Anda di halaman 1dari 11

Jurnal Pendidikan dan Teknologi Informasi Vo. 4, No. 1, April 2017, Hal.

104-114 ISSN : 2355-9977


Copyright©2017 by LPPM UPI YPTK Padang

PENGEMBANGAN MODUL MULTIMEDIA INTERAKTIF


PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI
DAN KOMUNIKASI (TIK)
(Studi Kasus SMA Negeri 12 Padang)
Indra Wijaya, Harry Pratama Figna
Universitas Putra Indonesia YPTK Padang
Email : indrawijaya25@gmail.com, Harrypratamafigna@gmail.com,

ABSTRACT

Penelitian dan pengembangan ini bertujuan untuk menghasilkan produk berupa modul interaktif
untuk siswa kelas XI di SMA Negeri 12 Padang. Metode penelitian yang digunakan adalah metode
penelitian pengembangan (research and development), dengan desain pengembangan yang dipilih adalah
menggunakan model pengembangan ADDIE. Langkah-langkah pengembangannya adalah sebagai
berikut. Hasil penilaian oleh para ahli ditinjau dari aspek Kelayakan isi : 87.77%, Komponen kebahasaan
: 85.33 %, Komponen penyajian: 80.33 % , Komponen kegrafikan: 90.66 %. Secara keseluruhan
penilaian uji validator terhadap Modul Interaktif TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) sebesar
86,14%, sehingga tingkat validitas dapat di interprestasikan Valid digunakan. Hasil penilaian uji
kepraktisan ditinjaun dari aspek keadaan pengguna 87.66 %; efektifitas waktu pembelajaran 84,79%,
manfaat 86,66 %. Secara keseluruhan penilaian kepraktisan terhadap Modul Interaktif TIK (Teknologi
Informasi dan Komunikasi) sebesar 86,37%, sehingga tingkat praktikalitasnya dapat di interprestasikan
Sangat Praktis digunakan. Hasil penilaian uji keefektifan ditinjaun dari aspek senang belajar 85,42 %,
adanya bahan ajar yang menarik dalam belajar 81.72% . Secara keseluruhan penilaian keefektifan
terhadap media pembelajaran sebesar 82,07%, sehingga tingkat efektifitasasnya dapat di interprestasikan
Baik Digunakan. Kesimpulannya, berdasarkan penilaian beserta masukan ahli serta hasil dari uji coba
lapangan Modul Interaktif sudah teruji kelayakan, keunggulan, dan dapat digunakan pada proses
pembelajaran pada mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) kelas XI di SMAN 12
Padang.

Kata Kunci : Pengembangan, Modul, Interaktif, TIK

1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukkan pribadi manusia, pendidikan sangat
berperan dalam membentuk baik atau buruknya pribadi manusia menurut ukuran normatifnya.
Sistem pendidikan yang baik diharapkan muncul generasi penerus bangsa yang berkualitas dan
mampu menyesuaikan diri untuk hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Reformasi
pendidikan merupakan respon terhadap perkembangan tuntutan global sebagai suatu upaya
untuk mengadaptasikan sistem pendidikan yang mampu mengembangkan sumber daya manusia
untuk memenuhi tuntutan zaman yang sedang berkembang. Melalui reformasi pendidikan,
pendidikan harus berwawasan masa depan yang memberikan jaminan bagi perwujudan hak-hak
azasi manusia untuk mengembangkan seluruh potensi dan prestasinya secara optimal guna
kesejahteraan hidup di masa depan.
Permasalahan penting pembelajaran dizaman sekarang adalah keterbatasan nya sumber belajar
yang ada di sekolah, misalnya kurang lengkapnya buku penunjang pembelajaran di sekolah
yang nantinya akan mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Berdasarkan pengamatan yang
dilakukan peneliti di SMA Negeri 12 Padang tidak semua siswa dapat memiliki buku paduan
TIK sebagai sumber belajar, karena keterbatasan buku yang ada di sekolah. Walaupun sebagian

104
Jurnal Pendidikan dan Teknologi Informasi Vo. 4, No. 1, April 2017, Hal. 104-114 ISSN : 2355-9977
Copyright©2017 by LPPM UPI YPTK Padang

siswa dapat memperoleh buku panduan TIK, namun materi yang ada dalam buku panduan
tersebut sangat sedikit, juga tidak semua materi yang ada di dalam kurukulum tercantum di
dalam buku tersebut. Di sisi ini guru sangat berperan aktif dalam membantu siswa untuk
mendapatkan sumber belajar yang baik. Apalagi di perkembangan zaman sekarang ini guru
perlu kreatif dan inovatif dalam memilih sumber belajar yang baik unutuk menciptakan kegiatan
proses belajar mengajar, agar kegiatan pembelajaran lebih aktif, kreatif, inovatif, dan
menyenangkan sehingga tercipta multi interaksi baik antara guru dengan siswa, siswa dengan
guru, siswa dengan media pembelajaran dan sumber belajar, maupun siswa dengan siswa
lainnya sehingga memperoleh hasil belajar yang baik.
Guru yang biasanya dianggap sebagai satu-satunya sumber pengetahuan, sudah seharusnya
dirubah yaitu dengan banyak menggunakan berbagai sumber yang dapat menambah
pengetahuan siswa. SMA Negeri 12 Padang sebagai salah satu lembaga pendidikan juga sangat
menjunjung keberhasilan pembelajaran, sehingga siswa yang dihasilkan mampu berperan dalam
persaingan global. Usaha kearah tersebut sudah banyak dilakukan oleh pihak terkait, seperti
pemenuhan sarana prasarana, media pembelajaran, guru yang professional serta komponen lain
yang mampu meningkatkan kualitas pendidikan yang dijalankan, dengan harapan akan mampu
menciptakan manajemen pembelajaran dengan baik, yang pada ujungnya akan menjadikan
sekolah yang berkualitas. Dari permasalahan tersebut maka dibutuhkan sumber belajar yang
inovatif sebagai penunjang keberhasilan siswa, baik dalam bentuk cetak, maupun dalam bentuk
media interaktif.
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) merupakan ilmu universal yang mendasari
perkembangan teknologi modern dan mempunyai peranan penting dalam berbagai disiplin ilmu
pengetahuan serta mengembangkan daya pikir manusia. Meskipun demikian, teknologi
informasi dan komunikasi termasuk salah satu bidang studi yang sulit difahami oleh sebagian
siswa, sehingga banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar Teknologi Informasi dan
Komunikasi (TIK).
Materi belajar TIK kelas XI meliputi Microsoft Excel, berdasarkan materi tersebut terdapat
banyak istilah-istilah dan rumus dalam pembelajaran TIK yang kurang dipahami siswa, serta
banyaknya materi yang harus dipelajari menimbulkan kesulitan bagi siswa. Materi Microsoft
Excel merupakan materi salah satu materi yang terdapat dalam pembelajaran TIK. Materi ini
merupakan materi pembelajaran TIK di SMA kelas XI pada semester genap. Wawancara
dengan guru dengan mata pelajaran Tik di SMAN 12 Padang, materi Microsoft Excel
merupakan salah satu materi yang dianggap sulit untuk dikuasai siswa kelas XI, hal ini bisa
disebabkan media pembelajaran yang kurang bervariasi, semangat belajar siswa yang rendah
dan siswa kurang aktif dalam pembelajaran, serta istilah dan rumus yang belum dipahami
dimungkinkan menjadi penyebab, sehingga untuk mengatasi hal tersebut membetuhkan suatu
media yang dapat mempermudah membantu memahami materi tersebut.
Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan guru TIK kelas XI di SMAN 12 padang,
didapat informasi bahwa pembelajaran yang digunakan pada pembelajaran TIK saat ini adalah
RPP dan Silabus, bahan ajar atau media pembelajaran dan instrumen penilaian. Variasi media
pembelajaran yang digunakan masih konvensional misalnya menggunakan media cetak seperti
buku paket maupun LKS. Media pembelajaran berbasis teknologi yang digunakan berupa slide
Microsoft Power Point. Pemanfaatan media pembelajaran berbasis teknologi lain seperti CD
interaktif, audio tape, video tape, CD-ROM, atau media pembelajaran lainnya jarang
digunakan, padahal sarana dan prasarana seperti laboratorium komputer dan LCD sudah
tersedia. Salah satu hal yang menjadi penyebabnya adalah media belajar yang ada jumlahnya
terbatas. Media pembelajaran berbasis teknologi yang digunakan adalah slide Microsoft Power
Point. Media ini termasuk salah satu media yang disukai siswa, akan tetapi terkadang siswa juga
bosan dengan media pembelajaran ini. Hal ini lah yang membuat tujuan pembelajaran tidak
tercapai, dan untuk menciptkan pembalajaran yang tidak membosankan perlu dilakukan inovasi
terbaru yaitu dengan media pembelajaran interaktif yang dapat digunakan dalam pembelajaran

105
Jurnal Pendidikan dan Teknologi Informasi Vo. 4, No. 1, April 2017, Hal. 104-114 ISSN : 2355-9977
Copyright©2017 by LPPM UPI YPTK Padang

biasanya dalam bentuk CD pembelajaran dan materi pembelajaran TIK kelas XI mengenai
Microsoft Excel dikemas dalam satu CD interaktif atau bisa juga kita sebut dengan modul.
Penulis melakukan penelitian untuk mengatahui apakah media pembelajaran berbasis
multimedia membantu siswa SMAN 12 Padang kelas XI dalam memahami mata pelajaran TIK
khususnya materi Microsoft Excel. Berdasarkan uraian tersebut dilakukan penelitian dalam
bentuk skripsi dengan judul “Pengembangan Modul Multimedia Interaktif Berbasis
Marcomedia Director MX Pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)
Kelas XI SMAN 12 Padang Tahun Pelajaran 2014/2015”.

2. LANDASAN TEORI
2.1 Pentingnya Modul dalam Pendidikan
a. Model Pengembangan Modul
Modul sebagai salah satu bahan ajar berbentuk cetak sangat baik digunakan dalam
pembelajaran. Diknas menjelaskan dalam buku Pedoman Umum Pemilihan dan
Pemanfaatan Bahan Ajar (2004) bahwa modul adalah sebuah buku yang ditulis dengan
tujuan agar peserta didik dapat belajar secara mandiri tanpa arahan atau bimbingan
guru. Ini menunjukkan bahwa modul dapat digunakan untuk pembelajaran meskipun tidak
ada pengajar. Jika demikian, maka modul dapat memiliki banyak fungsi dalam
pembelajaran. Prastowo (2012: 107) menyebutkan bahwa modul sebagai salah satu
bentuk bahan ajar memiliki 4 fungsi utama, fungsi-fungsi tersebut antara lain:
1) Bahan Ajar Mandiri
Keberadaan modul dan penggunaannya mampu membuat peserta didik atau siswa
mampu belajar sendiri. Siswa dapat belajar secara mandiri dengan menggunakan modul
tanpa bantuan atau keberadaan pendidik yang biasanya ada dalam setiap pembelajaran. Ini
membuat siswa memiliki keterampilan untuk menggali informasi maupun materi dan
mengembangkannya secara mandiri, tidak selalu harus bergantung kepada guru.
2) Pengganti Fungsi Pendidik
Modul sebaiknya mampu menggantikan fungsi-fungsi yang dimiliki pendidik. Fungsi
yang utama guru harus digantikan oleh modul adalah sebagai penyampai materi. Modul
hendaknya mampu menyampaikan dan memberikan materi pembelajaran secara jelas dan
terperinci. Tentu penyampaian materi dengan menggunakan modul ini harus
memperhatikan usia dan kemampuan peserta didik dalam menyerap materi melalui bahan
cetak.
3) Sebagai alat Evaluasi
Didalam modul disertakan juga metode dan cara-cara untuk melakukan evaluasi.
Evaluasi ini bukan hanya dilakukan oleh guru atau pengajar, namun peserta didik juga
harus mampu melakukan evaluasi pembelajaran dengan menggunakan modul. Hal ini
sangat bermanfaat untuk siswa agar mereka dapat mengetahui sejauh mana kemampuan
penguasaan materi dari pembelajaran yang sudah mereka lakukan sendiri.
4) Sebagai bahan rujukan
Isi yang ada dalam modul tentu saja dilengkapi dengan informasi dan materi-materi
pembelajaran. Ini membuat modul dapat digunakan sebagai salah satu rujukan atau
referensi bagi informasi tertentu dan yang berkaitan. Seperti layaknya buku lain, fungsi
modul sebagai rujukan dan referensi dapat dibenarkan keakuratan atau keabsahan materi
yang terkandung dalam modul tersebut.Melihat dari fungsi-fungsi modul yang telah
diuraikan, modul dapat berperan penting jika digunakan dalam pembelajaran bahkan
setelah pembelajaran.

b. Komponen – Komponen Modul


Penggunaan modul dalam pembelajaran sangat dapat diterapkan sebagai bahan ajar
yang membantu guru untuk lebih mempermudah membimbing peserta didik dalam

106
Jurnal Pendidikan dan Teknologi Informasi Vo. 4, No. 1, April 2017, Hal. 104-114 ISSN : 2355-9977
Copyright©2017 by LPPM UPI YPTK Padang

melaksanakan pembelajaran. Sudjana (2007: 134) menyebutkan bahwa secara rinci unsur-
unsur yang harus ada dalam modul antara lain adalah:
1) Pedoman Guru, berisi petunjuk-petunjuk agar guru mengajar secara efisien serta
memberikan penjelasan tentang jenis-jenis kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa,
waktu penyelesaian atau penggunaan modul, alat-alat pelajaran, yang harus dipergunakan,
hingga petunjuk untuk evaluasi.
2) Lembaran Kegiatan Siswa, memuat pelajaran yang harus dikuasai oleh siswa. Susunan
materi sesuai dengan tujuan instruksional yang akan dicapai, disusun langkah demi langkah
sehingga mempermudah siswa belajar. Dalam lembaran kegiatan tercantum kegiatan-
kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa.
3) Lembaran Kerja, menyertai lembaran kegiatan siswa yang dipakai untuk menjawab atau
mengerjakan soal-soal tugas atau masalah-masalah yang harus dipecahkan.
4) Kunci Lembaran Kerja, berfungsi untuk mengevaluasi atau mengoreksi sendiri hasil
pekerjaan siswa. Bila terdapat kekeliruan dalam pekerjaannya, siswa dapat meninjau
kembali pekerjaannya.
5) Lembaran Tes, merupakan alat evaluasi untuk mengukur keberhasilan tujuan yang telah
dirumuskan dalam modul.
6) Kunci Lembaran Tes, merupakan alat koreksi terhadap penilaian yang dilaksanakan oleh
para siswa sendiri.

c. Modul Pembelajaran
Modul pembelajaran adalah merupakan program pembelajaran yang utuh, disusun
secara sistematis, mengacu pada tujuan pembelajaran yang jelas dan terukur (Amri, 2013).
Menurut Vembriarto (1987:20), menyatakan bahwa suatu modul pembelajaran adalah suatu
paket pengajaran yang memuat satu unit konsep daripada bahan pelajaran. Tjipto
(1991:72), mengungkapkan beberapa keuntungan yang diperoleh jika belajar menggunakan
modul, antara lain :
1) Motivasi siswa dipertinggi karena setiap kali siswa mengerjakan tugas pelajaran dibatasi
dengan jelas dan yang sesuai dengan kemampuannya.
2) Sesudah pelajaran selesai guru dan siswa mengetahui benar siswa yang berhasil dengan
baik dan mana yang kurang berhasil.
3) Siswa mencapai hasil yang sesuai dengan kemampuannya.
4) Beban belajar terbagi lebih merata sepanjang semester.
5) Pendidikan lebih berdaya guna.

d. Defenisi Belajar
Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman sendiri
dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 2013). Tingkah laku yang dikategorikan
sebagai aktivitas belajar menurut Amri (2003) memiliki sebagai berikut:
1) Perubahan tingkah laku terjadi secara sadar.
Suatu prilaku digolongkan sebagai aktivitas belajar apabila pelaku menyadari
terjadinya perubahan tersebut atau merasaskan adanya perubahan dalam dirinya.
2) Perubahan bersifat kontiniyu dan fungsional.
Perubahan yang terjadi berlansung secara berkesinambunngan dan tidak statis. Suatu
perubahan yang selanjutnya yang akan berguna bagi kehidupan atau proses belajar
berikutnya.
3) Perubaghan bersiat positif dan aktif.
Dikatakan positif apabila prilaku senantiasa bertambah dan tertuju untuk memperoleh
suatu yang lebih baik dari sebelumnya.
4) Perubahan bersifat permanen.

107
Jurnal Pendidikan dan Teknologi Informasi Vo. 4, No. 1, April 2017, Hal. 104-114 ISSN : 2355-9977
Copyright©2017 by LPPM UPI YPTK Padang

Apa yang didapat tidak akan hilang begitu saja, melainkan akan terus dimiliki
bahakan semakin berkembang kalau terus dipergunakan atau dilatih.
5) Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah.
Perubahan tingkah laku dalam belajar mensyaratkan adanya tujuan yang akan dicapai
oleh pelaku bekajar terarah kepada perubahan tingkah laku yang benar-benar disadari.
6) Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku.
Jika seseorang belajar sesuatu, sebagai hasilnya ia akan mengalami perubahan tingkah
laku secara menyeluruh dalam sikap, keterampilan, pengetahuan dan sebagainya.
e. Pembelajaran Berbantu Komputer
Pembelajaran Berbantuan Komputer (PBK) merupakan suatu cara/metode
pembelajaran yang menggunakan aplikasi komputer sebagai media utamanya. Dengan kata
lain, komputer sebagai penghubung antara siswa dengan guru. Semua materi berada pada
komputer sehingga siswa bisa mengulang materi sesuai dengan tingkat kecepatannya dalam
menangkap pelajaran. Pembelajaran Berbantuan Komputer adalah aplikasi komputer
sebagai bagian integral dalam sistem pembelajaran terhadap proses belajar dan mengajar
yang bertujuan membantu siswa dalam belajarnya bisa melalui pola interaksi dua arah
melalui terminal komputer mau pun multi arah yang diperluas melalui jaringan komputer
(baik lokal maupun global) dan juga diperluas fungsinya melaluii nterface (antarmuka)
multimedia (Emithu,2010). Banyak istilah asing yang menafsirkan diri sebagai PBK, antara
lain Computer Assisted Instruction (CAI), Computer Based Instruction (CBI), Computer
Assisted Learning (CAL), Computer Managed Instruction (CMI), dan Computer Based
Education (CBE) (Alessi, 1991).

f. Modul Interaktif Mata Pelajaran TIK


Perkembangan dan pemamfaatkan kemajuan teknologi khususnya pada penggunaan
teknologi komputer, pembuatan bahan ajar dapat dibuat menjadi program interaktif karena
gambar dan pesan dapat ditampilkan melalui tombol komputer (Miarso, 2009 : 490).
Modul yang dihasilkan berupa teks, gambar, suara dan bahkan bisa digabungkan dengan
video, film dan dilengkapi tombol-tombol interaktif, dan evaluasi interaktif. Modul ini
dapat diakses dengan menggunakan komputer, dapat dikopi melalui flash disc, cd dan
eksternal memory. Modul interaktif akan membuat pembelajaran menjadi lebih aktif,
simpel, mudah, indah dan menyenangkan. Bahkan pembelajaran dapat dilakukan dengan
menembus ruang dan waktu. Dengan demikian modul interaktif bisa menjadi ekonomis
dan praktis.

2.2 Kerangaka Berfikir

Gambar 1. Kerangka Berfikir

108
Jurnal Pendidikan dan Teknologi Informasi Vo. 4, No. 1, April 2017, Hal. 104-114 ISSN : 2355-9977
Copyright©2017 by LPPM UPI YPTK Padang

3. METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Perancangan modul interaktif sebagai media pembelajaran pada mata pelajaran TIK
merupakan penelitian dan pengembangan (research and development). Menurut Sugiyono
(2006:333) Metode penelitian pengembangan merupakan metode penelitian yang
digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut.
Produk yang dihasilkan tersebut tidak selalu berbentuk benda seperti buku, alat tulis, dan
alat pembelajaran lainnya. Namun dapat pula dalam bentuk perangkat lunak (software).
Untuk dapat menghasilkan produk tertentu digunakan penelitian yang bersifat analisis
kebutuhan dan untuk menguji keefektifan produk tersebut supaya dapat berfungsi di
masyarakat luas, maka diperlukan penelitian untuk menguji keefektifan produk tersebut.

Gambar 2. Reasearch Methode, Sugiono 2013

3.2 Subjek Uji Coba


Penelitian Pengembangan Pembuatan Modul Interaktif berbasis Macromedia Director MX
ini difokuskan pada mata pelajaran TIK. Modul Interaktif berbasis Macromedia Director
MX di uji coba hanya pada siswa kelas XI IPS 1 SMAN 12 Padang yang berjumlah 30
orang.

3.3 Jenis Data


Jenis data yang diambil dalam penelitian ini adalah data primer. Data pertama berupa hasil
validasi Pembuatan Modul Interaktif berbasis Macromedia Director MX yang diberikan
oleh validator. Data kedua diperoleh dari pelaksanaan uji coba Pembuatan Modul Interaktif
berbasis Macromedia Director MX ini di ambil berupa, (1) hasil observasi pelaksanaan
pembelajaran menggunakan Pembuatan Modul Interaktif berbasis Macromedia Director
MX, (2) Respon guru dan siswa terhadap Pembuatan Modul Interaktif berbasis
Macromedia Director MX yang telah di uji cobakan.

3.4 Instrumen Pengumpulan Data


a. Instrumen Kevalidan
Instrumen kevalidan digunakan untuk mengetahui apakah Modul Interaktif yang telah
dirancang valid atau tidak. Dengan kata lain, seluruh instrument yang telah dirancang
akan divalidasi instrument tersebut. Lembar validasi pada penelitian ini adalah validasi
yang dilakukan oleh validator.
b. Instrumen Kepraktisan
Setelah instrument dinyatakan valid oleh validator, selanjutnya beberapa instrument
tersebut digunakan untuk uji kepraktisan. Adapun instrument yang digunakan pada uji
coba kepraktisan berupa angket kepraktisan.

109
Jurnal Pendidikan dan Teknologi Informasi Vo. 4, No. 1, April 2017, Hal. 104-114 ISSN : 2355-9977
Copyright©2017 by LPPM UPI YPTK Padang

c. Instrumen keefektifan
Cara pengujian keefektifan Modul Interaktif TIK digunakan angket motivasi belajar.
Untuk mengetahui motivasi belajar siswa, siswa mengisi angket motivasi belajar.
Angket motivasi belajar diberikan setelah siswa mengikuti proses pembelajaran dengan
Modul Interaktif
TIK.

3.4 Teknik Analisis Data


Analisis data penelitian ini dilakukan dengan menggunakan analisis deskriptif. Analisis
meliputi analisis validitas Modul Interaktif, analisis praktikalitas Modul Interaktif dan
analisis efektifitas Modul Interaktif.
1) Menentukan skor tertinggi
Skor tertinggi = jumlah validator x jumlah item pertanyaan x skor maksimum.
2) Menentukan jumlah skor dari masing-masing validator dengan menjumlahkan semua
skor yang di peroleh dari masing-masing indikator.
3) Menentukan skor yang diperoleh dengan menjumlahkan skor dari masing-masing
validator.
4) Membuat distribusi frekuensi
a. Hitung jarak atau terendah
R = data tertinggi – data terendah
b. Jumlah kelas
K = 1+3.3log (responden)
c. Panjang kelas interval (P)
P = R/K

5) Tingkat pencapaian responden


Klasifikasi untuk angket praktikalitas dan efektifitas mengacu kepada klasifikasi sebagai
berikut:

Tabel 1. Tingkat Pencapaian Responden


No Nilai Rerata Aspek Yang
Dinilai

1 90%-100% Sangat Valid

2 80%-89% Valid

3 65%-79% Cukup Valid

4 55%-64% Kurang Valid

5 ≤ 55% Tidak Valid

6) Penentuan nilai validitas dimodifikasi dari Purwanto (2010:102) sebagai berikut :


....................................(1)
Keterangan :
NP = Nilai persen yang dicari atau yang diharapkan
R = Skor mentah yang diperoleh siswa

110
Jurnal Pendidikan dan Teknologi Informasi Vo. 4, No. 1, April 2017, Hal. 104-114 ISSN : 2355-9977
Copyright©2017 by LPPM UPI YPTK Padang

SM = Skor Maksimum ideal dari tes yang bersangkutan


100 = Bilangan Tetap

Memberikan penilaian validitas dengan kriteria yang dimodifikasi dari Purwanto (2010 :
82) berikut ini :

4. HASIL PENELITIAN
4.1 Penyajian Data Uji Coba
Proses pembuatan Modul Interaktif TIK dilakukan sesuai proses pengembangan yang
peneliti terapkan, yaitu pengembangan berdasarkan model rancangan Modul Interaktif
TIK, deskripsi data.

Gambar3. Tampilan Awal Modul Interaktif

4.2 Analisis Data


a. Uji Ahli Validasi
Validasi Modul Interaktif TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) dari validator
dilakukan untuk menilai rancangan Modul Interaktif TIK (Teknologi Informasi dan
Komunikasi).
Menentukan skor tinggi :
Skor tertinggi = jumlah validator x jumlah item pertanyaan x skor maksimum.
Menentukan jumlah skor dari masing-masing validator dengan menjumlah semua skor
yang diperoleh dari masing-masing indikator.
Menentukan skor yang diperoleh dengan menjumlahkan skor dari masing-masing
validator.
Penentuan nilai validitas dimodifikasi dari Purwanto (2010:102) sebagai berikut :
NP= ………………………..(4)
Keterangan :
NP = Nilai persen yang dicari atau yang diharapkan
R = Skor mentah yang diperoleh siswa
SM = Skor maksimum ideal dari tes yang bersangkutan
100 = Bilangan tetep
Memberikan penilaian validitas dangan criteria yang dimodifikasi dari Purwanto (2010 :
82) .
Dalam penelitian ini diolah dengan menggunakan Microsoft excel. Penelitian ini tentang
angket validasi, secara singkat dapat dinyatakan bahwa deskripsi data ini akan
mengungkapkan informasi tentang nilai yang diperoleh dari masing-masing item
pernyataan, bobot total, nilai dan criteria.

111
Jurnal Pendidikan dan Teknologi Informasi Vo. 4, No. 1, April 2017, Hal. 104-114 ISSN : 2355-9977
Copyright©2017 by LPPM UPI YPTK Padang

4.3 Revisi Produk


a. Revisi Dari Validator
Validasi validator dilakukan sebanyak 1 (satu ) kali dengan diikuti revisi. Dari
penelitian ahli materi maka diketahui hal-hal yang harus direvisi, adapun revisi dari ahli
materi antara lain dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 2. Saran dan Revisi Validator


NO Komentar / Saran Tindak
Lanjut

1 Tambahkan Terima kasih


motivasi dalam untuk
modulnya. sarannya,
sudah
dilakukan
revisi.

2 Tambahkan Terima kasih


Backgroun/galeri untuk
Sman 12 Padang. sarannya,
Sudah
dilakukan
perbaikan.

3 Sesuaikan dengan Sudah


Standar dilakukan
Kompetensi dan revisi.
Kompetensi Dasar,
Tujuan
Pembelajaran.

4 Tambahkan latihan Terima kasih


tentang fungsi untuk
Logika dalam sarannya,
bentuk tabel Sudah
dilakukan
perbaikan.

b. Saran Siswa
Tabel 3. Saran Siswa
NO Komentar / Tindak Lanjut
Saran

1 Modul Interaktif Terima kasih atas


sangat baik untuk komentarmya,
Pembelajaran semoga Modul
TIK. Interaktif TIk
bermanfaat.

2 Semua sangat Terima kasih atas


sempurna dengan saran dan
belajar dengan komentarnya,
Modul Interaktif

112
Jurnal Pendidikan dan Teknologi Informasi Vo. 4, No. 1, April 2017, Hal. 104-114 ISSN : 2355-9977
Copyright©2017 by LPPM UPI YPTK Padang

Modul Interaktif. TIk bermanfaat.

3 Saya sangat Terima kasih atas


setuju, karena sarannya.
dapat membantu
dalam
pembelajaran
TIK.

4 Adanya Modul Terima kasih atas


Interaktif sarannya, semoga
membuat saya semoga Modul
dapat Interaktif TIk
pengetahuan yang bermanfaat.
lebih dalam dan
membuat saya
lebih mengerti.

4.4 Pembahasan
Pengembangan Modul Interaktif pada mata pelajaran TIK (Teknologi Informasi dan
Komunikasi) yang telah dibuat kemudian dilakukan validasi untuk dilakukan kelayakan
media tersebut. Setelah modul Interaktif TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) di
validasi kemudian Modul Interaktif TIK di uji cobakan kepada siswa dalam bentuk uji coba
Praktikalitas dan Efektifitas. Untuk Mengetahui keefektifan produk maka dilakukan uji coba
penerapan Modul Pembelajaran TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi). Berikut ini
Pembahasan Masing-masing Pengujian Kelayakan Modul Interaktif.

Tabel 4. Rekapitulasi data


Hasil Uji
Presentase Keterangan
Coba

Validasi 86,14%, Valid

Praktikalitas 86,37 % Sangat


Praktis

Efektifitas 82,07% Baik

4.5 Keterbatasan penelitian


TIK merupakan salah satu mata pelajaran umum yang ada di SMAN 12 Padang. Tujuan
mata pelajaran TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) ini adalah Menyadarkan siswa
akan potensi perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang terus berubah
sehingga siswa dapat termotivasi untuk mengevaluasi dan mempelajari teknologi informasi
dan komunikasi sebagai dasar untuk belajar sepanjang hayat. Untuk menghadapinya
diperlukan kemampuan dan kemauan belajar sepanjang hayat dengan cepat dan cerdas.
Hasil-hasil teknologi informasi dan komunikasi banyak membantu manusia untuk dapat
belajar secara cepat.
Dengan demikian selain sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari, teknologi informasi
dan komunikasi dapat dimanfaatkan untuk merevitalisasi proses belajar yang pada akhirnya

113
Jurnal Pendidikan dan Teknologi Informasi Vo. 4, No. 1, April 2017, Hal. 104-114 ISSN : 2355-9977
Copyright©2017 by LPPM UPI YPTK Padang

dapat mengadaptasikan peserta didik dengan lingkungannya dan dunia kerja.


Mengembangkan Modul TIK berbasis Macromedia Director MX adalah salah satu upaya
untuk meningkatkan kemampuan keterampilan yang disesuaikan dengan kebutuhan dan
kemampuan siswa yang diharapkan memperoleh hasil belajar yang baik.

5. KESIMPULAN DAN SARAN


1. Kesimpulan
Pengembangan Modul Interaktif TIK mengikuti prosedur dan pengembangan (Research
and Development) Sugiyono (2014:298). Berdasarkan diskripsi, analisis data, dan
pengembangan Modul Interaktif berbasis Macromedia Director MX TIK dapat disimpulkan
sebagai berikut :
a. Pengembangan Modul Interaktif pada mata pelajaran TIK untuk materi Microsoft Excel
telah sesuai dengan karasteristik peserta didik.
b. Modul Interaktif TIK materi Microsoft Excel telah melewati uji validitas, praktikalitas
dan evektifitas.
c. Modul Interaktif TIK telah dibuat berdasarkan rancangan
d. Penerapan dan uji kelayakan Modul Interaktf telah mencapai kualifikasi yang layak dan
baik digunakan.
2. Saran
Adapun saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut:
a. Bagi Peneliti.
Untuk menambah pengetahuan dan berbagai sarana untuk menerapkan pengetahuan
yang diperoleh di bangku kuliah terhadap pengembangan modul interaktif.
b. Bagi pihak sekolah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan pada pihak sekolah, yang
dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam memacu belajar siswa dalam
meningkatkan hasil prestasi yang lebih baik.
c. Bagi Pengembangan Keilmuwan.
Sebagai bahan untuk mengembangkan pengetahuan serta bahan perbandingan bagi
pembaca yang akan melakukan penelitian.

DAFTAR PUSTAKA

[1]. Muri, Yusuf.2005. Metodologi Penelitian. Padang : UNP Press


[2]. Anita, Pitri. (2013). Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Berbasis problem Solving Pada
Materi Sistim Ekskresi Manusia Untuk Siswa Sekolah Menengah Atas (SMA), (Skripsi).
Padang. STKIP PGRI
[3]. Armi, Novi (2013). Pengembangan Media Interaktif Pada Materi Sistem Klasifikasi Makhluk
Hidup Untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP), (Skripsi). Padang: STKIP PGRI.
[4]. Farida, ibu. Pengertian CD Interaktif-CD Interaktif Pembelajaran.
http://cdbahanajar.wordpress.com/. Diakses 20 November 2014
[5]. Hidayat, Rudi (2004). Teknologi Informasi Komunikasi Jilid 1 Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta
: Erlangga Jakarta.
[6]. Indra Wijaya, (2010). Perancangan dan Pembuatan CD Multimedia Interktif Mata Pelajaran
Kimia pada mata diklat konsep Materi dan Perubahannya untuk kelas X Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK), (Skripsi). Padang: Universitas Negri Padang.
[7]. Khikmah, Tri Yuniyatul (2013). Pengembangan Media Pembelajaran Cd Interaktif Materi
Struktur dan Fungi Sel Dilengkapi Teka-Teki Silang Berbasis Flash, (Skripsi). Semarang.: UNS.

114

Anda mungkin juga menyukai