100-300 kali. Hal ini untuk memperkuat fungsi limpa,
lambung dan juga untuk memperbaiki sistem pencernaan.
10. Tekan melingkar pada titik di bawah lutut bagian luar, sekitar 4 lebar jari anak
di bawah tempurung lututnya, dan lakukan sebanyak 50- 100 kali. Stimulasi
ini untuk mengharmoniskan fungsi lambung, usus dan pencernaan.
11. Pijat punggung anak, tekan ringan pada bagian tulang punggungnya dari atas
ke bawah sebanyak 3 kali. Lalu cubit bagian kulitnya di bagian kiri dan kanan
tulang ekor lalu menjalar ke bagian atas hingga lebar 3-5 kali. Hal ini untuk
memperkuat konstitusi tubuh anaj dan mendukung aliran chi menjadi lebih
sehat serta untuk memperbaiki nafsu makan anak.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Nafsu Makan bayi bisa ditingkatkan dengan cara terapi pijat. Selain itu
pemijatan pada bayi yang sulit makan Tui Na dapat meningkatkan nafsu
makan bayi dan peningkatan berat badan bayi serta kenyamanan
kesehatan bayi.
2. Sesuai dengan studi kasus pada By. H adalah bayi usia 1 tahun yang
diperiksakan di BPM Ny. G, Ny. K mengatakan bayi nya mengalami
kesulitan makan karena nafsu makan turun, Ny. K sudah mendapat
pemberitahuan tentang persiapan pijat bayi Tui Na untuk bayi nsuoit
makan dan bidan telah memberikan saran agar Ny. K selanjutnya bisa
melakukan sendiri praktik pijat pada bayi By. H di rumah sendiri.

B. Saran
Bidan sebagai tenaka kesehatan harus selalu meningkatkan komptensi
di bidang layanan Non Farmakologis seperti pijat bayi Tui Na dan jenis pijat
bayi yang lain.
DAFTAR PUSTAKA

1.] https://sardjito.co.id/2018/07/31/mengatasi-kesulitan-makan-pada-anak/
2.] http://www.idai.or.id/artikel/klinik/pengasuhan-anak/sulit-makan-pada-bayi-
dan-anak
3.] Judarwanto W. Perilaku makan anak . Direktorat Bina Gizi Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia. [serial online] 2011. [diunduh 28 Maret
2020]. Available from: URL:
http://gizi.depkes.go.id/makalah/download/perilaku%20makan%20anak
%2.pdf
4.] Bernard-Bonnin, A. Feeding problems of infants and toddlers. Can Fam
Physician. 2006;52:1247-51.
5.] Munjidah, Annif, 2015 Efektifitas Pijat Tui Na dalam mengatasi kesulitan
makan Pada balita di RW 02 KELURAHAN WONOKROMO
SURABAYA, http://journal.unusa.ac.id/index.php/jhs/article/view/69/61( di
akses 20 Desember 2017)
6.] Rohani, S.ST., dkk. 2011. Asuhan Kebidanan pada Masa Persalinan.
Jakarta :Salemba Medika.
Putri, Mutiara Irmaya, 2016.Definisi Kesulitan makan,Artikel Tidak nafsu
makan balita PDF, http://repository.ump.ac.id/3009/3/Mutiara%20Irmaya
%20Putri%20BAB%20II.pdf
7.] Varney hellen, 2007. Ilmu Kebidanan. Jakarta : EGC
8.] Prawirahardjo, Sarwono. 2013. Ilmu Kebidanan. Jakarta : YBPSP

Anda mungkin juga menyukai