Dengan mengucapkan puji syukur atas kehadirat ALLAH SWT, karena berkat
taufik dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan praktek bengkel
SEMESTER IV tepat pada waktu yang telah ditentukan.
Penyusunan laporan bengkel ini bertujuan untuk melengkapi salah satu
persyaratan praktek bengkel SEMESTER IV, agar lebih memahami teori dan praktek
secara langsung dilapangan. Disamping itu praktek bengkel ini sebagai sarana untuk
membangun pemikiran mahasiswa tentang penggunaannya dan fungsi peralatan listrik
beserta aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam penulisan laporan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Pak
Teuku Hassannuddin, S.T., M.Eng dan Pak Sayed Aiyub, S.T., M.T yang telah
membimbing dan memberi petunjuk kepada penulis sehingga dapat menyusun laporan
praktek bengkel listrik SEMESTER IV ini. Penulis telah berusaha agar penulisan
laporan ini sempurna, tetapi kesempurnaan laporan ini hanya pembaca yang dapat
menilainya.
Akhirnya penulis mengharapkan semoga laporan ini memenuhi persyaratan
praktek bengkel SEMESTER IV.
Penulis
i
Laporan Bengkel Listrik Semester IV
By Hendri Cahyono
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...................................................................................................1
1.2 Tujuan................................................................................................................1
1.3 Sumber Data.......................................................................................................2
1.4 Metode Penulisan...............................................................................................2
1.5 Ruang Lingkup...................................................................................................2
1.6 Sistematika Penulisan........................................................................................2
BAB VI ANALISIS........................................................................................................37
6.1 Instalasi Penerangan.........................................................................................37
6.2 Instalasi Tenaga................................................................................................38
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................42
iii
Laporan Bengkel Listrik Semester IV
By Hendri Cahyono
DAFTAR GAMBAR
iv
Laporan Bengkel Listrik Semester IV
By Hendri Cahyono
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam pemasangan instalasi ini baik penerangan maupun tenaga harus sesuai
seperti yang terdapat pada diagram kerja dan harus sesuai juga dengan peraturan-
peraturan yang berlaku dalam pemasangan instalasi sehingga apabila terjadi kerusakan
maka akan mudah memperbaiki. Hal tersebut tidak terlepas dari peraturan-peraturan
yang telah ditetapkan oleh PUIL 2000; IEC; SII; ISO dan lain-lain. Pembagian
kelompok adalah merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam pemasangan
instalasi terutama daya-daya yang besar. Hal ini sangat perlu dilakukan untuk
kemudahan-kemudahan dalam pengoperasiannya dan penjelasan kontrol-kontrolnya.
1.2 Tujuan
1. Dapat membuat rangkaian instalasi listrik untuk praktek bengkel semester IV.
2. Dapat mengenal dan memasang peralatan-peralatan listrik sebagaimana
fungsinya.
3. Dapat mengetahui fungsi dan cara kerja dari peralatan listrik yang digunakan.
4. Dapat mengatasi kesalahan yang terjadi baik pada peralatan maupun rangkaian.
5. Dapat menormalkan kerja rangkaian dari kesalahan yang terjadi.
6. Dapat merangkai rangkaian kontrol pengasutan motor-motor yang mana
digunakan untuk pembalik putaran, sistem DOL, maupun untuk pengasutan
bintang-segitiga.
v
Laporan Bengkel Listrik Semester IV
By Hendri Cahyono
7. Dapat menguasai cara penginstalasian yang berhubungan dengan praktek yang
dilakukan dan dapat menerapkan dilapangan.
8. Dapat merencanakan rangkaian lainnya jika suatu waktu terjadi penambahan
atau pengurangan peralatan pada instalasi tersebut maupun instalasi lainnya.
vi
Laporan Bengkel Listrik Semester IV
By Hendri Cahyono
BAB II
DASAR TEORI
viii
Laporan Bengkel Listrik Semester IV
By Hendri Cahyono
atau juga dipakai sebagai pelindung pada penghantar instalasi tenaga seperti mesin
bubut, pres, dan mesin skraf serta dikapal laut, dan sebagainya.
Maksud dan tujuan pemasangan pipa pada instalasi listrik antara lain:
1. Untuk memberikan perlindungan pada penghantar terhadap gangguan
mekanis yang mungkin terjadi pada penghantar.
2. Sebagai tempat untuk meletakkan/menyalurkan kabel penghantar di
dalamnya.
3. Untuk mempermudah pembongkaran dan pemasangan kembali penghantar-
penghantar pada waktu perbaikan/penggantian penghantar yang rusak.
ix
Laporan Bengkel Listrik Semester IV
By Hendri Cahyono
Pipa instalasi harus memenuhi ketentuan pada persyaratan sebagai berikut:
- Pipa instalasi harus terbuat dari bahan yang tahan terhadap kelembaban.
Misalnya: pipa baja, pipa PVC (pastik) atau bahan lain yang sederajat.
(Pasal 730 D2 PUIL 77).
- Pipa instalasi harus dibuat sedemikian rupa sehingga dapat melindungi
secara mekanis hantaran yang ada di dalamnya dan harus tahan terhadap
tekanan mekanis yang mungkin timbul selama pemasangan dan pemakaian.
(pasal 730 D3 sub. A PUIL 771).
- Permukaan bagian dalam dan luar dari pipa harus licin dan rata, tidak boleh
terdapat lubang atau tonjolan yang tajam atau cacat lain yang sejenis pada
bagian dalam atau luar pipa tersebut, serta harus dilindungi secara baik
terhadap karat. (pasal 730 D3 sub.b PUIL 77).
- Pada bagian dalam pada ujung dari bahagian penyambung pipa tidak boleh
terdapat bahagian tajam. Permukaan dan pinggiran atau bibir lewat mana
hantaran itu ditarik harus licin dan tidak tajam. Pada ujung bebas dari pipa
instalasi yang terbuat dari baja, kawat dipasang-selubung masuk (tule) yang
berbentuk baik dan terbuat dari bahan yang awet.
- Pemasangan pipa instalasi harus sedemikian rupa sehingga hantaran dapat
ditarik dengan mudah setelah pipa benda bantu dipasang, serta hantaran
dapat diganti dengan mudah tanpa membongkar sistem pipa (pasal 730 F1
PUIL 77).
- Pipa instalasi yang terbuat dari logam dan terbuka yang terdapat dalam
jarak yang kanan tangan harus ditahankan dengan baik, kecuali bila pipa
instalasi logam tersebut dipergunakan untuk menyelubungi kabel yang
mempunyai instalasi ganda (mis: NYM) atas digunakan hanya untuk
menyelubungi kawat pertahanan. (pasal 730 F3 PUIL 77)
- Pipa instalasi haru sedapat mungkin dipasang secara tegak lurus atau
mendatar. (pasal 730 F4 PUIL 77)
x
Laporan Bengkel Listrik Semester IV
By Hendri Cahyono
4. Mudah dibentuk dengan menggunakan alat pemanas.
xi
Laporan Bengkel Listrik Semester IV
By Hendri Cahyono
Macam-macam kotak sambung antara lain seperti terlihat pada gambar 4 :
1. Kotak ujung; sering disebut pula dos tanam biasanya digunakan sebagai tempat
sambungan dan pemasangan saklelar atau stop kontak / kotak kontak.
2. Kontak tarik; digunakan pada pemasangan pipa lurus memanjang (setiap 20 m)
yang fungsinya untuk memudahkan penarikan hantaran ataupun tempat
penyambungan.
3. Kotak sudut; sama seperti kotak tarik, hanya penempatannya berbeda yaitu
dipasang pada sudut-sudut ruang.
4. Kotak garpu; dipakai untuk percabangan sejajar.
5. Kotak T atas; pemasangannnya disesuaikan dengan penempatannya.
6. Kotak T kiri; pemasangannnya disesuaikan dengan penempatannya.
7. Kotak T kanan; pemasangannnya disesuaikan dengan penempatannya.
8. Kotak T terbalik; pemasangannnya disesuaikan dengan penempatannya.
9. Kotak silang; disebut juga cross dos (x dos) untuk empat percabangan.
10. Kotak cabang lima digunakan untuk lima percabangan dengan empat cabang
sejajar.
2.4 Kabel
Kabel adalah media untuk menyalurkan energi listrik. Kabel listrik terdiri dari
isolator dan konduktor. Isolator adalah bahan pembungkus kabel yang biasanya terbuat
dari bahan thermoplastik atau thermosetting, sedangkan konduktornya terbuat dari
bahan tembaga ataupun aluminium.
Kawat penghantar digunakan untuk menghubungkan sumber tegangan dengan
beban.Kawat penghantar yang baik umumnya terbuat dari logam. Dalam instalasi listrik
ada berbagai macam jenis kabel yang digunakan sesuai dengan kebutuhan daya dari
kegunaannya. Ada tiga pokok dari kabel tersebut :
1 Konduktor/penghantar, merupakan media untuk menghantar listrik
2 Pelindung luar yaitu yang memberikan perlindungan terhadap kerusakan
mekanis, pengaruh bahan-bahan kimia, elektrostatis dan lain-lain.
3 Isolasi merupakan bahan dielektrik untuk mengisolasikan dari yang satu
terhadap yang lainnya.
xii
Laporan Bengkel Listrik Semester IV
By Hendri Cahyono
Tabel 1. Pengkodean kabel
xiii
Laporan Bengkel Listrik Semester IV
By Hendri Cahyono
Gambar 5. Kabel NYA
2. Kabel NYM
Digunakan untuk kabel instalasi listrik rumah atau gedung dan system tenaga.
Kabel NYM : memiliki lapisan isolasi PVC (biasanya warna putih atau abu-abu), ada
yang berinti 2, 3 atau 4. Kabel NYM memiliki lapisan isolasi dua lapis, sehingga
tingkat keamanannya lebih baik dari kabel NYA (harganya lebih mahal dari NYA).
Kabel ini dapat dipergunakan dilingkungan yang kering dan basah, namun tidak boleh
ditanam.
3. Kabel NYY
Memiliki lapisan isolasi PVC (biasanya warna hitam), ada yang berinti 2, 3 atau 4.
Kabel NYY dieprgunakan untuk instalasi tertanam (kabel tanah), dan memiliki lapisan
isolasi yang lebih kuat dari kabel NYM (harganya lebih mahal dari NYM).Kabel NYY
memiliki isolasi yang terbuat dari bahan yang tidak disukai tikus.
xiv
Laporan Bengkel Listrik Semester IV
By Hendri Cahyono
Gambar 7. Kabel NYY
4. Kabel NYAF
Kabel ini direncanakan dan direkomendasikan untuk instalasi dalam kabel kotak
distribbusi pipa atau didalam duct. Kabel NYAF merupakan jenis kabel fleksibel
dengan penghantar tembaga serabut berisolasi PVC. Digunakan untuk instalasi panel-
panel yang memerlukan fleksibelitas yang tinggi, kabel jenis ini sangat cocok untuk
tempat yang mempunyai belokan – belokan tajam. Digunakan pada lingkungan yang
kering dan tidak dalam kondisi yang lembab/basah atau terkena pengaruh cuaca secara
langsung.
2.5 Sakelar
Sakelar adalah sebuah perangkat yang digunakan untuk memutuskan atau
menghubungkan suatu jaringan listrik. Jadi saklar pada dasarnya adalah alat
penyambung atau pemutus aliran listrik. Selain untuk jaringan listrik arus kuat, sakelar
berbentuk kecil juga dipakai untuk alat komponen elektronika arus lemah.
xv
Laporan Bengkel Listrik Semester IV
By Hendri Cahyono
Secara sederhana, sakelar terdiri dari dua bilah logam yang menempel pada suatu
rangkaian, dan bisa terhubung atau terpisah sesuai dengan keadaan sambung (on) atau
putus (off) dalam rangkaian itu. Material kontak sambungan umumnya dipilih agar
supaya tahan terhadap korosi. Kalau logam yang dipakai terbuat dari bahan oksida
biasa, maka saklar akan sering tidak bekerja. Untuk mengurangi efek korosi ini, paling
tidak logam kontaknya harus disepuh dengan logam anti korosi dan anti karat.
Pemasangan sakelar harus ditempatkan di suatu tempat yang mudah dicapai
orang, misalnya dekat pintu masuk ruangan. Cara pemasangannya serupa dengan
pemasangan kotak kontak hanya perbedaannya terletak pada pengawatannya, karena
fungsi penggunaannya pun berbeda, maka pengawatannya inilah yang harus teliti agar
tidak keliru. Sakelar dibedakan atas beberapa macam yaitu : sakelar putar, sakelar balik,
sakelar tarik dan tombol tekan.
Sakelar harus memenuhi beberapa persyaratan , antara lain :
Dalam praktek bengkel semester ini, sakelar tunggal tidak digunakan untuk
menghidupkan dan mematikan sebuah lampu, tetapi sakelar tunggal ini digunakan
untuk memutuskan dan menghubungkan sumber pada sebuah rangkain stop kontak.
Simbol dari sakelar diperlihatkan pada gambar dibawah ini.
Com
0 1 2
a 1
b 2
2.6 Kontaktor
Kontaktor adalah suatu alat penghubung listrik yang bekerja atau dasar magnet
yang dapat menghubungkan antara sumber tegangan dengan beban. Jenis kontaktor ada
dua yaitu kontaktor arus searah dan kontaktor arus bolak-balik. Kontaktor arus searah
inti kumparannya tidak menggunakan kumparan hubungan singkat, sedangkan untuk
kontaktor arus bolak-balik intinya dipasang kumparan hubungan singkat.
Dalam penggunaan kontaktor perlu diperhatikan selain jenis arus dan besar
tegangan, maka harus pula diperhatikan kemampuan daya hantar arus dari kontaktor itu
sendiri.
Bagian-bagian yang penting dari konstruksi kontaktor ialah kontak utama
(main contact) dan kontak tambahan (auxiliary contact).
Kontaktor banyak variasi diantaranya ada yang dilengkapi dengan 4 kontak
utama Dan 1 kontak bantu. Kontak utama diberi angka 1 3 5 untuk disambung dengan
daya dan 2 4 6 untuk disambungkan dengan beban, dan kontak bantu diberi nomor 13
dan 14, 11 dan 12.
2 4 6 A2 14 12
xxi
Laporan Bengkel Listrik Semester IV
By Hendri Cahyono
untuk rangkaian kontrol hubungan Ү – Δ secara otomatis, hubungan kontrol secara
berurutan dan lain – lain.
xxii
Laporan Bengkel Listrik Semester IV
By Hendri Cahyono
tergantung dari pengesetan waktu yang dilakukan, barulah kontaknya kembali
keposisi semula.
2.7 Pengaman
Arus yang mengalir dalam suatu penghantar menimbulkan panas, supaya suhu
penghantarnya tidak menjadi terlalu tinggi, arusnya harus dibatasi. Pengaman
merupakan salah satu syarat utama yang harus diperhatikan dalam pemasangan instalasi
baik untuk penerangan maupun untuk tenaga, untuk melindungi peralatan-peralatan
listrik dari bahaya kerusakan akibat terjadinya arus beban lebih, terjadi hubung singkat
dan gangguan lainya yang dapat merusak peralatan-peralatan listrik tersebut. Untuk
mengamankan instalasi listrik biasanya digunakan pengaman lebur dan sakelar arus
maksimun (MCB).
Pengaman lebur ini memiliki kawat lebur dari perak dengan campuran dari
beberapa logam lain, antara lain timbel, seng dan tembaga untuk kawat lebur
digunakan perak karena logam ini hampir tidak mengoksida dan daya hantarannya
tinggi. Jadi diameter kawat leburnya bisa sekecil mungkin sehingga kalau kawatnya
lebur tidak akan banyak menimbulkan banyak uap. Dengan demikian kemungkinan
terjadinya ledakan juga lebih kecil.
Keterangan gambar :
1. Tuas aktuaror operasi On-Off
2. Mekanisme Actuator
3. Kontak penghubung
4. Terminal Input-Output
5. Batang Bimetal
6. Plat penahan & penyalur busur api
7. Solenoid / Trip Coil
8. Kisi-kisi pemadam busur api
Gambar 19. Komponen dalam MCB
xxvii
Laporan Bengkel Listrik Semester IV
By Hendri Cahyono
Gambar 20. Thermal Overload Relay
TOR yang berdasarkan pemutus bimetal akan bekerja sesuai dengan arus yang
mengalir, semakin tinggi kenaikan temperatur yang menyebabkan terjadinya
pembengkokan , maka akan terjadi pemutusan arus, sehingga motor akan berhenti.
Jenis pemutus bimetal ada jenis satu phasa dan ada jenis tiga phasa, tiap phasa terdiri
atas bimetal yang terpisah tetapi saling terhubung, berguna untuk memutuskan semua
phasa apabila terjadi kelebihan beban. Pemutus bimetal satu phasa biasa digunakan
untuk pengaman beban lebih pada motor berdaya kecil.
Mekanisme kerja TOR apabila resistance wire dilewati arus lebih besar dari
nominalnya, maka bimetal trip, bagian bawah akan melengkung ke kiri dan membawa
slide ke kiri, gesekan ini akan membawa lengan kontak pada bagian bawah terdorong
ke kiri dan kontak NC (95-96) akan lepas, dan membuat kontak NO (97-98) akan
terhubung.
TOR dihubungkan dengan kontaktor pada kontak utama (untuk seri magnet
kontaktor tertentu).Rotasi kontak utamanya adalah 2,4,6 sebelum beban atau motor
listrik. Beberapa penyebab terjadinya beban lebih :
- Beban mekanik pada motor listrik terlalu besar
- Arus start terlalu besar dan terlalu lama putaran nominal tercapai atau motor
listrik berhenti secara mendadak
- Terjadi hubungan singkat pada motor listrik antara fasa dengan fasa,atau antara
fas dengan body
- Motor listrik bekerja hanya dengan duaa fasa atau terbukanya salah satu fasa
dari motor listrik tiga fasa.
Kecuali :mesin-mesin yang berkapasitas tinggi diatas 10 HP, maka motor tersebut
wajib bekerja segitiga (▲) dan harus melalui rangkaian kontrol star delta baik secara
mekanik , manual, konvensional, digital , PLC. Dimana bekerja awal (start) motor
tersebut bekerja bintang hanya sementara, selang berapa waktu barulah motor
bekerja segitiga dan motor boleh dibebani.
Cara menghubungkan motor dalam hubungan bintang (Y) :
- Cukup mengkopelkan /menghubungkan salah satu dari ujung-ujung
kumparan phasa menjadi satu.
xxx
Laporan Bengkel Listrik Semester IV
By Hendri Cahyono
- Sedangkan yang tidak dihhubungkan menjadi satu dihubungkan kesumber
tegangan.
1. Kotak kontak dinding 1 phasa harus dipasang sedemikian rupa sehingga kotak
netralnya berada disebelah kanan.
2. Kotak kontak dinding yang dipasang kurang dari 1,25 m diatas lantai harus
dilengkapi dengan penutup.
3. Pada kemampuan kotak kontak harus sekurang-kurangnya sesuai dengan alat
yang dihubungkan padanya.
xxxiii
Laporan Bengkel Listrik Semester IV
By Hendri Cahyono
Gambar 26. Panel kontrol DOL
2.13 Kontrol Motor Balik Putaran
Motor Bolak Balik ini adalah salah satu kerja motor induksi 3 phasa yang
sering digunakan pada mesin mesin produksi oleh banyak kalangan industri, baik
industri kecil maupun industri besar. Secara spesifik penggunaannya tidaklah terlalu
penting, karena mesin mesin produksi terus mengalami perkembangan dari segi
pemanfaatan dan kontruksi mesinnya itu sendiri. Namun secara prinsipnya adalah
sama, yaitu membolak balikkan arah putaran motor induksi dengan tombol tombol atau
rangkaian interlock tertentu.
2.14 Terminal
Penyambungan kabel pada intalasi dilakukan dalam kotak cabang, tetapi pada
peralatan listrik, papan hubung bagi untuk rangkaian pengatur yang masuk dan keluar
dilakukan dengan menggunakan terminal.
Pasal 211-A1 1977, penyambungan hantaran dengan peralatan listrik, alat pemakaian
listrik dan perlengkapan listrik lainnya dengan hantaran tanah harus dilaksanakan
sedemikian rupa sehingga sambungan dimaksud mempunyai hubungan listrik yang baik
dan bebas dari gaya tarik.
Pasal 211-B1 1977, peralatan penyambungan seperti terminal tekan, penyambungan
putir tekan, sambungan solder harus sesuai dengan bahan hantaran yang disambung.
xxxiv
Laporan Bengkel Listrik Semester IV
By Hendri Cahyono
Pasal 602-A6 1977, terminal dari saluran kontrol harus ditempatkan dari terminal
saluran daya.
Pasal 602- C4 1977, terminal dari perlengkapan kontrol harus diberikan tanda atau
nomor sehingga memudahkan pemeriksaan.
Pasal 630-F3 1977, kemampuan terminal sekurang-kurangnya harus sama dengan
kemampuan sakelar dari rangkaian yang bersangkutan.
BAB III
DAFTAR PERALATAN DAN BAHAN
xxxv
Laporan Bengkel Listrik Semester IV
By Hendri Cahyono
18 Kapur dm3 25
19 Pasir dm3 40
20 Paku 2,5x60/2,5x70 pcs 40
21 Kawat logam 1,5 mm2 m 15
22 Kawat logam 1,5 mm2 biru m 15
23 Kawat logam 1,5 mm2 hijau
kuning m 10
24 Kawat logam 2,5 mm2 m 3,5
25 Kawat logam 2.5 mm2 biru m 2
26 Kawat logam 2,5 mm2 hijau
kuning m 2
27 Stop kontak PNE pcs 1
28 Stop kontak 3 PNE pcs 3
29 Pengangan lampu E 27 pcs 3
30 Lampu TL 1x40 induktif m2 0,1
31 Capasistor 3,5 F 400V Pcs 1
32 Enternik proteksi 5 mm th
behind Pcs 2
33 Sakelar satu arah Pcs 2
34 Sakelar dua arah Pcs 2
35 Push button Pcs 2
36 Dispension paint white 4
37 Klem 13 mm
38 Klem 11 mm
xxxvi
Laporan Bengkel Listrik Semester IV
By Hendri Cahyono
6 Penampang pipa baja terbuat Pcs Persiapan kerja
dari besi plat 1 Persiapan kerja
7 Kotak sambung Pcs 1 luas 37 mm
8 Baja 29 mm Pcs 2 37 mm
9 Pipa baja 29 m 1 22,5 mm
10 Pipa baja 16 mm m 6 47,0 mm
11 Pipa PVC 36 mm m 2 37,0 mm
12 Pipa PVC 29 mm m 2,5 22,5 mm
13 Pipa PVC 16 mm m 3,0 Lokal
14 Klem besi sadel 36 mm Pcs 4 Lokal
15 Klem besi sadel 29 mm Pcs 18 Lokal
16 Klem besi sadel 16 mm Pcs 32 Lokal
17 Pasik palstik, fisher S6 mm Lokal
18 Pasik plastik, fisher S8 mm Lokal
19 Pasik plastik, fisher S10 mm Lokal
20 Skrup kayu 3,5 x 25 mm Pcs 100 Lokal
21 Skrup kayu 4 x 30 mm Pcs 50 Lokal
22 Skrup kayu 6 x40 mm Pcs 10 Lokal
23 M 4 x 20 round head (seng) Pcs 4 Lokal
24 Mur dan reng M 4 seng Pcs 4 Lokal
25 M 6 x 20 kepala bulat Pcs 10 Lokal
26 M 6 mur dan ring (seng) Pcs 10
27 Kabel NYM atau NYY Lokal
2
2,5 mm normal m 2
29 Kabel NYM atau NYY Lokal
6x1,5 mm2 m 18
30 Kabel NYM atau NYY Lokal
5x 1,5 mm2 m 3
31 kabel NYM atau NYY Lokal
2
4x1,5 mm m 8
32 Kabel NYM atau NYY Lokal
3x1,5 mm2 m 2 Import
33 KSV 14 mm untuk profil G Pcs 12 Import
xxxvii
Laporan Bengkel Listrik Semester IV
By Hendri Cahyono
34 KSV 12 mm untuk profil C Pcs 8 Tender
35 Penahan kabel 21 mm Pcs 2 Lokal
36 Penutup 21 mm Pcs 36 Import
37 Stop kontak 3 P + PE 16 A Pcs 5 Import
38 Steker untuk no 39 Pcs 10 Lokal
39 Stop kontak 3 P + PE 16 A Pcs 1 Lokal
40 Steker untuk no 39 Pcs 1
BAB IV
GAMBAR RANGKAIAN
xxxviii
Laporan Bengkel Listrik Semester IV
By Hendri Cahyono
BAB V
LANGKAH KERJA
xxxix
Laporan Bengkel Listrik Semester IV
By Hendri Cahyono
1. Mengambarkan diagram lokasi untuk instalasi tenaga pada lokasi yang
sebenarnya dan sesuai dengan ukurannya masing-masing.
2. Memasang semua peralatan instalasi tenaga pada tempat masing-masing.
3. Memasukan kabel kedalam pipa hingga kealat-alat yang digunakan.
4. Memasang kotak panel dengan komplit.
5. Merangkai semua peralatan instalasi sesuai dengan diagram instalasi tenaga.
6. Memasang semua peralatan dalam panel utama dan merangkai panel sesuai
dengan yang dibutuhkan.
7. Merangkain panel kontrol untuk rangkaian kontrol star – delta, DOL, dan
pembalik putaran motor.
8. Menguji rangkaian kontrol dengan menggunakan tegangan satu phasa.
9. Menganalisa dan memperbaiki bila terjadi kesalahan instalasi pada sistem
kontrol untuk instalasi tenaga.
10. Merapikan semua peralatan instalasi tenaga, apabila sudah siap melaporkan
kepada instruktur untuk diuji.
11. Menghubungkan rangkaian kontrol kebeban, dalam hal ini motor diganti
dengan lampu simulasi untuk menghidari kerusakan terhadap motor bila terjadi
kesalahan pada instalasi.
12. Menganalisa kembali guna untuk membuat laporan praktek.
13. Memberikan sumber tegangan sistem 3 phasa dan rangkaian siap di operasi.
14. Bila telah siap diperiksa oleh instruktur, membongkar rangkaian bila telah ada
izin dari instruktur.
15. Mengembalikan semua peralatan dan bahan yang telah dipinjam dengan
lengkap.
xl
Laporan Bengkel Listrik Semester IV
By Hendri Cahyono
BAB VI
ANALISIS
Praktek bengkel semester IV ini melakukan dua buah pekerjaan yaitu pekerjaan
untuk instalasi peneran dan pekerjaan untuk instalasi tenaga. Untuk memudahkan
dalam menganalisa rangkaian instalasi maka saya bagi menjadi dua kelompok yaitu
kelompok instalasi penerangan dan kelompok instalasi teneaga. Dalam praktek bengkel
semester IV ini banyak menggunakan panel, diantaranya panel utama yang mendapat
suplay sumber tegangan yang kemudian di suplay ke panel penerangan, panel kotrol
star – delta, panel pembalik putaran motor.
Didalam panel utama terdiri dari enam buah MCB 3 phasa, dan satu buah
kontaktor. Enam MCB tersebut masing – masing akan mengamankan yaitu Q1/F1
dengan nominal 35A sebagai MCB utama yang akan mengamankan lima MCB lainnya,
F2 untuk mengamankan pada panel penerangan dengan nominal 25A, F3 dengan
nominal 10A untuk mengamankan sistim DOL (Q3) yang menjalankan motor (M3), F4
dengan nominal 10 A untuk mengamankan sistim DOL yang menjalankan motor (M4),
F11 dengan nominal 10A untuk mengamankan panel star – delta, dan F13 dengan
nominal 10A untuk mengamankan penel kontol pembalik putaran motor. Tujuan
pembagian group ini adalah apabila pada salah satu group terjadi ganguan maka group
yang lainnya masih bisa tetap dijalankan/dioperasikan dan untuk lebih memudahkan
letak titik ganguan yang terjadi.
Pada rangkaian pembalik putaran ini terdapat penambahan S15 dan S14, pada
S15 terdapat tombol “NO” dua buah yang kemudian dihubungkan paralel dengan
tombol “NO” S1, dan satu buat tombol “NC” yang dihubungkan secara seri dengan
kontak NC pada TOR/F4R. Sedangkan S14 adalah limit swicht yang digunakan
adalah anak kontak “NC”. Penambahan ini bertujuan untuk menjalankan dan
mematikan motor M13 dari tempat yang berbeda.
xliv
Laporan Bengkel Listrik Semester IV
By Hendri Cahyono
BAB VII
PENUTUP
7.1 Simpulan
Setelah melakukan praktek bengkel listrik pada semester IV ini, mahasiswa
dapat mengambil beberapa simpulan antara lain :
a) Untuk instalasi penerangan, setiap kelompok instalasi penerangan harus
diamankan dengan pengamanan masing-masing.
b) Setiap rangkaian kontrol motor harus dapat diputuskan bila suatu saat terjadi
arus beban lebih. Oleh karena itu sumber untuk rangkaian kontrol harus
diambil dari kontak normally close (NC) pada thermal overload agar dapat
memutuskan rangkaian apabila thermal overload relay bekerja.
c) Untuk instalasi tenaga harus diberi pengaman tersendiri.
d) Setiap motor tiga phasa harus diamankan terhadap arus beban lebih.
e) Pembagian beban terhadap setiap hantaran phasa harus di buat seimbang, agar
tidak terjadi gangguan pada salah satu phasanya dan juga pada sistem
jaringannya.
f) Perubahan dari hubungan bintang ke segitiga dilakukan oleh ON–DELAY
secara otomatis.
xlv
Laporan Bengkel Listrik Semester IV
By Hendri Cahyono
b) Sebelum menerima peralatan praktek dari teknisi, sebaiknya peralatan harus di
cek trlebih dahulu keadaannya. Dan pengambilan bahan dan peralatan sebaiknya
jangan sekalian, melainkan sesuai dengan kebutuhan.
c) Dalam melaksanakan praktek mahasiswa dituntut supaya dapat menggunakan
alat-alat sesuai dengan fungsinya masing-masing alat tersebut.
d) Sebaiknya mahasiswa mengenal simbol-simbol listrik agar memudahkan dalam
memahami diagram lokasi dan pengawatan instalasi listrik.
e) Dalam pelaksanaan praktek ini di usahakan agar tidak sekali melanggar dari
ketetapan PUIL.
DAFTAR PUSTAKA
xlvii
Laporan Bengkel Listrik Semester IV
By Hendri Cahyono