Anda di halaman 1dari 4

Transplantasi

Transparansi adalah pemindahan suatu jaringan atau manusia organ manusia tertentu dari suatu tempat
lain pada tubuhnya sendiri atau tubuh orang lain dengan persyaratan dan kondisi tertentu.

Transplantas,i jika ditinjau dari sudut segi penerima dapat dibedakan menjadi:

1. Auto transplantasi, yaitu pemindahan suatu jaringan atau organ tempat lain dalam tubuh orang itu
sendiri

2. Homotransplantasi, yaitu pemindahan suatu jaringan atau organ dari tubuh seseorang ke tubuh orang
lain.

3. Hetero transplantasi, yaitu pemindahan suatu jaringan atau organ dari suatu spesies tersebut spesies
lain.

Ada dua komponen penting yang mendasari tindakan transparansi, yaitu :

1. Eksplantasi, yaitu usaha mengambil jaringan atau organ manusia yang hidup atau yang sudah
meninggal

2. Implantasi, yaitu usaha menempatkan jaringan atau organ tubuh tersebut kepada bagian tubuh
sendiri atau tubuh orang lain.

Disamping itu ada 2 Komponen penting yang menunjang keberhasilan tindakan transplantasi ,yaitu :

1. Adaptasi donasi yaitu usaha dan kemampuan menyesuaikan diri orang hidup yang diambil jaringan
atau organ tubuhnya, secara biologis dan fisik untuk hidup dengan kekurangan jaringan atau organ.

2. Adaptasi resipien, yaitu usaha dan kemampuan diri dari penerima jaringan/organ tubuh baru sehingga
tubuhnya dapat menerima atau menolak jaringan/organ tersebut, untuk berfungsi baik, mengganti yang
sudah tidak dapat berfungsi lagi.

Aspek etik transplantasi

Dalam kaitan dengan transplantasi organ, yang berhubungan erat dengan etika adalah Apakah
tawaran dari seorang manusia yang masih hidup dapat diterima dan kapankah waktu penerimaan organ
yang ditawarkan itu. Seperti kita ketahui, transplantasi organ biasanya berasal dari donor yang masih
hidup atau dari donor yang sudah dinyatakan meninggal (transplantasi ginjal kadaver).

Vink berpendapat bahwa seseorang dokter ahli bedah pada dasarnya tidak suka melakukan
transplantasi ginjal dari seseorang yang masih hidup dan transplantasi organ tunggal seperti jantung,
hepar, pankreas. Para ahli bedah di kemudian hari akan mengusahakan dilakukannya transplantasi
dengan organ yang berasal dari hewan.
Prof. Dr. Mandema, guru besar di Groningen, mengemukakan suatu masalah etik dalam hal dialisa
dari penderita penyakit ginjal. Mandema menjelaskan bahwa jumlah pasien yang harus dibantu dengan
dialisa secara periodik jauh melebihi jumlah tempat pencucian itu yang harus dilakukan sehingga pasien
harus menunggu lama. Disamping itu, faktor keuangan juga memegang peranan penting karena
biayanya cukup tinggi.

Di Indonesia etik kesehatan dalam hubungannya dengan pemakaian ginjal buatan suatu saat akan
timbul. Prof. Dr. N. G. Meyne, guru besar dalam hal bedah jantung universitas Amsterdam, berpendapat
bahwa dalam penentuan nilai nilai etik Harus ada kerjasama antara para dokter dengan moralitas
yuridis, moralis sosiolog, dan para moralis pisikolog. Organ yang akan ditransplantasikan mutlak perlu
dalam keadaan optimal. Dalam hubungan itu yang terpenting adalah ada kesepakatan tentang kriteria
matinya seseorang. Dikatakan pula bahwa mati adalah suatu proses yang berjalan bertahap. Proses itu
juga dapat berjalan cepat ataupun lambat. Diantara manusia dalam keadaan sehat dan manusia dalam
keadaan sebagai mayat ada suatu jarak yang ada pada tahap tertentu, yaitu otak tidak berfungsi
sehingga manusia tidak lagi disebut Persona (pribadi), tetapi disebut suatu kesatuan organ.

Dalam hal eksperimentasi dengan transplantasi organ maupun jaringan, para ahli bedah ingin
mendapatkan organ dari pasien yang sudah hilang kesadarannya sama sekali tetapi jantungnya masih
berfungsi baik. Etik dari tindakan seperti itu dinyatakan oleh Evoley (1988). Dikatakannya bahwa
seseorang mempunyai hak untuk tidak diganggu ( the right to be let alone). Ini berarti bahwa seseorang
itu mempunyai hak untuk hidup dan hak untuk mati, tetapi manusia itu berhak pula berkomunikasi.

Perkembangan ilmu memerlukan kebebasan bagi si peneliti tetapi pada saat yang bersamaan
masyarakat yang sehat memaksakan kepadanya batasan-batasan sebagai individu. Dengan demikian
terdapat plus suatu kontroversi antara masyarakat dan peneliti. Kontroversi ini meluas ke semua cabang
ilmu, baik Ilmu Sosial, matematika, fisika maupun biologi dan kedokteran.

Terdapat konflik antara Ilmu Penelitian di pihak Mahir inflasi seseorang sebagai pribadi telah terjadi
sangat banyak daftar isian yang harus kita isi setelah kita kawin sampai menjadi tua.

Beberapa pihak yang ikut terlibat dalam usaha transplantasi adalah

1. Donor hidup

Donor hidup adalah orang yang memberikan jaringan atau organ kepada orang lain atau (resipien).
Sebelum memutuskan untuk menjadi donor, seseorang harus mengetahui dan mengerti risiko yang
dihadapi baik risiko di bidang medis, pembedahan , maupun resiko untuk kehidupannya lebih lanjut
sebagai kekurangan jaringan/organ yang telah dipindahkan. Disamping itu, untuk menjadi donor, orang
tersebut tidak boleh mengalami tekanan psikologis. Hubungan psikis dan emosi harus sudah dipikirkan
oleh donor hidup itu untuk mencegah timbulnya masalah. Apabila transplantasi kurang berhasil atau
gagal, mungkin download akan merasa salah mengambil keputusan atau kecewa karena merasa
pengorbanannya sia-sia. Namun, apabila transplantasi berhasil, mungkin donat mempunyai perasaan
resipien berhutang budi. Dalam hal ini tenaga ahli yang menangani pelaksanaan presentasi berperan
penting dalam memberikan keterangan secara terperinci kepada mereka yang akan menjadi donor.
Usaha ini sejalan dengan kode etik kedokteran Indonesia bab 1 pasal 7 yang berbunyi "gambar seorang
dokter hendaknya berusaha menjadi pendidik rakyat yang sebenarnya".

2. Jenazah dan donor mati

Download mati ialah orang yang semasa hidupnya telah mengizinkan atau berniat dengan sungguh-
sungguh untuk memberikan jaringan/organ tubuhnya kepada yang memerlukan apabila ia telah
meninggal secara wajar.

Apabila Sebelum meninggal, donor itu sakit, sudah sejauh mana pertolongan diberikan dokter yang
merawatnya? Semua itu untuk mencegah adanya tumbuhan dari keluarga dengar atau pihak lain bahwa
tim pelaksana transplantasi telah melakukan upaya mempercepat kematian seseorang hanya untuk
mengejar organ yang akan ditransplantasikan. Oleh karena itu, PB IDI pada tahun 1988 telah
menetapkan suatu fatwa tentang kriteria mati yaitu matanya batang otak.

Jenazah yang dijadikan donor harus seijin pihak keluarga jenazah. Permintaan ini bertujuan untuk
menghindari tuduhan melakukan malpraktek.

3. Keluarga donor dan ahli waris

Kesepakatan keluarga donor dan resipien sangat diperlukan untuk menciptakan saling pengertian
dan menghindari konflik semaksimal mungkin ataupun tekanan psikis dan emosi di kemudian hari.
Keluarga Rizky Febian sebenarnya hanya dituntut suatu penghargaan kepada donor dan keluarganya
dengan tulus. Alangkah baiknya apabila dibuat suatu ketentuan untuk mencegah timbulnya rasa tidak
puas pada kedua belah pihak.

4. Resieien

Presiden ialah orang yang menerima jaringan/orang lain. Pada dasarnya nya, seorang penderita
mempunyai hak untuk mendapatkan perawatan yang dapat memperpanjang hidup atau meringankan
penderitaannya. Seorang resipien harus benar-benar mengerti semua hal yang dijelaskan oleh tim
pelaksana transplantasi. Diharapkan pindahkan transplantasi dapat memberikan nilai yang besar bagi
kehidupan resipien. Akan tetapi, iya harus menyadari bahwa hasil transplantasi terbatas dan ada
kemungkinan gagal. Juga perlu disadari bahwa jika ia menerima untuk teknik transplantasi setia dalam
percobaan yang sangat berguna bagi kepentingan orang banyak di masa yang akan datang.

5. Dokter dan tenaga pelaksana lain

Untuk melakukan suatu transplantasi pelaksana harus mendapat persetujuan dari donor, resipien,
maupun keluarga kedua belah pihak. Ia wajib menerapkan hal-hal yang mungkin akan terjadi setelah
dilakukan transplantasi sehingga gangguan psikologis dan emosi di kemudian hari dapat dihindarkan.
Tanggung jawab chief pelaksana adalah menolong pasien yang mengembangkan ilmu pengetahuan
untuk umat manusia. Dengan demikian, dalam melaksanakan tugas, sesorah sana hendaknya tidak
dipengaruhi oleh konsep keseimbangan kepentingan pribadi. Hal itu sesuai dengan kode etik kedokteran
Indonesia bab 1 Pasal 2 yang menyatakan bahwa dalam profesinya, seorang dokter Janganlah
dipengaruhi oleh pertimbangan keuntungan pribadi, dan Bab II pasal 8 yang menyatakan bahwa seorang
dokter harus senantiasa mengingat kewajiban untuk melindungi hidup makhluk Insani

6. Masyarakat

Secara tidak sengaja masyarakat turut menentukan perkembangan transplantasi. Kerjasama tim
pelaksana dengan para cendekiawan, pemuka masyarakat, atau pemuka agama diperlukan untuk
mendidik masyarakat agar lebih memahami maksud dan tujuan luhur usaha transplantasi. Dengan
adanya pengertian Ini kemungkinan penyediaan organ yang segera diperlukan atas tujuan luhur, akan
dapat diperoleh.

ASPEK HUKUM TRANSPLANTASI

Pada saat ini peraturan perundang-undangan yang anda adalah peraturan pemerintah no. 18 Tahun
1981, tentang bedah mayat klinis dan bedah mayat anatomis setelah transplantasi alat dan atau
jaringan tubuh manusia. Pokok-pokok peraturan tersebut adalah sebagai berikut.

Pasal 10: Transplantasi atau jaringan tubuh manusia dilakukan dengan memperhatikan ketentuan
ketentuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 huruf a dan huruf b, Iya itu harus dengan persetujuan
tertulis pemerintah dan atau keluarganya yang terdekat setelah penderita meninggal dunia.

Pasal 14 : pengambilan alat dan atau jaringan tubuh manusia untuk keperluan transplantasi atau bank
mata dari korban kecelakaan yang meninggal dunia dilakukan dengan pernyataan tertulis keluarga
terdekat

Pasal 15 : sebelum persetujuan tentang transplantasi alat dan atau jaringan tubuh manusia diberikan
oleh calon donor hidup, calon donor yang bersangkutan terlebih dahulu diberitahu oleh dokter yang
merawatnya, termasuk dokter konsultan mengenai sifat operasi, akibat-akibat dan kemungkinan-
kemungkinan yang dapat terjadi. Dokter yang merawatnya harus yakin benar bahwa calon donor yang
bersangkutan telah menyadari sepenuhnya arti dari pemberitahuan tersebut.

Pasal 16 : donor atau keluarga do or yang meninggal dunia tidak berhak atas suatu kompensasi material
apapun sebagai imbalan transplantasi.

Pasal 17 : dilarang memperjualbelikan alat dan/atau jaringan tubuh manusia.

Pasal 18: dilarang mengirim dan menerima alat dan/atau jaringan tubuh manusia dalam semua bentuk
ke dan dari luar negeri

Anda mungkin juga menyukai