Anda di halaman 1dari 12

KOMPETENSI GURU PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA

DAN KESEHATAN DI SEKOLAH DASAR NEGERI


SE-KECAMATAN SEJANGKUNG

ARTIKEL PENELITIAN

ALFAJARUL KHAIR
NIM F38010029

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI


JURUSAN ILMU KEOLAHRAGAAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2018
1
KOMPETENSI GURU PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA
DAN KESEHATAN DI SEKOLAH DASAR NEGERI
SE-KECAMATAN SEJANGKUNG

Alfajarul Khair, Eka Supriatna, Mimi Haetami


Program Studi Pendidikan Jasmani FKIP Untan Pontianak
Email.alfajarulkhair@gmail.com

Abstract
The problem of this research is about headmaster’s response of physical education
teacher competence at Sejangkung districts primary school. The research purpose is
to find out about physical education teacher competence at Sejangkung districts
primary school. This research is quantitative research by using survey method and
technique of collecting data by giving questionnaire while the sample technique was
used random sampling where in each member of population has same potential to be
sample. The population of this research 25 schools and 10 teacher for the sample. The
analysis data of this research was used procentage descriptive analysis. Based on the
research result found that the physical education teacher competence at Sejangkung
district primary school has two categories those are very high (45%) and high (55%)
category. While there is no teacher who has average, low and very low category. This
case means the physical education teacher competence at Sejangkung districts
primary school is already good.

Keywords: Survey, Physical Education, Teacher Competence

PENDAHULUAN menjadi manusia dewasa yang cakap dan


Pendidikan jasmani merupakan salah berguna. Peran guru tentu sangat diperlukan
satu mata pelajaran yang penting untuk karena sebagai figur manusia yang
dipelajari karena menyangkut tentang menempati posisi dan memegang peranan
bagaimana mengetahui dan mengolah penting dalam pendidikan. Sedangkan peserta
jasmani. Didalamnya terdapat bermacam- didik adalah salah satu komponen yang
macam cara bagaimana agar tubuh menjadi sangat penting dalam suatu pembelajaran
sehat dan tidak mudah untuk menjadi sakit untuk mencapai suatu tujuan pendidikan.
karena serangan penyakit dari luar. Guru Pendidikan Jasmani Olahraga dan
Pendidikan jasmani dalam arti yang Kesehatan tentu sangat memerlukan suatu
sebenarnya adalah tidak sama dengan strategi dan keterampilan pembelajaran agar
olahraga. Pendidikan jasmani tidak hanya proses belajar mengajar yang berlangsung
berupa latihan-latihan jasmani saja, yang dapat terlaksana dengan baik. Untuk
bertujuan memperkuat urat, daging, mencapai hal itu tentulah tidak mudah bagi
mempertinggi koordinasi dan menuju seorang guru Pendidikan Jasmani kalau tidak
kesehatan tubuh. Tetapi pendidikan jasmani didukung dengan komponen-komponen yang
juga bertujuan untuk pembentukan watak ada di dalam pembelajaran maka akan
(Ahmadi dan Uhbiyati, 2001: 21). Ketika membuat siswa tidak tertarik untuk
proses pembelajaran berlangsung, guru dan mengikuti proses pembelajaran. Menurut
peserta didik merupakan dwi-tunggal yang Djamarah dan Zain (2010: 57), dalam
tidak dapat dipisahkan dan sudah menjadi mengajar (1) guru yang hanya menggunakan
tanggung jawab seorang pendidik untuk satu metode biasanya sukar menciptakan

1
suasana kelas yang kondusif dalam waktu kelak berguna bagi nusa dan bangsa
yang relatif lama. (2) Bila terjadi perubahan (Wahyudi, 2012: 14). Guru adalah pendidik
suasana kelas, sulit menormalkannya profesional dengan tugas utama mendidik,
kembali. Ini sebagai tanda adanya gangguan mengajar, membimbing, mengarahkan,
dalam proses belajar mengajar. Akibatnya, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta
jalannya pelajaran kurang menjadi efektif. didik pada pendidikan anak usia dini jalur
Efisiensi dan efektifitas pencapaian tujuan pendidikan formal, pendidikan dasar dan
pun jadi terganggu, disebabkan anak didik pendidikan menengah ( Kunandar, 2010: 54).
kurang mampu berkonsentrasi. Guru adalah salah satu komponen
Berdasarkan observasi penulis sampai manusiawi dalam proses belajar-mengajar,
saat ini, proses belajar mengajar Pendidikan yang ikut berperan dalam usaha pembentukan
Jasmani Olahraga dan Kesehatan di Sekolah sumber daya manusia yang potensial di
Dasar Negeri se-kecamatan Sejangkung bidang pembangunan (Sardiman, 2011: 125).
memperlihatkan siswa kurang aktif dan Diperkuat oleh pendapat Asmani (2012: 17)
kurang antusias dalam mengikuti proses ia mengatakan bahwa guru adalah figur
pembelajaran. Ini dikarenakan guru hanya inspirator dan motivator murid dalam
menggunakan satu metode dalam proses mengukir masa depannya. Jika guru mampu
pembelajaran. Hal ini mengindikasikan menjadi sumber inspirasi dan motivasi bagi
bahwa proses pembelajaran belum berjalan anak didiknya, maka hal itu akan menjadi
dengan efektif sehingga siswa terkesan bosan kekuatan anak didik dalam mengejar cita-cita
dan tidak memperhatikan apa yang besarnya di masa depan. Sedangkan menurut
disampaikan oleh guru. Untuk itu diperlukan Husnul Chotimah (dalam Asmani, 2012: 20)
suatu proses pembelajaran yang baik agar guru adalah orang yang memfasilitasi alih
siswa dapat menerima pelajaran dengan baik ilmu pengetahuan dari sumber belajar kepada
dan mendapatkan hasil yang baik pula. peserta didik.
Proses pembelajaran yang baik adalah Berdasarkan beberapa pendapat para
sebagai perbuatan guru dalam konteks proses ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa guru
belajar mengajar yang bertujuan mengatasi adalah pendidik profesional yang bertugas
kebosanan siswa, sehingga dalam proses untuk mendidik, membimbing dan
belajarnya siswa senantiasa menunjukkan mengajarkan kebaikan kepada peserta didik
ketekunan, keantuasiasan, serta berperan untuk mencapai cita-cita yang diinginkan
secara aktif (Hasibuan dan Moedjiono, 2012: yaitu dengan menjadikan sumber daya
64). Maka dari itu, penulis tertarik untuk manusia yang berkualitas melalui alih
melihat sejauh mana kompetensi guru pengetahuan yang disampaikan oleh guru.
Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan Yamin dan Maisyah (2010: 7)
di Sekolah Dasar Negeri se-kecamatan mengungkapkan bahwa kompetensi guru
Sejangkung. adalah kemampuan yang ditampilkan oleh
Guru merupakan salah satu komponen guru dalam melaksanakan kewajibannya
penting yang mempunyai peran dalam memberikan pelayanan pendidikan kepada
mencerdaskan bangsa. Guru yang memiliki masyarakat. Kompetensi yang harus dimiliki
kualitas dasar ilmu yang kuat dan kualitas oleh seorang guru adalah 1) memahami
kepribadian yang baik akan menjadi tumpuan peserta didik secara mendalam 2) merancang
dalam mempercepat kelahiran generasi- pembelajaran, termasuk memahami landasan
generasi yang mandiri dan berakhlak. Guru pendidikan untuk kepentingan pembelajaran
sebagai pendidik tidak hanya sebagai 3) melaksanakan pembelajaran 4) merancang
penyalur dan pemindah kebudayaan bangsa dan melaksanakan evaluasi pembelajaran 5)
kepada generasi penerus, akan tetapi lebih mengembangkan peserta didik untuk
dari itu yaitu pembina mental, membentuk mengaktualisasikan berbagai potensinya.
moral, dan membangun kepribadian yang Syarat atau kompetensi yang harus
baik dan integral, sehingga keberadaannya dimiliki oleh seorang guru profesional

2
meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi aktivitas jasmani untuk mencapai
personal, kompetensi profesional dan perkembangan individu secara menyeluruh.
kompetensi sosial (Rusman, 2013: 22-23). Diperkuat oleh pendapat Husdarta
Profesionalisme seorang guru (2011. 18) Pendidikan jasmani adalah proses
merupakan suatu keharusan dalam pendidikan yang memanfaatkan aktivitas
mewujudkan sekolah berbasis pengetahuan jasmani, permainan atau olahraga untuk
yaitu pemahaman terhadap pembelajaran, menghasilkan perubahan dalam kualitas
kurikulum, dan perkembangan manusia individu, baik dalam hal fisik serta emosional
termasuk proses belajar. Di sekolah yang sehingga melalui pendidikan jasmani dapat
memiliki guru dengan kompetensi mencapai tujuan pendidikan.
profesional, proses pembelajaran akan Menurut Pangrazi dan Dauer (1992)
menerapkan pembelajaran dengan melakukan (dalam Suherman dan Agus Mahendra, 2001:
dan tidak menerapkan pembelajaran yang 5) Pendidikan jasmani merupakan bagian dari
lama yaitu dimana guru sebagai pembicara program pendidikan umum yang memberi
dan siswa hanya sebagai pendengar. Dalam kontribusi, terutama melalui pengalaman
suasana seperti itu, peserta didik secara aktif gerak terhadap pertumbuhan dan
diharapkan dapat memecahkan masalah yang perkembangan anak secara menyeluruh.
dihadapi. Sedangkan guru dapat bekerja Sedangkan menurut A. Barley dan David A.
secara intensif dengan guru lainnya dan Field (dalam Abduljabar, 2008: 7)
merencanakan pembelajaran, baik individual Pendidikan jasmani adalah suatu proses
maupun tim. terjadinya adaptasi dan pembelajaran secara
Guru yang profesional adalah guru yang organik, neuromuscular, intelektual, sosial,
memiliki seperangkat kompetensi, baik yang kultural, emosional dan estetika yang
menyangkut pengetahuan, keterampilan dihasilkan dari proses berbagai aktifitas
maupun perilaku yang harus dimiliki, jasmani.
dihayati, dan dikuasai oleh guru dalam Berdasarkan penjelasan diatas dapat
melaksanakan tugas keprofesionalannya. disimpulkan bahwa pendidikan jasmani,
Menurut P3G (Proyek Pembinaan Pendidikan olahraga dan kesehatan merupakan
Guru) sebagaimana yang dilaporkan oleh pendidikan yang menggunakan dan
Saud (2010: 50) ada sepuluh kompetensi mengembangkan kemampuan keterampilan
guru yaitu menguasai bahan, mengelola gerak tubuh melalui ativitas olahraga yang
program belajar mengajar, mengelola kelas, teratur dan pemahaman tentang kesehatan
menggunakan media/ sumber belajar, sehingga dapat mendorong pertumbuhan
menguasai landasan kependidikan, mengelola fisik, perkembangan psikis, keterampilan
interaksi belajar mengajar, menilai prestasi gerak dan penerapan kebiasaan hidup sehat.
belajar, mengenal fungsi dan layanan Kompetensi atau kemampuan mengajar
bimbingan penyuluhan, mengenal dan seorang guru menurut Husdarta (2009: 112-
menyelenggarakan administrasi sekolah, dan 113), ia menyatakan bahwa kompetensi yang
memahami serta menafsirkan hasil penelitian harus dimiliki oleh seorang guru Pendidikan
guna keperluan pengajaran. Jasmani adalah.
Pendidikan jasmani adalah proses
pendidikan melalui aktivitas jasmani, a. Kompetensi Pribadi
bermain dan berolahraga yang direncanakan Kompetensi pribadi seorang guru
secara sistematis guna merangsang terkait dengan apa yang menjadi
pertumbuhan dan perkembangan fisik, kebiasaan dan kesadaran dalam
keterampilan motorik, keterampilan berfikir, hidupnya. Oleh karena itu, kompetensi
emosional, dan sosial (Samsudin, 2011: 29). ini ditandai dengan kepemilikan dalam
Suherman dan Agus Mahendra (2001: 8) hal adat-istiadat, norma agama dan sosial,
mengatakan bahwa pendidikan jasmani pada budaya, demokrasi, estetika, setia dengan
dasarnya merupakan pendidikan melalui pengetahuan dan pekerjaan, dan

3
mencintai sessama manusia. Kompetensi suatu kelompok ataupun suatu daerah”.
ini harus melekat pada setiap guru dan Survei yang digunakan dalam penelitian ini
menjadi karakteristik dalam refleksi menurut Van Dalen (dalam Arikunto, 2006:
kehidupan pribadinya 110) adalah school survey yang bertujuan
untuk mengetahui sejauh mana kompetensi
b. Kompetensi Profesional guru pendidikan jasmani olahraga dan
Kompetensi profesional lebih tertuju kesehatan di Sekolah dasar Negeri se-
pada bidang studi yang menjadi garapan kecamatan Sejangkung.
gru selama ini. Bagi guru pendidikan
jasmani, kemampuan dalam bidang ini HASIL PENELITIAN DAN
harus menjadi satu-kesatuan yang PEMBAHASAN
tercurahkan dalam Proses belajar Hasil Penelitian
Mengajar. Penelitian ini dilakukan pada Sekolah
Dasar Negeri yang berada di wilayah
c. Kompetensi sosial kecamatan Sejangkung kabupaten Sambas
Kompetensi sosial merupakan yang berjumlah 25 sekolah. Jumlah sampel
kemampuan guru yang berhiubungan yang diambil dalam penelitian ini adalah 10
dengan limgkungan masyarakat sekolah sekolah dan 10 guru. Adapun sekolah yang
dan luar sekolah. Guru mampu bergaul, menjadi sampel adalah SDN 01 Sejangkung,
berkomunikasi, melayani masyarakat SDN 20 Parit Cegat, SDN 09 Kenanai, SDN
dengan baik, menunjang kreatifitas 06 Semayang, SDN 18 Kawakan, SDN 05
masyarakat, serta menjaga emosi dan Sebataan, SDN 08 Penakalan, SDN 13
orilaku yang kurang baikyang ada di Sejangkung, SDN 22 Seladu, dan SDN 03
lingkungan masyarakat. Setalik. Pelaksanaan pengambilan data
dilakukan dari tanggal 4 Oktober 2017
METODE PENELITIAN sampai dengan 13 Oktober 2017. Penelitian
Metode penelitian yang digunakan ini dibantu oleh kepala sekolah yang bertugas
dalam penelitian ini merupakan metode sebagai tenaga ahli di dalam melakukan
deskriptif. Metode deskriptif menurut penilaian terhadap guru pendidikan jasmani
Purwanto (2010: 177) adalah penelitian yang yang menjadi sampel.
hanya melibatkan satu variabel pada satu Penilaian dalam penelitian ini terdapat 5
kelompok, tanpa menghubungkan dengan kategori yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang,
variabel lain atau membandingkan dengan rendah dan sangat rendah. Dimana dari
kelompok lain. Dengan kata lain, metode masing-masing kategori terssebut memiliki
yang digunakan dalam penelitian ini adalah rentang dari 0 sampai 100. Masing-masing
dengan menggunakan prosentase. kategori mempunyai nilai yang bervariasi
Bentuk penelitian ini menggunakan yaitu untuk kategori sangat tinggi dari nilai
metode survei. Penelitian survei merupakan 81 – 100, untuk kategori tinggi memiliki
suatu penelitian kuantitatif dengan rentang nilai dari angka 61 – 80, kategori
menggunakan pertanyaan terstruktur/ sedang memiliki rentang nilai antara 51 – 60,
sistematis yang sama kepada banyak orang kategori rendah memiliki rentang nilai dari
untuk kemudian seluruh jawaban yang 41 – 50, sedangkan kategori sangat rendah
diperoleh peneliti dicatat, diolah dan memiliki rentang nilai 0 – 40.
dianalisis” (Prasetyo dan Jannah, 2010: 143). Berdasarkan hasil penelitian yang
Nazir (2005: 56) mengatakan bahwa dilakukan, didapat hasil bahwa guru
“survei adalah penyelidikan yang diadakan pendidikan jasmani yang memiliki
untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala- kompetensi kepribadian dengan kategori
gejala yang ada dan mencari keterangan- sangat tinggi sebesar 30% atau sebanyak 3
keterangan secara faktual, baik tentang orang, kategori tinggi sebanyak 7 orang atau
institusi sosial, ekonomi atau politik dari 70%. Sedangkan untuk kategori sedang,

4
rendah dan sangat rendah 0%. Setiap kategori Dari tabel 2 diatas, dapat dilihat
yang telah disajikan, dapat dilihat pada tabel perbandingannya bahwa guru yang memiliki
1 berikut ini. kategori sangat tinggi adalah 50% dan
kategori tinggi 50%.
Tabel 1 Kompetensi Kepribadian Guru Pada kompetensi guru penjas yang
Pendidikan Jasmani Sekolah Dasar selanjutnya yaitu kompetensi Profesional,
Negeri se-Kecamatan Sejangkung didapatkan hasil bahwa yang memiliki
kategori sangat tinggi berjumlah 6 orang atau
No Kategori Jumlah Persentase sebesar 60% dan yang termasuk dalam
Sampel kategori tinggi berjumlah 4 orang atau
1 Sangat 3 orang 30% sebesar 40%. Sedangkan pada kategori
Tinggi sedang, rendah dan sangat rendah tidak ada
2 Tinggi 7 orang 70% atau 0 orang.. Setiap kategori yang telah
3 Sedang 0 orang 0% disajikan, dapat dilihat pada tabel 3 berikut
4 Rendah 0 orang 0% ini.
5 Sangat 0 orang 0%
Rendah Tabel 3 Kompetensi Profesional Guru
Jumlah 10 orang 100% Pendidikan Jasmani Sekolah Dasar
Negeri se-Kecamatan Sejangkung
Dari tabel 1 diatas, dapat dilihat
perbandingannya bahwa guru yang memiliki No Kategori Jumlah Persentase
kategori sangat tinggi adalah 30% dan Sampel
kategori tinggi 70%. 1 Sangat 6 orang 60%
Selanjutnya, pada kompetensi Tinggi
Pedagogik yang telah diberikan penilaian 2 Tinggi 4 orang 40%
oleh kepala sekolah, didapatkan hasil bahwa 3 Sedang 0 orang 0%
guru penjas yang memiliki kompetensi 4 Rendah 0 orang 0%
pedagogik dengan kategori sangat tinggi 5 Sangat 0 orang 0%
berjumlah 5 orang atau 50%. Pada kategori Rendah
tinggi terdapat 5 orang atau 50%. Sedangkan Jumlah 10 orang 100%
kategori sedang, rendah dan sangat rendah
tidak ada. Setiap kategori yang telah Dari tabel 3 diatas, dapat dilihat
disajikan, dapat dilihat pada tabel 2 dan perbandingannya bahwa guru yang memiliki
berikut ini. kategori sangat tinggi adalah 60% dan
kategori tinggi 40%.
Tabel 2 Kompetensi Pedagogik Guru Selanjutnya untuk kompetensi Sosial
Pendidikan Jasmani Sekolah Dasar guru penjas, berdasarkan hasil penelitian
Negeri se-Kecamatan Sejangkung yang dilakukan, didapat hasil bahwa guru
pendidikan jasmani yang memiliki
No Kategori Jumlah Persentase kompetensi Sosial dengan kategori sangat
Sampel tinggi sebesar 40% atau sebanyak 4 orang
1 Sangat 5 orang 50% dan kategori tinggi 60% atau sebanyak 6
Tinggi orang. Sedangkan kategori sedang, rendah
2 Tinggi 5 orang 50% dan sangat rendah tidak ada. Setiap kategori
3 Sedang 0 orang 0% yang telah disajikan, dapat dilihat pada tabel
4 Rendah 0 orang 0% 4 berikut ini.
5 Sangat 0 orang 0%
Rendah
Jumlah 10 orang 100%

5
Tabel 4 Kompetensi Sosial Guru bepengaruh baik terhadap seluruh elemen
Pendidikan Jasmani Sekolah Dasar yang ada di sekolah terlebih bagi siswa kaena
Negeri se-Kecamatan Sejangkung mereka akan senang terhadap mata pelajaran
penjas dan tidak merasa bosan karena
No Kategori Jumlah Persentase gurunya memiliki kemampuan yang baik dan
Sampel menguasai kompetensi yang ada.
1 Sangat 4 orang 40% Selanjutnya untuk kategori tinggi dari
Tinggi hasil penelitian yaitu sebesar 55%. Itu artinya
2 Tinggi 6 orang 60% guru juga telah mengajar dengan baik sesuai
3 Sedang 0 orang 0% dengan fungsinya sebagai guru dan
4 Rendah 0 orang 0% masyarakat pada umumnya. Guru yang
5 Sangat 0 orang 0% memiliki kepribadian yang baik, mantap dan
Rendah stabil tentulah akan mengajar sepenuh hati
Jumlah 10 orang 100% dengan tidak mengesampingkan aspek-aspek
sebagai seorang guru. Untuk guru-guru yang
Dari tabel 4 diatas, dapat dilihat termasuk dalam kategori tinggi, tentu tidak
perbandingannya bahwa guru yang memiliki berpuas diri dengan hasil dari penelitian ini.
kategori sangat tinggi adalah 40%, dan Guru haruslah selalu meningkatkan
kategori tinggi 60%. kompetensinya agar semua siswa yang diajar
merasa senang.
Tabel 5 Perbandingan masing-masing Pada kategori sedang, rendah dan sangat
kompetensi guru penjasorkes di Sekolah rendah, setelah melakukan penelitian ternyata
Dasar Negeri Se-kecamatan Sejangkung tidak ada guru yang termasuk dalam kategori
ini atau 0%. Hal ini berarti bahwa guru telah
N Kategori Kompet Kompet Kompet Kompet Rata- dapat menjalankan fungsinya sebagai guru
o ensi ensi ensi ensi rata dan masyarakat pada umumnya. Oleh karena
kepribad pedagog profesio Sosial itu, perlu dipertahankan cara mengajar yang
ian ik nal baik agar dapat bersaing, dan tentunya selalu
1 Sangat 30% 50% 60% 40% 45% mengadakan inovasi di dalam pembelajaran
Tinggi agar tidak tertinggal baik dari segi informasi
2 Tinggi 70% 50% 40% 60% 55% dan cara mengajar.
3 Sedang 0% 0% 0% 0% 0%
1. Kompetensi Kepribadian
4 Rendah 0% 0% 0% 0% 0%
Alma (2008: 141) mengatakan bahwa
5 Sangat 0% 0% 0% 0% 0%
”guru yang memiliki kompetensi
Rendah
kepribadian akan menjadi sosok teladan”.
Jumlah 100% 100% 100% 100% 100% Guru demikian, akan mengubah perilaku
anak didiknya, di samping dihormati dan
Pembahasan disegani oleh anak didiknya. Guru yang
Berdasarkan hasil penelitian yang telah telah memiliki kompetensi kepribadian
dilakukan, dapat diketahui bahwa untuk juga akan disenangi. Pada akhirnya akan
kategori sangat tinggi pada kompetensi guru timbul motivasi dan gairah antara anak
penjas yang terdiri dari empat kompetensi didik dan guru dalam proses
didapat rata-rata sebesar 45%. Itu artinya pembelajarannya.
guru telah dapat berkomunikasi dengan baik Berdasarkan hasil penelitian dan data
terhadap siswa, rekan sejawat, kepala sekolah yang telah dipaparkan diatas, maka dapat
dan juga masyarakat sekitar termasuk dengan ditarik sebuah penilaian bahwa guru
orang tua atau wali siswa. Selain itu sangat dihargai dalam proses belajar
kemampuan dalam mengelola kelas dan mengajar. Ini terlihat dari hasil penelitian
mengevaluasi hasil dari pembelajaran juga yang telah dilakukan bahwa guru dapat
sudah baik. Hal ini tentunya sangat

6
menjadi sosok teladan bagi siswa dan yang diperoleh sebesar 40% untuk
orang lain. Di lain sisi, guru tetaplah harus kategori sangat tinggi. Penelitian Permana
tetap mempertahankan kompetensi (2016) dilakukan di kabupaten Sekadau
kepribadian yang baik dengan selalu dengan sampel guru penjas pada tingkat
menjadi teladan untuk orang lain terutama SMA sebanyak 10 guru. Namun, pada
dalam bersikap terhadap siswa. Karena penelitian ini, hasil yang diperoleh sebesar
setiap tindakan guru akan menjadi 50% untuk kategori sangat tinggi.
penilaian juga oleh siswa. Penelitian yang peneliti lakukan berlokasi
Ada beberapa guru yang juga harus di kecamatan Sejangkung dan yang
meningkatkan kualitas kepribadiannya. menjadi sampel adalah guru Penjas SD.
Bentuk peningkatannya tentu tidak bisa Adapun sampelnya berjumlah 10 guru
hanya mengandalkan guru yang juga.
bersangkutan saja, perlu adanya dukungan
dari pihak terkait seperti dinas pendidikan, 3. Kompetensi Profesional
kepala sekolah ataupun rekan sejawat. Kompetensi profesional adalah
Karena siswa perlu motivasi dari guru penguasaan guru atas materi pembelajaran
yang mengajar agar mereka dapat belajar secara luas dan mendalam. Menurut
dengan nyaman dan tidak terbebani Sanjaya (2006: 145), kompetensi
dengan mata pelajaran dan tentunya profesional merupakan kompetensi atau
merasa senang dengan guru yang kemampuan yang berhubungan dengan
bersangkutan. Apabila guru dapat penyelesaian tugas-tugas keguruan.
menjalankan kewajibannya dengan Dihubungkan dengan pengertian
memperhatikan kompetensi kompetensi professional di atas, maka
kepribadiannya, maka akan tercipta hasil penilaian menunjukkan bahwa guru
pembelajaran yang menyenangkan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik
sehingga siswa tidak mudah bosan dan dan mengerti secara mendalam tugas dari
jenuh. keguruannya. Persentase yang
ditunjukkan adalah sebesar 60% untuk
2. Kompetensi Pedagogik kategori sangat tinggi. Hal ini tentu saja
Hasil penelitian yang telah dilakukan berpengaruh baik bagi iklim pembelajaran
oleh peneliti dan merujuk pada pengertian di kelas maupun di luar kelas. Karena
kompetensi pedagogik yang berarti guru mampu menjalankan tugasnya sesuai
pemahaman guru terhadap anak didik, dengan yang diharapkan. Hal ini tentu
perencanaan, pelaksanaan pembelajaran, saja berpengaruh baik bagi iklim
evaluasi hasil belajar, dan pengembangan pembelajaran di kelas maupun di luar
anak didik untuk mengaktualisasikan kelas. Karena guru mampu menjalankan
sebagai potensi yang dimilikinya. Maka tugasnya sesuai dengan yang diharapkan.
dapat diambil penilaian bahwa guru telah Pada penelitian sebelumnya, angka yang
dapat mengaktualisasikan perannya ditunjukkan sebesar 50% (Permana,
sebagai seorang guru. Hal ini ditunjukkan 2016). Itu artinya ada selisih angka 10%
dengan kategori sangat tinggi mencapai dengan kategori dan jumlah sampel yang
50%. Itu artinya setengah dari jumlah sama. Hanya saja, tempat penelitian yang
sampel dapat melaksanakan proses belajar dilakukan oleh Permana berada di
mulai dari persiapan sampai evaluasi. Kabupaten Sekadau. Sedangkan peneliti
Artinya, guru dapat mengelola berada di Kecamatan Sejangkung
pembelajaran dari awal sampai akhir Kabupaten Sambas. Namun dengan
dengan memperhatikan segala aspek jumlah sampel sampel yang sama yaitu
pedagogiknya. Pada penelitian sebanyak 10 guru.
sebelumnya, yaitu penelitian yang
dilakukan oleh Permana (2016), hasil

7
4. Kompetensi Sosial menciptakan iklim belajar yang
Kompetensi sosial merupakan menyenangkan supaya siswa dapat belajar
kemampuan guru untuk berkomunikasi, dengan nyaman dan tidak merasa bosan.
menjalin kerjasama dan berinteraksi Terlebih-lebih pada kompetensi kepribadian,
secara efektif dan efisien, baik itu dengan karena kalau kepribadian dari guru yang baik
anak didik, sesama pendidik, orang tua/ dan dapat memahami materi pembelajaran,
wali, maupun dengan masyarakat sekitar. peserta didik dan dapat bergaul dengan
Guru profesional berusaha untuk masyarakat sekitar, maka guru tersebut akan
mengembangkan komunikasi dengan dengan mudah menyampaikan pelajaran dan
orang tua siswa, sehingga terjalin akan mudah pula untuk diserap sehingga
komunikasi dua arah yang berkelanjutan pada akhirnya siswa senang terhadap
antara sekolah dan orang tua, serta pelajaran penjasorkes. Kepala sekolah juga
masyarakat pada umumnya. Pada berperan di dalam peningkatan kualitas guru
kompetensi ini, setelah melakukan penjasorkes, karena tanpa mereka guru
penelitian di lapangan, maka penilaian penjasorkes tidak akan dapat mengajar
yang dapat diambil bahwa guru-guru yang dengan baik. Karena dari kepala sekolah
mengajar di Sekolah Dasar Negeri se- berbagai masukan dan kritik yang bersifat
Kecamatan Sejangkung mampu untuk membangun agar kualitas guru penjasorkes
bergaul dan berkomunikasi secara intensif semakin meningkat dan baik.
baik di lingkungan sekolah maupun diluar
lingkungan sekolah yang dalam hal ini DAFTAR RUJUKAN
ditekankan pada komunikasi kepada orang Abduljabar, Bambang. 2008. Modul
tua/ wali siswa dan juga masyarakat Pembelajaran Manajemen Pendidikan
sekitar. Jasmani dan Olahraga. Bandung.
Universitas Pendidikan Indonesia.
SIMPULAN DAN SARAN Ahmadi, Abu dan Nur Uhbiyati. 2001. Ilmu
Simpulan Pendidikan. Jakarta. PT. Rineka Cipta.
Berdasarkan pada hasil penelitian yang Alma, Buchari. 2008. Guru Profesional
telah peneliti lakukan untuk kompetensi guru Menguasai Metode dan Terampil
yang terdiri dari kompetensi kepribadian, Mengajar. Bandung. Alfabeta
kompetensi pedagogik, kompetensi Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur
profesional dan kompetensi sosial maka Penelitian (Suatu Pendekatan Praktik).
dapat dilihat bahwa guru pendidikan jasmani Jakarta. Rineka Cipta.
di sekolah dasar negeri kecamatan Asmani, Jamal Ma’mur. 2012. Tips Menjadi
sejangkung memiliki 2 kategori yaitu Guru Inspiratif, Kreatif dan Inovatif.
kategori yang sangat tinggi memiliki Yogjakarta. DIVA Press.
persentase sebesar 45%, dan kategori tinggi Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain.
sebesar 55%, sedangkan guru yang memiliki 2010. Strategi Belajar Mengajar.
kategori sedang, rendah dan sangat rendah Jakarta. PT Rineka Cipta.
tidak ada. Hasibuan, J.J., dan Moedjiono. 2012. Proses
Saran Belajar mengajar. Bandung. PT Remaja
Berdasarkan pada hasil penelitian yang Rosdakarya.
telah dilakukan, maka saran yang dapat Husdarta, H. J. S. 2009. Manajemen
peneliti sampaikan agar guru lebih Pendidikan Jasmani. Bandung.
meningkatkan kompetensi kepribadian, Alfabeta.
kompetensi pedagogik, kompetensi ________________. 2011. Manajemen
profesional dan kompetensi sosialnya. Pendidikan Jasmani. Bandung.
Karena ke empat kompetensi itu, harus Alfabeta.
dimiliki oleh setiap guru yang mengajar agar Kunandar. 2010. Guru Profesional
tercapai tujuan yang diinginkan. Agar dapat Implementasi kurikulum Tingkat Satuan

8
Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam
Sertifikasi Guru. Jakarta. PT Raja
Grafindo Persada.
Nazir, Mohammad. 2005. Metode Penelitian.
Bogor. Ghalia Indonesia.
Permana, Anang Adi. 2016. Kompetensi
Pedagogik dan Kompetensi Profesional
Guru Pendidikan Jasmani Olahraga dan
Kesehatan Sekolah Menengah Atas
Negeri se-Kabupaten Sekadau. Skripsi.
Pontianak. Universitas Tanjungpura.
Prasetyo, Bambang dan Lina Miftahul
Jannah. 2010. Metode Penelitian
Kuantitatif. Jakarta. PT Raja Grafindo
Persada.
Purwanto. 2010. Metodologi Penelitian
Kuantitatif untuk Psikologi dan
Pendidikan. Yogyakarta. Pustaka
Pelajar.
Rusman. 2013. Model-Model Pembelajaran.
Jakarta. Rajawali Pers.
Samsudin. 2011. Kurikulum Pendidikan
Jasmani Olahraga dan Kesehatan
(Modul). Pendidikan Olahraga. Jakarta.
Program Pascasarjana. Universitas
Jakarta.
Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran
Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta . Kencara Predana
Media.
Sardiman. 2011. Interaksi dan Motivasi
belajar mengajar. Jakarta. Rajawali
Pers.
Saud, Udin Syaefudin. 2010. Pengembangan
Profesi Guru. Bandung. Alfabeta.
Suherman, Adang dan Agus Mahendra. 2001.
Menuju Perkembangan Menyeluruh.
Jakarta. Direktorat Jendral Olahraga.
Wahyudi, Imam. 2012. Mengejar
Profesionalisme Guru. Jakarta. Prestasi
Pustakarya.
Yamin, Martinis dan Maisah. 2010.
Standarisasi Kinerja Guru. Jakarta.
Gaung Persada (GP Press)

9
10

Anda mungkin juga menyukai